Arisan Mapan itu arisan online dari PT. Rekan Usaha Mikro Anda (RUMA). Dengan metode pembelian melalui sistem arisan, Arisan Mapan jadi sebuah wadah yang dapat menyatukan daya beli masyarakat Indonesia untuk saling membantu melalui struktur yang sudah tersedia di masyarakat yaitu komunitas PKK, posyandu, pengajian, arisan, dan lainnya. Menangnya bukan dalam bentuk uang tapi dalam bentuk barang.
Produk yang disediakan adalah produk yang dibutuhkan anggota berdasarkan permintaan mereka. Semakin banyak anggota yang membutuhkan suatu barang, Arisan Mapan pun dapat memberikan harga yang semakin terjangkau
Di Arisan Mapan, pemenang Arisan tiap periode kocokan akan mendapatkan barang, bukan uang. Setiap anggota bisa pilih barang yang berbeda-beda. Saat ini sudah bergabung lebih dari 70.000 anggota Arisan Mapan di Jawa dan Bali! Banyak banget!
Tertarik? Yuk sekarang saya jelaskan cara gampang untuk ikutan Arisan Mapan. 1. Jadi ketua Arisan Mapan
Caranya gampang, tinggal daftar di www.mapan.id atau unduh aplikasi Rumpi di www.rumpi.co.id atau search di Google PlayStore. Daftarnya gampang banget, bahkan nggak butuh email! Cuma masukkan nama lengkap dan nomor telepon yang bisa dihubungi. 2. Cari anggota dan hadiah arisan
Satu kelompok Arisan Mapan bisa berisi 4-15 anggota. Selanjutnya diskusikan ingin barang apa sebagai hadiah arisannya. Barangnya sendiri bisa dipilih lewat katalog cetak kaya majalah gitu, download pdf, lewat website, atau lewat aplikasi. Tentukan juga periode arisannya, apakah mau setoran mingguan atau bulanan. 3. Daftarkan kelompok arisan
Selanjutnya ketua Arisan Mapan mendaftarkan kelompok Arisan Mapan melalui tim penyuluh Arisan Mapan di lapangan, melalui website www.mapan.id, serta melalui aplikasi Rumpi. Ketua Arisan Mapan akan menerima notifikasi setelah pendaftaran kelompok Arisan Mapan berhasil dilakukan.
4. Arisan dikocok
Iya, seperti arisan biasa, Arisan Mapan juga pakai sistem kocok untuk menentukan pemenang. Dikocoknya oleh sistem jadi nggak bisa kongkalikong siapa menang duluan. Hahahaha. 5. Barang diantar
YEAY MENANG! Tinggal duduk manis di rumah, barang akan diantar. Ada yang diantar ke rumah ketua arisan dan ketua arisan mengantar ke rumah anggota, ada juga yang diantar langsung oleh Arisan Mapan ke rumah anggota yang menang.
Yaiya soalnya kan nggak semuanya barang kecil ya, kalau menangnya kulkas kan kasihan ketuanya. Jadi kalau barang besar, akan langsung diantar ke anggota yang menang. Saat diantar ini, ketua juga membayar setoran arisan yang sudah terkumpul.
Ribet sama uang cash? Mau transfer juga bisa. Selanjutnya tinggal konfirmasi pembayaran via sms. Simpel!
6. Selesai!
Gampang banget kan! Ketua Arisan Mapan juga akan mendapatkan komisi dari setiap penjualan barang yang diatur dengan sistem bagi hasil.
Jadi pengen ikutan? Daftar yuk di sini! Kalau belum jelas juga mampir ke sini untuk cari tahu lebih banyak soal Arisan Mapan!
Orang-orang memang kadang terlalu ramah ya. Apalagi ketika kita bawa bayi dan anak kecil. Bahkan orang random yang baru pertama kali kita temui di tempat umum aja bisa mendadak kasih wejangan ini itu. Banyak yang kasih pendapat ini itu.
Mmm, nobody asks for your opinion loh btw
Seperti orang-orang ini. Sering saya liat di tempat umum mereka memperlakukan anak sendiri atau bahkan mengomentari saya dan Bebe dengan kalimat-kalimat yang sebenernya tidak perlu. Ini hal-hal yang tidak perlu dikatakan pada balita: 1. "Makanya jangan nakal!"
Definisikan "nakal". Paling sebel sama yang suka judge anaknya begini apalagi kalau dia ngomong di depan orang-orang: "biar ajalah emang anaknya nakal!" padahal si anak cuma manjat-manjat kursi. Kenapa manjat kursi dibilang nakal? Aneh banget.
Karena takut jatuh? Kalau gitu namanya "bahaya" bukan nakal. Bahkan kalau ada anak kecil yang manjat kursi terus di kursinya ada presiden juga nggak bisa dibilang anak itu nakal. Deuh gemes, belum pernah sekali pun saya bilang Bebe nakal. Kalau bahaya, ya pindahkan ke tempat yang nggak bahaya lah, bukan judge si anak dengan nakal.
Next level, menyalahkan orang lain dengan nakal karena si anak nangis. WHY WHY WHY. Si anak nangis karena bosan. Seseorang tiba-tiba mendekat dengan wajah simpati dan bilang di depan muka anak kita: "Kenapa nangis? Ibunya nakal ya?" #truestory
Next level, anak kejeduk mejanya dipukul. "Meja nakal, pukul meja!" Ring a bell? Untung ibu saya dan mertua nggak kaya gitu kalau nggak mah bhay aja. 3. "Walahhh, kenapa item gini nggak kaya ibunya"
BODY SHAMING AT ITS WORST. Body shaming itu sudah diperkenalkan sejak kita bayi ya gila gilaaa. Bayi lucu nggak ada salah apa-apa tiba-tiba dikomentari orang yang bahkan nggak pernah tau nama lengkap anak kita "kok idungnya rata gitu?" atau "kok rambutnya botak terus sih?" Seakan ibunya tahu jawaban dari dua pertanyaan itu.
Nggak penting wahai manusia. Komen juga nggak bikin hidung si bayi jadi mancung dan rambutnya mendadak jadi lebat. Dengan nggak komen, lo jadi orang manis dan baik budi. Komen gitu cuma memindahkan diri lo ke negara bagian orang-orang nyebelin (with Trump as your president, yes THAT level).
Ya coba aja bilang ke orang dewasa yang baru kita kenal atau jarang kita temui "hai mas, idungnya pesek amat ya?" atau "hai mbak, gendut ya badannya" atau "hai pak, kok botak sih". Insulting kan. Nah makanya jangan lakukan juga pada bayi. Plis.
4. "Kok masih nenen sih?""Kok masih pake diapers?""Kok makannya bubur?"
Dan sejuta pertanyaan mempertanyakan hal yang nggak perlu lo tau juga jawabannya karena lo bukan ayahnya, ibunya, atau kakek neneknya. Dan ibu-ibu yang ditanya gitu pasti jawab terpaksa karena ngerasa nggak enak.
5. "Salah dek bukan di situ. Nah di situ aja. Eh jangan di situ, di atas yang kuning aja"
Ini kisah nyata di mana seorang ayah ngatur-ngatur anaknya yang lagi main Lego ... di toko mainan di mall. Tau dong kalau toko mainan di mall itu hampir pasti ada Lego segambreng lengkap dengan meja, kursi, dan segala-galanya untuk dimainkan gratis?
Nah bukan sekali saya melihat orangtua yang nemenin anaknya main Lego, TAPI NGATUR anaknya harus naro bricks yang ini di mana, bricks yang itu di mana. That's insane!
Maksudnya anaknya lagi main gituloh kok diatur-atur amat. Bebe mau duduk di kolong meja terus main Legonya di kolong meja juga nggak saya larang karena nggak ada aturannya kan main itu harus bagaimana. Kasihan anaknya. T_____T
*
Ngerti banget sih kadang orang cuma berusaha untuk being nice, untuk terlihat baik dengan basa-basi. Atau ada juga yang ngomong mulu sama anaknya karena khawatir. Tapi percayalah memang banyak yang nggak perlu dikatakan. Ngapain coba ngomong tapi nggak bermakna, nggak ada isinya dan cuma insult orang lain termasuk balita yang belum ngerti salah dan benar.
Kenapa tiba-tiba kepikiran? Karena bulan lalu baru nemu satu tempat beli baju buat Bebe dan itu murah-murah banget. Pas tadi chat sama Isti, keranjang baju Bebe di sebelah saya jadi langsung inget pengen share lol. Hamil Bebe
Saya selalu mikir saya akan punya anak perempuan. Soalnya saya kakak beradik bertiga perempuan semua, ibu saya kakak beradik berlima perempuan semua. Kakak dan adik JG perempuan. Jadilah pas hamil di 3 bulan pertama, saya browsing baju-baju bayi cewek di Instagram dan ol shop.
Pas di USG dan Bebe cowok, saya shock sampai bengong. XD Tapi ya udah ga jadi cari-cari baju. Kebayang kalau anak saya perempuan pasti boros banget, lah merintil segala jepit rambut, bando, sepatu lucu-lucu semua.
Kalau di mall itu aja kan biasanya sepatu anak perempuan 10 rak, sepatu anak laki-laki 1 rak ajah. Diskriminasi abis. Tapi enak, jadi ga boros.
Bebe < 1 tahun
Waktu Bebe bayi, dia termasuk bayi yang tumbuh cepat sekali. Mungkin karena lahir cuma 2,5 kg, dalam sebulan dia ngejar jadi 5 kg. Baru 3 bulan baju bayi udah sempit. Saya 2-3 bulan sekali beli baju.
Belinya di ITC Kuningan kalau di Jakarta, di Bandung belinya di Yen's atau di Lavie lah ya di mana lagi. Beli yang lusinan, satu model berbagai warna. Warnanya yang sama juga bodo amat.
Fact: Yen's dan Lavie itu nggak jual baju yang sama loh. Piyama-piyama aja modelnya beda.
Sampai umur Bebe setahun, dia ke mana-mana pakai piyama. Karena ngapain deh bayi belum bisa jalan dipakein baju rapi? Kasian nggak nyaman.
Baju pergi semua dikasih orang. Dan sebenernya saya nggak peduli gitu Bebe piyamaan di antara lautan bayi laki-laki berkemeja dan celana jins. Bebe baru punya sepatu pas belajar jalan, sebelumnya kaos kakian doang ke mana-mana.
Bebe > 1 tahun
Di satu tahun lebih saya mulai memperkenalkan baju lain selain piyama. Mulai dicoba pakai celana jins itu pun karena ada yang ngasih. Beli baju mulai beragam karena badannya udah nggak tumbuh secepet waktu di bawah satu tahun.
Bebe hampir selalu pake kaos kutung karena anaknya keringetan terus. Ya gimana orang kerjaannya lari-lari doang. Baju dan celana nggak pernah beli yang mahal. Cuma sepatu saya selalu beli yang "beneran" karena kasian baju sama celananya udah murah, sepatunya lah yang bagusan dikit lol.
Itu prinsip saya dan JG banget: baju dan celana biarlah cari diskonan atau beli di lantai bawah Plaza Semanggi (favorit saya), biarlah baju dan tas murah asal sepatu mahal hahahaha #sikap.
Karena mahal jadi beli sepatu jarang-jarang banget. Lima tahun terakhir JG cuma beli sepatu 3 kali kayanya, tas cuma punya satu, asli satu itu doang. Saya sih beli beberapa ya, tapi nggak banyak beneran. Makanya yang follow Instagram saya mah suka komen: "itu sendal favorit ya?" Ya favorit sih, tapi itu lagi itu lagi lebih karena nggak punya lagi. Hahahahahaha.
Bebe juga cuma punya satu sendal dan satu sepatu dalam satu kali periode ukuran kaki. Jadi beli sepatu, PAKE ITU TERUS SAMPAI KEKECILAN. Kalau udah kekecilan baru beli sepatu lagi.
Suka iri sih liat anak-anak orang yang sepatunya banyak (dan NB semua kaya anak Dian Sastro) jadi bisa ganti-ganti. Tapi sudahlah, sayang uangnya, mending buat beli sepatu saya atau JG, jelas bisa dipake bertahun-tahun, nggak akan kekecilan dalam beberapa bulan.
Oke enough.
Di mana aja Bebe beli baju?
- H&M
*sok kaya* LOL Nggak kok, ke H&M itu harus tau timingnya. Kaya Jakarta Great Sale atau mau lebaran itu diskonnya gede banget. Celana pendek (bahan kaos sih tapi enak banget asli) bisa cuma 70ribuan dan beli dua gratis 1! Jadi itungannya 140ribu dapet 3 celana.
Celana jinsnya juga bahannya enak banget, tipis dan nggak kaku sama sekali, nggak pake sleting pula jadi nggak ribet. Sepatu juga sama bisa 70-100ribuan. Sepatu bahan kanvas gitu, awet (awet untuk ukuran bayi ya yang 3-4 bulan sekali nomor sepatunya nambah) dan bisa dicuci.
Note kalau belanja pas diskon gini ga bisa dituker, jadi make sure ukurannya pas!
H&M boleh loh kalau mau sponsorin baju Bebe dan saya setahun hahahahaha Suka banget soalnya sama model-modelnya. Saya sendiri juga kalau beli baju seneng di H&M karena modelnya aku banget T______T Terharu amat nemu toko yang mengerti aku. XD
- BTC (Bandung Trade Center)
Ini baru ditemukan sebulan lalu dan langsung borong. Di BTC ada semacam factory outlet namanya D'Sale. Jadi suatu sore kami jalan-jalan random ke Pasteur untuk beli batagor, mampir BTC, pulang-pulang bawa baju Bebe segambreng hahahahaha.
Section anak-anaknya kecil sih tapi modelnya lucu-lucu banget dan karena sisa ekspor, jadi semuanya dari merek-merek ternama. Kaos dan celana Baby GAP dan Crocs bertebaran dengan harga ... jeng jeng ... 29ribu-49ribuan aja.
Ih kan mahal! Masa baju anak sama dewasa sama-sama 140ribu? Tipsnya adalah, pesan baju di Tees saat diskon hahahaha
Karena bajunya bisa custom kan, kapan lagi bikin baju custom murah. Langganan newsletternya, suka ada beli 1 gratis 1 soalnya.
Dan bahannya enak banget! Nyerep keringet, bahan standar internesyenel gitu deh.
