Quantcast
Channel: annisast.com | Parenting Blogger Indonesia
Viewing all 727 articles
Browse latest View live

Review: Sabun Berpropolis Hygeia (3 Bulan Pemakaian)

$
0
0
[SPONSORED POST]



HAIIII!

Saya mau menunaikan janji postingan soal Hygeia yang dulu saya dateng launchingnya. Hyegia berbaik hati men-supply saya dengan produk selama 3 bulan untuk kemudian di-review. Tapi meski dikasih produk, aku jujur banget ya ini review-nya. Nggak dibuat-buat atau puja-puji belaka.

Karena apa? Karena aku suka beneran kok sama sabunnya. *throw confetti*





Yang bikin terharu sangat adalah, sabun ini cocok di Bebe. T_____T Bebe soalnya kulitnya mahal banget, so far dia cuma bisa pake 2 merek sabun bayi dan itu sabun bayi mahal aku sebal. Pernah di daycare dia ganti sabun, dan berhari-hari setelahnya kulit punggungnya panas kemudian ngelupas. SEDIH DEH.

Soalnya dia jadi nggak nyaman dan kulitnya kalau dipegang beneran kerasa panas. Makanya buat sabun bayi saya nggak mau macem-macem, harus paraben-free karena saya curiganya paraben lah yang bikin Bebe alergi. Soalnya cek aja deh, sabun-sabun bayi itu banyak yang berparaben aku sedihhhh. Make up aja sebisa mungkin kita cari yang paraben free kan, ini masa sabun bayi ada parabennya sih sebel.

Nah pas di acara launching Hygeia disebutkan kalau sabun ini amat untuk bayi. Bahkan bayi merah sekalipun. Saya deg-degan banget pas coba tapi kan ya harus dicoba lah ya. Karena enaknya satu sabun jadi bisa dipake rame-rame, Bebe nggak perlu pake sabun sendiri lagi. Dan ternyata ...

BEBE NGGAK ALERGI PAKE HYGEIA!

Sampai sekarang sehari-hari (kalau di rumah) Bebe masih pakai sabun Hygeia. LAF!

Wanginya pun nggak bikin enek. Wanginya samar-samar karena parfum yang dipakai sedikit banget. Sedikit yang penting ada wanginya. Dikutip dari website resmi, ini manfaat Hygeia body wash:



- Sabun anti mikroba alami

- Membantu mengurangi gejala kulit kulit bermasalah seperti ruam, gatal-gatal alergi dan juga pada penderita eczema/eksim.

- Membantu penyembuhan luka

- Mengurangi noda flek pada kulit

- Efektif mengurangi jerawat dan komedo, melawan proliferasi bakteri yang menyebabkan jerawat

- Menghilangkan sebum berlebih hingga kepori – pori

- Menjadikan kulit tetap halus dan lembut dengan pelembab alami

Di saya sendiri gimana?

Saya dan JG sih emang nggak ada alergi sih ya jadi so far so good lah. Di Bebe nggak alergi sama sekali. Kami juga nggak punya luka dan nggak ada flek gimana gitu di kulit. JG sih pake buat cuci muka sekali dan bersih kok.

Tapi kalau saya sendiri nggak pake buat muka karena muka saya kan isinya make up semua, agak nggak yakin sih jadi saya tetep double cleansing (grapeseed oil + facial foam). Untuk kulit halus dengan pelembab alami sih setuju banget, nggak bikin kering karena busanya juga sedikit jadi nggak berbuih-buih banget gitu.

Hygeia juga nggak pake pewarna, makanya di belakang botolnya ada range warna karena di tiap botol warnanya bisa beda-beda. Selama masih ada di range



Udah sih itu aja. Tersedia dua ukuran, botol kecil dan botol gede, 250 ml (Rp70 ribu) dan 500 ml (Rp110 ribu). Beli atau mau jadi distributor? Di sini infonya yaaa.

-ast-

#SelasaCantik: Vitacreme B12 VitaBlanc Lightening Beauty Cream & Day Cream Sun Protection Review

$
0
0
[SPONSORED POST]


HOLAAAA!

Beberapa minggu lalu, saya dikirimi dua produk dari Sociolla. Pas dibuka kaget banget karena dikasih full size produk yang lagi hits banget yaitu Vitacreme B12. Produknya yaitu VitaBlanc Lightening Beauty Cream dan Day Cream Sun Protection SPF30+++.

SENAAANGGG!

Tapi dalam sebulan ini aku baru pake yang sun protection aja hahahaha karena masih punya pelembab lain jadi aku habiskan dulu. Ini disayang-sayang aja lol. Belum aku buka karena sayaaangg, buat nanti aja kalau pelembab yang ini udah habis. Soalnya liat foto before-after orang lain kentara banget hasilnya kulit jadi kenceng dan glowing. :D

Yang sun protection aku udah pake pas lagi lari ke Senayan atau ke car free day, karena biasanya aku nggak pake make up apapun kalau lari jadi cuma pakai sunblock aja. Kebetulan banget dikasih karena lagi nggak punya hahahaha. Sehari-hari make up aku rata-rata udah mengandung sunscreen jadi ini dipake pas lagi nggak pake make up aja.

So far so good loh, nggak bikin oily dan nggak berkilau atau white cast kaya layaknya sunscreen/sunblock. Melembabkan juga. Ayolah kita bedah satu per satu, apa itu VitaBlanc Lightening Beauty Cream dan Day Cream Sun Protection SPF30+++.


Vitacreme B12 VitaBlanc Lightening Beauty Cream




Ini pas aku dapet nggak yakin kalau ini skin care lol. Nggak ada cantik-cantiknya. Bentuknya asli pasta gigi banget dan kaya salep gitu cuma gede. Salep gede bayangkan. Tapi rapi sih, masih di-seal, nggak kaya hand cream toko sebelah yang bentuknya kaya odol juga tapi nggak di-seal, kan geli udah dicoba orang lain ya.

Klaimnya mencerahkan, meratakan warna kulit, dan meng-glowing-kan kulit serta mengencangkan ya makanya aku kepo banget. Dari penjelasan di kertas produknya:

"Formulated with precious substances selected for their lightening and clarifying virtues, it favours a progressive lightening of the skin, prevents the formation of pigmentation spots, evens the complexion giving it a new luminosity. The skin will look more beautiful and you will get lighter and an even complexion"


Ngeces nggakkkk? Ini bisa digunakan sebagai krim siang atau krim malam. Bebas!

Beli di sini yaaa: http://bit.ly/1RMTULF


Vitacreme B12 Day Cream Sun Protection SPF30+++




Nah ini yang kedua. Jelas ya gunanya untuk pemakaian siang aja, SPF30+++ anti-aging, antioksidan, dan waterproof. Woohhh, pas kemarin pake aku belum tau kalau ini ternyata waterproof, pantes dipake lari tetep stay. Pengen coba dipake berenang deh jadinya.

Klaimnya ultra moisturizing karena diformulasikan dengan vitamin B5, C, E, dan B12. Dari penjelasan kertas produknya:

"Anti-ageing, antioxidant, ultra moisturizing and waterproof, this innovative Day Cream is formulated with an ideal combination of vitamins (B5, C, E and B12 « cyanocobalamin ») and UVA-UVB solar filters. This unique combination of active ingredients keeps the skin well moisturized and protects it against the harmful effects of the sun. Thanks to the antioxidant action of the vitamin E, this beauty cream helps to prevent premature skin ageing and wrinkles formation caused by sunbeams. Ideal for everyday use, it also protects the skin from external agressions such as pollution. It’s soothing and nourishing properties helps the skin to recover its firmness, softness and elasticity."

Ini bisa digunakan setiap pagi sebagai moisturizer atau make up base ATAU 15 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan.

Beli di sini yaaa: http://bit.ly/1RDopHv

*

Kedua produk ini bisa digabung dengan produk brand lain jadi nggak perlu khawatir. Kenapa bisa canggih banget? Karena semuanya mengandung vitamin B12. Dari penelitian, pemakaian vitamin B12 yang rutin dan terus-menerus bisa meregenerasi kulit. Keriput dan lipatan berkurang, kulit terasa lebih elastis dan supple, juga lembab dan menghilangkan dry patch.

Kalau mau beli di Sociolla, pake kode voucher STEVIANI50 untuk dapat diskon 50ribu ya!


See you on my next post!

-ast-

#SassyThursday: Pakaian Perempuan dan Mata Laki-laki

$
0
0




Yah, jadi saya sebenarnya malas bahas ini karena sudah terlalu lelah dengan hiruk-pikuk social media yang juga membahas ini. Tapi Nahla bilang kita juga harus menulis karena semakin banyak yang menulis, semakin banyak yang bisa terbukakan. Ya semoga.

Baca punya Nahla di sini:


Jadi ini semua karena Yuyun. Saya sedih sekali baca beritanya. Remaja 14 tahun, tidak punya salah apa-apa, harus meninggal mengenaskan dalam kondisi yang sama sekali tidak manusiawi. Dan gilanya, keempatbelas pelaku diberitakan tidak tampak menyesal saat penyidikan. Mereka tertawa-tawa satu sama lain, di kantor polisi, setelah memperkosa dan membunuh manusia lain. Sakit jiwa kok sama-sama?

Saya khawatir sekali karena pertama, saya punya anak laki-laki. Saya jadi merasa diingatkan kalau saya punya tanggung jawab lebih karena bagaimana dia memperlakukan perempuan, adalah peer saya sejak saat ini.


Karena yang saya rasakan, perempuan harus terbiasa "dilecehkan". Sesimpel disuit-suit cowok-cowok yang nongkrong padahal baju udah ketutup rapi rapat dari atas ke bawah. Dan kesalnya, cowok-cowok itu tidak merasa bahwa hal itu adalah bagian dari pelecehan. Tak heran ketika di bawah pengaruh alkohol, pelecehan itu menjadi sesuatu yang lebih besar: perkosaan sampai pembunuhan.

Tapi dunia ini memang milik laki-laki, ketika kasus Yuyun mulai mencuat, masih saja ada yang mempertanyakan: anaknya kegenitan kali? bajunya seksi kali?

WHATTHEFVCK.

Kenapa ga bisa langsung terima fakta bahwa ada 14 remaja tidak bisa mengendalikan diri sampai mengorbankan satu nyawa?

Bahkan perempuan berbaju seksi tidak lantas "berhak" diperkosa. Seperti juga perempuan bercadar berhak makan ditutupi tirai.

Pakaian perempuan "mengundang". Secemen itukah kalian para lelaki?

Mengapa mengajari anak perempuan untuk menutup aurat dan bukannya (juga) mengajari anak laki-laki kalau setiap perempuan punya pilihan untuk memakai baju yang mereka sukai. Seperti para laki-laki juga berhak memilih pakaian yang mereka sukai.

Adakah yang terpikir bahwa ada missing link di sini?

Karena perempuan diajari untuk senantiasa menjaga diri tapi laki-laki tidak diajari untuk bersikap baik pada perempuan. Seberapa banyak laki-laki yang membuka atau menahankan pintu agar terbuka untuk kalian para perempuan?

Seberapa banyak yang memberi tempat duduk di kereta atau TransJakarta? Seberapa banyak yang tidak menyerobot antrian saat akan membeli rokok di minimarket?

Manja? BUKAN MANJA. Itu etika.

Bersikap sopan pada perempuan, pada orang yang lebih tua itu bukan sok gentle, TAPI MEMANG GENTLE. Dan laki-laki harus diajari bagaimana caranya menjadi gentleman. Bukannya dibiarkan tumbuh sendirian dan tidak sadar kalau mengintip dalam rok perempuan dengan rautan pensil bercermin itu TIDAK SOPAN. Tidak sadar dan tidak ada yang menyadarkan.

Saya tumbuh dengan teman-teman SD yang seperti itu. Yang menganggap mengintip dan menyingkap rok perempuan adalah hal lucu. Entah ke mana mereka sekarang. Karena itu sama sekali tidak lucu, bahkan ketika dikemas dalam bentuk nostalgia generasi 90an. Bahkan dinilai hanya sebagai bentuk "kejahilan" oleh website ini.

Itu bukan jahil, itu nggak sopan dan nggak tau aturan. Mengintip rok perempuan kok jahil, mengintip toilet apa jahil juga?

Dan jangan lupakan comic slash YouTube star yang terang-terangan tanpa dosa bertanya ukuran bra pada orang tidak dikenal. Ia tak menganggap itu aneh, ia menganggap itu lumrah. Dan karena para perempuan terbiasa dilecehkan, mereka tidak tersinggung padahal mereka berhak sekali untuk tersinggung karena yang Kemal lakukan sangat kurang ajar.

Jadi intinya peer saya sekarang adalah menanamkan sejak dini kalau perempuan dan laki-laki itu berbeda. Bahwa sebagai laki-laki, ia harus jadi laki-laki yang tidak melecehkan perempuan dalam bentuk apapun. Yang memperlakukan semua perempuan sama sopannya walaupun yang satu pakai tank top dan satu lagi bercadar.

Semoga.

-ast-

#FAMILYTALK: How are we gonna raise our kids?

$
0
0


Pertanyaan terbesar saat tahu hamil: Bebe akan dibesarkan dengan cara apa? Apakah dengan cubitan dan sentilan? Apakah dengan alasan kunci "because mom said so"? Apakah dengan berjuta larangan?