Apalagi ya?
Oiya baju rumah! Itu semua yang dibahas baju pergi semua. Baju sehari-hari mah Bebe pake baju lusinan di ITC. Bebe punya model yang sama, warna yang sama tapi banyak. Atau beli yang satu stel kaos dan celana 30ribuan gitu. Celananya bahan kaos, beli lusinan juga.
Piyama beli di Yen's dan itu urusan mamah mertua. Asli dari Bebe bayi dibeliin piyama terus laff! Sampai sekarang masih punya stok piyama yang kegedean dan belum bisa dipake.
Udah sih kayanya itu aja. Saya belum pernah belanja baju bayi di Instagram karena nggak mau coba-coba. Soalnya Bebe anaknya punya prinsip banget, dia mending jalan-jalan nggak pake baju (minta dibuka) daripada pake baju tapi nggak nyaman.
Dan kadang tanpa direncanakan juga suka beli baju kalau nemu yang murah dan lucu aja sih. Nggak dibudgetin atau diniatin belanja. Saya juga suka Cotton On, tapi Cotton On baby belum ada lagi di Jakarta. Harus ke Living World masa *lirik Nahla*. Pernah beli baju Cotton On di Singapur dan itu best buy banget, bahannya enak, awet, nggak cepet belel.
Dan baju bayi yang nyaman menurut saya adalah, baju yang labelnya nggak dijahit. Ini selalu saya cek pertama, kalau nggak pake label, artinya dia ngerti bikin baju bayi nyaman. Merek-merek kaga H&M atau Cotton On gitu nggak pernah pake label. Sablon ajalah, sia-sia kalau dijahit juga digunting soalnya gatel kena leher.
Bebe punya baju @littlesachi lucu bangeeett, dikasih. Tapi somehow nggak terlalu fit sama badan Bebe. Dipake banget sih, cuma agak gimana gitu liatnya.
Seperti yang sudah berkali-kali saya bilang: perempuan harus berdaya. Perempuan harus punya penghasilan sendiri. Minimal ketika terjadi sesuatu pada suami, kita tidak terbiasa hidup santai, tapi terbiasa mencari penghasilan sendiri.
Dan mendapat penghasilan kan tidak melulu harus kerja di kantor. Apalagi untuk ibu-ibu yang sudah punya anak. Bekerja atau punya penghasilan dari rumah rasanya adalah opsi paling memungkinkan. Tapi sandungan berikutnya adalah modal. Bisnis apa yang tidak perlu modal?
Intinya, Arisan Mapan ini arisan to the next level. Arisan dengan hadiah barang dan bukan uang, barangnya dianter pun ke rumah, tinggal rajin setorannya aja kaya arisan biasa. Bedanya lagi, ketua arisannya dapet komisi!
Coba bayangin gini, kalian pengen jualan kue di Instagram, tapi nggak punya mixer. Mau beli kok ya nggak bisa dicicil dan belum ada uangnya kalau harus lunas sekaligus. Daftar jadi ketua Arisan Mapan aja, pilih mixer sebagai hadiah arisannya.
Kemudian cari 4 teman yang juga butuh benda lain dan nggak punya uang untuk beli, sama-sama maunya cicil aja. Yakin pasti dapet kan. Mungkin ada yang butuh kulkas untuk simpen ASI perah (ASIP), ada yang butuh HP baru, atau ada yang butuh mesin jahit. Dengan demikian, semua dapat barang yang diinginkan, plus ketua arisan dapet komisi juga!
Komisinya diberikan berdasarkan jumlah barang yang berhasil menjadi hadiah, sistemnya pakai sistem bagi hasil untuk setiap barang yang sudah dilunasi.
Nah, satu orang sudah punya mixer untuk jualan kue, yang satu jadi bisa berhemat tidak perlu beli susu formula karena sudah punya kulkas khusus ASIP, yang satu lagi bisa lancar jualan online, dan satu lagi jadi penjahit.
Keempatnya jadi punya penghasilan tambahan. Bayangkan kalau satu Indonesia bergotong-royong untuk bersama-sama meningkatkan taraf hidup. Seberapa banyak kekuatan ekonominya. Apalagi barang-barang yang ditawarkan di katalog Arisan Mapan adalah barang yang sudah jelas kualitasnya.
Seperti ibu Rini yang jadi bisa membantu keluarga dan anak-anak kurang mampu di lingkungan sekitarnya dengan memberikan tambahan pelajaran. Ia juga membantu warga sekitar untuk bisa punya alat masak sendiri! Simak cerita inspiratif ibu Rini di sini:
Siapa saja dapat menjadi Ketua Arisan Mapan tanpa modal dan syarat apapun. Ayo daftar di sini!
Akhir-akhir ini gue lagi mikirin pengen punya bb cushion April Skin karena lagi hits banget. Merenunglah gue karena masih punya cushion Face Shop dan 2 bb cushion lain yang bahkan belum dibuka.
Kadang kalau lagi nemu Guardian di mall, gue juga mendadak galau mikirin blush on Bourjois Rose Ambre 74 yang sekarang susah banget dicari padahal dulu gampang. Sementara blush on yang sekarang dipake juga baru hit the pan, masih bisa banget buat beberapa bulan ke depan.
Tapi gue yakin gue nggak sendirian. Karena guilty pleasure soal makeup pasti kita rasakan bersama.
Mengakulah ...
Beli lipstik warna “mirip”
Nggak berhenti beli lipstik dengan warna nude padahal warnanya mirip-mirip. Atau pake bahasa orang nggak ngerti make up: KOK LIPSTIKNYA SAMA SEMUA?
Tolong cek mata ya yang bilang itu warnanya sama semua *denial* Iya sih warnanya nude semua tapi tau nggak kalau mereknya beda, kandungannya beda, teksturnya beda. Tolong kita jangan berdebat di sini.
Pensil alis
Di kasus gue, pensil alis aja kenapa banyak banget deh? Warnanya sama semua pula. Udah gitu masih gatel beli color my brow padahal pensil alis udah cukup untuk disimpan sebagai cadangan di setiap tas. DAN MASIH ADA ATURAN LUPA BAWA KE KANTOR. Lari ke Indomaret beli Viva atau Maybelline. Karena alis on fleek adalah penentu mood hari ini.
Nabung
Menyimpan uang adalah hal tersulit di dunia karena kalau pun berhasil nabung, tabungannya akan habis ... dibelikan make up lagi. God why beri aku petunjuk. T_____T
Dan kenapa sih perasaan kok nggak punya uang terus? Kemana sih uangnya?
*menatap brush baru seharga makan di sushi tei untuk 3 orang* Sephora rules!
Bukan cuma gue kan yang keluar dari Sephora dengan bergaris-garis swatch lipstik di tangan? Apalagi kalau lagi bokek dan nggak punya uang, keliling-keliling di Sephora aja udah bikin gue bahagia. *anaknya cemen*
Dan garis-garis swatch lipstik di tangan itu hanya untuk dipandangi kemudian direnungkan dalam-dalam: “ini bagus warnanya tapi tebel amat ya, mmm yang ini terlalu gonjreng, nanti kalau punya uang mau beli yang ini aja deh, eh tapi yang ini terlalu mirip sama yang merek anu, ah nyesel tadi nggak coba yang itu ... ”
Begitu seterusnya sampai tahun depan. Kalau ada waktu luang …
Ngecekin online shop favorit untuk cek diskon. Ngajakin temen-temen kantor untuk belanja juga karena free ongkir minimum pembeliannya kegedean. Kalau nggak ada yang mau kemudian sedih.
T______T
Pentingnya skin care
Teori: “Oke mulai sekarang mau ngurangin beli makeup dan mau invest ke skin care mahal aja. Kulit sehat lebih penting daripada makeup!”
Kemudian beli skin care mahal. Kemudian bokek. Kemudian tetep tergoda beli makeup juga. Kemudian jadi super bokek.
YouTube dan Instagram
List following Instagram dan YouTube semuanya beauty guru. Alis dengan gradasi sempurna adalah karya seni, eyeshadow rainbow dengan blending yang jago layak difoto kemudian masuk galeri, contouring yang pas patut dikagumi.
Berjam-jam nongkrongin makeup tutorial dari yang jago sampai yang cemen kemudian berjanji pada diri sendiri untuk bikin juga karena “cih gitu doang mah gue bisa”.
Kemudian males bikin karena duh nggak ada waktu, nggak punya lighting, mau ngedit video laptopnya lemot, dan yang terpenting SIAPA YA YANG MAU NONTON?
HUAHAHAHAHAHAHA Packaging oh packaging
Beli make up yang udah tau ga akan dipake karena warnanya ga masuk sama kulit tapi beli juga karena packagingnya lucu.
Dan beli make up apapun dengan packaging lucu
Dan nggak mau buang make up meski udah kadaluarsa karena packagingnya lucu!
*
Tapi tenang. Kita lah yang jadi tujuan semua orang untuk bertanya makeup. Dan tidak pernah pelit untuk bagi-bagi makeup pada teman-teman dan saudara yang membutuhkan. Apalagi bagi-bagi sample size yang sachet karena punya setumpukan bonus ol shop.
Minggu lalu kami nggak nulis padahal udah rencana mau ganti si Sassy jadi Soleha dulu selama Ramadan. Ya kurangi bergunjing ya kan secara biasanya #SassyThursday yang diomongin artis-artis hahahaha
Topiknya lagi hot banget. Ibu warteg dan orang-orang yang sinis: "dih daripada buat ibu itu, mending disumbangkan buat A, mending dikasih buat B"
Buat saya, uang itu adalah rezekinya si ibu. Dan saya percaya, rezeki bisa datang dari mana saja. Baik atau buruk, halal atau tidak itu urusan si penerima rezeki dengan yang di atas.
Ya misal ada pejabat korupsi udah puluhan tahun, hidup mewah banget, ya itu tetep rezekinya dia. Cara menerima rezekinya baik atau buruk, urusan dia dengan yang di atas dan dengan para penegak hukum.
Kebetulan dia ketangkap KPK, ya masuk penjara. Nggak ketangkap, ya hidup foya-foya.
Jadi kalau ada yang bilang: "ngasih sedekah kok ke orang yang melanggar aturan!" atau "apa-apa kok diselesaikannya pakai uang!".
Terus kenapa? :))))
Kenapa mengatur-atur orang lain memberi sedekah pada siapa? Kenapa mempertanyakan sedekah yang diberikan orang lain? Sedekah itu beda sama infaq dan zakat. Lah senyum aja termasuk sedekah kan.
Sedekah itu urusan orang yang memberi sedekah mau diberikan pada siapa. Lucu aja buat saya, meributkan orang yang memberi uang pada orang lain. Menyindir orang yang memberi uang pada orang lain.
Oke memang si ibu salah ya melanggar perda. Tapi secara ekonomi juga memang nggak mampu kok. Wajar kok dikasih uang. Kalau tiba-tiba yang diberi uang adalah tersangka korupsi dengan aset triliunan, ya baru dipertanyakan.
Semakin heboh ketika si ibu semacam "nagih" lagi kan ke mana uang yang didonasikan untuk dia. Jujur banget si ibu, mungkin karena memang butuh uangnya. Dia bilang ingin bagikan untuk keluarga di kampung, kebayang nggak sih selama ini nggak bisa berbagi sama keluarga terus jadi bisa ngasih.
Lagian urusan uangnya dipake buat apa, bukan urusan kita lagi. Lah gimana dong kita kan nggak perlu urusin hidup orang 100%. Ojek payung yang ramah baik hati itu bisa aja tau-tau pake uang kita untuk ngelem, padahal kita kasih lebih karena kasihan. Atau tukang ojek yang kita kasih tips ternyata pakai uangnya untuk ke tempat prostitusi, kita nggak bisa lagi atur kan. Itu sudah uang dia, sudah rezekinya dia.
Dari sisi penyumbang, orang punya hak untuk memilih pada siapa mereka mendonasikan uang yang mereka punya. Pada si ibu warteg, pada charity di kitabisa.com yang lain, pada kakek tukang mainan di pinggir jalan.
Bebas. Kalau kalian memilih tidak berdonasi untuk si ibu dan bersedekah di jalan lain juga terserah. Tapi kalau kalian menyindir dan menertawakan orang yang menyisihkan uangnya untuk si ibu, kalianlah yang lucu because it's none of your business.
Hati setiap orang terketuk dengan hal yang berbeda. Bahkan orang terkaya pun kalau hatinya tidak tergerak, uangnya mungkin utuh tidak pernah bersedekah untuk siapapun.
And not related to ibu warteg but this one is worth to share. The most logical explanation:
Sampai jumpa minggu depan!
PS: Gue nggak nyumbang buat si ibu jadi postingan ini bukan pembelaan diri. :)
Huahahahahahah Iya serius. Udah pada cair kan THR nya? Saya sama JG sih udah kemarin banget. Dan yes langsung hampir habis karena THR itu memang untuk dihabiskan.
Tapi dihabiskan ke mana dulu. Jangan baru baca satu paragraf suruh dihabiskan langsung beli tiket pesawat buat liburan hahahaha.
Oke jadi THR itu biasanya satu kali gaji ya kan. Satu kali gaji full (kalau JG) dan satu kali gaji pokok (saya). Seneng dong karena dalam satu bulan gajian dua kali. Tapi inget, THR masuk ke dalam penghasilan tahunan BUKAN BULANAN.
Karena kan dapetnya setahun sekali. Setahun dua kali sih kalau di kantor saya karena natal juga dapet THR #win. Ya intinya, THR adalah penghasilan tahunan yang digunakan untuk membayar pengeluaran tahunan.
Apa saja pengeluaran tahunan ini? Saya biasanya menggunakan THR untuk membayar hal-hal tahunan. Ini tips untuk mengalokasikan dana THR:
1. Utang (kalau ada)
Iya ini kalau ada aja. Begitu terima uang, inget untuk bayar utang dulu. Ya kecuali utang gede kaya rumah atau cicilan mobil gitu ya.
Pokoknya dalam kondisi dapet uang selain gaji, selalu bayar utang-utang dulu sebelum bayar lainnya! Apalagi utang kartu kredit, lunasi!
2. Zakat
Ya tergantung agamanya sih ya. Tapi kalau THR Lebaran dan muslim, setelah bayar utang sisihkan dulu untuk bayar zakat. 3. Pajak kendaraan bermotor
Suka kaget ga sih tiba-tiba harus keluar sekian juta untuk bayar pajak mobil? Saya sih suka kaget dan suka berasa sedih hahahaha. Maka, bayarlah pajak kendaraan bermotor dari THR.
Kalau bulannya nggak pas sama lebaran? Ya disimpan dulu. Atau pakai dulu dana darurat untuk bayar pajak, kemudian pas dapet THR, langsung diganti. 4. Kurban
"Nonton konser bisa, kurban ga bisa" --> sindiran umum untuk para fangirl yang sanggup nonton konser 2-3juta tapi buat kurban selalu nggak punya uang.
Kami sekeluarga selalu menyisihkan uang THR juga untuk kurban. Dengan demikian, satu uang hari raya bisa untuk dua hari raya. :)
Kalau nggak sanggup full, tabung aja dulu setengah atau tiga perempatnya. Dari Idul Fitri ke Idul Adha itu nggak lama loh. Masa ngopi di Starbucks terus tapi nyisihin setahun 2juta ga bisa?
5. Asuransi Tahunan
Harusnya asuransi jiwa yang dibayar tahunan mengambil pos THR. Tapi sampai sekarang saya belum kesampaian juga mau ambil asji. :|
Asuransi jiwa ini penting untuk pencari nafkah utama keluarga. Kalau sampai pencari nafkah utama meninggal dunia, minimal uang dari asji bisa untuk bayar sekolah anak-anak dan bayar cicilan sampai lunas. Idealnya seperti itu, tapi kenyataannya males amaaattt bikin asji. *jangan ditiru* 6. Mudik
Saya nggak mudik karena mudiknya ke Bandung doang. Yang mudiknya jauh, nabung setahun atau pakai THR?
*nggak ngerti sebenernya mah karena mudik ke Bandung udah sama jajan segala macem nggak bakal abis sejuta*
7. Memberi untuk orangtua dan keluarga
Yes, kalau semua kewajiban udah selesai baru deh sisa uangnya untuk dibagi-bagikan pada orangtua dan keluarga.
Untuk memberi uang pada anak-anak kecil, pakai budget dengan sistem tukar uang aja. Misal tuker uang sejuta 10ribuan. Kalau uang itu habis, artinya tidak boleh ngasih-ngasih lagi. 7. Masih sisa? Baru buat belanja deh. Saya bukan tipe yang beli baju lebaran jadi biasanya lebaran pake baju yang ada aja. Bebe juga sama, kayanya nggak akan saya biasain soal baju lebaran.
Kecuali kalau udah sekolah ya, biasanya baju lebaran itu peer pressure banget kan buat anak sekolah
8. Masih sisa?
BANYAK BENER THR-NYA, KERJA DI MANA SIH?
T______T
Kalau masih sisa, masukan ke tabungan liburan.
Kami udah lama nggak liburan. Terakhir yang ke Singapur waktu Bebe umur 10 bulan. Sekarang mentok ke Bandung doang. Ke Bandung jajan cilok dan mie kocok aja aku hepi. XD
Karena masih ngejar uang Bebe masuk SD. Masih 5 tahun lagi Bebe masuk SD tapi tampaknya akan kekejar dalam 1-2 tahun karena tiap punya uang lebih/dapet bonus dari kantor langsung masuk ke dana pendidikan Bebe. Pokoknya dapen Bebe nyampe dulu baru mau liburan!
Meskipun kalau uang SD lunas, nextnya adalah kuliah karena aduh nggak kebayang pas Bebe kuliah uang masuk kuliah udah berapa mahalnya. Mending investasi dari sekarang.
Udah sih itu aja. Catatannya, tips ini akan lancar kalau penghasilan bulanan untuk pengeluaran bulanan tentunya. Karena kalau ga, ya kacau. Bisa-bisa THR jadi buat bayar listrik. Nggak gitu dong ya.
Dan ini tentu saja nggak saklek. Setiap keluarga kan punya prioritas masing-masing. Buat keluarga kami, ini yang paling ideal. Jatah bulanan aman, jatah tahunan teralokasikan dengan baik.
Kok nggak ditabung atau diinvestasikan sih? Menabung tujuannya apa? Investasi tujuannya apa? Menabung dan investasi seharusnya sudah bisa di-cover penghasilan bulanan karena menabung dan investasinya dibreakdown bulanan untuk mencapai tujuan dalam sekian tahun. Jadi THR mah memang khusus untuk bayar hal-hal yang sifatnya tahunan aja.
Selamat menghabiskan THR!
-ast-
Sumber: plan keuangan pribadi hasil konsultasi sama financial planner 3 tahun lalu. SHOUTOUT: Suka Arisan? Mau jadi ketua Arisan terus dapat komisi? Baca blog post saya tentang bagaimana cara menjadi ketua arisan yang mendapat komisi! Bukan MLM kok tenang aja, arisan ini maahhh. LOL
Bebe 2 tahun. T_______T Bebe bukan bayi lagi dan semakin saya "bayi-bayiin" karena masa-masa ini adalah masa-masa bukan bayi tapi nggak anak kecil banget juga. Hahahaha
Sampai JG kesel gitu ke saya bilang berulang kali. "Ah kamu biang kerok!" Karena Bebe kalau nggak ada saya itu mandiri banget. Tapi begitu ibu muncul, dia langsung berubah jadi bayi super manja.
...
Dan saya seneng dia manja huahahahahahhaha
Highlightnya adalah:
Susah nenen
Kaya yang udah saya ceritain sebelumnya, saya nggak ngotot untuk nyapih Bebe. Biarlah natural aja kalau masih mau nenen ya boleh. Tapi dianya pun udah nolak nenen terus. T______T
Nggak apa-apa sih nggak mau nenen tapi plis jangan susah bobo lah. -________-
Ini mah nenen nggak mau, maunya main. Bobo jam 12 terus, ngantuk berjamaah besok paginya telat ke kantor. Disuruh nenen nggak mau, disuruh tidur nggak mau. WHY.
Anak-anak dan ibu-ibu Lucu banget deh Bebe tau kalau dia adalah anak-anak dan saya ibu-ibu. Dan dia bisa mengasosiasikan tas saya sebagai tas ibu-ibu dan tas dia sebagai tas anak-anak.
Dia juga refer buku dia sebagai buku anak-anak dan Kindle sebagai buku ibu-ibu. <3
Jarang nangis
Nangis asli cuma kadang-kadang doang. Tantrumnya masih banget tapi udah nggak nangis. Ya tengkurep di lantai mah biasalah, nggak lagi nangis kejer kaya dulu.
Seringnya sih nangis palsu alias nangis negosiasi. JANGAN KALAH! Nangis negosiasi alias nangis strategi mah sebentar juga lupa.
Jalan
Jalan udah bisa dituntun menuju jalan yang benar. Tapi kadang kalau udah capek emang sengajain salah-salah jalan gitu. Harus ditinggal nanti dia ngikut. Tapi kadang nggak ngikut juga karena dia tau dia nggak akan ditinggal beneran. *sigh* Baru tau "kasian"
Tapi nggak tau artinya apa. HAHAHAHAHAHHAHA. Dia asal doang suka denger saya komentar "kasihan" sama binatang jadinya dia ikutin doang random.
"Ibu ini laba-laba. Kasihaaaannn ibu laba-laba."
"Wah ada semut ibu, kasihan semut ibu."
Padahal semut dan laba-labanya nggak kenapa-napa
XD Senang sembunyi
Sembunyi terus atulah di balik bantal-bantal dan dia akan teriak "alo mana yaaa? ibu alo mana yaaa?"
Saya dan JG harus pura-pura nyari "wah iya xylo mana yaaa? aduh xylo hilang nih nggak kelihatan"
Nanti dia akan "BAAAA!" *muncul dari balik bantal"
DAN ITU TIDAK BOLEH KITA TEMUKAN SENDIRI. Maksudnya Bebe harus "BAAA" sendiri. Pernah suatu hari JG buka bantalnya, pura-pura menemukan Bebe, dan dia ngamuk. Tantrum parah karena dia bete lagi sembunyi terus ketemu. -________- Bisa bercerita panjang
Ya sepanjang ngapain aja di sekolah dan menceritakan hal-hal yang dia lakukan sebelumnya. Ini harus dipancing banget sih kalau habis melakukan sesuatu ditanya-tanya terus biar kebiasa bercerita.
Imajinasinya juga jalan banget. Udah bisa pura-pura nelepon nenek pake tangan jadi hpnya.
Ibu: "Xylo telepon pake apa sih?"
Bebe: "Pake ini" *nunjukkin telapak tangan lol
Bebe juga tau tulang dan surprisingly dia ngerti padahal kan tulang itu kasat mata ya. Dia randomly bilang "tulang kaki" (lutut atau mata kaki), "tulang tangan" (sikut atau tulang jari), dan suatu hari di mobil dia bilang sambil nunjuk kepala "tulang jidat". HAHAHAHAHAHHAHAHAHA
Pup di kloset
Seperti juga weaning, saya belum keukeuh toilet training karena anaknya keras kepala banget!
Bebe tau caraya bilang mau pup, dia ngerti segala teori pup harus di kamar mandi blablabla. Tapi karena dibiasakan mengambil keputusan, dialah yang mengambil keputusan mau pup di mana. T_______T
Hari Senin, Selasa, Rabu
Bebe: "ibu alo pupup"
Ibu: "yuk di kamar mandi"
*sukses*
Hari Kamis, lagi sibuk main
Bebe: "ibu alo pupup"
Ibu: "yuk ke kamar mandi"
Bebe: "sini ajah ibu"
Ibu: "yeee jorok itu namanya. pupup itu di kamar mandi"
Bebe: "sini aja ibuuuu!"
*berdebat sampai tantrum dan ujung-ujungnya dibawa ke kamar mandi pun pupup ya nggak jadi karena udah nggak mood* T______T
Hari Jumat
Bebe: "ibu alo pupup"
Ibu: "yuk ke kamar mandi"
Bebe: "sini ajah ibu. alo jorok ih pupup di sini ih."
Ibu: "iya jorok ih. ayo ke kamar mandi"
Bebe: "NGGAK MAUUUU!"
*kemudian berantem* *kemudian pup di diapers lagi*
WHYGODWHY.
Tapi kata psikolog juga toilet training tergantung kesiapan anaknya sih. Dan anak cewek lebih mandiri daripada anak cowok jadi lebih mudah toilet training. Okfain. And the sweetest thing ever Lagi senang bilang makasih. Dan sedang didoktrin untuk bilang tolong dan permisi. Tolong dan permisi ini masih susah karena otomatis bilang "AWAASSSS".
Bebe: "ibu ambil minum ibu"
Ibu: "tolong ibu"
Bebe: "ibu tolong ambil minum ibu"
*ngasih minum*
Bebe: "makasih ibu. sama-sama ibu"
*dijawab sendiri* XD
Dan kalau sama saya dia mau peluk, mau cium. SAMA JG NGGAK. HAHAHAHAHAHHA KASIAN.
Dia juga randomly elus-elus saya dan bilang "sayang ibu".
*mewek*
Bebe, kalau di masa depan Bebe baca ini, you're the sweetest little creature and you'll always be. :)
Entah sudah berapa kali saya menulis tentang quote di atas. Quote itu jadi favorit saya karena saya merasakan sendiri kekuatan dari kolaborasi. Sesimpel menulis bersama Nahla dan Isti seminggu dua kali di blog ini, membantu banyak agar blog ini tetap bernyawa. Membantu banyak menjaring pembaca baru, pembaca yang sebelumnya hanya tahu Isti dan Nahla, jadi tahu blog saya. Begitu juga sebaliknya.
Semangat kolaborasi ini juga terus menerus diingatkan oleh JG, suami saya. Bahwa di masa sekarang, sukses sendirian itu tidak mungkin. Semua harus dijalankan bersama-sama, konsep kolaborasi, konsep berbagi.
Maka ketika diberitahu soal Arisan Mapan saya langsung penasaran. Karena arisan sepertinya adalah tradisi di Indonesia. Hampir setiap keluarga yang saya kenal punya yang namanya arisan keluarga. Meskipun hanya jadi satu alasan untuk ajang berkumpul tapi tetap saja, namanya arisan. Ada nama yang dikocok, ada uang yang dikumpulkan untuk dibagikan.
Di lingkungan bertetangga juga selalu ada PKK, Posyandu, pengajian, dan arisan. Saya sendiri ikut arisan di lingkungan tetangga rumah di Bandung. Arisan ini selalu saya sebut dengan uang kaget karena tiap bulan saya hanya menitipkan uang Rp 100ribu ke ibu saya, terus tahu-tahu saya dapat Rp 2juta hahaha. Lumayan banget kan!
Nah, kini PT RUMA melalui Arisan Mapan hadir untuk membantu masyarakat Indonesia mendapatkan akses terhadap produk dan layanan dengan kekuatan gotong royong masyarakat. Dengan Arisan Mapan, masyarakat dapat saling membantu dalam mendapatkan barang yang dibutuhkan secara bergiliran.
Apa itu Arisan Mapan?
Arisan Mapan itu arisan tapi dijalankan secara online. Arisan Mapan adalah sebuah wadah yang dapat menyatukan daya beli masyarakat Indonesia untuk saling membantu melalui struktur yang sudah tersedia di masyarakat yaitu komunitas PKK, posyandu, pengajian, arisan, dan lainnya
Tinggal buka websitenya di sini. Menangnya bukan dalam bentuk uang tapi dalam bentuk barang.
Produk yang disediakan adalah produk yang dibutuhkan anggota berdasarkan permintaan mereka. Semakin banyak anggota yang membutuhkan suatu barang, Arisan Mapan pun dapat memberikan harga yang semakin terjangkau. Barangnya apa?
Ada katalog online yang bisa dilihat di sini. Barang-barangnya ada berbagai macam kategori. Dan jangan bayangkan barang-barang "mahal" semua seperti gadget atau elektronik. Baju anak dan dewasa juga ada lho! Untuk baju anak, setorannya mulai dari Rp 24ribu aja sebulan. Seru kan! Konsepnya bagaimana?
Jadi ada satu orang yang akan berperan sebagai ketua arisan. Arisan offline juga seperti ini dong, ada satu orang yang jadi ketua yang tugasnya mengumpulkan anggota dan menagih pembayaran arisan.