Sejak hamil, saya dan JG sudah membuat rencana akan "membentuk" Bebe menjadi pribadi yang seperti apa. Harus begini harus begitu, harus bisa ini harus bisa itu.

Baca punya Isti di sini:

Saat itu saya belum sadar sama sekali kalau anak adalah individu sendiri yang terpisah dari orangtuanya. Ternyata di usia belum 2 tahun, anak sudah bisa mengambil keputusan sendiri. Tinggal kita sebagai orangtua, akan diapakan pilihan anak itu?



Ini beberapa poin penting yang sejak Bebe bayi, sampai sekarang kami pegang teguh dalam berkomunikasi dengan Bebe:

1. Menangis itu tidak apa-apa

Bebe bukan anak yang saat menangis langsung dilakukan segala cara agar nangisnya berhenti. Menangis adalah reaksi natural dari rasa sedih atau kecewa, maka menangis itu tidak apa-apa.

Jadi misal Bebe ingin makan es krim padahal sudah habis satu cup, saya larang dan dia nangis. Biarkan saja nangis. Jelaskan "Bebe kecewa kan karena tidak diberi es krim, jadi boleh nangis aja, ibu tunggu."

Kadang nangisnya heboh sambil pukul-pukul muka saya, ya saya yang tadinya tidak emosi jadi emosi dong. Tapi pas konsultasi sama psikolog, kata psikolog itu bagian dari emosi yang belum cukup dikeluarkan lewat tangisan. Dia belum tahu memukul itu tidak baik jadi ya dilakukan. Biasanya saya langsung bilang tegas: "Kenapa pukul?! Tidak pukul-pukul ya!"

Tapi semakin ke sini semakin jarang terjadi, Bebe semakin jarang menangis, semakin jarang tantrum. Kalaupun tantrum, dia tidak menangis dan tidak pernah lama. Cuma manyun aja, kadang guling-guling di lantai. lol

Kenapa? Karena emosinya terluapkan, setelah menangis dia lebih tenang. Bahkan langsung minta dipeluk, artinya dia sudah "memaafkan" saya.

Harapannya, setelah dewasa ia tidak jadi orang yang selalu memendam emosi. Ia bisa mengungkapkan perasaan pada orang terdekatnya.

2. Takut dan tidak bisa

Meski tidak pernah ditakut-takuti, rasa takut itu ternyata secara natural juga didevelop di otak anak. Ngeliat ondel-ondel (yang suka ngamen di jalan ituloh) naturally dia bilang "Xylo takut!", ngeliat semut dia kabur, akhirnya semua dialihkan dengan kata "baik"

"Tidak perlu takut ondel-ondel, ondel-ondel baik!" -- berkali-kali ngomong begini sampai suatu hari turun dari mobil dan salaman dengan ondel-ondel.

"Semut tidak apa-apa, semut baik!" -- ngomong gini sambil menunjukkan semut bisa merayap di jari kita. Sampai sekarang kalau lihat semut Bebe selalu bilang: "Ibu! Semut baik! Semut baik!"

(Baca: 10 Kebohongan yang Sering Saya Ucapkan pada Anak Saya)

Begitu pula dengan kata-kata yang sering Bebe bilang: "Nggak bisa! Susah!" Kalau sebenernya dia bisa dan kurang usaha, kami pasti bilang: "Bisaaa, pasti bisa kok! Ayo coba lagi!"

Meskipun butuh waktu lama untuk menyelesaikannya, harapannya dia mengerti kalau dia diberi kepercayaan untuk mengerjakan sesuatu sendiri dan jangan mudah menyerah. Juga untuk menanamkan sikap positif.

3. Mengambil keputusan

Dari sejak Bebe kecil, dia selalu diberi pilihan. Mau baca buku yang mana? Mau main apa? Mau susu rasa apa? Mau mandi dulu atau minum susu dulu? Mau beli donat yang rasa apa?

Dan kalau udah dikasih pilihan, ya diturutin dong pilihannya. Ini penting banget karena banyak orang dewasa yang struggling banget dalam pengambilan keputusan, seperti JG.

JG dari kecil hidupnya lurus, nurut orangtua, dan sialnya, tidak pernah diberi pilihan. Sekolah di mana, jurusan saat SMA, kuliah di mana. Bahkan sesimpel ingin beli tas yang mana, semua dipilihkan orangtua. Sampai sekarang sulit sekali mengambil keputusan. It's worth a separate blog post so let's talk about this later ya!

Intinya saya ingin Bebe bisa mengambil keputusan, bisa tau apa yang dia mau dan mengungkapkannya, terbiasa mengeluarkan pendapat. Ini penting untuk survive di masa depan.

4. Sayang keluarga

Bebe di masa depan harus seperti JG yang tiap hari nelepon ibunya. *posesif* T________T

Dan saya percaya sayang itu harus diucapkan dan dilakukan jadi setiap turun dari mobil, saya dan JG cium-cium pipi Bebe. Saya juga sering bilang "ibu sayang Bebe, Bebe sayang ibu?" Dia belum ngerti tapi saya yakin nggak lama lagi dia akan ngerti.

Kami juga mengajari untuk peluk. Kalau sudah berbuat salah harus minta maaf dan peluk. Di saat-saat random pun suka meluk, akhirnya Bebe pun melakukan hal yang sama. Tiba-tiba meluk atau "sayang" ibu (ngelus-ngelus). *leleh*

Kami juga mengajari harus sayang teman-teman, terutama yang lebih kecil. Jadinya kalau liat bayi, Bebe otomatis ngelus-ngelus atau cium pipinya. Anakku lovable banget. <3

5. To accept differences. To appreciate others choices.

Belajar dari orang-orang kampret yang nggak terima perbedaan, Bebe HARUS bisa menerima perbedaan, harus bisa menghargai pilihan orang lain.

Ini masih peer karena belum terpapar langsung sih dengan kondisi kaya gini. So far cuma dari nonton Babies aja.

(Baca: Ini Tontonan Favorit Bebe)

6. Menghargai perempuan

Setelah kasus kemarin itu, saya lagi proses mengajari Bebe konsep perempuan dan laki-laki. Susah! Belum ngerti banget, tapi minimal dia sudah dikenalkan lah bahwa ada laki-laki, ada perempuan. Dia dan JG laki-laki, ibu perempuan.

Ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada ibu karena ibu perempuan, seperti duduk di perut ibu, atau gelut-gelutan. Bebe duduk di perut saya, ya berat tapi ga seberat itu juga kan. Tapi maunya, dia tahu ada hal-hal "kasar" yang tidak bisa dia lakukan pada perempuan.

Dan dia seharusnya mengerti karena anaknya memang pada dasarnya sweet banget. Di mall, dia ingin digendong, kemudian saya gendong. Nggak berapa lama ...

Bebe: "Gendong appa ajah, (kasian) ibu berat"

Runtuh ga sih? *cium-cium Bebe*

*

Looks fun and easy? It's not. Having kids is NEVER easy. It takes a lot of hard work, it's super exhausting, emotionally and physically. But seeing him now, we know it's totally worth it. :)

-ast-

Membedah Ada Apa dengan Cinta? 2

$
0
0
[Long post. 100% curhat. Spoiler alert.]



Setelah drama batal nonton di hari pertama, gue akhirnya nonton Ada Apa dengan Cinta?2 maraton dengan Civil War minggu lalu di Bandung. Setelah nonton, kami (gue dan JG) terserak-serak, hati tercerai berai. Malemnya kembali nonton berdua AADC yang pertama dan masih tersenyum-kampret nontonnya. :')))

Ini notesnya karena gue harus nulis ini. HARUS.

Susah move on? Kenapa?

Kenapa sih banyak yang susah move on dari AADC 2? Karena inget mantan? Gue 100% enggak. JG juga (ngakunya) enggak lolol.

Karena apa, karena dulu pas nonton belum punya pacar. Waktu itu kelas 3 SMP dan ga kepikiran pacaran. Jadi asliii gue nonton 2x, sekali sama sepupu sekali lagi sama geng SMP plus ratusan kali tonton ulang sama temen-temen kuliah.



(Pernah dibahas di sini, betapa AADC punya peran besar di hidup gue)

Jadi buat gue, AADC bukan sepenuhnya tentang Rangga dan Cinta. Tapi juga tentang pertemanan. Gue beneran ngerasa jadi bagian genk Cinta. *brb potong poni* *kalau ga jilbaban abis nonton gue kayanya langsung potong rambut kaya disas lol* *obsessed*

Iya bener gue ngerasa jadi bagian genk Cinta *padahal siapa ngana*. Level pas adegan doa buat Alya, gue berlinang air mata. Tiap nama Alya disebut, gue sesek sedih gitu. Kaya diingetin sama seseorang yang kita sayang dan udah nggak ada. T______T

Puisi

Di tiap puisi yang dibacakan, gue pengen bubar rasanya gali lubang terus mengubur diri. Baik di film pertama maupun kedua. Kenapa ya?



Karena gue suka nulis puisi? IYA GUE SUKA NULIS PUISI. DAN JG JUGA SUKA NULIS PUISI. Dulu Twitter dia isinya banyak puisi, sekarang aja nggak lolol. Marriage ruins us HAHA. Kami memang pasangan random tolonglah mengerti. Dan puisi-puisi AADC itu sialan banget meskipun tbh gue lebih suka puisi di film pertama.

Puisi di film pertama gue suka semua dan hafal semua. Di film kedua ini favorit ya puisi "Tidak Ada New York Hari Ini". Di buku, ini puisi pertama dan pas baca langsung mau nangis. Apalagi di endingnya:

"Kau yang panas di kening, kau yang dingin dikenang"


HUHUHUHUHUHUUHUHUHUHU.

Nah tapi menurut gue, puisi di film kedua kalau bukan Rangga yang baca rada kurang gitu. Jadi pas baca buku puisinya, tolong pake narasi suara Nicholas Saputra. Puisinya kurang "Rangga", terlalu beda sama film pertama. Nggak jelek, tapi nggak Rangga.

ENIWEI AKU UDAH PUNYA LOHHH BUKUNYA PADAHAL NGGAK PRE ORDER. Soalnya kantor kan sebelah kantor pusat Kompas-Gramedia lol. Terus pas minggu lalu ada info restock, detik itu juga lari ke sebelah. Di sana bertumpuk-tumpuk buku "Tidak Ada New York Hari Ini" ... dan semuanya pesenan orang.

Sisa sekitar 8 buku dan aku kebagian! HAPPY!

Cinta

Cinta masih gengsian dan aku laff banget <3. Dia anak kedua tapi bisa menentukan pilihan dalam hidup which agak jarang di dunia nyata. Coba ada masukan dari para anak kedua?

Anak kedua biasanya agak sulit ambil keputusan, bingung sama passion. Cinta nggak keduanya.

Dan badan Dian Sastro berubah banget. Even Dian Sastro bentuk badan berubah setelah punya anak. Di film pertama badannya jam pasir banget, di sini kotak lol. Tapi apapun itu aku tetap cinta. XD

Terus Dian tambah cantik amaaattt. Pas nonton film pertama, entah kenapa semuanya pada pake lipbalm keluar garis bibir gitu sih. Di film kedua semuanya cantik huhu. Natural banget adegan benerin rambut, benerin lipstik. <3

Genk Cinta
source: Instagram Titi Kamal

MAURA IS TOO PRETTY. PLUS WITH THOSE DESIGNER'S STUFFS, SHE'S FAB AF!

Tiap mereka ngumpul berempat, gue ngeliatnya Titi Kamal terus masa. Bahkan bersebelahan dengan Dian Sastro pun Titi glowing banget deymmmmm. Cantik parah.

Sissy aka Milly masih cocok banget dengan image oon tapi ga se-blur waktu SMA. Dan aktingnya jadi natural banget, Milly SMA aktingnya kurang natural sih menurut gue. But Milly is still Milly The Clown!

Terus karena nikah sama Mamet, mereka jadi pasangan yang lucu banget! Great idea banget bikin Mamet nikah sama Milly karena kalau nggak, agak susah masukin si Mamet ke dalam cerita ya ga sih?

Carmen kaya pemake beneran jago banget aktingnya. Untung gue tau doi anaknya sehat banget gitu kalau nggak, bener lah kaya orang stres beneran. Dan alisnya always on fleek! Sulam alis banget!

Mereka ini, seperti juga Disas, pake baju sehari-hari mereka banget nggak sih. Kalau pada follow Instagram dan Snapchat-nya pasti tau banget ini baju kaya koleksi pribadi semua. Tasnya, sepatunya, kaya punya masing-masing semua deh.

Rangga



I'm not a fan of Nicholas Saputra jadi nggak mesem-mesem gitu nontonnya kaya yang lain-lain. Okelah, di antara drama Carmen ditinggal suami selingkuh dan Cinta yang nggak sanggup menata hati *kaya gue abis nonton wtf*, gue seneng sih Rangga punya keluarga lagi.

Di film pertama dia tampak depresi banget soalnya. Meskipun nggak kejawab kaya bapaknya kenapa meninggal di Indonesia? Kenapa bapaknya pulang ke Indonesia sementara Rangga stays di sana?