Untuk jadi ketua di Arisan Mapan, tinggal sign up di website-nya. Kemudian kumpulkan minimal empat anggota. Nanti setiap minggunya, ketua harus menagih pembayaran arisan pada anggota. Ketua juga yang menyetorkannya pada Arisan Mapan. Barangnya apa harus diambil?
Barangnya nanti dikirim langsung oleh pihak Arisan Mapan. Jadi beneran tinggal duduk manis aja di rumah untuk nunggu kocokan dan barang dateng ke rumah, nggak perlu jalan sendiri untuk mengambil barang.
Iya dan arisannya beneran dikocok juga lohhh! Tapi dikocoknya udah bukan lagi pake kertas digulung dan dimasukin ke gelas. Gelasnya ditutup kertas kemudian dikaretin dan dibolongin. HAHAHAHAHAHA.
Nggak dong, dikocoknya pakai sistem. Iya jadi semuanya online. Arisan paling praktis sedunia! Dengan arisan, kita semua bisa bersama-sama mendapat barang yang kita inginkan tanpa berhutang!
Oiya, jadi ketua arisan dapat komisi lohhh! Bagus banget menurut saya karena saya termasuk yang menganut kepercayaan kalau perempuan HARUS berdaya. Jadi bisa untuk penghasilan sampingan juga.
Seru ya. Nih untuk lebih jelas, tonton dulu yuk cerita Ibu Dina, seorang staf admin yang bekerja di Jakarta dan menjadi ketua Arisan Mapan. Setelah jadi ketua Arisan Mapan, Ibu Dina bisa mendapat penghasilan tambahan sehingga bisa punya tabungan lebih untuk anak-anaknya.
*
"Arisan Mapan mengajak para perempuan di Indonesia dari berbagai profesi menjadi Ketua Arisan Mapan agar mereka dapat memiliki peluang mendapatkan penghasilan tambahan tanpa modal dengan waktu yang sangat fleksibel sehingga mereka masih dapat mengurus keluarga dan pekerjaan di kantor," jelas Hendra Tjanaka, Chief Marketing and Sales Operation dari PT Ruma.
Kenapa harus jadi ketua Arisan Mapan? Baca blog post sebelumnya dulu dong!
Alah judulnya. Padahal cuma mau bilang abis ganti template hahahahaha.
Udah berbulan-bulan lalu Nahla pengen banget template responsive. Saya lempeng aja karena nggak ngerasa butuh template responsive, toh yang sekarang dipake udah lucu dan nggak kenapa-kenapa. Tapi dia keukeuh.
"Tapi tampilan mobile bawaannya blogspot itu bapuk banget desainnya!"
Iya sih jelek tapi terus kenapa hahaha ringan juga kan karena bawaan blogspotnya. Dulu saya emang cuma pakai simple template bawaan blogspot terus desain header sendiri dan diutak-atik sendiri lah biar begini begitu.
Sampai tiba-tiba saya pengen ganti share button. Karena saya sebelumnya pake ShareThis, eh terus dia ganti tampilan blablabla intinya saya jadi nggak bisa buka analytic-nya. Dan ini sudah terjadi berbulan-bulan. Gantilah saya sama Shareaholic. Shareaholic ini menghitung share berdasar jumlah URL di socmed tujuan. Dan ternyata ...
POSTINGAN GUE BANYAK YANG SHARE BANGET YA?!
Postingan yang (menurut saya) amat sangat tidak penting aja ternyata share-nya bisa di atas 20. Kalau yang viral kaya gerakan tanpa setrika ini sampai 12ribu, atau bahkan postingan ini share-nya 21ribu!
Terus aku jadi pengen pamer dong jumlah share di tiap blogpost. Setting lah Shareaholic sampai aku menyadari kalau ternyata di mobile nggak nongol share buttonnya.
T_____T
Udah coba yang floating segala macem sampai hubungi helpdesk-nya Shareaholic nanya apa yang salah kenapa share button di mobile nggak muncul. Udah dibales sama mereka dan mereka nggak bisa jawab. Ini pasti karena tampilan mobile-nya blogspot yang amat sangat sederhana itu.
Sungguh tidak mungkin aku pamer sepotong-sepotong karena plis maunya di mobile juga muncul itu share button. Akhirnya diputuskanlah untuk ganti template aja ke responsive karena responsive artinya nggak ada mobile lagi artinya share button Shareaholic udah pasti nongol.
bukan bawaan blogspot dan bawaan blogspot
Kemudian bikin status di Facebook nyari yang bisa bantu desainin. Kenapa nggak beli aja? Karena template responsif yang beredar di pasaran itu nggak ada yang sesuai sama yang saya mau. Ini juga yang bikin Nahla maju mundur karena semua template responsive itu rata-rata white clean, putih bersih, nggak kaya hidup kami berdua yang sukanya nanas dan terong. :|
Status tidak membuahkan hasil. Akhirnya saya browsing di Etsy dan nemu satu template murah (cuma 3 dolar). Belilah untuk iseng ngeliat struktur html-nya, maklum pertama kali liat coding responsive (dan ternyata ribet lol).
Terus ternyata pas upload header, headernya nggak bisa responsive. I’m too busy to figure out how to make it responsive so i prefer to buy another template hahahaha. Browsing lagi, akhirnya terdampar di page-nya Vefio Themes dan aku jatuh cinta.
Karena templatenya lucu-lucu banget. Ya sama sih kaya yang lain, white clean, putih bersih, super simple tidak berdosa. Tapi ada satu template namanya Olivey yang saya suka banget karena base-nya pink, harganya 9 dolar.
Pas liat nama dan lokasi, ealah orang Indonesia namanya Angga. Saya message Angga di Etsy dan mengkonsultasikan apa yang saya mau. Saya tanya apakah template-nya di lock? Apakah bisa dicustomize sendiri? Dia jawab bisa di-customize, nggak ada yang di-lock sama sekali. Soalnya saya liat banyak template free yang bagian tertentunya di-lock gitu jadi nggak bisa diotak-atik. Tapi itu mungkin karena free ya.
Sayangnya, template pilihan saya si Olivey ini nggak ada footernya. Saya juga ingin ada slider featured post di bawah header. Akhirnya saya hubungi aja dulu orangnya untuk tanya-tanya. Dan ternyata Angga ini ramah banget aku terharu huhu padahal aku banyak maunya hahahha.
Akhirnya saya minta base template Olivey, dengan slider featured post dari Adelyn, dan top menu Vanila. RIBET YA KAN. Olivey, Adelyn, dan Vanila ini semuanya template bikinannya Angga dan semuanya LUCU BANGET ASLIIII. Klik aja untuk demo templatenya.
Untuk keribetan ini a.k.a custom desain lah ya, kena charge lagi 5 dolar jadi totalnya 14 dolar. Totally worth the price!
Kenapa harus beli template di Vefio:
Template-nya rapi, font pilihannya bagus jadi nggak pusing lagi pilih font, cantik-cantik semua
Bisa custom dengan nambah biaya 5 dolar.
Angga ramah dan service-nya bagus banget. Bintang 5 deh pokoknya. Angga mau saya tanya-tanya kode-kode tertentu yang pengen saya custom dan dijawab dengan lengkap sekali. Laff!
Templatenya udah SEO friendly. Pas saya cek juga udah di-install open graph jadi (semoga) ga error lagi kalau share postingan di Facebook. Nggak perlu debug dan scrape ulang. *ok this is too technical*
Bisa ganti header dan otomatis responsive headernya.
Bisa custom sendiri semua opsi yang ada di bawaan template blogspot. Jadi bisa diganti semua background, header, font, warna, semuanya bisa diganti. Persis kaya Simple Template blogspot.
Dikasih dua pilihan, auto read more dan non auto read more. Kalau pake auto read more postingan jadi rapi karena kepotong otomatis, nggak perlu pilih page break sendiri pas nulis.
Nulis ini nggak dibayar lohhh. Emang pengen kasih rekomendasi beli template responsive bagus aja karena ternyata banyak yang punya kesulitan yang sama.
Nah saya sendiri karena nggak suka sama template sepi, akhirnya install read more nanas sendiri. Masih suka agak error sih di device tertentu kaya iPhone 5, nanasnya kepotong. Tapi nggak apa-apalah, nanti ditelusuri lagi salahnya di mana. Dibantu Angga, saya juga ganti back to top button-nya dengan balon udara kesayangan yang sekarang ganti warna. Kemarin pink gonjreng, sekarang pink soft.
Dan kata Nahla ini masih terlalu clean. Iya sih, dulu warnanya terang banget sekarang pake pastel. Dulu backgroundnya aja polkadot lucuuuu. Pengen ditambah background polkadot lagi tapi nanti deh, sekarang menikmati dulu template clean ini. Hahaha. Template yang kemarin itu tepat setahun sih pas liat di folder desainnya, Juni 2015. :’)
Oiya yang belum tau, template responsive itu adalah template yang all devices friendly. Kalau template biasa kan cuma ada 2 mode, desktop dan mobile. Nah di template responsive, templatenya fluid, menyesuaikan lebar device yang dipakai. Kaya gini nih:
Template responsive juga biasanya lebih ringan dan yang jelas desain mobile-nya bisa sesuka hati, nggak lagi bawaan blogspot.
Jadi siapa yang abis ini jadi tergoda mau beli template juga? Hahahahaha. Boleh hubungi Angga aja. Tapi nggak dapet diskon juga sih, lah itu udah murah. XD
Bebe: *lari-lari di depan etalasenya dan menunjuk dua macam donat* “Mau ini, mau ini.”
Saya ke JG: “Kamu?”
JG: “Mmmmm” *mikirnya lama karena nggak tau mau yang mana* “Sh*t, kok Bebe tau apa yang dia mau dan aku engga?”
SEPARAH ITU. Separah itu JG nggak bisa ambil keputusan. We discuss everything, yes, but most of the time it’s me who decide.
JG adalah orang yang nggak bisa ambil keputusan spontan. Mau beli yang mana? Mau makan di mana? Mau pergi ke mana? Mampir makan malem dulu atau makan di rumah?
Pasti mikirnya lama. Makin sini makin membaik banget, udah jauh dibanding dulu pas pertama kali pacaran tahun 2011. Dulu parah banget sampai mau ngapain pun telepon saya dulu. Sebelum makan siang nelepon dulu “aku makan apa sekarang?”. Sekarang kadang masih kaya gitu kalau saya tinggal event dan JG berdua Bebe “aku jajan apa dong sayang?” LHA.
Tapi sekarang udah lumayan bisa ambil keputusan sendiri karena ya sayanya juga suka balikin. Apa dong? Maunya apa? Apa aja deh! Jadi sekarang udah pede ngambil keputusan sendiri. Dulu misal saya minta tolong untuk beli biskuit A, biskuit A nggak ada. Orang yang bisa mengambil keputusan sendiri akan memutuskan 2 hal:
1. Pulang nggak bawa biskuit 2. Ambil biskuit lain yang sejenis
Yang JG lakukan adalah telepon saya dan nanya mau diganti apa. Kalau saya nggak angkat telepon dia akan marah-marah dan nunggu sampai saya angkat telepon. Yes, harus saya yang memutuskan karena dia terlalu bingung untuk pilih biskuit lain dan nggak kepikiran jalan keluarnya apa.
JG seperti itu karena sejak kecil selalu diberi pilihan yang aman oleh orangtuanya. Selalu dipilihkan apa yang menurut orangtuanya “terbaik”. Mau mainan apa tidak disuruh memilih tapi langsung dibelikan. Mau sekolah di mana langsung dipilihkan. Anak-anak seperti ini biasanya disayang orangtua karena dianggap sebagai anak penurut dan baik. Padahal ia bukan baik, tapi ia tidak berani mengambil keputusan lain selain keputusan yang diambilkan orangtua karena seumur hidupnya ia lalui seperti itu.
Orangtuanya juga jenis orangtua yang selalu khawatir. Naik panjat-panjatan dilarang karena bahaya. Sekarang ia takut ketinggian dan mengaku sejak kecil bahkan takut naik perosotan karena disuruh selalu berhati-hati, bahaya katanya.
Ada juga teman saya yang sampai sekarang tidak bisa menyeberang jalan, tidak bisa masak karena sejak kecil selalu dibilang kompor adalah hal yang bahaya. Tidak bisa mengambil keputusan mau kerja atau kuliah lagi. Sejak kecil ia juga tidak pernah diberi pilihan.
Dan orang dewasa yang seperti ini banyak sekali. Gawat sih karena ketika nggak bisa ambil keputusan untuk diri sendiri, bagaimana mau ambil keputusan untuk anak? Bagaimana bisa sukses dalam karier? *halah
Sementara ada anak-anak kaya saya. Yang sejak kecil selalu diberi pilihan. Yang selalu ditanya maunya apa, sukanya apa, ingin yang mana. Yang sudah punya 3 jahitan di dahi di umur 3,5 tahun karena masuk selokan. Saya tumbuh jadi orang yang percaya diri tapi … berantem terus sama orangtua saya saat remaja hahahaha.
Iyalah, seumur hidup selalu disuruh memilih, saat remaja saya nggak terima banyak dilarang. Saya pilih semuanya sendiri. Yes or no untuk jurusan sekolah, untuk jurusan kuliah, untuk kerja atau nganggur, untuk ngapain pun, itu adalah keputusan saya. Bagaimana cara agar anak bisa jadi pengambil keputusan yang baik?
Beri pilihan
Sesimpel: mau susu coklat atau stroberi? Mau mainan yang mana untuk dibawa mandi? Ini keputusan paling sederhana untuk balita. Dan kalau sudah memilih, biarkan dia mengambil pilihannya. Jangan memaksa! Ngapain maksa anak kecil sih? Hal paling penting apa yang akan dia lakukan sampai kita harus paksa dia pakai jas ke kawinan padahal dia maunya pake kaos? Malu? Nggak pakai baju ke luar rumah itu malu.
Kecuali anaknya artis dan dia nggak mau pake baju yang klien minta ya. *sigh* Jangan banyak dilarang Kecuali sangat sangat bahaya seperti geletakan di tengah jalan raya, kami hampir tidak pernah melarang Bebe melakukan apapun. Asal tidak melanggar hukum sih silakan. Main perosotan naik dari perosotannya (bukan dari tangga) boleh, asal tidak menganggu anak lain. Mau nyeker di mall boleh, asal tidak menganggu orang lain. (Baca: Saya tetap menggunakan kata “jangan” untuk anak saya) Risiko tidak banyak dilarang ini adalah pengawasannya harus ekstra. Banyak orangtua yang sudahlah anaknya dilarang main ayunan aja daripada main terus jatuh? Loh ya kalau saya sih main ayunan aja ya tapi diawasi 100%. Beri tanggung jawab
Anak umur 2 tahun bisa diberi tanggung jawab apa? Membereskan mainan sendiri, membuang sampah ke tempatnya, mengepel air yang tumpah, menyapu lantai yang kena serbuk biskuit dia, membawakan minum untuk ibu. Banyak sih.
Dengan meminta tolong pada anak, ia jadi merasa dihargai dan dibutuhkan. Makanya paling semangat Bebe kalau saya atau JG udah bilang “bebe tolong dong …” Pasti dia sumringah. Meskipun namanya bayi ya, kadang nolak juga. Ya kalau nggak mau jangan dipaksa.
Beri pujian
Kalau sudah diberi tanggung jawab, beri pujian. Hebat atau pintar sudah cukup. Bebe sampai pada level memuji diri sendiri kalau berhasil melakukan sesuatu “ibu alo pintar ibu”.
Hahahaha.
Ada orangtua yang menghindari pujian karena takut anaknya cepat puas. Go ahead. Kalau percaya dengan pola seperti itu sih silakan. Saya sih percaya, anak dua tahun mau mengepel lantai sendiri karena minumnya tumpah itu layak disebut “hebat” karena dia berani bertanggungjawab atas perilakunya sendiri. Beri pengertian tentang rasa kecewa
Ini penting banget. Karena JG hidupnya sangat smooth, dia tidak siap dengan rasa kecewa. Kalau saya ikut lomba dan kalah, yang kecewa dia, yang sedih dia. Karena seumur hidup orangtuanya tidak pernah mau mengecewakan dia, jadi tidak tau rasanya dikecewakan.
Bebe sekarang boleh kecewa. Kalau dia ingin ikut menyetir saat mobil sedang jalan, biar Bebe nangis dan beritahu kalau itu namanya kecewa. Tidak semua hal yang ingin Bebe lakukan, boleh dilakukan. Bebe hanya boleh main setir-setiran saat mobil sedang parkir, bukan sedang berjalan.
Atau dia ingin nonton padahal sudah malam. Silakan nangis dan beritahu kalau Bebe kecewa karena tidak boleh nonton lagi, tapi Bebe hanya boleh nonton jam sekian dan jam sekian.
*
Susah? Nggak sih. Cuma namanya membesarkan anak mah ya harus satu suara sama suami. Semua akan lebih mudah kalau satu suara.
Susah nggak punya suami yang nggak bisa ambil keputusan? Nggak juga. Karena saya suka mengambil keputusan. Saya senang jadi decision maker. Malah suka bengong sekarang kalau JG tiba-tiba ambil keputusan sendiri, i’ll be like: “Seriously? Don’t you need my opinion anymore?” Tapi ngomongnya dalam hati.
Sadar nggak sih kalau "adat ketimuran" yang selalu diagung-agungkan itu berat sebelah? Hampir semuanya hanya berpatokan pada perempuan. Perempuan harus begini harus begitu. Tidak boleh begini tidak boleh begitu. Kalau laki-laki?
Laki-laki punya kebebasan lebih. Saking lebihnya banyak laki-laki di negara ini yang nggak mengerti sama sekali soal manner. Soal bagaimana SEHARUSNYA memperlakukan perempuan.
Dan sialnya ketika perempuan meminta diperlakukan begini dan begitu, perempuan akan dicap manja. Padahal come on, gentle=lembut, memperlakukan perempuan dengan lembut BUKAN berarti memanjakan perempuan tapi menghargai mereka.
Beruntung JG itu gentleman banget jadi gue nggak ribet hahahaha. He's annoying as hell but still the sweetest and does (almost) all the things that gentlemen supposed to do. Dia buka dan tutupkan pintu, bertanggung jawab sama semua urusan rumah tangga, dan yang terpenting adalah menomorduakan gue. Karena nomor satu adalah kerjaan. -______-
Jadi gue dan Nahla mencontek list 23 Behaviors Of A Gentleman That Every Man Should Adopt ini dan akan membahas satu-satu, seberapa sering hal-hal ini dilakukan laki-laki negara ini. Yang ditulis miring adalah komentar dari artikel aslinya
1. A gentleman opens doors for a lady.
Okelah buka pintu mobil mah sendiri aja. Yang paling penting mah NAHANIN PINTU DORONG. Paling sebel sama cowok-cowok yang masuk/keluar duluan dari pintu dorong terus nggak nahanin pintunya buat gue terus pintunya mau ngejeblak ke muka gue wtf. -_______-
Bok, satpam aja buka dan nahanin pintu loh ya kan. Etika pintu dorong itu adalah lo nahanin pintu buat orang belakang lo, regardless you're a man or a woman. Apalagi orang belakang lo bawa bayi pake stroller. Bukannya buka pintu buat diri sendiri terus orang belakang lo ketabrak pintunya.
Baru tau? Nah sekarang jadi tau. :| 2. A gentleman walks closest to the curb.
Oke ini masih banyak sih cowok-cowok kaya gini ya meskipun masih ada juga yang nggak peduli tapi mayoritas masih lah ya jalan di sisi terluar trotoar. Skip. 3. A gentleman makes reservations.
HAHAHAHAHAHA except you're Chuck Bass, I'm pretty sure you guys prefer to make us women do this. Yang ini mah jelas jarang sekali dilakukan cowok-cowok karena makanan mah urusan perempuan ya? Betapa ketimuran sekali lol. 4. A gentleman gives her his jacket.
Or at least offers to. Please. 5. A gentleman is punctual.
There's no excuse for being late. Respect her time. Never keep a woman waiting.
Never keep ANYONE waiting. Tapi ternyata mannernya adalah cowok harus dateng duluan ya. Good!
6. A gentleman rises when she enters the room. Again, a sign of respect and acknowledgement. You should also rise when she exits. At a meal, you stand when she excuses herself and again when she returns. Even a partial rising shows gentle manners, but it's best to fully stand if possible.
Aku laff banget sama cowok-cowok sesopan ini. T______T Jarang sekali dilakukan para cowok karena yah, nggak tau dan ngapain ya kan ngehargain gue dengan berdiri? Gue ibu pejabat aja bukan. -_____-
7. A gentleman gives compliments sincerely and often.
The first words out of your mouth when you meet a woman on a date should be along the lines of "you look stunning." If you're in a relationship, don't fall into the trap of taking her for granted: compliment her as if you were courting her all over again.
*love love love* Nggak tau harus komentar apa because it's too sweet. Bahkan cewek sefeminis apapun juga nggak nolak kok dibilang cantik. :')
8. A gentleman helps her to be seated.
1. Pull the chair out for her. 2. As her knees bend to sit, gently push the chair in with both hands on the backrest.
LIKE NO ONE DO THIS EXCEPT THE WAITRESS T______T Setelah dipikir-pikir kerjaan waitress dan satpam kok sweet banget ya. T_______T
9. A gentleman gives up his seat.
Yes, on the subway. Yes, on the bus. Yes, in the waiting room at the DMV. It doesn't hurt. It costs you nothing. And if a pregnant woman or elderly lady steps into your subway car, your first instinct should be to immediately stand and offer your seat.
Masih banyak cowok-cowok nggak pedulian sama hal kaya gini dan masih aja bawa-bawa isu feminis. Yes, perempuan feminis nggak akan minta tempat duduk ke cowok tapi cowok gentle akan dengan senang hati memberikan tempat duduk ke cewek mana pun. Berapapun umurnya, apapun pandangan hidupnya.
Saya juga senang dengan ibu-ibu yang membiarkan anak laki-lakinya berdiri di TransJakarta sementara ibunya duduk. Asal anaknya bukan balita ya. Anak usia SD harusnya sudah bisa diajari seperti ini. Ibunya yang duduk, dia berdiri. Dan ketika dia duduk sementara ada perempuan lain berdiri, ibunya sebaiknya mengajari untuk memberikan tempat duduk untuk perempuan itu.
I'll do this to Bebe.
10. A gentleman helps a lady with her coat.
Ask, "May I?" Position yourself behind her and gently grasp her coat near the collar and shoulder and allow her to slip free. Either drape the coat over your arm or hang it up. To help her put the garment back on, hold the coat in the same way and allow her to slip her arms in, then straighten the collar as she adjusts.
Baru tau bangeeettt ternyata urusan masangin coat ini bagian dari manner ya. Sering banget liat di film-film. Tapi karena KAPAN YA di Jakarta pake coat mari kita skip. Hahahaha.
11. A gentleman says "please" and "thank you". Far too often overlooked, a simple "please" and "thank you" can go a very long way.
Dan ajari anak-anak kalian untuk bilang "tolong" dan "thank you". Please, thank you.
12. A gentleman minds his table manners. Even if you've never mastered the continental style of using utensils (left hand, fork; right hand, knife), it doesn't take any training to not talk with your mouth full or chew with your mouth open.
Yah gue nggak tau harus komen apa. Tapi cowok-cowok tau table manner itu kadar ganteng meningkat dikit lol. 13. A gentleman is never rude to servers, bartenders, or anyone else for that matter.
There is nothing more offensive than someone who talks down to someone and treats them as if they were inferiors. That kind of snobbery has no place anywhere: it's ill-mannered, awful for everyone around you, and it makes you look like an ass. Treat people as you would like to be treated.
ENOUGH SAID. Kalau mereka menyebalkan ... biarkan kami-kami yang ngomel. Hahahahaha. Double standards lols. 14. A gentleman pays.
Put away the calculator. The term "going Dutch" was invented by the English as an insult: they regarded the Dutch as cheap. Just pay... and don't think that paying means you've bought anything more than dinner or drinks. There should be no expectations attached. Under no circumstances should she see the check or have any idea how much it is. A tight-lipped smile is your friend here, as always.Masih banyak cowok-cowok kaya gini dan aku laff karena dibayarin terus huahahahahah.
15. A gentleman gets her safely to her door.
Her safety, comfort, and well-being are your first and foremost priority. After a date, meeting, dinner... whatever... make sure that she gets home safely and thank her for the pleasure of her company.
Ini masih banyak kok yang begini. Apalagi kalau ada di grup WhatsApp yang sama, pasti pada ngecek kan, udah sampai rumah belum?
16. A gentleman listens.
If you want to get to know a person, ask them questions... and listen to their responses. Listening does not mean "waiting for your chance to talk." It means being attentive, learning to read responses, understand reactions, and navigate someone's emotional landscape.
I WISH THEY DO THIS. Karena perempuan suka bicara, maka dengarkan. Hahahaha. 17. A gentleman keeps his word and a secret.
Don't commit yourself to any obligation that you are not willing to brave fire, famine, and flood to fulfill. Likewise, when you are entrusted with a secret, guard it as closely as you do your own. There is no breakup, no fight, no argument, no falling out that absolves you from this responsibility. Live and die with the secrets entrusted to you locked away in your heart.
<3 I DO. *loh* Ya intinya jadi cowok jangan suka bragging dan membocorkan rahasia lah ya. Rahasia apapun.
18. A gentleman never hits a woman. Ever.
No matter what: you never hit a woman. There's no excuse. There's no possible argument to the contrary. There's no "what if?" and there's no qualifier. Gentlemen don't hit women. Ever.
AMEN TO THAT! Nggak ada maaf buat cowok yang suka mukul apalagi mukul perempuan. Cowok yang suka mukul, bukan temen gue. Eat that. Johnny Depp! Meskipun lo ganteng lo lucu lo menyenangkan, kalau lo mukul cewek maka aku ilfeel. Bye. 19. A gentleman shows initiative.
If you're asked which dress, which pair of jeans, or which pair of shoes looks better...have an actual opinion. "They both look the same" or "whatever you like" are not actual opinions. Likewise, if you're asking someone on a date, have a destination in mind. Have a plan.
Yang ini LOL. Karena cewek-cewek juga nanyanya basa-basi kok hahahaha. Ya jawablah pake opini lo (JG selalu beropini kalau ditanya soal baju) tapi keputusan ada pada gue tentu saja huahahaha
20. A gentleman pays attention to details.
Take mental notes. Her likes. Her dislikes. Her shoe size. Her ring size (please note that nearly all jewelry stores display a default ring size of 6 for women). Her favorite color. This information will prove useful and when it does – when you show up with a bundle of lavender because you know it reminds her of her grandmother – it shows you care.
Aduh kasian jadi cowok lelah banget hidupnya ya. *puk puk* Tapi iya, diingat hal-hal kecil itu emang bikin meleleh sih.
21. A gentleman asks for her family's blessing before proposing.
This modern departure from asking her father for permission acknowledges the importance of her whole family: mom, dad, brothers, sisters, grandparents. It shows respect for her family: you are, after all, asking to join them.
So there's no such thing as a surprise for the family!
22. A gentleman is a jack of all trades.
Science fiction author Robert A. Heinlein once wrote, "A human being should be able to change a diaper, plan an invasion, butcher a hog, conn a ship, design a building, write a sonnet, balance accounts, build a wall, set a bone, comfort the dying, take orders, give orders, cooperate, act alone, solve equations, analyze a new problem, pitch manure, program a computer, cook a tasty meal, fight efficiently, die gallantly."
A gentleman knows how to do things. He's the guy people look to in an emergency, whether it's a natural disaster or a social one. A gentleman is prepared to answer questions and if he doesn't know the answer, he knows where to find it. He is confident and socially adroit, able to handle any situation that life throws at him.
THIS IS PERFECT.
23. He goes out of his way to let her know he cares. Every. Single. Day.
Flowers. Affectionate post-it notes. Spa days. Simple compliments. All of those things add up. So show your affection every day. Manners aren't something that should feel forced or ostentatious: rather, they should make the people around you feel better about being around you.
THIS IS TOO PERFECT.
*
But yes people, setelah melewati list ini gue sadar banget, nggak ada laki-laki sempurna. Dan tingkat pendidikan itu berpengaruh sama manner seseorang. Cowok-cowok di kantor kebanyakan pada gentle-gentle semua sih gue hepi, begitu pula dengan suami.