Plus cool banget sih dia punya coffee shop huh why so perfect. Ganteng, penulis berbakat, punya coffee shop, hobi fotografi. Sungguh imaji anak muda hipster masa kini.

Rangga vs Trian

Gue seneng ada kalimat Rangga soal Trian:

"Pengusaha muda? Pasti udah kaya dari lahir ya?"

*cue wajah Indraguna Sutowo lolol*

Tapi Triannya Ario Bayu banget sih kan aku sebenernya jadi nggak bisa nolak! Tapi di sisi lain, si Cinta udah tau beda kesukaan, kenapa dipacarin sih? Sastra dan karya seni kan passionnya banget, minimal pacaran sama yang mau berusaha ngerti lah. Ini hah hoh banget sama urusan seni.

"Untung ya aku nggak ikut (ke Yogya), bisa-bisa aku kaya Milly nggak tau apa-apa."

Lha. Kumaha mau nikah? Tiap ada acara seni nggak bakal ikut selamanya gitu? Aku sih no.

Jadi kalau dari sisi itu gue setuju Cinta putus sama Trian. Tapi soal balikan sama mantan SMA? Are you sure? We are not the same person we were on high school.

(Baca postingan tentang SMA dan perubahan hidup di sini)

Putus sama Trian, nggak usah balikan sama Rangga. Udalaahhh, kemarin selama di Yogya itu deg-degan karena lo cheating. Cinta 90% nervous ketemu Rangga karena dalam kondisi pake cincin dari orang lain. Kalau nggak? Belum tentu se-excited itu lol.

The scenes

Film zaman sekarang mah Instagram-able harus banget ya. Kasarnya di adegan mana pun di-pause, layak di Instagramkan. *cemen levelnya Instagram*

Scene-scenenya oke sih, gue suka tonenya yang "Yogya" plus Kill the DJ pecah banget! Dan kampretnya semua dibikin nostalgic amaaaattt!


Kaya adegan Mamet anter ke bandara dan di mobil diceng-cengin karena dulu cinta mati sama Cinta itu natural banget kan kalau sama temen-temen, Cinta pergi dari Rangga terus balik lagi itu dari scene Kwitang. Kata-kata "kamu kalau lagi bingung blablabla" diingatkan kembali, Cinta masih senang nanya "lalu?", dan masih banyak lah yang scene ulangan dari AADC yang pertama. Itu sakses banget bikin nostalgic feelingnya muncul.

Tapi adegan tampar lame banget nggak sih. Terus tamparnya pelan gitu tapi kata Rangga sakit. Cih.

Terus buat yang nanya sinis: Cinta staminanya kuat banget ya seharian jalan-jalan. NGGAK PERNAH JATUH CINTA AMAT?

And the Kissing scene

OH KISSING WITH THAT CHEATING FEELING LOLOL. NUFF SAID.

The whole story

Biasa ajah HAHAHAHHAHAHAHA Ya udah sih storynya nggak ada yang ngagetin. Nggak bikin termehek-mehek, kalau nggak ada puisi, nggak bikin jedar juga.

Ini film nostalgia aja, nothing's special untuk yang nggak punya kenangan apa-apa. Dan karena buat gue AADC bukan film romantis, jadi ya nggak expect adegan romantis full gitu. Ini film tentang kehidupan, tentang persahabatan, jatuh cinta jadi salah satu bagiannya. Maka ...

Menurut kalian AADC nggak seru?

You're too old or too young. Kayanya bisa dinikmati sama yang lahirnya maksimal 5 tahun ke atas dan ke bawah dari tahun 1986 deh. Iya kan mereka ceritanya lahir tahun 86. Which satu angkatan sama JG dan sekolahnya di atas gue setahun.

Makanya kami berdua relate banget sama ceritanya. Jadi nostalgic banget sekaligus mikirin kehidupan kita sekarang. Ada yang hamil, ada yang udah punya anak 3, dan sebagainya.

Ya gimana mau relate kalau pas AADC pertama rilis, gue nonton sama temen-temen SMP, lagi seru-serunya temenan, sekolah, ngeceng, sementara kalian udah nikah bahkan mungkin udah punya anak? This movie is not for you. :)

Buat gue sendiri karena ceritanya dibikin nostalgic jadinya senyum-senyum bangke dan nangis-nangis terharu gitu. Sialan bangetlah. Tapi kalau penonton baru, anak muda yang nggak nonton film pertamanya mungkin nggak bakal seru ya.

Karena anak zaman sekarang kalau jatuh cinta masih puisi-an nggak sih? Yakin nggak bikin art di Snapchat aja pake emoji?

Terus banyak yang mengeluhkan placement ads yang "kasar". No problem sih menurut gue. Karena semua produknya memang diendorse sama Dian di dunia nyata, jadi tampak nyata banget. Ya kaya gue memang expect Dian pake L'oreal terus lah karena dia ambassadornya.

Terus adegan minum Aqua, gue sih kalau beli air mineral hampir selalu Aqua jadi ya itu tampak natural juga. Nggak ganggu kok. Sekali lagi, ini film buat yang ngefans doang! Yang ngga ngefans nggak boleh nonton! HAHAHAHAHAHAHA

Itu aja sih? Apalagi?

-ast-

#SassyThursday: The Peer Pressure

$
0
0

Jadi kemarin ada satu artikel BuzzFeed yang menarik banget. Tentang bagaimana kaum millennials di India yang punya mobil trendi, makan di tempat hits, tapi mereka kelaparan. Mereka nggak sanggup beli makan siang atau makan malem karena uangnya habis untuk ikut trend. Kenapa itu terjadi?

Baca punya Nahla di sini:

Iya, salah satunya karena pressure dari lingkungan. Saya bilang salah satunya karena banyak, ada juga yang memang tidak bisa menahan diri untuk beli branded items padahal harganya 3/4 gaji. Biar gaya aja, padahal temen-temennya mah sederhana, kerja juga nggak, mau pamerin itu tas di mana? Instagram?


Tapi itu kan udah dua hal yang beda ya, yang mau dibahas di sini adalah pressure dari lingkungan.

Ini mungkin memberi insight:



Yes, orang bisa dengan mudah judge:

"lagian nggak bisa nahan diri"

"gue sih ogah ya nongkrong di kafe tapi besoknya kelaparan"

"aneh deh ada yang lebih pilih cicil mobil daripada makan"

Percayalah orang yang judge kaya gitu pasti nggak ada di posisi yang sama. :)

Di kantor saya yang dulu, peer pressure ini lumayan kerasa. But we're all young and free, fresh graduates with our own money. Nggak ada yang nikah apalagi punya anak. Sepatu harganya setengah gaji, tiap sore bareng-bareng makan Indomie, tapi tetep aja haha hihi hepi. *wtf it's rhymes*

Karena hepi, jadi nggak berasa ada pressure sih. Yang berasa adalah susah nabung uang aja, karena nabung itu pasti ada tujuannya, dari beli iPhone sampai liburan. Hahahahaha. Nggak pernah nggak makan banget juga sih cuma ya seminggu menjelang gajian udah nggak jajan aja, makan di warteg yang murah aja. Kangen amat masa-masa itu. :')

Di kantor yang sekarang, udah nggak sama sekali. Mungkin karena sayanya juga udah nikah dan punya anak jadi mau nggak mau punya pos-pos sendiri untuk pengeluaran. Udah nggak pernah lah makan Indomie atau rebus telor doang karena bokek. Makan Indomie ya karena Indomie itu enak. Indomie boleh loh kalau mau sponsorin aku. -________-

(Baca: Tahap-tahap Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak)

Tapi ya peer pressure itu nyata. Saya nggak tahu kalau ibu rumah tangga ya, suka ngerasa ada peer pressure nggak sih? Suka kali ya kalau tetangga punya barang baru ada yang suka jadi kepengen punya juga?

Kalau kerja apalagi yang mobile, ketemu klien, meeting di luar kantor terus, itu mau nggak mau emang harus tampil keren sih. Karena kita merepresentasikan company kita, masa iya kerja di A yang reputable tapi karyawannya dekil. Nggak mungkin. Tapi sedihnya di satu sisi, banyak juga reputable company yang nggak bayar layak agar si karyawan nggak dekil.

Di dunia blogger juga gitu. Kalau mau gathering pasti sibuk dong pilih pake baju apa, pake make up kaya apa, bawa tas yang mana, pake sepatu apa. Karena kalau ketemu yang lain terus kitanya dekil sendiri kan nggak enak diliat ya.

Apalagi yang menyebabkan orang lebih pengen keliatan keren dan lebih baik kelaparan?

Perubahan gaya hidup juga bisa jadi salah satunya. Misal pas kuliah bawa mobil terus, makan di kafe terus, belanja-belanja terus ya karena dikasih uang jajan kan. Zonk amat pas lulus kuliah ternyata gaji fresh graduate lebih kecil dari uang jajan sebulan. Jadinya nggak siap dong, in the end beli bensin tetep minta sama orangtua, untuk mobil yang mereka kasih buat kita. Sedih ya sama standar gaji di Indonesia. :(

Dan kadang secara nggak sadar banyak loh yang tertekan sama lingkungan tapi nggak sadar. Kaya status yang beredar belakangan ini karena AADC:

"Kok aku nggak tertarik ya nonton AADC?" atau "Biarlah dibilang aneh, nggak pengen sih nonton AADC"

(Baca: Membedah Ada Apa dengan Cinta? 2)

Ya kalau nggak tertarik atau nggak pengen ya memang nggak perlu nonton kan. Kenapa jadi merasa "beda" dan nulis status semacam itu? Itu karena merasa ada pressure dari lingkungan untuk ikut nonton juga kalau nggak mau ketinggalan. Karena nggak pengen jadi defense "kok nggak pengen ya?" Ya nggak apa-apa juga kalau nggak pengen mah. XD

The left-out and the me-too feeling. Duh kalau nggak punya tas anu nanti nggak trendi, orang punya masa saya nggak punya?

Salah nggak sih kalau kebawa arus kaya gitu?

Buat saya sih tergantung ya. Selama masih single dan nggak punya tanggungan apa-apa sih nggak apa-apa. Belanja ngabisin setengah gaji di minggu pertama gajian, terus minggu-minggu berikutnya irit-irit. Nggak apa-apa banget, nikmati hidup. Nggak bakal kejadian lagi kalau udah punya anak mah.

Kalau udah punya anak terus masih kaya gitu baru big NO ya. Harus siapinlah minimal dana pendidikan anak. Belanja saya berkurang banyak sekali setelah punya anak. Bukan karena saya nggak mau (ada ibu-ibu uang hilang nafsu belanja untuk diri sendiri dan belanjain buat anak terus), tapi karena tiba-tiba jadi ada pos yang sebelumnya nggak ada. Kaya bayar daycare dan tabungan pendidikan.

Yang udah kelewatan kalau jadi pinjem uang sana sini. Atau utang kartu kredit dan bayar minimumnya tiap bulan. Jangan sampai deh. Bayar minimun cc tiap bulan itu sama dengan mati perlahan. Kalau punya utang cc yang bayarlah.

(Baca tentang kartu kredit di sini)

Kadang saya mempertanyakan, apa saya ya yang jadi pressure orang-orang di sekitar saya? Entah berapa orang di kantor yang jadi pake skin care sama kaya yang saya pake, lipstik, pensil alis? LOL MAAFKAN GAESSSS!

Kalian gimana? Punya cerita peer pressure yang bikin bokek?

-ast-

#FAMILYTALK: Merayakan Ulang Tahun Anak

$
0
0
 
Jadi yah, sudah bulan Mei. Kurang dari satu bulan lagi Bebe akan berulang tahun yang kedua. Dan saya belum menyiapkan apa-apa. Iya, entah belum entah tidak akan. Tidak seperti tahun lalu.

Baca punya Isti di sini:


Tahun lalu saya sangat niat ingin merayakan ulang tahun Bebe karena ulang tahun pertama itu yaaa, spesial aja kan. Yang pertama selalu spesial. Hahahaha. Dari dua bulan sebelumnya udah pesan pouch ini untuk dikasih ke keluarga, temen-temen kantor saya dan JG, temen-temen daycare Bebe, ya pokoknya orang yang ditemui sehari-hari. Sampai sekarang masih kepake laff banget. <3



Tapi tahun ini, tiga minggu menjelang ulang tahun, nggak menyiapkan apa-apa. Karena nggak tahu mau ngapain. I mean, saya bukan tipe yang pengen bikin pesta gitu. Saya suka sih dateng pesta ulang tahun anak yang tematik Instagram-able gitu tapi kalau bikin sendiri mah waduh, nggak kuat sama effort-nya. Mau bayar party organizer juga kok ya sayang.

Ya maklum, nikah aja ogah resepsi, apalagi ulang tahun doang ya kan. Jadi ya intinya belum tau mau ngapain tahun ini. Pengen bikin giveaway lagi sih tapi sampai sekarang masih nggak tahu juga hadiahnya apa. Duplo atau Lego gitu kali ya? Anyone? Ada yang mau sponsorin? HAHAHAHAHAHA.