Peer sekali buat ibu-ibu dengan anak laki-laki untuk mengajari mereka bagaimana jadi gentleman. Dan sadarilah memang banyak laki-laki cuek jadi ya pasrah aja yang nikah sama laki-laki cuek mah ya kan hahaha.
Minimal tahanin pintu lah buat orang belakang lo. *tetep*
Dan jadi cewek juga jangan ngerepotin lah. High maintenance boleh tapi maintain lah diri lo sendiri jangan suka bikin orang lain repot apalagi bergantung sama cowok.
See you!
PS: Too much Chuck Bass in one post? I know he's not a perfect gentleman but he's hot AF lol.
Di 3 blog post sebelumnya, saya sudah bercerita sedikit tentang Arisan Mapan. Pasti banyak yang bertanya-tanya. Gimana sih jadi ketua arisan itu?
Seperti layaknya arisan biasa, Arisan Mapan juga bisa berjalan dengan baik karena peran besar dari sang ketua. Mereka biasanya orang-orang yang punya suara di komunitas masyarakatnya dan ingin membantu lingkungan sekitar mereka untuk bersama-sama meraih barang impian. Bingung nggak? Nonton video ibu Wiwin ini deh.
Ibu Wiwin ini adalah ketua Arisan Mapan yang punya 20 kelompok arisan! DUA PULUH! Satu kelompok berisi 4 orang yang menginginkan barang yang sama. Ibu Wiwin ini tinggal di Ciwidey, umurnya baru 29 tahun. Sebagai ibu rumah tangga dan ketua Arisan Mapan, ia bisa membantu ibu-ibu rumah tangga lain untuk mendapat penghasilan juga.
]
Udah nonton? TERHARU AMAT. Saya nggak pernah kepikiran satu blender bisa sangat berarti untuk orang lain. T______T
Nah, blender itu didapatkan dengan cara arisan. Jadi ibu Wiwin mengumpulkan minimal 4 orang yang butuh barang tapi belum bisa membelinya secara lunas. Mereka bisa memilih barang yang diinginkan dari katalog Arisan Mapan. Setelah diputuskan barangnya, ibu Wiwin lah yang mengumpulkan uang arisannya untuk kemudian dibayarkan pada Arisan Mapan.
Barang yang ditawarkan banyak sekali. Dari alat rumah tangga, elektronik, sampai baju. Sang ketua bisa menawarkan lewat katalog berupa majalah atau melalui aplikasi Rumpi Mapan. Jangan khawatir uang hilang, karena Arisan Mapan juga bisa pakai sistem COD, jadi uang arisannya dibayarkan saat barang diantar.
Arisan Mapan sendiri diselenggarakan oleh PT RUMA yang sudah terdaftar di Kementerian Perdagangan dan Asosiasi Pedagang Langsung Indonesia (APLI). Arisan Mapan sudah punya lebih dari 70,000 anggota di Jawa dan Bali. Bayangkan, ada 70.000 orang yang sebelumnya kesulitan mendapatkan barang!
Selain bisa bersama-sama mendapatkan barang impian, ketua Arisan Mapan juga berhak mendapatkan komisi karena telah menjadi Ketua Arisan dan menyelesaikan jalannya kelompok arisan. Komisi akan terus bertambah pada setiap periode dan dapat digunakan setelah kelompok arisan selesai.
Atas berbagai keberhasilan yang dicapai, tahun ini RUMA meraih Rekor MURI dengan kategori Arisan Barang dengan Peserta Terbanyak. Keren yaaa!
Mau jadi ketua Arisan Mapan dan membantu sesama untuk mendapatkan barang impian? Sign up di sini ya! Baca juga blog post saya sebelumnya tentang cara gampang untuk ikut Arisan Mapan.
Lewat Arisan Mapan, kita bisa jadi pahlawan untuk orang-orang sekitar. Karena pahlawan bukan siapa diri kita, tapi hal baik apa yang sudah kita lakukan paada lingkungan sekitar kita.
Hari Sabtu kemarin saya ada acara buka bersama temen-temen beauty blogger. Makannya di depan Senayan City. Sebagai anak Sency tentu pulangnya mampir dong yah, dan ternyata salah banget (entah bener banget) karena malam itu adalah Midnight Sale.
Ini pertama kalinya saya ke mall saat Midnight Sale karena tahun-tahun sebelumnya saya nggak pernah ke mall saat Midnight Sale. Bukan karena males penuh tapi karena pengen bobo. Bahkan barang sale nggak lebih indah daripada bobo.
Sency rame. Kaya Pasar Baru Bandung, nggak tahu kalau Pasar Baru Jakarta soalnya belum pernah ke sana. Pasar Baru Bandung di bulan puasa dengan jokes mertua saya yang nggak pernah basi “tong ka pasar baru bisi suku pahili”. Hahaha. Saking ramenya orang. Melihat ke lantai semuanya kaki, takut tertukar dengan kaki orang lain.
Ditambah di atriumnya dibuat acara megah berkemilau cahaya warna-warni. Dengan panggung yang juga warna-warni dan sungguh Instagram-able, melenggang lah model-model dengan baju karya Dian Pelangi. Semakin malam semakin random, dari sexy dancer berbaju rapi sampai tari bali semua tampil bergantian.
Yang seru, karyawan Sency (mungkin PR atau marcomm) nya memakai seragam polo shirt putih. Mereka memegang lonceng dan mengunjungi satu per satu tenant untuk membuat kegaduhan. Lengkap dengan alarm kebakaran dari toa yang dipegang seorang mas-mas. Mereka bergerombol berkeliling Sency dan berhenti di satu tenant bergantian.
“Armani Exchange, diskon 70% … blablabla kincring kincring xsdihsidhsfiovhdividuvb,” kata si bapak itu. Nggak tahulah nggak jelas ngomong apa, gimana mau jelas lah dia ngomong pake toa dan di sekelilingnya ada belasan orang bunyiin lonceng. Pusing.
*
Midnight Sale itu dimulai jam 8 tepat. Saya, JG, dan Bebe kebetulan sedang di Debenhams. Jam 8 tepat speaker pengumuman berdenging dan suara seorang perempuan mengumumkan Midnight Sale akan dimulai. Seketika mas-mas Debenhams berseragam polo shirt ungu sigap mengganti tulisan “Selamat Lebaran” menjadi angka-angka diskon. Wow.
Sudut bermain Lego gratis di bagian mainan yang biasanya hanya dikerubuti 2-3 anak, kali ini penuh. Bebe sempat kecewa dan bingung.
“Banyak orang ibu,” kata Bebe yang membuat anak perempuan di sebelah kanannya menggeser sedikit memberi tempat untuk Bebe.
Saya dan JG hanya berdiri saja di sekitar situ, JG sudah membeli satu mainan yang bahkan tidak diskon. Saya ingin membeli figurine Little Pony Princess Celestia yang diskon, tapi tidak punya alasan kuat. JG membeli mobil-mobilan bisa dimainkan bersama Bebe, saya main Little Pony sama siapa?
*tolong jangan bilang sama anak kedua lol*
Seorang ibu tiba-tiba datang terburu-buru, ia mengantar anaknya untuk bermain Lego dan berpesan, “Jangan ke mana-mana ya! Nanti mama ke sini lagi!” anak yang berusia seitar 9 tahun itu mengangguk. Ia mengambil beberapa blok Lego dan mulai bermain.
“Stay here ok, I’ll find mommy,” ujar seorang bapak dengan 3 anak laki-laki yang kehilangan istrinya. Tipikal anak-anak di mall Jakarta. Kalau mau mengajak ngobrol harus dengan bahasa Inggris dulu karena belum tentu bisa bahasa Indonesia.
“Ya udah kalau kamu ada yang dicari ya sana cari! Aku nggak apa-apa di sini!” seorang bapak lain setengah berteriak. Beberapa kepala menoleh. Istrinya melengos pergi mendorong stroller berisi bayi. Si bapak terjebak berdiri bersama kami. Menunggu anak bermain Lego.
*
Malam makin larut, Sency makin ramai. Barisan lelaki bersandar di depan Bershka, menunggu kekasih dan istrinya mengantri menuju kasir. Beberapa perempuan muda yang tampaknya satu gank sudah menenteng berplastik-plastik belanjaan. Mungkin isinya juga sama dan semodel karena baju yang mereka pakai malam itu pun seragam. Cropped top dengan legging atau off shoulder dengan hot pants.
Bayi dan balita sudah tertidur lelap di stroller masing-masing. Banyak nenek dan kakek melamun di kursi rodanya ditinggalkan sendirian karena terlalu sempit untuk mendorong kursi roda ke dalam store. Di satu sudut yang cukup luas para ayah bermain mobil-mobilan dengan anak laki-lakinya. Duduk di bawah selonjoran, menunggu para ibu selesai berbelanja.
Saya mencuri dengar satu ibu meminta anak remajanya kembali ke mobil … untuk mengambil koper. Tentengan mereka terlalu banyak, sulit membawanya. Si ibu bertanya pada anak perempuannya yang tampak seperti mahasiswi, apa masih ada yang mau dibeli?
“Ya kalau diturutin sih pasti masih ada yang pengen dibeli,” jawab anaknya.
Kami masih duduk di sebuah bangku di depan Topshop. Mengantri Chatime kemudian berjalan-jalan melihat keramaian. Bebe sudah tidur lelap digendong JG. Mampir ke toko roti kemudian pulang. Di luar parkiran luar biasa penuhnya. Parkir gedung tak cukup sampai-sampai barisan mobil mengular sampai jalan. Untunglah Sency punya jalan sendiri, tak terlalu membuat macet jalan lain.
*
Ini cuma cerita, nggak ada intinya hahaha. Cuma ingin berbagi suasana,maklum pertama kalinya datang ke yang namanya Midnight Sale. Penuh orang ternyata, orang-orang yang menghabiskan uang. Tidak apa-apa karena yang dihabiskan kan uangnya sendiri bukan uang saya. Nggak usah juga nyinyir tentang nafsu karena untuk apa? Siapa tahu memang uangnya banyak jadi menghabiskan sekian juta memang dengan akal, bukan dengan nafsu.
Lagipula orang-orang seperti saya juga senang berbelanja. Bedanya di online shop yang free ongkir. Atau belanja di Bandung yang harganya bisa jauh lebih murah daripada harga di mall Jakarta. Jauh sekali lebih murah.
PS: Midnight Sale diskonnya nggak seheboh itu kok. Entah kalau barang branded atau designer’s item ya, kalau level Pull & Bear, Bershka, Stradivarius sih biasa aja. Biasa banget, dikit banget diskonnya. Apalagi Cotton On, di plangnya tertulis harga berapa, di tag bajunya berapa. Yang berlaku tentu yang di tag baju. Terus dia pake tulisan gede-gede, sepatu 300ribu dua pasang. LAH MEMANG SEGITU KAN HARGANYA. Midnight Sale ini tidak lebih dari memanfaatkan momen orang punya uang dan mau menghabiskan uang.
Jadi, sudah sampai mana persiapan Lebarannya? Sudah belanja apa saja?
Beberapa hari terakhir ini timeline penuh dengan status-status mual, respon dari sebuah tempat makan yang menggunakan toilet sebagai mangkuknya. Saya, yang biasanya tidak peduli dengan hal-hal seperti ini, ikut mual.
Bok, soalnya yang dipake itu kloset jongkok aja beneran loh. Disemen pula jadi entah gimana ngangkatnya soalnya tampak berat. Nggak ada estetikanya sama sekali. Jelek, yang kebayang adalah toilet umum di pom bensin yang jorok dan bau. Hoek.
Sebenernya tempat makan berkonsep toilet itu bukan hal baru kan. Yang paling terkenal adalah Modern Toilet Restaurant dari Taiwan. Resto konsepnya toilet. Iya sama juga kok mangkoknya bentuk kloset.
Tapi nggak TERBUAT dari kloset ya, cuma bentuknya aja. Ukurannya kecil. Ada juga yang bentuknya wastafel kecil. Sekali lagi, BUKAN wastafel asli atau kloset asli yang dijadikan mangkok.
Kalau di Jakarta sih ada Nanny's Pavillon yang di Pasific Place, yang sekarang udah tutup sih. Nanny's kan konsepnya beda-beda, ada yang garden, bedroom, dll. Nah yang di PP ini konsepnya toilet. Jadi ada kursi-kursi yang terbuat dari kloset duduk dengan dudukan kloset dilapis busa dan kain dengan motif cantik. Terus mejanya dari bathtub yang ditutup kaca. Cantik banget.
Kenapa Nanny's nggak bikin mual padahal orang makan sambil duduk di kloset duduk di interior toilet? Karena design factor bro, alias faktor desain lah yang menentukan.
Yaiyalaahhh, si kafe jamban itu beneran kaya toilet di SPBU dipotong sama beton bawahnya terus dibawa ke meja makan ya kan. Sementara Modern Toilet USAHA banget bikin miniatur barang-barang toilet. Dan kalau Nanny's mah nggak perlu ditanya, yang suka shabby chic pasti cita-cita pengen punya rumah kaya Nanny's.
Peer buat pak dokter yang punya yah. Udah mah pake kloset jongkok biasa, ada semen yang bocel pula ya kan. Niat nggak sih.
Pleussss, rada kesel juga sama yang lebay abis nanggepin si kafe ini. Masa sampai ada yang mempertanyakan agama ibu-ibu karena muslim seharusnya senantiasa menjaga kebersihan dan tidak makan dari toilet karena menjijikkan. YAH ELAH.
Iya sih jijik tapi masa sampai suudzon level: memangnya ibu-ibu berkerudung itu muslim beneran?
Maksudnya nuduh orang bukan muslim pura-pura jadi muslim CUMA UNTUK PAMER FOTO LAGI MAKAN GITU? Sempit banget ya. Siapa tahu si dokter yang punya itu emang orang yang dihormati banget sampai ibu-ibu dan bapak-bapak ini nggak bisa nolak undangannya. Dan foto-foto saat launching kafe itu sungguh hal yang biasa sekali bukan.
Lagian serius banget nuduh orang segitunya? Pake bawa-bawa menghinakan agama.
Doh come on, lo aja kali yang melihat segala sesuatunya dari segi agama sampai nuduh orang seenaknya. Padahal eventnya sama sekali nggak ada hubungannya sama agama. Orang-orang kaya gini nggak belajar sopan santun. Agamanya apa sih?
EHM. Udah mau lebaran lagi yaaa. Saya nulis ini lagi deg-degan siap-siap jalan ke Bandung. Selalu nervous tiap mau mudik soalnya pernah 11 jam Jakarta-Bandung jadi yah. Jangan kira nggak capek juga ke Bandung. Mana bawa bayi kan.
Tapi topiknya nggak mudik kok hari ini. Topiknya baju lebaran. Seperti layaknya trend masa kini, ya saya nggak beli baju lebaran lah. Karena … nggak lebaran pun kan beli baju yah, malesss pas lebaran bajunya tema-tema lebaran gitu. Belum tentu dipake lagi.
Beli sih kaftan seragam sekeluarga sama ibu dan adek-adek saya. HAHAHAHAHA.
Untuk pertama kalinya seumur hidup, kami punya kaftan seragam untuk lebaran. Seumur-umur nggak pernah punya seragam keluarga. Apalagi yang model batik samaan gitu karena nggak suka aja. Punyanya kebaya seragaman itu pun modelnya beda-beda, kainnya aja sama. Kalau kebaya banyak karena tiap ada yang wisuda bikin kebaya baru. -_____-
Kaftannya beli di Centro dan ternyata kaftan itu mahal yah hih. Kalau nggak bela-belain seragam aku tak rela beli baju harga segitu. Kaftan itu memang mahal atau karena mau lebaran aja mahal?
Soalnya ke Plaza Semanggi bawah, sama aja juga harganya 500ribuan. APA KABAR SIHHH? Di Plaza Semanggi bawah kan adalah tempat andalan untuk beli baju dan celana 50ribuan. Kenapa kalau kaftan mahal. -______-
Dulu sih aku beli baju lebaran banget. Apalagi kalau anak-anak ya, baju lebaran kan pressure banget. Temen-temen beli baju lebaran, YA MAU JUGALAAHHH. Ini perbincangan masa kecil banget ya kan: “udah beli baju lebaran berapa?”
Yaelah ngapain diitung juga ya kan. Hahahaha. Tapi iya sih, dari kecil saya selalu punya baju lebaran beberapa stel. Plus sepatu juga. Di luar itu jarang-jarang sih beli baju karena kan sekolah doang. Kalau kebetulan nemu aja. (Baca: Pengalaman Midnight Sale)
Kalau sekarang udah kerja mah, beli baju terus karena bosan bajunya ke kantor itu-itu aja. Pas udah kerja tapi belum nikah, beuh uang THR semua seketika dipake belanja. Mumpung ya kan. Cuma disisihkan dikit buat ngasih ke ibu dan adek-adek serta sepupu.
Setelah nikah dan punya anak, masih sih belanja. Tapi tidak melabelinya dengan baju lebaran juga. Karena nggak dipake-pake amat saat lebaran, malah dipake kerja.
Tapi yes, alasan nggak pengen-pengen amat beli baju lebaran setelah nikah itu ada dua sih. Yang pertama uang THR dialokasikan untuk hal lain dan habis dalam kurun waktu 3 hari HAHAHAHAHAHA. Iya, uang THR itu untuk dihabiskan. Ini tips alokasi THR. Yang kedua, mending beli baju buat kerja karena baju rapi kaya baju lebaran itu dipakenya jarang-jarang.
Dan lebaran kan nggak kaya imlek ya. Kalau imlek sih emang harus pakai baju baru, lebaran kan nggak.
Bebe beli baju lebaran nggak? NGGAK. Hahahahaha. Bebe udah ngerti pilih baju sih tapi nggak ngerti lebaran juga jadi ngapain lah. Lagian kemarin abis beli baju sekaligus banyak gitu.
Tapi kekurangannya nggak punya baju lebaran adalah … pusing mikir mau pake baju apa. HAHAHAHAHA. Udah mikirin banget, pake baju apa ya, jilbabnya yang mana ya. Sepatunya yang mana ya. Mana saya 90% baju di Jakarta jadi takut ketinggalan ya kan.
Ini ngomong apa sih ya perasaan kok cerita-cerita doang. Ya gitulah intinya.
Di ujung jalan itu, jalan kecil dan pendek yang menyambungkan Jalan Palmerah Barat dan jalan satunya. Entah jalan apa namanya, jalan di samping rel kereta menuju Pejompongan. Jalan itu hanya sepanjang sekitar 100 meter, memberi nafas pada dua kemacetan. Kemacetan menuju Slipi dan kemacetan menuju Semanggi.
Kadang kedua jalan itu macet, kadang hanya salah satunya. Jalan kecil itu memberi pilihan, akankah nekat menembus macet menuju Slipi? Atau belok ke jalan kecil itu berharap jalan menuju Pejompongan lancar jaya dan tidak terhambat kereta?
Jalan itu saya lewati setiap hari. Di kedua ujungnya ada penjaga, di ujung Palmerah dikuasai satu geng (yang penampilannya seperti) "preman". Berempat atau berlima mereka "mengatur" lalu lintas orang yang keluar masuk jalan. Berharap koin-koin dari mobil yang merasa terbantu, yang merasa berutang budi karena belok di tengah macet itu memang sulit sekali.
Satu geng itu team work-nya patut diberi bonus tahunan, kalau saja mereka bekerja kantoran. Mereka memang membantu. Memberi rupiah pun rasanya tidak sia-sia. Sesekali mereka bergantian menjaga dan beristirahat dengan nongkrong di kios kecil di pinggir jalan. Mereka berkoordinasi agar semua mobil dan motor yang akan masuk gang bisa melaju tanpa membuat kemacetan baru. Saku celana mereka selalu terlihat penuh dan berat, berisi koin-koin ucapan terima kasih.
Sebaliknya dengan penjaga ujung jalan satunya.
Ia tak punya geng, ia bahkan sepertinya tidak punya teman. Seorang laki-laki yang wajahnya tampak lebih tua dari usianya. Kurus kering, kulitnya hitam legam, bahunya agak bungkuk. Terlihat helai-helai rambut putih di sela-sela rambut hitamnya yang ikal berminyak. Tak seperti rekan satu profesi di sudut satunya, ia membawa peluit. Saku celana katunnya tidak pernah tampak penuh. Ada alasannya.
Peluit modalnya itu selalu ia tiup asal-asalan. Tidak jelas meniup pada siapa dan fungsinya untuk apa. Ia terus meniup dengan tangan membentuk dua kode: melaju atau berhenti. Ia sia-sia, ia sama sekali tidak membantu, malah kadang menghalangi. Seringnya ia lah yang membuat kemacetan baru karena ia terlalu bingung untuk memutuskan, siapa yang harus lebih dulu melaju. Atau ia berdiri terlalu di tengah jalan yang sudah sempit itu. Duh.
Suatu hari ia "bekerja" dengan kain jarik melingkari badannya. Membawa anak berusia 4 tahunan. Anak ini tidak tertidur seperti anak-anak pengemis yang katanya diberi obat tidur. Anak ini bangun, melirik ke kanan kiri melihat keramaian jalan.
Hari lainnya ada seorang perempuan yang menggendong anak laki-laki itu, dengan kain jarik yang sama. Duduk di teras sebuah bangunan ujung jalan itu yang ternyata posyandu. Ratusan kali melewati jalan itu saya akhirnya menduga satu hal: mereka satu keluarga dan mereka tidak punya tempat tinggal. Mereka sepertinya tinggal di bangunan posyandu itu.
Dan jelaslah sang kepala keluarga tidak punya pekerjaan yang jelas. Ya, menjadi Pak Ogah tentu bukanlah pekerjaan. Bahkan karakter Pak Ogah yang sebenarnya pun diceritakan sebagai pemalas dan tak punya pekerjaan kan?
Kemudian saya berusaha berpikir positif. Mungkin ia tidak bekerja karena ini, karena itu. Tapi gagal. Selalu yang muncul adalah pemikiran sebaliknya.
"Masih muda kok pemalas."
"Pasti malas cari kerja."
atau
"Pasti kalau pun diberi pekerjaan, ia tak mau."
Dan pasti-pasti lainnya yang seluruhnya murni dugaan negatif belaka. Padahal satu hal yang pasti, ia adalah sebagian sangat kecil dari orang-orang yang bertahan hidup di Jakarta.
Seperti tukang tambal ban di sudut Palmerah yang lain. Kiosnya sangat kecil. Satu kali saat pergi agak siang, saya melihat ia mencuci muka dengan baskom besar di pinggir jalan. Di sisi selokan. Saya bertanya-tanya, tak punya rumah kah?
Kali lainnya pertanyaan itu terjawab karena setiap kami pergi agak pagi atau pulang larut malam, ia sudah tidur. Tidur di halte bis persis di sebelah kios tambal bannya.
Ada pula kios lainnya. Di dekat tempat makan Lapo paling terkenal se-Jakarta. Sebuah kios sempit ditempati satu keluarga dengan anak balita. Anaknya makan apa? Makan nasi atau makan bubur? Tahukah dia kalau ibu-ibu lain di kota yang sama bisa bertengkar hanya karena gula dan garam?
Kemudian ada satu ibu. Pakaiannya dinasnya adalah kebaya batik kutubaru lusuh dengan kain bawahan yang tak kalah lusuhnya. Ia hanya muncul di malam hari, bersama anaknya yang berusia sekitar 10 tahunan. Keduanya tidur di trotoar gelap, di jalan sempit kemandoran.
Saya menduga ia memang bersembunyi dan tak mau terlalu terlihat orang banyak. Mengapa tak tidur di emperan toko seperti para tunawisma lainnya? Tak bisakah ia menemukan posyandu untuk ditempati? Tak bisakah ia membuka kios agar minimal ada tempat bernaung saat hujan?
Yang jelas hanya satu hal, mereka punya kesamaan, sebagai orang-orang yang bertahan hidup di Jakarta.
Seperti juga para kuli bangunan yang bekerja sangat cepat membangun gedung-gedung bertingkat. Berkutat dengan pasir dan semen dan diingatkan artinya hidup dengan spanduk keamanan kerja terbentang di rangka gedung yang sudah setengah jadi. Spanduk putih yang berbunyi "Ingat keluarga menunggu di rumah". Kepala tertutup helm proyek, rompi orange menyala, dan sepatu bot yang penuh kotoran. Tidur di halaman proyek, di bangunan seng yang mereka dirikan sendiri.
Juga seperti kaum pekerja yang berdesakkan di commuter line dan TransJakarta. Seperti para motoris yang berbalut jaket tebal, menembus panas dan jalan luas yang tetap saja pengap. Seperti kaum yang lebih mampu yang mengeluhkan macet pada supir mobil pribadinya, pada supir mobil pribadi anaknya yang bahkan baru masuk TK. Seperti kaum yang lebih lebih mampu yang rela merogoh kocek untuk bepergian dengan helikopter di Jakarta. Mendarat dari satu helipad mall ke helipad lainnya.
Mereka yang berlimpahan harta dan mereka yang hanya bermodal peluk keluarga. Semua berlari berdampingan di kota ini, demi mengisi perut yang lapar dan cita-cita yang bahkan tak semuanya nyata. Cita-cita yang jadi seperti semu, dibaurkan lelah penat keringat. Uang-uang yang menguap entah jadi apa.
Jadi asap dan abu rokok tukang bajaj. Jadi makan di restoran setiap minggu. Jadi berkoper-koper belanja saat pesta diskon di mall, meski itu bisa menghabiskan hampir seluruh penghasilan. Dihabiskan sia-sia dan menguapkan cita-cita karena itu yang membuat lelah penat sedikit terusap. Jadi modal tenaga baru untuk berlari kembali memacu diri.
Demi bertahan hidup di Jakarta.
"After of all of the darkness and sadness. Soon comes happiness," -- Destiny's Child
Bulan puasa tahun ini bisa dirangkum dalam satu kata: lelah.
Atau tiga kata: capek pake banget.
Gara-garanya macet Jakarta yang entah kenapa jadi 3-4 kali lipat di bulan puasa kemarin. Karena semua orang jadi pulang di jam yang sama, sekitar jam 4 sore demi mengejar buka puasa bersama keluarga di rumah. Atau bersama teman-teman di ... ya di mana-mana lah yang jelas keluar kantornya bareng-bareng satu Jakarta.
Sementara daycare yang biasanya tutup jam 6, jadi tutup jam 5. Lah piye emangnya pegawai negeri yang jam kerjanya dikurangi sampai cuma jam 3 sore, kami-kami ini tetap harus pulang jam 5. Jadilah setiap hari terlambat menjemput. Uang overtime menumpuk karena setiap hari baru bisa menjemput Bebe jam setengah 6.
Itu saya, JG bisa baru datang jam setengah 7 karena alasan klasik: macet. Dari kantor sama-sama jam 5, jarak jauhan saya, nyampe duluan saya karena saya ngojek, JG pakai mobil.
Setengah 6 artinya cuma 20 menit menjelang buka puasa. Daycare-nya mau tutup dong ya kan karena mbak-mbak juga harus pulang. Jadi hari-hari pertama buka puasa kami makan di mobil, beli nasi padang.
Hari-hari berikutnya kami minta izin untuk bisa duduk di teras daycare dan berbuka puasa. Alhamdulillah diizinkan, jadilah kami makan di teras daycare. Minimal ada keran untuk cuci tangan dan Bebe anteng karena ada perosotan, ayunan, dan sepeda.
#sadlyfe
Itu masih happy. Belum capek. Nggak masalah lah makan apa di mana yang penting ketawa-tawa. Langsung pulang pun entah mau nyampe rumah jam berapa kan.
Minggu kedua, macetnya semakin parah. Buka pagar daycare, sudah langsung antrian mobil yang stuck. GIMANA MAU PULANG COBA?
Minggu kedua dan ketiga hampir semua anak daycare diantar jemput pakai motor. Di sini badan mulai rontok karena naik motor bawa Bebe itu capek banget.
T______T
Gendong Bebe pake ergo, dan sepanjang jalan harus entertain dia biar nggak bosan. Dan tetep kena macet jadi keringetan, Bebe cranky, ibu cranky. Macet, keringetan, pelukan, debu jalanan. Super combo.
Buka puasa tetap di teras daycare. Sampai lebaran, buka puasa di rumah hanya bisa dihitung dengan jari sebelah tangan. Dan alasannya bukan eksis reuni sana-sini. Tak punya tenaga untuk itu.