(Baca: Ulang Tahun Bebe yang Pertama)
Padahal ya saya dan adik-adik saya SELALU merayakan ulang tahun tanpa putus sampai masuk SD. Dari umur 1 sampai masuk SD, ibu saya selalu bikin pesta ulang tahun di rumah, tiup lilin pakai baju baru, undang semua tetangga. Pas TK saya dibuatkan pesta ulang tahun di sekolah. Sekolah libur karena saya ulang tahun. SUPER. Pas SD selalu bawa makanan ke sekolah kalau lagi ulang tahun, SMP dan SMA selalu traktir semua teman pas ulang tahun.

Sampai sekarang keluarga saya tipe yang merayakan ulang tahun hanya dengan makan di luar sih. Yang mana nggak terlalu istimewa juga karena ibu saya itu jarang masak jadi memang kami sering makan di luar. Hampir pasti tiap saya atau adik saya pulang ke Bandung, ya kami makan di luar. Jadi ulang tahun atau nggak, nggak ada bedanya LOL.

Saya sendiri sekarang bingung kenapa ya nggak nafsu amat nyiapin ulang tahun Bebe? Suka jadi dapet pressure kalau lihat ibu-ibu lain JAHIT BAJU dan BIKIN KUE sendiri pas anaknya ulang tahun ohmai aku merasa gagal. Apa mungkin karena Bebe belum ngerti kali ya? Jadi aku merasa sia-sia. Hahahaha.

(Baca: Tentang Memberi yang Terbaik untuk Anak)

Tapi tetep kok, saya ingin membuat sesuatu yang spesial di ulang tahun Bebe meski tanpa merayakannya dengan pesta. Yah nanti ajalah di tanggalnya ya. Tahun lalu seneng banget sih karena bikin kehebohannya digital aja dengan giveaway. Tahun ini kayanya nggak juga deh hahahahaha. Entahlah aku nulis apaan sih ini kok curhat doang. Hahahaha.

See you!

-ast-

When It's Only JG & AST #105 - #112

$
0
0

Gila loh ini story udah sampai #105 aja. Banyak amat padahal nulisnya kalau inget aja. :|

#105

Di deket daycare Bebe ada tempat Bakmi Jawa yang terkenal. Terkenal banget sampai para bos-bos aja makan di sana. Kepo dong, tapi selalu males karena depannya pas jalan macet banget. Suatu hari di kantor, JG telepon.

JG: "Sayang aku mau surprise nih beliin kamu bakmi Jawa"

Me: "TERUS?"

JG: "Mau aku pesenin di Go-Food tapi sampai kantor kamu, kamu yang bayar yah"

wtf

*

#106

Di mobil.

JG: "Sayang, aku dari tadi nyetir sambil mikirin kalau mobil kita ini mini cooper loh"

Me: "hmmmm"

JG: "Bener loh, aku jadi kaya naik mini cooper beneran. Jadi puas banget nyetirnya?"

Me:


*

#107


Malem-malem di rumah, JG di dapur saya dan Bebe di kamar. Terus JG masuk kamar.

JG: "Sayang, bolehkah menyimpan rahasia dari istri?"

Me: "Nggak bolehlah"

JG: "Oke ... tadi di dapur ada kecoa terbang"

Me: "WHAT THE FFFFF!"

*

#108

Sudah sebulan belakangan kami makan nasi merah. Suatu hari saya flu, pas lagi makan malem bersin-bersin dan meler terus.

JG: *sambil makan nasi merah* "Sayang kok kamu sakit-sakitan?"

Me: "Flu doang kok ini"

JG: "Aku bikinin nasi putih deh ya sekarang biar jadi nasi merah putih, kamu ganti nama aja sekarang biar nggak sakit-sakitan"


*

#109
Lagi muter-muter cari parkir di Gandaria City.

Me: "Meskipun susah cari parkir, aku suka loh Gandaria City"

JG: "Aku sukanya buah gandaria"

Me: "Aku nggak tahu buah gandaria itu apa"

JG: "Aku juga nggak tahu"

WHAT.

*

#110

Malem-malem sebelum bobo. Nontonin vlognya Jennifer Bachdim dan keluarganya.

Me: "Sayang kamu bikin tato sih biar ganteng kaya Irfan Bacdim"

JG: "Aku lebih pengen rambut dicat putih sih biar ketombe aku ga kelihatan"

XD

*

#111
Lagi nonton Civil War.

Me: *berbisik* "Itu Captain America bawa bajunya susah amat ya. Kalau lagi nggak dipake disimpen di mana dulu?"

*I mean like Superman or Spiderman they only need to cover their suits with sweaters. Lah Capt America? Nyembunyiin tameng aja piye? Sulit hidupnya.

JG: "Itu disimpenin sayang"

Me: "Sama siapa?"

JG: "Sama orang wardrobe-nya"


Bebe kemarin beli mainan yang buat ditinju-tinjuin itu loh. Yang balon bentuk orang terus di bawahnya dikasih pemberat biar kalau ditinju atau ditendang, tetep berdiri lagi. Nah seperti semua mainan Bebe, maka ia pun harus diberi nama.

JG: "Be, kasih nama be! Ini namanya siapa?"

Bebe: *bengong*

JG: "Sayang, ini namanya siapa dong?"

Me: "No idea. Terserah kamu deh"

JG: "Oke hmmm. Joni aja deh ya. Ayo Be, tendang Joni Be"

*kemudian ditendanglah si Joni sama Bebe sampai ngeguling dan nggak berdiri lagi*

JG: "Yah, Joni kok nggak bisa berdiri lagi"

Me: "Why that sounds so wrong!"

JG: "HAHAHAHAHA JONI NGGAK BISA BERDIRI LAGI!"

Well, this one doesn't need any explanation y'all.

-ast-

PS: Kalau suka sama series ini, share dong di Facebook. Kalau pv series ini bagus nanti aku sering-sering deh nulisnya. Hahahaha. *modus*

Bebe 23 Bulan

$
0
0

Satu bulan menjelang Bebe dua tahun. Berkecamuk amat pikiran. *sigh* Problematika pertama adalah nenen. Saya nggak niat-niat amat nyapih sih ya, cuma sounding aja dari kapan-kapan kalau nanti umur 2 tahun Bebe akan berhenti nenen.

Tapi saya nggak pakai janji tiup lilin segala karena ... nggak niat tiup lilin pas ulang tahun. Jadi dibilangnya ya Bebe bukan baby lagi jadi tidak perlu nenen lagi. Sekalian dites segala macem sih udah hafal ya. Dan masih juga keukeuh kalau dia pengen nenen, artinya dia berubah jadi bayi.

Ibu: "Be, yang nenen itu baby. Bebe bukan baby, jadi nggak nenen ya?"

Bebe: "IYA!"

Ibu: "Coba di sekolah yang baby siapa aja?" 

Bebe: *menyebut nama temennya*

Ibu: "Iya, xxx itu baby, jadi boleh nenen. Bebe tidak nenen ya?"

Bebe: "Nenen ibu. Xylo baby"

-______-

Dan di mana pun kami melihat bayi, selalu disounding berulang kalau nenen hanya untuk bayi dan Bebe bukan bayi. Tapi sudahlah, karena saya pun bukan yang ngotot ingin nyapih jadi ya dia mau nenen dikasih dengan ceramah dulu. Dan udah beberapa hari tidur nggak pake nenen. Bisa sih, tapi biasanya tidur jam 9 malem jadi meleset terus ke jam setengah 11 malem. KAN NGANTUK. :|

Problem kedua adalah ulang tahun HAHAHAHAHAHA. Kaya yang udah saya ceritakan, bener banget yakin amat nggak akan merayakan ulang tahun Bebe dengan pesta offline. Online masih pengen bikin giveaway sih tapi yah masih dipikirin hadiahnya dulu. Kaya pengen bikin pouch lagi atau pengen bikin sesuatu buat temen daycare tapi kok ya males karena pas hari pertama puasa juga. RIBET AMAATTT IBU-IBU MASA KINI.

Anyway, ini highlight bulan ini. Udah susah banget pegang hp kalau sama Bebe karena pasti dia rebut untuk ... ngobrol sama Siri. Dengan Siri yang terus-menerus menjawab "I don't understand what you mean" atau "I'm sorry, I missed that" YAH. *pukpuk Siri*

Jalan sendiri

Achievement-nya adalah ... jeng jeng ... berhenti bawa stroller dan Ergo Baby ke mall. *throw confetti*

Soalnya Bebe udah mau jalan sendiri meskipun kadang tak tentu arah dan tidak mau ke jalan yang benar. Tapi at least udah jarang banget minta gendong, dia akan jalan terus jalan terus lari terus lari terus sampai terduduk dan cranky.

Artinya dia udah capek banget dan mau pulang. Biasanya langsung bilang: "ibu mobil ajah, nenen mobil ajah ibu." Well, kalau udah begitu berarti saatnya pulang. :)

Kecuali kalau pas turun dari mobil Bebenya bobo. Ya pasrah bawa stroller. Pasrah soalnya pas bangun, ribet banget ngejar-ngejar bayi sambil dorong stroller itu. Tanpa stroller minimal tentengan berkurang satu. Asal bawa minum dan diapers ganti aja cukup. Huft. *berat*

Senang bisik-bisik

Bebe baru tahu yang namanya bisik-bisik. Jadi kadang dia ngomongnya bisik-bisik bahkan tanpa alasan.

Ngomong tambah banyak

YAIYALAHYA. Cuma gemes karena udah bisa bilang "dulu", "aja", "deh", dan "kok" dengan benar. Kok bisa ya. Tau gitu dari bayi diajarin Mandarin langsung ya. TAPI SAMA SIAPAAHHH BELAJARNYAAA?!

Makannya banyak

Kalau lagi mau bisa segala rupa dimakan. Tapi kalau lagi males makan terus ditawarin makan, dia bisa bernegosiasi dengan "susu ajah ibu!". -______-

Terrible two is happening!

INI HARUS DITULIS SAMA HURUF GEDE KARENA WAH THIS IS HUGE. Bebe adalah anak manis yang jarang nangis setelah jadi toddler. Sekarang juga jarang nangis tetep, tapi ambekan amaaatt kaya ibunya.

Sekali dibilangin langsung mukanya ditekuk, bibir manyun, matanya delak-delik. Atau lebih parah lagi langsung tengkurep di lantai, tangan nutup muka, DI MANA PUN. Mau lantai rumah mau lantai mall, mau kotor mau bersih, tiduran lah dia.

Terus rebel parah gitu. Jadi pernah dia lepeh makanan. Terus disuruh ambil dan buang sendiri dong. Dia nggak mau sama sekali. Ngambek, padahal biasanya disuruh buang sampah mau-mau aja. Sampai nangis-nangis karena dipaksa buang sampah. Sampai dalam keadaan nangis, dipaksa JG untuk ambil lepehannya, dibawa ke depan tong sampah.

Di depan tong sampah apa yang dia lakukan? DIA SENGAJA BUANG LEPEHAN ITU KE LUAR TONG SAMPAH.

Hastaga, anak keras kepala amat ya.

Tapi karena tahu bahwa ya memang sedang masanya dia rebel, ya udah biarin aja. Di luar lagi grumpy, Bebe menyenangkan sekali kok. Bisa diajak ngobrol, bisa cerita di sekolah ngapain aja, huhuhu terharu amat. :')

-ast-

Mengenalkan Konsep Sharing pada Balita

$
0
0

Beberapa kali mbak di daycare mengeluhkan Bebe yang tidak mau "sharing" mainan dengan temannya. Saya terus terang bingung karena Bebe bukan tipe yang pelit berbagi kalau soal makanan. Kalau dia punya makanan, dia tak masalah membagikannya pada teman-teman, pada saya, atau pada siapapun yang dia kenal.

Karena ada kakak sepupu Bebe yang sangat pelit pada makanan padahal sudah diberitahu berulang kali. Misal saat ibunya membukakan susu kotak dengan sedotan, ia berpesan "jangan diminum!". Karena ibu-ibu (saya sih lol) hampir selalu otomatis "mencoba" susu yang baru dibuka kan? Ia bahkan tidak membolehkan ibunya untuk minta susu. Kalau punya makanan, ia selalu menyimpannya sendirian. Tidak mau berbagi dengan siapapun.

Bebe tidak seperti itu, ia selalu dengan senang hati berbagi makanan. Tapi kenapa dengan mainan? Kenapa ia sulit berbagi? Kenapa ia suka merebut mainan yang sedang dimainkan anak lain? Kenapa ketika diberitahu ia malah throwing tantrum? -______-

(Baca: Tips Menangani Anak Tantrum di Tempat Umum)

Lagipula saya sendiri bingung dengan konsep sharing mainan. Ada mainan yang memang bisa dimainkan bersamaan seperti Lego atau bola. Bebe tidak pernah masalah main Lego bersama-sama atau menendang bola bersama-sama. Yang jadi masalah adalah, ada mainan yang memang tidak bisa di-share dan harus dimainkan secara bergantian.

Seperti ayunan atau sepeda. Atau mobil-mobilan yang bisa ditarik sambil berjalan. Bagaimana cara sharingnya? Mainnya harus bergantian kan? Seberapa lama waktu yang bisa ditolerir untuk bergantian memainkan mainan? Bagaimana cara dia tahu bahwa ada anak lain yang menunggu untuk memainkan itu juga? Bagaimana cara membuat dia sabar menunggu anak lain main dan tidak merebutnya langsung?

Karena ini saya jadi menunggu-nunggu jadwal konsultasi dengan psikolog sampai kemarin akhirnya ia hadir hahahhaha.



Ini tips mengenalkan konsep sharing pada balita:


1. Buat aturan yang jelas

Balita hidupnya HARUS teratur. Segalanya harus jelas, Oke Bebe akan main sepeda 10 menit ya, maka lakukan 10 menit. Kalau mau ekstrem kaya Isti sih pasang alarm 10 menit, setelah 10 menit dia harus gantian main sepeda dengan temannya. Kalau ia belum puas main, anak hampir pasti akan marah maka ...

2. Bahasakan secara spesifik

Jelaskan bahwa "sepedanya bagus ya, seru sekali bermain sepeda. Tapi Bebe harus bergantian mainnya, karena bukan hanya Bebe yang ingin seru bermain sepeda". Ngambek sih udah pasti banget, tapi fungsi penjelasan ini adalah agar dia tahu bahwa setiap anak punya hak yang sama dengan diri dia.

Karena sebenarnya anak merebut mainan itu bukan karena dia kasar, tapi dia belum mengerti norma. Belum mengerti bagaimana memperlakukan orang dengan baik dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Maka memang harus dibantu dijelaskan. Anak selalu butuh penjelasan, jangan kira mereka nggak ngerti loh ya!

Note: Psikolog menyarankan bahasa baku untuk berkomunikasi dengan anak karena lebih tegas, lebih sopan, dan mengajarkan anak kosakata yang benar. Saya dan JG sih memang selalu ngomong baku sama Bebe, entah kenapa. lol

3. Temani anak dan alihkan pada hal lain

Si anak kecewa berat karena mainan yang sedang seru dimainkan akhirnya malah dimainkan anak lain. Di sini kita harus berperan dengan memeluknya dan membantu anak untuk menemukan perasaannya. Apakah ia kecewa? Apakah ia sedih? Saya biasanya tanya: "Bebe sedih ya karena tidak boleh main itu lagi? Bebe kecewa? Kita main ini aja yuk?"

Awalnya ia menolak pasti, muka masih nekuk, mulut masih manyun. Tapi nggak sampai 5 menit biasanya sudah cair lagi. Ajak main mainan yang lain lagi. Dan seterusnya.

(Baca: Ini Cara Saya Membesarkan Anak Saya)

4. Bentuk lingkungan yang baik bagi anak

Ini karena saya bertanya: bagaimana jika harus bergantian main dengan orang yang tidak dikenal? Bebe pernah ingin main ayunan di playground sebuah restoran. Ada anak umur 5 tahunan yang tidak mau bergantian. Ia terus naik itu ayunan dan tidak mau turun.

Akhirnya ibu saya turun tangan dan menegur anak itu karena sudah terlalu lama bermain ayunan. Anak itu diberitahu dengan tegas bahwa harus main bergantian. Saya masih sungkan seperti itu karena duh, anak oraaanggg. Males amat kalau nanti harus berantem sama orangtuanya ya kan.

Kata psikolog, urusan dengan orangtua sudah urusan yang beda lagi. Hubungannya antar orangtua. Tapi kita HARUS memberitahu anak orang lain kalau sudah keterlaluan. Fungsinya agar lingkungan anak terbentuk dengan baik, bahwa bukan cuma anak kita yang harus bisa berbagi, tapi anak orang lain juga.

Kalau orangtuanya marah pada kita dan anak kita? Jangan dilanjutkan bermain bersama anak itu. Anggap mereka sebagai lingkungan yang buruk yang sebaiknya dihindari. Beritahu anak bahwa tidak seharusnya mereka seperti itu.

JUST WOW. WILL DO, SISTA!

5. Orang dewasa adalah pengambil keputusan

BENER JUGA LOL. Ketika saya sungkan menegur anak orang lain yang terlalu lama main, wibawa saya sebagai orang dewasa dipertanyakan oleh anak saya dan anak itu. Harusnya saya sebagai orang dewasa menunjukkan kalau saya adalah pengambil keputusan yang bisa diandalkan.

Ya kan lagi ada dilema kan, harusnya saya bisa tegas pada anak itu, seperti yang dilakukan ibu saya. Tunjukkan pada anak kalau saya bisa diandalkan dalam penegakkan peraturan. :D

(Baca: 10 Kebohongan Saya pada Bebe)

*

Bok, ini gue udah kaya artikel teori parenting amat yah hahahaha. Tapi ternyata hampir semua yang dijelaskan oleh psikolog itu sudah saya lakukan. Penjelasan beliau hanya membantu saya untuk lebih mengerti Bebe. Bahwa dia tidak pelit, bahwa dia tidak kasar, bahwa tugas orangtua untuk selalu ada dan memberinya penjelasan.

Karena kuncinya hanya sabar. Bebe sudah tidak pernah lagi tantrum nangis guling-guling karena dia tahu saya tidak akan memberi apa yang dia mau dengan cara seperti itu. Ia paling menunduk sambil menekuk muka. Mentok paling tengkurep di lantai omg.

Dan ya, yang harus diingat. Apa yang kita lakukan di 5 tahun pertama anak, akan membentuk karakter anak selamanya. Jadi saya dan JG sangat berhati-hati. Ia akan masuk ke society yang sama sekali tidak mudah dan tanggung jawab orangtua untuk membentuk karakter yang membuatnya jadi lebih kuat dan bisa menghargai orang lain. Huah, berat sekali jadi orang tua.

Baca artikel Rabu Ibu lainnya di sini ya!

-ast-

#SassyThursday: Karena Cantik Tidak Sama dengan Bodoh

$
0
0


Jadi ada satu stereotype yang gue benci banget dan tiba-tiba diingetin Nahla kemarin. Yaitu cewek dandan sama dengan bego. Kata Nahla kita nulis ini aja karena banyak yang bilang less make up is smart. And I'm like: duh?

Baca punya Nahla di sini:

Iya sih banyak cewek dandan dan bodoh YA TAPI NGGAK SEMUANYA JUGA KELES. Dua hal itu sama sekali nggak ada hubungannya.

1. Cewek dandan
2. Cewek pintar
3. Kedua kalimat di atas tidak ada hubungannya
4. Orang yang memaksa dua kalimat pertama ada hubungannya adalah bukan orang nomor 2

Bertahun-tahun kerja di dunia digital, gue juga sering ketemu banyak cewek-cewek pintar. Dan mereka dandan cantik.

Bahkan salah satu manager perusahaan digital raksasa dunia di Indonesia, wajahnya so-so tapi rambutnya diblow cantik banget, dia dandan dan USAHA untuk menonjolkan key feature di wajahnya, aliasnya on fleek, mukanya berkilauan karena bronzer. Pake tank top dan blazer, pipe jeans plus high heels. And she rhapsodized digital industry trend like there's no tomorrow.

Dan semua orang terpukau. Karena gue yakin semuanya mikir ini cewek kalau nggak ngomong pasti tampak seperti cewek yang nggak ada otaknya. Karena apa? Karena dia dandan. Sedih yah.

Apa mungkin ini karena kelakuan cewek-cewek kaya Kim Kardashian ya? Dia dandan dengan semua kehebohan contouring dan semua orang tau dia jago hmmmm, jago apa ya, jago marketing? Jago jaga bentuk badan? Tapi yah at least mukanya enak diliat karena selalu glowing kan. :|

Jadi cewek-cewek, jangan takut dandan karena kemudian akan dicap sebagai cewek oon. Hanya karena gue ngomongin lipstik dan selfie terus bukan berarti gue hanya akan nyambung ngomongin lipstik doang kan? Karena yes, oon dan lipstik itu nggak ada hubungannya.

Untuk cewek-cewek yang nggak suka dandan lantas merasa "lebih natural" dibanding cewek-cewek yang suka dandan: go f yourself lah. Nggak ada salahnya kok untuk tampil "tidak natural".

Kalau lo udah ngerasa cukup hanya dengan cuci muka doang sih terserah. Tapi jangan jadi ngerasa cewek-cewek yang make up itu bodoh karena buang-buang waktu untuk bikin alis dan pake eyeliner. Bahkan Dian Sastro pun make up, SETIAP HARI, baik make up sendiri maupun didandanin make up artist. Jadi jangan sekali-kali bilang: kaya Dian Sastro dong cantiknya natural banget!

Broohhhh, dia mah emang udah cantik. Tapi tetep kok pake nggak kurang dari 5 produk untuk mukanya. Define, natural.

Jangan juga pernah bilang kalau cewek-cewek yang operasi plastik itu punya masalah insecurities. Woh, justru mereka tau kekurangan diri mereka dan ingin memperbaikinya. Dan operasi plastik nggak ada bedanya dengan make up tapi permanen, buat apa susah-susah contouring biar muka keliatan V-shape tiap hari kalau lo mampu operasi rahang? Buat apa susah-susah shading hidung tiap hari kalau lo mampu nose job? Ya kaannn, talk about efficiency.

(Baca: Untuk Apa Operasi Plastik?)

Terus ada yang lebih parah lagi. Yaitu orang-orang yang bilang: "ya pantes ga nikah-nikah, cantik terus terlalu pintar lagi. Makanya cowok-cowok serem". Lah? Kalau lo cowok dan serem sama cewek pintar YA ARTINYA LO KURANG PINTAR DONG AH.

Masa serem sama cewek pintar sih, kan dari dulu cowok yang punya privilege lebih untuk sekolah. Sekalinya ada cewek pintar kok ketakutan? Nggak pede amat masnya?

Jadi cewek itu harus pintar karena perempuan harus mempersiapkan generasi berikutnya. Dan jadi cewek pintar yang jago dandan adalah nilai plus. Enough said.

Plus karena kita semua menua dan make up bisa membuat kita tampak lebih muda (meski kalau failed bisa juga bikin tampak lebih tua) ada satu quote yang entah dari mana udah lupa:

"Getting older is a life fact, but looking older is a choice"

-ast-

#FAMILYTALK; Tentang Gaya Hidup

$
0
0

Kehidupan social media itu memang kampret banget ya. Betapa kita bisa dengan mudah men-judge gaya hidup orang hanya dengan status dan foto yang dia share.

Pertama, gaya hidup itu memang bergantung pada uang, tapi tidak selamanya dikendalikan oleh uang. Yang kedua, gaya hidup itu bergantung juga dari cara yang bersangkutan menyampaikannya pada dunia. Yang kedua ini yang jadi judge dari socmed.

Baca punya Isti di sini:

Kita bahas satu-satu.

Gaya hidup bergantung pada uang. Yaiyalah, gimana mau makan di tempat yang kata orang mahal dan Instagram-able kalau nggak punya uang ya nggak. Gimana mau beli tas Nila Anthony padahal nggak semahal designer's bag lain? Gimana pengen borong Melissa pas lagi diskon di Lotte Shopping Avenue coba? *yang terakhir ini info penting*


Gaya hidup juga dipengaruhi dengan jumlah penghasilan. Makanya kata orang bijak, ubah dan naikkan penghasilanmu, tapi jangan ubah gaya hidupmu. Elah teori doang mah gampang. Karena kenyataannya pas promosi jabatan terus naik gaji, standar hidup juga ternyata berubah. 

Ya abisan pake jam tangan harga seratus ribu rasanya jadi malu. Lah tiap hari meeting sama orang-orang yang jam tangannya harga berjuta-juta. Dan setelah dipikir-pikir dengan gaji sekian, mampu juga kok beli jam tangan yang sekian juta itu, jadi why not? Itu ketika gaya hidup dipengaruhi uang loh ya.

*dan itu cerita fiktif karena saya nggak menghabiskan juta-juta untuk jam tangan. Bukan nggak mau tapi belum mampu hahahahaha*

Tapi beneran ada juga orang yang gaya hidupnya tidak dikendalikan dengan uang dan salut banget. Tau banget penghasilannya nyampe puluh juta per bulan tapi ke kantor pake ojek, sepatu dan tasnya nggak bermerek. Dan ada berapa jumlah manusia seperti ini? Sedikit sekali bukaannnn.

Karena yaelah susah-susah cari uang kan untuk hidup kita juga kan. Ya kalau mampu beli semua kenyamanan kan kenapa enggak. Karena percayalah, kalian yang bilang pakai high heels itu sakit, belum pernah coba high heels yang nggak bikin sakit. 

Intinya apa neng? Intinya sah-sah aja kok beli barang-barang mahal asal mampu bayarnya. Kenapa harus judge dengan: duh sepatu lo mahal-mahal ya; yaelah gue sih ogah ya makan di kafe mahal terus tiap minggu; yaiyalah fotonya bagus-bagus, kameranya mahal sih.

Ogah apa nggak mampu? Huahahahahahha

Dan dari mana mereka menjudge kaya gitu? Dari penampilan kita. Like duh, penampilan kita kan kadang nggak selalu on ya. Kadang serasa keren dari atas ke bawah, kadang kok ngerasa gembel amat. Tapi sekalinya ketemu orang pas lagi penampilan yang agak wah, orang lain langsung judge: wah tasnya branded euy, sepatunya keren, kacamatanya mahal, dll. Padahal nggak selalu kaya gitu.

Saya pernah nih di-judge cuma mau makan di tempat mahal doang, ga akan mau makan di kaki lima, cewek manja, nggak bakal mau naik motor ke mana-mana. Di judge sama siapa? 

Sama JG. Waktu pas belum pacaran. -________-

JG curhat ke temen saya yang juga temennya dia. Dan pas saya dikasihtahu saya antara speechless dan pengen ketawa. Karena ya ampun saya mah dikasih cilok aja bahagia asli. Apalagi dikasih mie kocok. Nggak perlu fine dining setiap minggu asal gaji cukup aja. Cukup kalau mau beli tas, cukup kalau pengen makan sushi hahahahah

Hanya karena saya peduli penampilan, bukan berarti saya nggak mau ke mana-mana pake motor kan? Kenyataannya kami baru beli mobil setelah Bebe lahir kok. Sebelumnya hepi-hepi aja 2 tahun keliling Jakarta pake motor atau TransJakarta. Ya kalau nggak hepi mana mau nikah atuh.

Jadi penampilan bisa saja menipu pemirsa.

Dan judgement satu lagi selain ketemu langsung adalah dari socmed. Padahal come on, postingan yang diupload di Instagram itu udah pakai proses kurasi yang ketat. Selfie aja minimal 3x foto sampai nemu angle yang pas.

Dan ya, penilaian gaya hidup itu tergantung yang bersangkutan menyampaikannya pada dunia. Ada seleb yang kalem, statusnya menyejukkan, fotonya sama keluarga terus, tasnya harganya ratusan juta dan orang nggak peduli. Orang nggak judge dia hidup bermewah-mewah.

Ada juga yang kaya princess, pakai tas yang sama sama si seleb pertama tapi pake caption "tap for deets" dan ngetag aku official brand-brand mahal itu. Ya diceramahi deh biar ingat sedekah dan nggak hidup bermewah-mewah.

Abis socmed ini aneh sih, ada orang beli sepatu baru dibilang pamer, dibilang fomo, lah kan memang iya? Socmed kan memang untuk share status galau, doa, atau bersyukur abis dapet sesuatu kan? 

Jadi yah, kalau mau judge orang dari socmed, nggak perlu lah dikoar-koar di socmed juga. Bisik-bisik aja sama suami kalau si A keren yaaa anaknya bajunya mahal-mahal, si anu bikin iri amat yaaa baru beli sneakers harga 3juta.

Karena ngapain deh punya suami kalau nggak bisa diajak ngobrol soal hal-hal kaya gitu? HAHAHAHAHAHAHHA

Begitulah. Atur sendiri gaya hidupmu dan jangan pedulikan orang lain. Karena yang menurutmu mahal, belum tentu kata orang lain mahal juga.

Sekian dan terima kasih. 

-ast-

#SelasaCantik: Rollover Reaction Lipstick in Saddie Review

$
0
0


Jadi sebagai pecinta lipstik, aku mupeng banget sama Rollover Reaction karena ... packagingnya bagus. HAHAHAHAHAHA Terus ini produk lokal banget kan jadi penasaran.

Kemudian rasa penasaran ini dijawab oleh Wina yang hari ini review lipstik Rollover Reaction in Saddie. AKU JADI MAKIN PENGEN WHY GOD WHY. T_____T

Ini dia review Wina.

 



- Liquid lipstick made in Indonesia!

- Dilengkapi dengan kemasan karton berdesain pastel.

- Liquid lipstick dikemas dengan frosted tube dan cap hitam berbentuk persegi panjang. Very sturdy!

- Cap nggak gampang terbuka, putar tutup sampai terdengar "klik" artinya lipstick aman.

- Dilengkapi dengan doe foot aplicator yang mudah digunakan, bisa menjangkau sudut-sudut bibir dan cupid area.

- Cairan lipstick wangi vanilla tetapi nggak bikin eneg.

- Teksturnya seperti mousse yang mudah diratakan ke seluruh area bibir.

- Warnanya super pigmented! Nggak perlu polesan berulang kali karena sekali swipe, warnanya udah "keluar".

- Matte finish, cepat mengering dan nggak lengket.

- Staying power bisa 5 jam tanpa makan-minum. Kalau sudah makan atau minum, nggak langsung hilang, hanya bagian inner lips.

- Kalau reapply, lipstick mudah dibaurkan tanpa membentuk dry patch.

- Nggak bikin bibir kering asal pakai lip balm sebelum memulas liquid lipstick.

- Ada informasi masa kadaluarsa, yakni hingga 2019.



- Not transfer free



Sociolla, official website Rollover Reaction



Rp119 ribu



Definitely yes!



4 out of 5

#SelasaCantik nya masih bagi-bagi voucher Sociolla loh. Kalian bisa dapet voucher Rp 50ribu dengan kode voucher STEVIANI50 pada saat check out. :D


Sampai jumpa di #SelasaCantik berikutnya!
Follow Wina di social media dan main-main ke blognya ya!

BLOG | IG: @mrswynnz | Twitter: @mswynnz

To Wean or Not to Wean

$
0
0

Okai jadi Bebe akan ulang tahun ke dua, dua minggu lagi. Dan sekarang semua orang sudah membombardir dengan:

"Wahhh, Xylo udah mau 2 tahun ya. Nggak nenen lagi dong yaaa"

atau

"Wah, Xylo udah 2 tahun, siap-siap disapih dong yaaa!"

Errrr, who says?

Iya sih saya udah sounding dari umurnya sekitar 15 bulan bahwa suatu hari nanti, Bebe akan berusia 18 bulan, di mana Bebe hanya akan nenen di mobil dan di kamar. Dan akan datang masa di mana Bebe berusia 2 tahun dan tidak akan nenen lagi.

Tapi saya sendiri bingung batas 2 tahunnya itu apa. Hahahahahaha. Orang-orang kan membatasi dengan sesuatu, misalnya "tiup lilin" ya. Jadi setelah tiup lilin tidak nenen lagi yaa.


Masalahnya dari dulu mulai sounding sampai sekarang pun, saya kaya nggak pengen-pengen amat gitu Bebe tiup lilin. Bahkan kalau pun hanya untuk jadi deadline nenen. Mungkin ini bagian dari sayanya nggak rela Bebe berhenti nenen. T_______T

Jadi ya udah, sounding sih sounding aja. Dan Bebe jadinya memang hanya mau nenen di kamar. Kalau lagi di dapur ya dia ngajak ke kamar dulu. Kalau lagi di mall, ya dia ngajak ke mobil dulu.

Dan frekuensinya memang sudah sangat jauh berkurang jadi yah, sayanya makin nggak rela lol. Udah sering bobo malem sendiri tanpa nenen. Udah sering juga nolak nenen karena mau main aja.

Kalau di mall juga jarang sekali minta nenen kecuali udah capek banget. Digendong aja nggak mau, boro-boro nenen. "lali-lali aja ibuuu". Dan dia akan lali-lali sampai capek, 4-5 jam kemudian lah baru akan cranky dan berakhir minta ke mobil untuk nenen kemudian bobo.

(Baca juga: 13 Hal yang Hanya Bisa Dimengerti oleh Ibu Menyusui)

Konsekuensi tidak nenen ini besar sekali. Salah satunya adalah Bebe jadi susah bobo. Biasanya jam 9 dinenenin, langsung tidur. Ini jam 9 ditawarin nenen malah teriak: "ga mau ibuuu! main ajah ibuuu!" Berakhir bobonya jam 11 terus, whyyyy.

Dan yah, saya jelas nggak mau nyapih "cara lama" karena nggak tega. Dioles brotowali lah biar pahit, dioles lemon lah biar asem, diplesterin, diobat merahin pura-pura berdarah lah, apapun yang bisa dirangkum dalam satu kata: dibohongi.

Nggak mau. Nggak tega. Karena dia akan jadi TERPAKSA berhenti nenen. Nenen adalah salah satu hal yang Bebe suka. saya suka, jadi kenapa harus dipaksa berhenti coba? *drama* Apalagi kalau dibikin trauma gitu kaya pahit atau berdarah. Nggak deh, nggak akan.

Atau dialihkan ke hal lain seperti makanan atau benda lain? Jadi tiap mau nenen dikasih makanan/benda itu? Duh itu kok cuma kaya mindahin masalah ya. Nggak deh.

Jadi gimana cara nyapihnya? Nggak perlu ditemukan lah caranya, hidup akan menemukan jalannya sendiri. Hahahahaha. Alias belum tau aja sih gimana. Tapi yang jelas saya nggak menganggap umur 2 tahun itu deadline untuk nenen.

Lagian siapa yang bilang kalau anak 2 tahun itu HARUS disapih?

(Baca juga: Di Mongolia negara yang banyak pegulatnya itu orang nenen SAMPAI DEWASA)

Nggak ada yang melarang dari norma apapun. Nggak ada aturan agama yang melarang. Secara psikologis juga nggak masalah kok anak nenen lama-lama.

Dan dari dulu ternyata banyak juga kok anak yang nggak disapih. Let it flow aja, anaknya mau berhenti ya berhenti. Dan nggak pernah denger kan di Indonesia ada anak nenen sampai kelas 3 SD gitu? Rata-rata cerita yang saya denger, akan berhenti sendiri di umur 3-4 tahun.

Katanya anak akan manja. Amasaaaaa? Nggak ada hubungannya kali ah. Lagi udah banyak kok artikel soal kelebihan menyusui lewat 2 tahun (extended breastfeeding). Ini udah dirangkum sama aimi, ga usah saya tulis lagi ya. *pemalaaaasss*

"Repot aja sih," kata ibu saya dan beberapa teman-teman saya. Well, saya sih nggak ngerasa repot sama sekali sih untuk nyusuin.  Dulu sih repot bener, sampai umur setahunan lah repot. Sekarang repot apanya? Udah bisa dialihkan ke hal lain, udah ngerti kalau dibilangin.

Udah lama juga nggak pake baju yang menyusui friendly karena ya jarang banget menyusui di tempat umum. Kan cuma di rumah, di mobil, atau di ruang menyusui kan. Payudara udah nggak bengkak juga ya karena nyusunya udah jarang. Cuma kalau dipencet sih masih keluar susunya.

Jadi yah, let's see seberapa lama saya dan Bebe akan bertahan.

Fun fact: JG nenen sampai umur 4 tahun. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

-ast-

#SassyThursday: Isyana, Brand, dan Kenyataan

$
0
0

Isyana seminggu kemarin bikin heboh. Gara-gara satu berita di media yang jelas bukan media ecek-ecek tentang ia yang menulis bahwa ia tidak pernah belanja online. Kacau karena ia adalah brand ambassador sebuah toko online.

Kabar simpang siur. Katanya itu wawancara fiktif. Saya terang tidak percaya karena ini kan media yang sudah punya nama. Saya kebetulan punya teman yang pernah bekerja di sana. Ditelusuri, memang benar. Bukan fiktif, wawancaranya nyata, kutipannya ada.

Baca punya Nahla di sini:
Di Balik Seorang Brand Ambassador

Kemudian saya yakin dia panik dan pasti langsung tektokan sama pihak toko online (yang mana tidak mau memberikan pernyataan apa-apa). Dia pun nge-tweet “konfirmasi”. Yang berbuah kehebohan kedua karena ia nge-tweet via iPhone sementara ia juga brand ambassador semua brand HP lain.

Twitnya dihapus dan tidak buru-buru diganti. Twit itu lama menghilang. Mungkin dia cari pinjeman HP Android dulu karena setelah berjam-jam, twit yang sama muncul. Kali ini dari Twitter for Android. Hari yang melelahkan ya, Isyana?

Pertanyaan saya: seberapa banyak dari brand ambassador yang memang BENAR hanya menggunakan hanya produk yang ia bintangi? Apakah karena ia brand ambassador Oppo jadi ia tidak boleh punya iPhone? Apakah sebagai brand ambassador L’oreal Dian Sastro tidak boleh menggunakan produk lain?

Ya boleh, tapi nggak boleh di public dong ah. HAHAHAHAHA. Karena yah, yang harus dijaga kan image si brand dan kepercayaan masyarakat terhadap diri si brand ambassador itu sendiri.

Sekarang gini, saya sering ketemu influencer yang disponsori HP merek A. Di social media mana pun, foto HP A itu selalu muncul. Kalau lagi makan di kafe, HP itu tergeletak di meja. Kalau lagi foto flat lay make up, HP itu jadi properti. Pas ketemu? Pakenya iPhone. Boro-boro HP itu dibawa lol.

Atau kasus blogger yang jadi brand ambassador satu brand skin care. Terus di satu blog post dia bilang bosan sama brand itu. WHY? Mungkin karena kontraknya mau habis ya, soalnya abis itu si brand skin care memang ganti brand ambassador. Tapi kan nggak masuk akal dia bilang dia bosan. Sementara sebelumnya selalu puja-puji dan promo sana-sini. Ya memang karena dibayar sih, tapi kan tetep aja. Integritas dipertanyakan.

Paling seru sih Britney vs Pepsi. Jadi waktu Britney masih di puncak kejayaan, pacaran sama Justin Timberlake dan semua cewek ngefans banget (GUE). Britney dikontrak berpuluh-puluh juta dolar sama Pepsi. Terus baru berapa bulan gitu, ke-gap MINUM COCA COLA. HAHAHAHAHAHA. Twist-nya adalah, pas kontraknya selesai, Britney (yang memang suka main saham) beli sahamnya Coca Cola. Gila nggak sih. XD

Dan kebayang nggak jadi Agnes Monica? Pikirkanlah brand-brand yang ia bintangi iklannya dan bandingkan dengan gaya hidup dia. Masuk akal?

Jadi intinya, pastikan brand ambassador kalian selalu dalam kondisi prima untuk nggak keceplosan saat diwawancara. Untuk nggak asal nulis meskipun kontrak hampir berakhir. Untuk selalu punya asisten yang mengingatkan brand apa yang harus dipakai di depan umum.

Demikian.

Baca artikel SassyThursday lainnya di sini ya!

*Gara-gara nulis ini gue jadi dengerin Britney Spears seharian elaaahhh. Anyway, video klip zaman dulu hits pasti kalau syutingnya di PINGGIR TEBING kaya “I’m not A Girl, Not Yet A Woman”. Hidup memang penuh tantangan yah.*

-ast-

SK-II Spring Butterfly Blogger Party

$
0
0
 
Karena #lifegoals adalah punya kulit kinclong yang tidak tampak menua walaupun usia menua. HAHAHAHAHAHA. Maka mumpung masih muda, saya sih sudah pake skin care religiously. Yang wajib banget adalah cuci muka (kalau malem wajib double cleansing), pake clear lotion dan facial treatment essence SK-II.

Setelah itu kalau siang pake moisturizer dan kalau malem pake sleeping mask. Wajib. Karena kulit sehat itu usahanya sama sekali nggak sedikit.

Nah, karena cinta mati sama SK-II, saya jadi seneng banget pas diundang ke Blogger Party-nya SK-II yang bertema Spring Butterfly, 12 Mei lalu di Plaza Senayan. Meski sempet drama salah dress code (my fault, nggak merhatiin di undangannya lol) akhirnya saya nyampe juga ke sana.

DAN TEMPATNYA CANTIK BANGEEETTTT. T_____T Semuanya serba pink dan putih, plus semua yang hadir dateng dengan dress code Alluring White jadi semua fotonya bagussss. Terharu deh pokoknya.

A photo posted by Cleoputri Makeup (@putzliciouz) on


Terus ngapain aja di sana?

...

...

...

FOTO-FOTO HAHAHAHAHAHAHAHA Nggak deng, nggak cuma foto-foto lah meskipun emang semuanya Instagram-able banget. Cahayanya bagus pula, jadi foto-fotonya semua indah. Please note untuk para agency dan EO, kalau bikin event ngundang blogger, nggak perlu deh romantis remang-remang, KAMI BUTUH CAHAYA. Biar foto Instagramnya cakep.

Dan sebenernya saya foto sedikit banget. Karena dateng mepet acara mau mulai jadi nggak sempet banyak foto. Jadi ini ngambil-ngambilin punya temen-temen blogger dari Instagram. Hehehe.

A photo posted by 🦄 pretty side of me (@annisast) on

Oke, jadi pertama kami nonton bareng video campaign SK-II di berbagai negara. Semua inspiring banget. Ada perempuan-perempuan Cina yang dilabeli "perawan tua" karena belum nikah sampai usia tertentu. Parahnya, mereka juga "dijual" dalam sebuah pasar atau marriage market di mana foto-foto para perempuan itu dipajang oleh orangtua mereka dalam rangka cari suami. WHY? Mereka nggak diberi opsi untuk nggak nikah. T_____T



Yang kedua ada Lee Siyoung. Lee Siyoung ini yang pernah jadi bintang tamu di "Running Man" zaman dulu. Dia aktris Korea terus banting stir jadi atlet tinju profesional. KEREN BANGET.



Yang ketiga ini mewek amat nontonnya. Lin Ching Lan ini dancer tapi tuna rungu. Bayangin gimana dia bisa nari kalau dia nggak bisa denger musiknya? Ternyata dia "mendengar" nya lewat getaran di lantai. Lin Ching Lan ini Miss Deaf Asia 2015 loh.


Setelah berkaca-kaca nonton videonya. Next satu blogger yaitu Rifka Buleipotan diajak naik ke atas panggung untuk jadi model demo make up. LAFF BANGET. Pas minggu depannya ketemu Rifka di acara berbeda dia bilang gini masa:

"Duh itu produk enak banget, pake berlapis-lapis tapi ringan banget. Gue pengen tidur rasanya saking nyamannya."

HAHAHAHAHAHA. I KNOW. Bener loh ya, kalau skin care high end itu rasanya ramah banget di kulit. Pake berlapis-lapis aja nggak berasa tebel dan meresap gitu. Kulit jadi kerasa sehat, bukan karena ketutup make up.

Rifka juga didandani dengan produk-produk make up SK-II (yang please note, harganya reasonable banget) oleh Oscar Daniel. Ini dia Oscar pose bareng Susan Bachtiar dan Dominique Diyose.



A photo posted by Cleoputri Makeup (@putzliciouz) on

Nah di sini, Susan Bachtiar dan Dominique Diyose juga sharing tentang tips skin care regime. Salah satunya yang paling penting dan langsung saya terapkan adalah ... MEMINDAHKAN FTE PADA BOTOL SPRAY SUPAYA IRIT. Tolong garisbawahi. SUPAYA IRIT. Jadi tipsnya gini:

1. Pindahkan ke botol spray
2. Masukkan kulkas
3. Pakai dengan cara di spray

Karena di spray, keluarnya lebih dikit tapi merata. Bok, level brand ambassador kaya Susan Bachtiar aja males loh pake kapas karena sayang katanya, kebanyakan nempel di kapasnya. Hahahaha. #firstworldproblem

Dan kata mbak Susan (yang kinclong bangeeett mukanya), dia dapet tips ini waktu gathering brand ambassador SK-II sedunia. Jadi mereka ada pertemuan rutin gitu. Dan yang ngasih tips irit ini adalah ... CATE BLANCHETT. LOL. Even Cate Blanchett realizes that SK-II FTE is too damn precious. XD

Dan yang paling bikin bahagia adalah, saya menang lomba live tweetnya YEAAAYYYY! *tebar-tebar confetti* Hadiahnya itu loh, FTE yang 250 ml (eh 250 apa 230 ya, pokonya yang 1,9juta ituh). SENANG!

Ditunggu undangan event berikutnya SK-II!


A photo posted by Agnes Oryza Kristel (@agnesoryza) on

A photo posted by 🦄 pretty side of me (@annisast) on

PS: Girls, thanks for the photos ya! Hope you guys don't mind! :)

-ast-

#FAMILYTALK: Keuangan Keluarga

$
0
0

Tadinya #FAMILYTALK nggak akan bahas ini, tapi karena momennya abis gajian, jadi ya udalah ini dulu. Gajian? Gajian yang mana ya? Gajian sebulan lagi ya? LOL

Jadi topiknya adalah, bagaimana cara mengatur keuangan dengan suami? Apa jujur semuanya? Apa ada yang disembunyikan?

Baca punya Isti di sini:

Catet ya, keuangan adalah bagian dari komunikasi. Karena saya bilang segalanya, (sampai udah pup belum hari ini, tmi lol) jadi ya urusan uang juga termasuk.

JG kalau beli mainan nggak bilang sih *yearite*. Tapi dia punya jatah sekian sebulan untuk beli mainan dan ya saya nggak pernah ngecek juga sih. Because I trust him (DEAR JG, I KNOW YOU READ THIS SO PLEASE KEEP IT THAT WAY).


Saya sendiri? Sering sih beli-beli nggak bilang dulu. Ya beli dulu aja gitu karena belinya juga pake uang sendiri kan. Itu karena pas beli, saya lagi nggak sama JG. Entah beli online atau lagi perginya sama temen-temen. Tapi ya pas ketemu bilang.

Karena kenapa harus disembunyikan?

Di keluarga kami, gaji semua saya yang atur. JG tau selesai aja. Semua cicilan, tagihan, bayar ini itu, semua saya yang urus. JG nggak pernah tau dan nggak pernah mau tau karena dia suka stres sendiri liat angka yang keluar tiap bulan lol.

(Baca: Mempertanyakan Rezeki)

Semua rencana keuangan didiskusikan bareng-bareng juga karena ya itu, semua didiskusikan. Uang cuma salah satu bagiannya. Saya tahu persis berapa jumlah gaji dia, begitu juga sebaliknya. Tiap ada job dari blog pun selalu didiskusikan, diambil apa nggak.

JG sendiri tiap hari ke kantor hampir nggak pernah pegang uang. Semua ATM saya yang pegang, dia pegang receh-receh buat pak ogah sama kartu kredit aja just in case. Karena buat apa? Bisa kok cashless, parkir di kantor gratis, sarapan sama makan siang bawa dari rumah.

JG pegang ATM kalau saya lagi ada event dan JG harus berdua sama Bebe. Ya masa nggak pegang uang ya kan.

"Dih, suami kok mau-maunya kaya gitu, dijajah istri. Nyimpen uang sendiri dong, jangan bilang istri."

Nggak sedikit yang bilang gitu ke JG dan dia so far lempeng aja. Lagian kenapa harus nyimpen sendiri coba? Mau sepatu bola, tinggal bilang juga saya beliin, beli mainan aman tiap bulan, mau traktir temennya juga ya boleh-boleh aja. Jarang banget saya nggak kasih izin beli sesuatu. *pencitraan istri baik hati lmao*

(Baca: Ini Tahap-tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak)

Anyway, ada yang sengaja menyembunyikan dari suami, ada yang emang suaminya nggak mau nyaho ya urusan uang istrinya. Daripada stres tau harga tas istrinya HAHAHAHAHAHAHA. Jadi ya intinya mah saling percaya aja.

Ya kan? Ya kan? Kalian gimana?

-ast-

Tentang Macet dan Menyetir Mobil

$
0
0


Kalau ada yang nanya saya bisa nyetir nggak sih? Pasti saya dan JG jawabannya nggak kompak lol.

Saya selalu jawab nggak bisa. JG selalu jawab saya bisa nyetir mobil tapi nggak mau ngaku biar nggak disuruh nyetir mobil. HAHAHAHAHAHAHAHA

Iya sih sebenernya JG bener lol. Saya NGGAK MAU nyetir bukannya nggak bisa. Nggak mau level takut banget nyerempet motor, males menghadapi angkot dan macet, dan membayangkan nyetir sambil bawa Xylo di car seat. REPOT.

Dan saya bukan yang jago gitu loh. Ada kan ya orang jago nyetir. Saya kalau nyetir itu terpaksa banget dan jadinya stres. Punya sih SIM, selalu diperpanjang, tapi ya udah. Nggak pernah mau nyetir.

Pas kuliah saya mending naik angkot atau nebeng temen padahal ada mobil nganggur di rumah. Adik saya yang jago nyetir mah pas kuliah hampir selalu ke kampus bawa mobil, saya mending naik angkot. Kalau macet tinggal turun terus jalan kaki. Nggak perlu stres, nggak capek. Simpel.


Hampir 6 tahun di Jakarta saya baru sekali nyetir mobil ke daycare karena ... iseng. Iseng deh pagi-pagi tiba-tiba dapet ilham "AKU AJA DEH YANG NYETIR". Jadi JG dan Bebe duduk manis, saya nyetir.

Kemudian udah ah kapok capek. XD

Terus hari ini. Mau meeting di daerah Sudirman yang sewajarnya sih 20 menit lah dari kantor. INI DUA JAM AJA DONG. Untung pergi 2 jam sebelumnya karena yah, takut macet dan malu banget kalau telat dengan alasan macet.

Yaiyalah Jakarta mah macet what do you expect? Mending nunggu di sana lama kan dibanding telat.

Lagian hidup di Jakarta sih kaya nggak ngaruh amat ya nggak bisa nyetir. Kalau ke mana-mana sendirian tinggal pake ojek, kalau sama Bebe yang tinggal pake GrabCar lah. Nggak sulit. Available 24 jam.

Gitu aja sih. INTINYA MAH MAU CURHAT AJA HARI INI MACET BANGET DAN HUJAN.

T________T

JG dari kantor ke daycare yang cuma sekitar 4 kilometer habis 1,5 jam di jalan. Saya sendiri entah berapa jam tadi di jalan. Kenapa ini terjadi pada kami.

T________T

Dan sialannya, seperti juga banyak orang lainnya, kami tidak punya niat untuk pindah dari Jakarta. We fall in love with this city so much we will do anything to survive here.

"Naik kendaraan umum dong makanya! Ngeluh mulu soal macet tapi masih bawa mobil! Hih!"

Mau sih. Tapi gimana dong bawa bayi. Dulu waktu masih single mah naik TransJakarta banget kok saya. Kalau berdua naik motor, praktis.

Ini bawa bayi deh. Keluar setiap hari pula.

"Makanya keluar kerja dong, urus anak aja di rumah. Jadi nggak perlu pergi-pergi setiap hari!"

Mmmm, what about no?

Okay enough ranting. Bye.

-ast-

#SassyThursday: Forced Marriage

$
0
0


Jadi kemarin saya baca di Seventeen (oh yes I read them a lot even tho i'm far from seventeen years old), ada sebuah keluarga Palestina yang tinggal di Amerika. Anaknya 4, perempuan semua, semua kelahiran Amerika, warga negara Amerika. Cerita diceritakan dari sudut pandang anak ketiga.

Intinya kedua kakak perempuannya tiba-tiba hilang setelah lulus SMP. Ibunya bilang mereka ada di kampung. Sampai dia sendiri lulus SMP dan nggak ada tanda-tanda akan didaftarkan ke SMA. Dia disuruh diam di rumah dan dibilang harus belajar jadi "good housewife" dengan belajar masak dan beres-beres rumah.


Baca punya Nahla di sini:


Long story short pas umurnya 14 tahun, dia dibawa juga ke Palestina dan tiba-tiba diajak ketemu beberapa laki-laki dan kemudian dipaksa menikah. Dia nggak maulah, tapi akhirnya nikah juga. Yang inspiring adalah, dia berhasil menghubungi US Embassy untuk kemudian dibantu kabur dari rumah suaminya dan kembali ke Amerika.

Karena menikah-paksa-kan anak di bawah umur adalah ilegal untuk warga negara Amerika (dan kita juga sih sebenernya). Dia kemudian tinggal di beberapa keluarga (foster family) yang mau nampung dia sampai akhirnya salah satu keluarga itu mau mengadopsi dia jadi anaknya.

Dan dia harus melewati beberapa persidangan melawan ibunya untuk menentukan apakah dia akan dipelihara negara atau balik ke ibunya. Tapi ternyata ibunya melepas gitu aja, nggak ada beban kalau harus mempertahankan anak kandungnya sendiri. Akhirnya dia sekolah lagi, lulus kuliah, dan kerja. Dengan keluarga baru yang lebih sayang sama dia dibanding keluarga kandung dia sendiri.

Saya bacanya speechless. Sedih banget. Kalau kita udah nggak bisa percaya sama ibu kandung kita sendiri, sama siapa kita harus percaya?

Dan berapa juta anak Indonesia mengalami hal yang sama, nggak punya kesempatan untuk kabur, dan terpaksa kehilangan masa depan karena dikawinkan paksa?

Gini, ketika ada ibu menyiksa anaknya, kita akan tau kalau ibu itu depresi atau punya penyakit jiwa. Tapi melepas anak lo untuk nikah sama orang lain di usia yang sangat muda, itu namanya kabur dari tanggung jawab, bukan sakit jiwa. Beda. Yang satu sakit, yang satu tolol.

Udah tahu nggak akan sanggup besarin anak, kenapa masih harus beranak sih? Empat pula dan tiga dari empat itu langsung dibuang gitu aja di umur 13-14 tahun untuk melepaskan tanggung jawab. Such an idiot. Orang-orang kaya gini nih yang harusnya dilarang kawin.

Nikah paksa itu gila banget loh. Apalagi keterusan nggak bahagia dan punya anak. Akan ada 2 generasi yang jadi korban. Ibu yang punya anak di luar kemauannya, akan seperti apa membesarkan anaknya?

Saya punya teman yang dinikahkan paksa oleh ibunya saat lulus SMA, suaminya kaya raya. Sampai sekarang nggak bahagia, statusnya selalu mellow. Anaknya satu, cerai sama suaminya dan struggling jadi single mom karena punya anak di usia sangat muda dan nggak pernah kuliah. Kerja pun ya gitu-gitu aja.

Oh ada yang bahagia dinikahkan paksa? Setelah berapa lama? Ya kalau namanya "dipaksa" mah udah berarti nggak akan bahagia lah. Apalagi dengan laki-laki yang bukan pilihan anaknya sendiri.

Dan saya kepikiran lamaaaa banget sama artikel ini sampai ngelamun. Bahwa hal-hal kaya gini itu di luar kuasa kita. Bahwa ketika negara membuat hukum anak nggak boleh nikah di bawah umur sekian aja nggak ditanggepin sama orang-orang ini, kita tau otak mereka seberapa jauh dipakenya.

Mereka nggak peduli itu ilegal atau nggak, yang penting hidupnya nggak susah lagi. Yang penting anak mereka ada "di tangan yang tepat", suka atau tidak, bahagia atau tidak. Yang penting bisa makan.

SEDIH BANGET. Perut memang selalu jadi urusan nomor 1.

Makanya saya selalu menganggap program Keluarga Berencana itu brilian banget. Soeharto emang sarap ya diktator banget sampai punya anak berapa aja dia atur sama negara. Dia kampanyekan ke desa-desa.

Untuk apa? Untuk mempertahankan kualitas hiduplah. Lo nggak punya anak aja hidup susah kok mau punya anak 4. Ujung-ujungnya nggak sekolah kan, kalau laki-laki kerja jadi apapun level kuli, kalau perempuan ya dinikahkan paksa.

Apa yang harus kita lakukan? Kampanyekan lagi KB?

Tolonglah kampanyekan kalau mau kawin itu mikir. Iya anak lahir dengan rezekinya masing-masing, tapi seberapa banyak kita baca bayi meninggal karena dikasih makan di usia beberapa hari karena orangtuanya nggak sanggup beli susu dan ASI nggak keluar?

Saya selalu nganggap orang-orang susah kaya gitu ASI nya nggak keluar karena mereka makan aja nggak bergizi. Ngerasain banget soalnya kalau makan banyak dengan sayur dan protein, ASI kenceng. Kalau makan sedikit, ASI kurang. Ya kalau ibunya makan aja susah? Gimana ASI nya mau keluar? Ya kan?

Dan orang-orang judge: ASI pasti keluar! Lo aja kurang usaha. Kurang uang sih sebenernya buat makan, kalau makan bergizi mungkin ASI nya keluar.

Ya gitulah. Cuma mau share keresahan aja yang tidak ada solusinya. Plis om tante, jangan kawinkan paksa anak-anakmu dengan alasan masa depan.

:(

-ast-

#FAMILYTALK: Mengajarkan Gender pada Balita

$
0
0

Oke, ini kayanya agak kurang tepat disebut gender sih, tapi nggak sepenuhnya tentang jenis kelamin juga. Tapi dapet kan maksudnya?

Di dunia yang setiap hari penuh pelecehan ini (seperti kasus pramugari Garuda itu atau lebih parahnya lagi tentang sexual harassment di kampus), saya ingin mengajarkan sejak dini pada Bebe bahwa ada laki-laki dan ada perempuan. Bahwa ada hal-hal yang tidak boleh Bebe lakukan pada perempuan karena perempuan harus dihargai.

Bebe should never harass or abuse woman in any way possible. Physically or verbally. NO, and that's me and JG's responsibility.

Baca punya Isti:

Ketika saya curhat ini pada psikolog, psikolognya agak bingung karena memang terlalu dini untuk Bebe mengerti ada bedanya laki-laki dan perempuan. Bebe baru akan berusia 2 tahun akhir minggu ini, FYI.

Kata psikolognya: "Ibu, ketika anak melakukan sesuatu yang salah, ia tidak boleh melakukannya, baik pada laki-laki ataupun perempuan. Misal ia mendorong anak lain sampai jatuh, ia tidak boleh seperti itu, baik pada anak laki-laki atau perempuan."


Iya, tapi sebenarnya ada hal-hal yang bisa dilakukan bersama teman laki-laki, tapi tidak dengan teman perempuan. Seperti misalnya lari-lari keliling ruangan kemudian saling menabrakkan diri.

Bolehlah main begitu sama anak laki-laki karena pas tabrakan terus jatuh timpa-timpaan gitu malah ketawa-tawa kan anak laki-laki mah. Masalahnya ketika anak perempuan diperlakukan sama, ditabrak sampai jatuh. YA NANGIS LAH. Ada sih anak perempuan yang nggak nangis, tapi sebaiknya jangan main kasar gitulah sama anak perempuan. Kecuali anak perempuannya yang ngajak main duluan ya.

Atau di rumah. Bebe dan JG senang main gulat-gulatan, Bebe loncat-loncat atau berdiri di perut JG, atau loncat terus duduk seketika. Ya mereka main gitu lempeng aja, tapi ketika Bebe berusaha main gitu juga sama saya. YA NANGIS LAH SAYA.

Sakit badan banget sissss. Kejeduk kepala aja kepala saya yang pusing, Bebe mah ketawa-tawa aja lanjut main. (WHY GOD WHY)

(Baca juga: 10 Tips Agar Balita Cepat Lancar Bicara)


*

Mendengar cerita saya, psikolognya baru ngerti. Bebe sudah terpapar lingkungan dengan banyak anak sebaya sejak kecil jadi mau tidak mau masalah ini muncul karena dia merasa akrab dengan semua temannya. Ya kalau anak yang di rumah aja kan nggak mungkin tiba-tiba main tabrak-tabrakan dengan anak yang baru ia temui di mall gitu. Pasti lempeng aja.

Psikolog-nya kemudian menjelaskan bahwa sampai usia 5-6 tahun, pengetahuan anak tentang jenis kelamin masih blur. Oke di umur 4 tahun dia akan tahu bedanya. Ayah itu laki-laki dan ibu itu perempuan, tapi itu mungkin hanya tau dari penampilan fisik, dia belum tahu apa yang harus dilakukan pada orang dengan penampilan fisik seperti itu?


Jadi gimana dong cara mengajarkan gender pada balita? 


1. Jelaskan berulang-ulang


Ini yang paling utama saat ingin menanamkan sesuatu pada anak. Jelaskan dan jangan bosan. Saya selalu berusaha menjelaskan "Bebe, xx itu perempuan. Jangan seperti itu pada perempuan ya. Main kaya gitu dengan xx atau yy aja (yang laki-laki)."

Atau saat Bebe nimpa-nimpa saya, saya akan bilang: "Main seperti itu dengan appa ya, tidak dengan ibu."

Bebe? Bengong dong tentu saja. Tapi ya, saya ulang dan saya ulang. Biarlah semoga tetap ada di ingatan meskipun belum 100% mengerti.

2. Bedakan antara laki-laki dan perempuan

Caranya kalau ada topik yang bisa sekalian belajar, sekalian selipkan pelajaran hahaha. Kaya misalnya liat saya solat pakai mukena.

Bebe: "Ibu pake mukena?"

Saya: "Iya karena ibu perempuan, kalau laki-laki seperti Bebe dan Appa, pakainya sarung."

Bukan semata-mata mengajarkan sarung dan mukena, tapi mengajarkan bahwa ibu dan appa berbeda.

3. "Kakak cantik"

Kalau bertemu dengan anak kecil perempuan, saya selalu menyebut mereka dengan "kakak cantik" tapi kalau anaknya laki-laki, saya hanya bilang dengan "kakak". Untuk diferensiasi aja sebenernya.

Dan Bebe ngerti banget! Di buku-buku dia kalau ada gambar anak perempuan dia bilang "kakak cantik" sebaliknya kalau anak laki-laki dia hanya bilang "kakak". Berarti tinggal sabarnya aja ya ini sampai dia tidak memperlakukan anak perempuan seperti anak laki-laki. Hahahaha.

4. Alat kelamin
Menurut teori psikososial-nya Sigmund Freud (WOOO BAWA-BAWA SIGMUND FREUD WOOOO), dari usia 2 sampai 6 tahun adalah fase phallic di mana anak mulai tertarik dengan alat kelamin. Makanya suka dipegang-pegang ya kan.

Bebe pernah nanya: "ibu t*tit ibu mana?"

Nah itu saat yang tepat untuk menjelaskan bahwa ibu tidak punya karena ibu perempuan. Appa punya karena appa laki-laki. Nggak awkward sih karena ya ngomong sama anak sendiri masa awkward?

"Don't be awkward because we want that we, his parents, will be the one he relies on when it comes to sexual questions. Nowhere else."

5. Ajari tentang rasa malu

Bahwa keluar kamar mandi itu harus pakai handuk. Keluar rumah itu harus pakai baju dan celana lengkap. Sekalian juga ajari bagian-bagian yang tidak boleh dipegang orang asing.

Ya ini udah banyaklah artikel soal mengajari rasa malu ini pada anak. Ini penting untuk menjaga anak juga.

*

Udah sih itu aja. Untuk hal lain seperti warna dan mainan, Bebe gender free sih. Nggak berarti karena Bebe laki-laki dia jadi nggak pake baju pink. Atau karena dia laki-laki dia jadi dilarang main boneka. Boneka Bebe banyak banget dari bayi, mau main masak-masakan boleh, meski mainan favoritnya ya main mobil-mobilan dan bola juga.

Apalagi soal urusan rumah tangga. Benci banget saya yang membagi-bagi urusan rumah tangga sebagai urusan laki-laki dan urusan perempuan. Jadi anak perempuan belajar masak-masakan dan anak laki-laki main lego bikin rumah gitu? Ew, no. Kalau Bebe mau keduanya boleh, mau main masak-masakan aja juga boleh.

Kalau JG selalu mencontohkan sekolah-sekolah di mana ya lupa (Inggris apa ya?) yang men-gender neutral-kan sports. Jadi tim sepakbola itu campur aja laki-laki dan perempuan, nggak digabung karena kata siapa sepakbola itu olahraganya laki-laki? Kalau perempuan mau juga boleh.

Yes, being a parents is a never-ending homework, with our children as our teacher. :)

-ast-
Viewing all 727 articles
Browse latest View live