Di hari biasa, setengah 7 sudah sampai rumah. Di bulan puasa kemarin, jam setengah 9 baru sampai rumah. Tidak bisa langsung tidur karena Bebe biasanya belum ngantuk. Belum urusan cuci baju dan cuci piring, beres-beres rumah. Tidur jam 11, jam 4 sudah bangun lagi.
Pergi kantor biasanya jam 7, bulan kemarin jadi jam 6. Artinya setiap hari hanya tidur 3-4 jam sebulan penuh kecuali weekend!
Minggu terakhir kami kembali pakai mobil. Badan saya sudah rontok, tak sanggup bangun pagi. Walhasil Bebe pergi berdua JG ke daycare pagi-pagi dan saya ngojek jam 9 ke kantor sendirian. Dan itu sambil cicil packing buat mudik. Ke Bandung doang sih, tapi tetep aja seminggu lebih mah hampir semua barang kecuali AC dan kulkas DIBAWA SEMUA LOL.
Maka silakan pandang saya sebelah mata karena semua orang mellow ingin Ramadan diperpanjang, tapi saya mah ingin buru-buru Lebaran. Semua orang bilang Ramadan berlalu tak terasa, saya mah kerasa banget.
T_______T
Because you WOULD NEVER enjoy a full month of sleep deprivation and spend a quarter of your day on the road with a toddler. Never. Kurang tidur itu bikin cranky. Kalau alasannya menyusui masih mending. Ini alasannya macet. Kan nyebelin karena orang Jakarta adalah orang-orang paling tahan pada macet. Tapi kali ini macetnya keterlaluan.
Hari kedua saya pernah coba pulang duluan sama Bebe karena kali aja bisa nyampe rumah cepet. Tapi ternyata macetnya level GrabCar biasanya 20ribu jadi 80ribu. Buka bareng deh sama supir GrabCar. Sungguh romantis. IYA SEMACET ITU. Pake taksi 50ribu udah jadi 150ribu kali. Nggak tau ah, nggak mau coba.
T_______T
Sampai akhirnya lebaran. *sujud syukur*
Dan lebaran tahun ini ... bingung karena nenek udah nggak ada. Padahal karena nenek anak paling tua, anak cucunya hanya tinggal ke rumah nenek. Adik-adik nenek dan keluarga besarlah yang akan ke rumah nenek.
Kali ini kami berkumpul di rumah ibu saya, dan beranjak menuju rumah adik nenek. Capek ya ternyata silaturahmi lebaran door to door itu. Hehehe. Maklum biasanya jadi tuan rumah doang, kerjanya cuma makan terus tidur siang.
Udah sih itu aja. Nggak tahu mau cerita apa lagi karena nothing's special. Yang jelas senang sih karena semoga macet Jakarta kembali normal. Boleh macet tapi nggak 3 jam untuk 5 km juga keles broohhh.
*sigh*
Sekarang jam 22.02 dan saya capek banget. Mau bobo. Untung Bebe bobo jadi saya bisa nulis ini.
Selamat lebaran teman-teman! Mohon maaf segala kesalahan-kesalahan saya yaaa.
Kemarin liat status temen kantornya JG yang stres karena lagi nyuapin makan dan anaknya digodain terus sama keluarga yang lain sampai anaknya mau muntah. Ya, saya ngerasain banget keselnya sih.
Karena Bebe juga lagi dalam kondisi rewel banget. Saya jadi super capek. Biasanya nenen cuma seperlunya ini nenen melulu. Terus gampang nangis banget dan jadi suka bentak. Apa coba.
Padahal Bebe jarang sekali bentak orang lain apalagi nangis. Dia akan nangis hanya kalau capek banget atau abis jatuh dan sakit banget. Jatuh biasa doang atau kepentok apa mah dia nggak pernah nangis. Bebe anak manis banget tapi seminggu kemarin parah sih. Ngomong selalu teriak, nggak mau minta tolong, nggak mau bilang terima kasih. Nggak dikasih apa dikit, nangis kejer ngamuk sambil pukul-pukul dan tendang.
Puncaknya Sabtu malam. Sudah jam 11 malam dan dia keukeuh nggak mau tidur. Dia keluar kamar sendiri dan sadar semua udah gelap. Terus dia ngeliat marah sama saya dan teriak "TURUN!" (kamar kami di lantai 2).
Oh wow. You were going too far, kid. Saya pasang wajah marah dan tidak bilang apa-apa, saya paksa angkat dia kembali masuk kamar, taro di kasur, tutup pintunya dan saya pergi cuci muka serta bersih-bersih untuk tidur.
Waktu saya kembali ke kamar, Bebe nggak nangis, lagi meluk guling aja di kasur sambil ngelamun. Tapi setelahnya ia jadi tiba-tiba manis sekali. Ngomongnya sudah tidak pakai otot lagi.
Baru saya sadar. Liburan ini Bebe berubah karena dimanja oleh semua orang. Di rumah saya, dia cucu satu-satunya. Di rumah JG, dia cucu paling kecil. Semua memanjakan Bebe. Dia jadi tidak pernah menangis untuk mengeluarkan emosinya karena baru ngerengek dan nangis dikit udah banyak yang bujukin.
And that's not a good thing. It's not healthy, really.
Ya gimana, nangis dikit langsung diajak jalan-jalan keluar. Jam 9 nggak mau bobo, malah main di kamar adik saya sampai jam 1 malem. Di rumah JG, rebut mainan kakak sepupunya, malah dibelain. Dalam level dorong kakak sepupunya sampai hampir jatuh pun, Bebe yang dibelain karena "dia masih kecil".
Sayanya tetep tegur dong "Bebe kenapa dorong? Bebe tidak dorong orang lain ya!" Kemudian biasanya Bebe pasang muka bersalah dan dia HARUS minta maaf pada anak yang dia dorong.
Tapi teguran saya itu tenggelam dengan sahut-sahutan kakek, nenek, uwa, dan ateunya membela "nggak apa-apa ya, boleh nih, boleh nih". Nggak ada yang mengingatkan kalau Bebe salah apalagi harus minta maaf.
*jambak rambut sendiri*
Di hari terakhir, Bebe ngamuk parah gara-gara nggak mau pakai baju. Sudah diajari tentang malu dari bayi sekali, Bebe selalu pakai handuk kalau keluar kamar mandi dan pakai baju di kamar. Di daycare juga diajari seperti itu. Eh di Bandung, dia ngamuk karena tidak mau masuk kamar setelah mandi dan malah main-main sambil telanjang. Dan semua membela. "Nggak apa-apalah pake baju di luar kamar aja".
*cry*
Karena ketika orang dewasa tidak satu suara, anak ya memilih pernyataan yang membela dia dong tentu saja.
Seminggu lebih seperti itu, Bebe yang selalu bilang "tolong" dan "terima kasih" berubah jadi suka membentak. Selalu mendorong anak lain dan merebut mainannya. Yang tidak pernah makan kerupuk jadi tantrum minta kerupuk. -_______-
Gara-gara hari sebelumnya tante saya menawari satu kerupuk udang utuh untuk dipegang sendiri. O______O Besok-besoknya dia ngamuk sambil geret-geret Tupperware isi kerupuk udang. Padahal udah lama banget Bebe nggak tantrum ngamuk sambil nangis. Tuhan tolong aku. (Baca: Cara Menangani Anak Tantrum di Tempat Umum)
Lagian Bebe baru makan kerupuk pas kemarin umur 2 tahun. Itu pun harus sambil makan nasi dan lauknya, bukan untuk cemilan DAN TIDAK DIPEGANG SENDIRI. Karena kerupuk itu kosong, makanan sia-sia dan dia selalu mau ngemil buah jadi kenapa banget harus dikasih kerupuk?
*bergabung dengan squad ibu-ibu idealis sejagat Facebook*
Tapi yah. Saya berusaha kaya Anna dan Elsa untuk Let It Go yah, namanya juga liburan sama keluarga. Jadi saya nggak mendebat para Front Pembela Bebe ini, biarin ajalah. Mereka manjain Bebe, sayanya bobo-bobo cantik sambil YouTube-an. Bebe juga jarang-jarang bisa selama ini sama keluarga besar kan, ketemu orangtua saya aja biasanya cuma weekend sebulan sekali.
Cuma ini horor banget takut harus ngulang disiplin tantrum dari awal lagi. Hahahahha.
Saya juga jadi happy pas hari Minggu karena Seninnya bisa kembali ke rutinitas. Dan tetiba sadar bahwa daycare baru buka di hari Kamis sementara kami masuk kerja Senin means masih harus bawa Bebe ke kantor 3 hari. HAHAHAHAHAHAHA.
Life is hard.
Soalnya urusan disiplin ini kerasa banget loh kalau konsisten diterapkan. Seperti urusan mainan. Di rumah dan di daycare, Bebe SELALU beresin mainan sebelum main mainan lain. Tidak boleh main mainan lain kalau yang satu belum dibereskan sendiri. Kemarin di Bandung kami nengok temen SMA saya yang baru melahirkan, ketika saya ajak pulang, Bebe keukeuh beresin dulu Lego yang dia mainkan selama di sana. Padahal nggak ada yang nyuruh. Dia juga keukeuh beresin kasur busa yang dia pake main loncat-loncat sama adeknya temen saya itu.
Anakku sebenernya sweet banget dan membanggakan hahahaha, but holiday ruins us. LOL. Peer banget nih takut sampai Jakarta juga masih kebawa manja. Pantes dulu waktu saya kecil, ibu saya paling sebel kalau saya habis nginep di rumah nenek. Karena saya jadi nyebelin. Sekarang saya yang sebel.
Tapi bertemu banyak orang juga ternyata membuat Bebe belajar hal baru. Ini pasti dia curi dengar dari orang-orang yang melakukan hal ini sama dia. Karena tiba-tiba DIA jadi suka cubit pipi kiri dan kanan SAYA sekaligus sambil bilang di depan muka saya:
Hari ini saya mau review Bioderma Hydrabio H2O, Hydrabio Tonique, dan Hydrabio Brume. Beberapa minggu yang lalu saya dikirimi satu range Hydrabio itu dari Bioderma Indonesia. Awalnya biasa aja sih nggak terlalu excited, tapi ternyata bagus. Hahahaha. Cocok banget sama kulit saya yang akhir-akhir ini kombinasi, hidung berminyak, tapi pipi sekelilingnya retak seperti hati kalian. :|
Soalnya saya sendiri memang selalu punya stok Bioderma Sensibio Micellar Water untuk traveling alias lagi pulang ke Bandung. Jadi memang nggak pakai tiap hari, selain boros, saya juga kurang suka sama baunya yang nggak enak banget. Kalau kena bibir juga paitnya ngalah-ngalahin jamu. Jadi biasanya dipake kalau lagi nggak di rumah. Ribet kan harus double cleansing pakai oil. Mending usap Sensibio, terus cuci muka deh.
Ternyata kalau range Hydrabio ini beda banget. Kita bahas satu-satu ya.
Bioderma Hydrabio
Range Hydrabio ini dibuat untuk kulit yang sensitif dan dehidrasi. Pernah denger nggak sih kalau sebenernya nggak ada yang namanya kulit kering, yang ada itu kulit dehidrasi. Nah, Hydrabio ini membantu merangsang kapasitas selular kulit dan mengaktifkan kembali proses hidrasi alami.
Range ini punya 4 produk. I CLEANSE (Hydrabio H2O), I TONE (Hydrabio Tonique), I TREAT (Hydrabio Serum), dan I MAINTAIN (Hydrabio Brume).
Saya dikirimi dan coba semua kecuali yang serum, jadi untuk pengganti serum saya tetap pakai Facial Treatment Essence SK-II.
Hasilnya?
I CLEANSE (Hydrabio H2O)
Ini Micellar Water, fungsinya tentu membersihkan dan menghapus make up. Kekuatan membersihkannya sama sih seperti Sensibio tapi wanginya lebih enak.
Wanginya nggak ada pait-paitnya sama sekali. Lembut banget. Seperti Sensibio, setelah pakai nggak ada efek lengket, kulit kerasa lembab aja. Setelah pakai ini baru biasanya saya cuci muka pakai facial foam.3>
Harga: Rp 219.000,- I TONE (Hydrabio Tonique)
Yang ini toner. Saya biasanya pake Clear Lotionnya SK-II tapi pas mudik ketinggalan. Jadi selama di Bandung saya full pakai toner ini dan laff banget! Setelah pakai, seluruh bagian kulit wajah rasanya jadi sama, pipi nggak kerasa kering, idung nggak kerasa berminyak. Nggak bikin gatel atau perih karena ada toner-toner yang muka saya rasanya perih.
Jadi buat saya, tonique ini lumayan menyeimbangkan kelembaban kulit wajah. Biasanya setelah pakai, kapas yang masih sisa basah saya tempelin beberapa saat di ujung idung, di area yang paling berminyak. 3> Harga: Rp 264.000,
I MAINTAIN (Hydrabio Brume)
Yang ini nggak langsung saya pake KARENA SAYANG. BOTOLNYA KECIL HAHAHAHAHAHAHA. Sementara pas baca klaim di botolnya seperti sesuatu yang dashyat gitu.
Brume ini refreshing water spray. Bisa menyegarkan dan menenangkan kulit yang kencang, bisa jadi setting spray yang membuat make up lebih tahan lama, dan aman digunakan untuk anak atau bayi sekalipun karena hypoallergenic, non comedogenic, dan alcohol free! Gimana makenya nggak sayang! Hahahaha.
Tadinya mau saya simpen buat di kantor karena di kantor itu kulit saya sering kenceng karena kan seharian kena AC yang super dingin. Tapi ternyata di Bandung juga kulit saya kenceng karena cuaca dan airnya yang dingin banget!
Semprot semprot terus deh. Dan ternyata semua klaimnya benar, bahkan sebelum tidur aja meski udah pakai skin care malem, kalau ngerasa kering lagi semprot-semprot lagi. Nggak jadi disayang-sayangnya. Kulit juga jadi halussss banget.3>
Harga: Rp 99.000,-
Belinya di mana? Di Sociolla aja, bisa diskon 50ribu (minimum pembelian 200ribu) dengan memasukkan kode voucher STEVIANI50 pada saat check out. Klik linknya di bawah ini: