Quantcast
Channel: annisast.com | Parenting Blogger Indonesia
Viewing all 727 articles
Browse latest View live

Akhirnya Bebe Menyapih Dirinya Sendiri

$
0
0
Iya gengs, finally. :')


Kalau yang ngikutin cerita menyusui Bebe, pasti tau ya kalau saya nggak rela nyapih Bebe. Saya yang nggak rela berujung pada ya Bebe nenen terus nggak berhenti. Tapi bener kan yang saya bilang dulu kalau hidup akan menemukan jalannya sendiri karena Bebe tiba-tiba berhenti nenen minggu lalu. Tanpa niat apapun dari saya. YASSSS! So much win! I'm so proud of myself! XD

Di postingan ini To Wean or Not to Wean ini saya cerita kan gimana Bebe sudah mengurangi nenen. Itu sebentar doang HAHAHAHA. Beberapa bulan terakhir malah minta nenen terus duh. Apalagi kemarin-kemarin banyak long weekend, manja luar biasa dan berakhir kalau mati gaya ya nenen.

Oke karena ini akan panjang, saya akan bagi beberapa subjudul *ah elah udah kaya skripsi* Maaf ya panjang, ini penting soalnya kalau nggak ditulis saya akan lupa nanti nggak ada kenangannya HAHAHA.

👶 Capek nenenin Bebe 🍼

Jadi sejujurnya beberapa bulan terakhir emang saya beneran lelah nenenin Bebe. Pertama karena dia berat banget, tangan saya bisa kaku parah kalau nenenin sambil duduk. Nenenin sambil tiduran juga nggak mau diem, bisa bolak-balik di kanan terus ke kiri, dengan puting sebagai poros. Ya ampun capeknyaaa.

Kedua karena dia makin nggak tau waktu, kapan pun dia mau dia minta nenen, bukan lagi cuma mau tidur kaya pas umur 2 tahun. Kalau di mall gitu masih nenen sambil digendong Ergo kan berat ya. Juga saya makin panik karena gawat, makin jauh ke weaning hahahaha.

Akhirnya selama beberapa bulan itu juga saya selalu sounding sama dia, "Xylo sudah besar, harusnya sudah tidak nenen loh" atau "wah memangnya Xylo baby ya masih nenen?" dan "kalau Xylo sudah tidak nenen ibu masih mau peluk-peluk Xylo kok" terus-terusan kaya gitu. Tapi tetep saya kasih juga, nggak saya larang sama sekali. Dan pada saat itu, saya juga masih nggak tau kapan urusan pernenenan ini akan berakhir. Huhu.

Karena saya nggak pasang target atau apa, cuma ya hati ini udah teguh pendirian bahwa sudah merasa cukup menyusui Bebe. Saya siap kalau udah harus weaning. Tapi caranya gimana itu masih belum tau. Ya udah masih santai.

Kalau ada orang nanya "kok masih nenen sih?" saya masih jawab dengan "ya nggak apa-apalah, emang pernah liat anak SD nenen?" lol

(Baca: Menyusui Seperti Orang Mongolia, Orang Dewasa Masih Nenen Lho!)

👶 Bra menyusui 🍼

Di sisi lain, bra menyusui saya udah lecek dekil banget semua. Saya mulai pake bra biasa dan tring! langsung merasa muda HAHAHAHA. Abis selama ini menatap tetek sendiri kok ya begini amat, ternyata bra menyusui nenek-nenek itu pengaruh banget ya sama bentuknya lol tmi sorry not sorry. XD

Ini sedikit banyak ngaruh sama kenyamanan Bebe nenen karena biasanya dia nenen sambil pegang strap bra penutupnya itu. Ketika pake bra biasa, dia bingung dan agak sedih gitu karena kehilangan “pegangan”, literally. Akhirnya saya bilangin baik-baik.

Saya: “Xylo, beha ibu yang itu udah jelek semua, jadi biar ya pake yang ini?”
Dia: “Beli lagi dong ibu”
Saya: “Iya nanti kita coba cari ya”

Kebohongan terbesar abad ini karena ya saya nggak niat beli apalagi nyoba nyari HAHAHAHA

👶 Ulang tahun 🍼

Bulan depan Bebe akan pas 3 tahun, kebetulan ada temen daycare-nya yang baru ulang tahun juga dan baru ngerti konsep ulang tahun. Ada kue, bawa kado, bawa balon, dll. Saya tanya apa dia mau ulang tahun dan tiup lilin? Tapi berhenti nenen ya?

Jawabnya “Salo nggak mau ulang tahun, Salo mau nenen aja”

Ok saya nggak maksa. Tapi pas weekend lalu di Bandung itu, tiba-tiba dia bilang gini “ibu, kue ulang tahun mcqueen ada?”

Jadilah sambil nenen kami browsing Pinterest dan YouTube liat anak-anak yang ulang tahun dengan tema Cars. Saya masih tanya sekali lagi, jadi mau ulang tahun atau mau nenen? Jawabnya masih nenen dong. Nenen is lyfe.

(Baca: Drama Berikutnya adalah Toilet Training)

👶 Penolakan pertama 🍼

... dan terakhir. HUAAAAA.

Intinya long weekend itu saya capek banget! Bebe juga capek kali kan karena dua minggu berturut-turut ke Bandung terus karena ada lamaran keluarga. Mana manja luar biasa, capek lah, mending kerja saya mah daripada harus long weekend terus-terusan. Bokek iya, capek iya. T________T

Di mobil on the way ke Jakarta, masih di Bandung belum masuk tol pun, Bebe minta nenen dan saya tolak. Nolaknya nggak becanda, beneran saya tepis tangan dia yang mau buka baju saya. Dia nangis sedih sesenggukan. Saya diemin aja cuek seolah nggak ada apa-apa. Saya bilangin singkat "sudah ya tidak perlu nenen karena sudah besar".

Nggak sampai 5 menit kemudian dia meluk dan ketiduran, tanpa nenen wow sungguh prestasi. Waktu itu saya nggak nyangka sama sekali kalau dia udah nggak akan minta nenen lagi. :')

Dan ya, sampai sekarang dia nggak minta nenen lagi. Sama sekali. Udah hampir 2 minggu lah. Kaya tiba-tiba berhenti aja gitu dia nggak mau lagi. Aku happy sekaligus mellow banget meluk-melukin Bebe terus. HUHUHUHUHU.

*

(Baca: Manajemen ASI Perah untuk Ibu Bekerja, Nggak Kejar Tayang!)

Besoknya di daycare dia sombong ke mbak-mbak daycare kalau udah nggak nenen sekarang. Karena sudah besar, sudah bukan baby. Sotoy ya gemes HAHAHAHA.

Begitulah cerita Bebe yang akhirnya menyapih dirinya sendiri. Nggak bisa tidur masih lah tapi so far so good, nggak minta sama sekali! Cuma kemarin sekali dia lupa kali mau angkat baju saya terus kaya keinget gitu terus minta susu. Anakku besaarrr aku nervous harus bayar sekolah nyahahahaha.

Satu hal yang saya syukuri, saya tidak mengganti nenen dengan hal lain jadi tidak akan menimbulkan masalah ketergantungan baru. Kan suka ada ya yang berhenti nenen tapi boleh pegang beha ibu, jadinya nggak ada beha tetep cranky. Saya juga bersyukur karena tidak perlu pait-pait atau apalah yang bikin dia terpaksa berhenti.

Karena sejak awal saya percaya, dia akan berhenti ketika saya dan dia siap untuk berhenti. :'))))

Btw pas ditanya "Xylo kok berhenti nenen sih?"

Dia: "Salo sudah besar, Salo mau happy birthday to you (nyanyi)"

JADILAH! Saya nyiapin pesta ulang tahun di daycare hahaha. Nggak pesta amat sih cuma potong kue doang sama hampers. Basa-basi aja karena nanggung ngasih pilihan mau ulang tahun apa mau nenen hahahaha.

*

Minggu depan mau cerita ah kenapa saya nggak tergoda weaning di umur 2 tahun pas kaya orang-orang dan gimana perjalanannya. Ditunggu yaaaa! LUV! :*

-ast-

Baca awal-awal perjuangan ngasi di sini:
Tentang 6 Bulan Ng-ASI 
Tentang Menyusui Bebe 

Weaning with Love: 2 Tahun 10 Bulan

$
0
0
Aih judulnya weaning with love, ala ibu-ibu masa kini banget ya lol. Padahal cara weaning with love benerannya aja nggak tau hahaha. Cuma tau kalau nyapihnya nggak dipaksa, nggak dibohongi, dan nunggu anak dan ibu siap.

Tadi jadinya baca-baca ternyata ada tahapannya ya. Dari tahap mengurangi nenen sampai dialihkan ke hal lain. Saya nggak melakukan itu HAHAHAHAHA. Tapi since saya juga nggak memaksa nyapih, nggak membohongi, dan nunggu Bebe benar-benar siap, ya masih masuk lah ya weaning with love. Hehehe.


Ya jadi saya emang nggak pake metode apa-apa untuk proses menyapih. Tapi justru itu, saya pengen share bahwa nggak perlu banyak tahapan juga bisa! Yang penting itu afirmasi aja dan kerelaan ibu, karena ya, saya cuma melakukan itu aja lol.

Sebenernya saya juga kaya ibu-ibu lain, mulai afirmasi harus berhenti nenen di umur 2 tahun itu sejak Bebe 18 bulan. Dulu bilangnya gini "nanti kalau sudah 20 bulan, Bebe nenen hanya di mobil dan di kamar ya". Maksudnya kalau di mall atau di tempat umum gitu nggak boleh. Apakah berhasil?

Tentu tidak. Hahaha. Awalnya iya, tapi lama-lama karena Bebe tentu tetep minta selain di kamar dan di mobil saya males nolak 💤💤💤.

Terus jelas nggak pake cara "habis tiup lilin berhenti nenen ya" karena waktu itu saya males rayain ulang tahun Bebe yang kedua hahahahaha. Sesat abis ibu yang satu ini, karena banyakan malesnya ya ampun.


Peer dari psikolog pas masuk 2 tahun tentu saja weaning. Saya iya-iya aja tapi nggak usaha. Sampai suatu hari ketemu sesama ibu-ibu di mall apa di mana gitu. Dia tanya umur Bebe dan saya jawab 2,5 tahun. Terus saya deg! sendiri gitu karena wow gila udah mau dua tahun ini weaning sama toilet training apa kabar!

(Baca: Bebe dan Toilet Training)

Dari situ barulah dimulai afirmasi hampir setiap dia minta nenen saya bilang kalimat-kalimat begini. Hampir ya karena nggak selalu, tapi ya sering:

1. "Xylo sudah besar sekali badannya, wow kakinya panjang seperti kereta, tangannya sudah panjang dan kuat, jadi nanti berhenti nenen ya!"

2. "Menurut Xylo, J (nama temen daycare yang masih bayi) itu baby atau bukan? Baby kan, nah kalau seperti J itu baru masih nenen, Xylo seharusnya sudah tidak"

3. "Xylo nenen itu mau apa? Haus? Kalau anak besar haus itu minum air putih atau susu coklat"

4. "Xylo nenen biar dipeluk ya? Kalau berhenti nenen juga ibu tetap peluk Xylo kok"

Dan seterusnya. Ini juga dilakukan mbak-mbak daycare. Intinya mereka juga selalu bilang kalau Xylo bukan bayi jadi harusnya sudah tidak nenen.

Saya juga konsisten memanggil dia "baby, my baby" karena dia sebel dipanggil "baby" dan pasti membantah "SALO BUKAN BABY!" nah ketika dia bantah tinggal bilang "kalau bukan baby kok masih nenen". HAHAHAHAH. Nyebelin amat ya saya dipikir-pikir lol.

Itu saya lakukan 3-4 bulan terakhir lah. Sisanya blas nggak ngapa-ngapain. For some reason saya yakin Bebe nggak bisa pake cara kaya anak-anak lain karena anaknya keras kepala banget. Makin dipaksa makin nggak mau dia. Jadi memang bener-bener harus nunggu dia siap dan bersedia nggak nenen.

(Baca: Kronologi Hari Bebe Berhenti Nenen)

Misal saya atau mbak daycare bilang nenen itu malu tau kalau sudah besar. Jawabnya:

"Salo nenen di kamar aja ibu" kemudian dia nenen sambil tutup muka karena malu. -________-

Atau teori orang yang ngasih kopi di payudara biar anak jijik karena kotor. Saya pernah tuh, kebetulan saya pake baju item terus nempel kaya serbuk-serbuk kain gitu di dada.

"Ibu cuci dulu itu kotor" kemudian dia nunggu saya bersiin dengan sabar dan nenen lagi. -________-

Terus dibilang nenennya habis karena sudah besar.

"Sekarang habis nanti ada lagi" BENER KAN? Nenen emang sekarang kosong nanti ada lagi. -_______-

Terus dia suka coba sedot dulu, pas keluar dia bilang "Tuh, ada kan ibu? Masih ada ibu, belum habis" Yaelaaahhh.

Nggak dibukain baju? Ya buka sendiri. Nggak dikasih? Ya ngamuk. Sekalinya nggak dikasih dan nggak ngamuk itu ya itu kemarin pas hari terakhir dia nenen. Mungkin udah nggak mau ah hahahaha.

Paling sebel kalau alasannya "Salo belum tahu caranya tidur". 🙅🙅🙅

DIA TAU. DIA TAU BANGET CARANYA TIDUR TANPA NENEN. Kan di daycare tiap siang aja tidur sendiri tanpa nenen ahelaaahhh 💤💤💤.

Ya intinya weaning akan lebih gampang kalau ibunya siap dan anaknya siap. Nggak perlu dipaksa tapi tetap harus diniatkan. Meski kaya saya niat tanpa punya deadline. Yang penting kan niat. Hahaha.

Soalnya saya nggak sanggup banget kaya orang-orang mengurangi frekuensi nenen. Malah bikin berantem dan dia rewel. Capek, nggak kuat, tolong aku tidak perlu cobaan lain, aku tidak suka tantangan lol.

Jadi buat ibu-ibu yang anaknya udah lewat 2 tahun dan belum ada tanda-tanda akan berhenti nenen, sabarlah! Waktu Bebe 2 tahun juga saya nggak kebayang sama sekali weaning bisa semudah ini. *SOMBONG* HAHAHAHA

Ingatlah bahwa nenen atau tidak nenen adalah urusan kita dan anak kita. Bukan urusan orang jadi tutup kuping aja sama orang yang bilang "KOK MASIH NENEN?" atau "NANTI MANJA LOH" yeee bodo amat. Anak yang berhenti nenen pas 2 tahun emang dijamin nggak manja? Yang nggak nenen sejak bayi? Kan nggak juga. Seneng amat ngehubung-hubungin, kamu bukan biro jodoh apalagi menteri perhubungan. *MULAAAIII*

Udah ah! Sampai jumpa bra menyusui! Sampai jumpa ruang menyusui Kokas yang terbaik se-mall Jakarta!

*

Ini dia pemenang giveaway @annisast yang ketigaaaa. Buset blogging udah lama giveaway baru 3 kali pelit amat jadi orang. Hahaha.

🎈Pemenangnya: 🎈
@malatika
@dzulkhulaifah

DM aku di Instagram alamat lengkap dan nomer telepon yaaa! Makasihhhh!

-ast-

Tentang Drama Kehidupan

$
0
0
Kenapa ya saya anaknya suka overthinking sama segala sesuatu. Apalagi untuk urusan hierarki antara status sosial, jabatan di kantor, sama peran di rumah. Saya suka kepikiran banget!


Misal gini, ada cleaning service di kantor yang pendieeemmm banget. Pendiem terus sopan banget gitu, kalau jalan selalu nunduk. Ya saya maklum mungkin dia merasa bukan siapa-siapa, level terendah di kantor lah kasarnya. Jadi dia nunduk entah karena memang minder atau memang merasa harus sopan.

Suatu hari saya ajak ngobrol, dengan malu-malu dan tetap nunduk (mungkin menjaga pandangan yhaaa) dia jawab anaknya dua. Satu udah kelas 5 apa 6 SD gitu, satu lagi masih umur 2 tahun. Dan saya langsung tettoottt! kepikiran banget.

Kepikiran banget karena berarti meski di kantor dia nunduk dan minder gitu, dia di rumah adalah kepala keluarga dengan anak yang mau remaja. Apa dia di rumah tegas sama istrinya? Apa dia di rumah galak sama anaknya? Apa dia di rumah juga pendiem?

AKU ... KEPO.

T________T

Inget juga kemarin makan di Shaburi terus mbak waitressnya nyapa Bebe dan tiba-tiba cerita kalau anaknya dia juga umur 2 tahun dan suka Cars kaya sepatu Bebe. Dia cerita dengan sangat excited dan saya mendadak mellow karena dengan demikian dia adalah ibu bekerja. Mungkin di sela-sela kerjaan dulu dia harus pumping juga sama kaya saya. Mungkin juga dia sama sedang mikirin ulang tahun anaknya mau dibikin kaya apa. Ah. :((((

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup)

Jadi inget juga cerita JG yang masa kecilnya dilalui dengan tinggal di gang sempit. Tetangga-tetangganya itu semua orang susah lah kasarnya. Mereka suka sewenang-wenang sama istri, teorinya JG karena mereka kerjanya rendahan banget, mereka jadi nggak punya suara di tempat kerja. Satu-satunya "kuasa" mereka ya sama istri, jadilah istrinya diperlakukan seenaknya.

Hiks.

Mau sedih juga nggak perlu sedih ya ini, namanya juga hidup. Tapi gimana ya, saya kepikiran betapa satu manusia itu punya peran yang beda-beda banget di berbagai lini kehidupan. Saya baru ngerti lagunya Nike Ardilla kalau dunia ini panggung sandiwara.

Di kantor dia adalah cleaning service yang minder, di rumah dia ayah yang tegas tapi sayang keluarga, di lingkungan rumah ternyata dia Pak RW dan terbiasa mimpin rapat RT, dan seterusnya.

Nggak usah susah-susah deh, waktu masih sekolah aja kerasa kan bedanya. Kita di sekolah sebagai ketua kelas tentu beda dengan kita di rumah yang anak bungsu. Kita di kampus yang serampangan dianggap anak bodoh, ternyata di rumah adalah kakak sulung tulang punggung keluarga.

Kepikiran kalau manusia sebenarnya memang hidup dengan beberapa topeng, mau pakai yang mana, mau lepas yang mana. Mau jadi saya yang mana.

Dan social media juga panggung lain lagi.

Di socmed dia ibu-ibu berisik garda depan pembela kebenaran, di rumah ternyata boro-boro berisik, ditanya pendapat sama suaminya aja nggak pernah. Di socmed dia ibu-ibu inspiratif banyak kegiatan positif bersama keluarga, di rumah dia ternyata depresi karena masalah dengan mertua.

Makanya jangan bingung sama orang-orang yang di socmed ributnya ya ampuuunnn. Pas ketemu hening krik krik. Atau sebaliknya, di socmed tampaknya hidup seru dan bahagia, pas ketemu kok ya orangnya banyak ngeluh. Ya maklum, itu topeng satunya lagi kan, topeng social media.

Lalu apa harus jadi orang yang sama di semua panggung biar dibilang apa adanya?

(Baca: Menjaga Perasaan Siapa Agar Tidak Dibilang Fake?)

Ya nggak juga sih. Nggak apa-apa kok punya banyak peran, punya banyak topeng. Saya nyaman berisik di socmed dan JUGA di dunia nyata. Saya nyaman bercerita pada kalian di blog ini seperti saya bercerita pada JG. Kalau kalian merasa tidak nyaman ya tidak apa-apa. Tidak berarti kalian palsu, kalian hanya sedang pakai topeng yang lain.

Yang jelas, harus diingat bahwa ini adalah topeng peran, bukan topeng kebohongan. Kalian yang berisik di socmed tapi pendiam di dunia nyata, nggak berarti kalian bohong kan?

Cuma inget-inget aja kalau lagi pengen ngomong kasar sama orang. Waitress itu mungkin teraniaya di rumah, satpam itu juga mungkin ayah-ayah yang lagi bingung bayar sekolah anak, abang angkot yang nyebelin itu mungkin sebatang kara. Yah, entah ini harus dipikirin apa nggak sih ya.

Ya gitulah. Auk nulis apa sih ini. Bye!

-ast-

Why I Love Jakarta | #SassyThurday ft #GesiWindiTalk

$
0
0
OH HOW WE LOVE JAKARTA! By we I mean me and JG, dunno about Bebe because well, he's a baby ah gimana sih elah ginian harus dibahas.



Oke jadi #SassyThursday minggu ini collab lagi sama #GesiWindiTalk because why not duh. Tema datang dari Nahla yang sungguh kreatif yaitu tentang mengapa kami begitu cinta kota masing-masing sampai nggak mau pindah satu sama lain! Bahkan saya nggak mau pindah ke Tangerang atau BSD meskipun tau persis di sana enak. Ya tapi enak kalau kerja dan segala-galanya di Tangerang/BSD juga yekaannn.

Baca punya mereka, siapa tau jadi pengen jalan-jalan ke sana!
Windi Teguh: Why I Love Medan
Grace Melia: Why I Love Jogja
Mevlied Nahla: BSD, Tangsel, dan Segepok Kenangan

(mba Windi belum selesai yaa maklum orang sibuk ahahahahahah)

Tadinya saya agak ragu gitu, mau Bandung apa Jakarta ya? Ya cinta sih sama Bandung tapi yaiyalah, Bandung kan hometown. Yang namanya kampung halaman mah selalu dirindukan ya nggak? Karena terlalu banyak kenangan dan keluarga besar di sana semua. Plus keluarga mertua juga, ya pasti sayang lah sama Bandung.

Tapi kan kadang harus ninggalin yang disayang demi sesuatu yang bisa lebih sayang sama diri kita sendiri kaaan. ASIK.

Jakarta kayanya sayang banget sama saya HUHUHUHUHU. Level mellownya udah setara sama waktu ninggalin Bandung ini kalau harus ninggalin Jakarta.

Karena di Jakarta, aku terperosok cinta.
Karena di Jakarta, cinta memilihku dengan nyata.
#eaaa jangan pada close tab ya lol 😂

(Itu juga kutipan dari puisi cinta masa lalu gengs, kolab kami sebelum ini. KLIK DAN BACA YAAAA)

Duh gue galau bikin list nggak ya hahaha. Bikin aja kali ya.

🏣 Jakarta Kota Mimpi 🚀

Itu benar. Itu tidak cheesy atau klasik, itu benar. Masih benar, minimal buat saya sendiri. Gimana nggak, saya pindah ke Jakarta karena satu twit!

Dari satu twit yang kemudian bawa saya ketemu banyak banget artis Korea, wawancara banyak sekali artis Korea, nonton konser gratis. Mimpi jadi nyata banget karena pada saat itu, saya lagi suka Korea banget!

Oke saya nggak tergila-gila sih ya kaya orang-orang sampai nabung atau apa, tapi saya lagi suka Korea banget dan Jakarta mewujudkan mimpi itu. Siapa yang kepikiran sih bisa ngobrol face to face sama Lee Min Ho kalau nggak pindah ke Jakarta? Dirangkul Lee Seunggi? Ngobrol sama Siwon? Bigbang? Super Junior? Infinite? YOU NAME IT.

Hampir semua artis Korea yang ngetop pada zaman itu saya temui semua FOR FREE cuma karena satu keputusan pindah ke Jakarta. Dan mimpi itu berlanjut pada mimpi berikutnya yaitu bikin buku di GagasMedia.

Yes, mimpi gue pas SMA/kuliah se-spesifik itu "mau nulis buku diterbitin GagasMedia". Dan itu terjadi karena saya pindah ke Jakarta. Plis yang suka Korea dan mau beli bukunya masih ada di Tokopedia atau BukaLapak.

(Cerita lengkap bisa dibaca di sini: Keputusan yang Mengubah Hidup, Pindah ke Jakarta)

🏣 Jakarta Tidak Pernah Sepi 🚀

Bagi orang ekstrovert kaya saya, Jakarta itu menyenangkan sekali! Di Bandung jam 9 malem aja sepi banget, di Jakarta saya nggak takut berdiri di pinggir jalan jam 12 malem pulang liputan nunggu taksi. Oh wow aku sungguh pemberani.

Zaman belum nikah, bisa nongkrong lama-lama sampai pagi, banyak temen, banyak makanan, sinyal selalu bagus, ah aku cinta. Gimana ceritanya coba jam 11 malem Semanggi masih macet. 😂😂😂

Di Bandung jam 8 malem aja saya suka udah horor sendiri pulangnya hahahahaha. Tapi yah, untuk ukuran saya yang nggak punya kecerdasan naturalis alias nggak peduli nggak nginjek tanah atau liat sawah, Jakarta is heaven! 🌠

🏣 Jakarta Sumber Suara 🚀

"Kepada ibu Annisa ditunggu di sumber suara"

Lawas nggak sih, apa event zaman sekarang masih ada yang menyebut area pengaturan sound system itu sebagai "sumber suara"? 😂😂😂

Intinya Jakarta adalah sumber suara, pusat segalanya. Banyak event, banyak acara, banyak brand, banyak diskon. Jadinya banyak pilihan! Iya dari milih makanan, milih baju, sampai pilihan serius macam kerja di mana atau sekolah di mana.

Ya maklum ya ibukota. Sekolah dari yang bobrok sampai yang uang tahunannya setara harga satu rumah juga ada. Begitu pula dengan kerjaan, dari yang cuma malak di stasiun sampai gaji sebulan ratusan juta.

Dihadapkan dengan pilihan sebanyak itu kita jadi apa?

JADI SEMANGAT! 💪🏻

🏣 Jakarta Penyemangat Hidup 🚀

Ini adalah sumber kemellowan di posting-posting dengan tag Tentang Hidup. Ya gimana nggak mellow sih, liat ibu-ibu luntang-lantung di pinggir jalan bawa bayi sementara di jalan mobil-mobil yang lewat harganya miliaran.

Kesenjangan sosial itu nyata adanya dan terjadi di depan mata! Kadang sedih tapi semoga bisa jadi semangat dan sumber syukur ya.

Ya persis caption IG saya beberapa minggu lalu. Tentang gimana daerah rumah saya itu berdempetan banget rumah-rumah mewah yang garasinya seukuran kontrakan saya, sementara di belakangnya rumah-rumah petak yang bahkan nggak punya teras.

Tanpa hidup di Jakarta mungkin cita-cita saya nggak akan setinggi ini. Di Jakarta saya dan JG ketemu banyak sekali orang hebat, orang hebat yang kadang bikin minder tapi tanpa disadari bikin kami jadi menggantung mimpi lebih tinggi.

Juga ...

Kami senang di Jakarta karena jauh dari orangtua HAHAHAHAHAHAHAHA

Jauh tapi nggak jauh-jauh amat jadi bisa pulang kapan aja termasuk weekend. Cuma ya, kami enjoy tinggal nggak terlalu dekat dengan orangtua karena jadi bisa ambil semua keputusan sendiri. Apalagi urusan Bebe.

Plus ...

Kami nggak tau mau kerja apa di Bandung. 😭😭😭

Really, kemarin JG sempet mau pindah ke kantor Bandung tapi kok ya tampak jenjang karier jadi lebih sulit ah sudahlah. Apalagi saya, nggak bakal dapet gaji yang sama lah kalau kerja di Bandung mah. 😭

(Baca: Tips Survive di Jakarta No Nanny No ART untuk Ibu Bekerja)

Sementara cita-cita dan gaya hidup sudah begini. Karena hal tersulit bukan naikin gaya hidup, tapi nuruninnya. 😔

🚓🚕🚗 TAPI JAKARTA MACET! 🚙🚚🚓

Memang iya weee. Percaya nggak sih saya sama JG itu jarang sekali mengeluhkan macet Jakarta? Kami berdamai sekali dengan kemacetan ini.

Padahal radius kantor saya, kantor JG, dan rumah kalau dari daycare itu nggak sampai 10 km. 5 km lah, rata-rata ditempuh dengan 1,5 jam perjalanan kalau lagi waras.

Kalau lagi nggak waras, kantor JG - daycare aja yang hanya 2,5 km bisa ditempuh dalam waktu? EMPAT JAM. HAHAHAHAHAHAHA.

Tapi kan banyak solusi juga, ya nggak perlu bawa mobil kan bisa naik ojek. Jadi mobil taro di daycare, ke kantor JG pake ojek atau kadang pake sepeda. Aman terkendali kok, survive kok hahahaha.

Terus orang suka nanya: kenapa nggak motoran aja sih biar nggak macet? Kan deket juga.

Ah motoran juga macet di Jakarta mah lol. Malah lebih capek jatohnya karena naik motor, macet, keringetan. Beda setengah jam doang sih mending macet dan naik mobil, at least duduk nyaman. nggak keringetan, ngobrol enak, bisa sambil denger radio ketawa-tawa, Bebe bisa bobo dengan nyaman.

Kalau udah begitu masa mau ngeluhin macet lagi?

*

Tapi yah, harus diakui kadang bosan juga di Jakarta hahahahahaha. Bosan karena ya namanya manusia, pasti ingin lebih kan. Maunya sih JG kerja di Singapur gitu, saya di rumah aja blogging dan YouTube-an lol.

Juga urusan Pilkada DKI yang makin mengukuhkan kalau Indonesia nggak layak huni, ingin pindah ke luar negeri aja. Huhu. Ingin ingin doang tapi usaha nggak. Argh.

Jadi yah, itu alasan saya 6 tahun betah di Jakarta dan JG 9 tahun (apa 10 tahun ya). Kalau kalian? Senangkah di kota tempat tinggal sekarang? Kenapa?

-ast-

Kepercayaan Diri dan Remah-remah Dunia

$
0
0

Yang kenal baik sama saya pasti tau persis kalau saya orangnya pede banget sedunia. Jarang banget ngerasa rendah diri. JARANG loh ya catet, bukannya nggak pernah.

Kalau di circle blogger, dulu saya suka sebel sama yang bilang "da aku mah apa atuh cuma remah-remah blablabla" alias merendahkan diri dan nunjukkin ketidakpercayaan dirinya. Dulu saya sebel karena come on kalau terus menganggap diri remah, kapan mau majunya? Kapan bisa jadi main course-nya? -_____-

Atau ada tipe orang yang lebih baik sesat di jalan karena malu bertanya. WHY? Itu selalu saya pertanyakan. Kenapa mesti malu sih? Kenapa nggak punya kepercayaan diri untuk sekadar nanya sesuatu yang kita nggak tau jawabannya?

Tapi kemudian saya juga ternyata bisa ada di posisi mereka. Ada di posisi di mana saya "kok gue gini doang sih? Kok orang bisa kaya gitu sih?" Dan momen itu bukan momen penyemangat melainkan momen "ah sh*t lah gue nggak bakal mampu kaya dia".

Dan itu menyebalkan.

T_______T

Ini diperparah karena saya orangnya kompetitif banget. Misal saya bisa kesel kagum kalau liat orang seumuran saya yang kerja di New York Times. Ya padahal emang orang Amerika, lahir sampai kuliah di Amerika, ya wajar atuh kan kerja di New York Times masa mau kerja di media lokal Indonesia ya nggak?

Dan akhirnya saya sadar kalau masalah merasa remah ini adalah masalah inferiority. Di kasus saya, semakin sering bertemu atau berinteraksi dengan orang yang saya anggap hebat, maka saya merasa semakin inferior. Dan saya sadar ini tidak baik
Inferiority complex: an unrealistic feeling of general inadequacy caused by actual or supposed inferiority in one sphere, sometimes marked by aggressive behavior in compensation.

Inferiority seperti ini menimbulkan perasaan "if only" alias "coba kalau". Coba kalau ngotot dulu kuliah di Amerika, mungkin sekarang udah jadi editor di New York Times. "Coba kalau" semacam ini bikin stres dan nggak menyelesaikan masalah!

Karena pemikiran berikutnya adalah "ya nggak bisa kuliah di Amerika juga sih orang kurang pinter begini". Kemudian jadi merutuki diri kok kurang pinter sih, apa saya kurang belajar pas sekolah, perasaan udah belajar terus tapi kok nggak sanggup sih kuliah di Amerika. Blablabla. Padahal ngomel itu nggak mengubah hidup.

Sebenernya kalau lagi waras sih saya sadar benar kenapa harus "coba kalau" toh sekarang hidup saya juga nggak susah. Setelah itu saya mau tidak mau harus compare dengan orang lain yang kehidupannya di bawah saya. Dari situ biasanya saya merasa lebih baik karena masih banyak orang yang secara level pendidikan setara dengan saya, tapi kehidupannya nggak seperti kehidupan saya.

👉  Baca juga: Kecantikan dan Perempuan Kedua

Juga yang harus diingat dan saya pikirin banget: kalau terus menerus mengejar standar orang lain, kapan puasnya?

Si A keren banget sih kerja di Google --> apakah jika saya kerja di Google saya akan puas? Atau tetap merasa inferior dengan orang-orang yang kerja di Apple?

Si B kok bisa sih nulis di Huffington Post! --> apakah jika tulisan saya dimuat di Huffington Post, saya akan berhenti merasa inferior pada si B?

Belum tentu kan! Inferiority hanya membuat kita ingin jadi orang lain!

Which is fine sih ya di level tertentu, terutama di level bikin semangat melakukan segala sesuatu. Tapi kalau udah bikin sedih, bikin murung, bikin kepikiran, mungkin saatnya cari bantuan profesional atau minimal cari orang yang bisa diajak bicara dan mengembalikan kepercayaan diri.

Perlu diteliti juga apakah "if only" nya masuk akal? Yang udah gawat itu yang begini "coba kalau dulu nikahnya sama anaknya si A, pasti bisa maternity photoshoot tiap minggu pake fotografer profesional" atau "coba kalau tinggian dikit udah jadi model pasti ah elah". Itu "if only" yang nggak bisa diterima! Hentikan sekarang juga! Jangan terus dipikirin!

Caranya mungkin bisa dengan cari tahu kita jago di bidang apa terus pelajari hal itu sampai jago banget dan bikin kita bangga. Kalau udah bangga sama diri sendiri, pasti inferioritynya berkurang deh. Pasti lebih percaya diri dan nggak lagi menganggap diri sendiri sebagai remahan di dunia.

Tapi ini cuma berlaku untuk orang-orang ambisius ya. Kan banyak juga tuh orang yang lempeng-lempeng aja, nggak ngerasa inferior dan juga nggak ngerasa harus melakukan sesuatu yang lebih hahaha. Nggak apa-apa, santai, yang penting bahagia. Kalian tetap bukan remah kok. 😂

Dan kecuali kalau urusannya uang. Karena kalau udah urusan uang mah udah di luar kehendak banget lah. Masa mau inferior sama keluarga Trump karena mereka lebih kaya. Urusan uang dari turunan keluarga mah lekatnya sama syukur aja, bukan yang lain. :)

👉 Baca: Tentang Berpikir Positif)

Nah kalau saya kan suka ngerasa inferior sama orang pintar, kalau JG selalu merasa inferior dengan orang yang gajinya lebih gede. Inferior karena merasa kurang skill hahahaha. Nggak sekali dua kali nelepon saya siang-siang cuma mau bilang.

"Sayang si A gajinya xx puluh juta masa. Kok aku gini-gini aja ya?"

Jawabannya bisa dua:

1. Udah rezekinya 💅

2. Kita nggak tahu kerja keras dia kaya apa. Jujur apa nggak ya urusan dia, tapi intinya kita nggak tau effort apa yang dia keluarin demi kerjaan dengan gaji gede. Kalau ternyata zero effort? Kembali ke poin nomor satu lol. 🙌

Dan saya juga jadi terbiasa melihat "alasan" di balik sesuatu. Misal temen-temen yang liburan terus ternyata keluarganya kaya, yang nggak kaya ternyata hidupnya irit banget. Atau temen-temen yang gajinya gede ternyata kerjanya stand by 24 jam. Yang mana kalau kita lakukan mah nggak mungkin karena males banget astaga hahaha

Atau harus irit seirit apapun, tak mampu juga kan. Jadi ya, kuncinya (kayanya) jalani hidup dengan gembira. Lakukan hal-hal yang bikin bahagia. Sadari bahwa kebahagiaan tidak hanya diukur dari kapasitas otak atau jumlah uang di tabungan.

And one thing: stop the 'if only'! *ngomong sama diri sendiri*

Ngerasa inferior atau punya teman yang punya masalah inferior? Share dan tag temennya ya! XD

-ast-

Sudah Tidak Nenen, Tidurnya Gimana?

$
0
0

Ini pertanyaan banget nggak sih untuk kalian semua ibu-ibu dengan toddler yang masih nenen? Kan biasanya kalau mau tidur nenen dulu sih sampai ketiduran, nah kalau udah nggak nenen tidurnya gimana?

Problematika saya banget loh ini, saya punya ketakutan Bebe susah tidur kalau berhenti nenen. Kalau Bebe susah tidur nanti saya susah tidur juga, besok kerja gimanaaa? Jadi ya udah lah nggak usah berhenti nenen hahaha.

🍼 Intinya adalah proses, gengs ...

Proses itu ternyata penting! Proses menyapih itu bukan hanya anak yang berhenti menyusu tapi ibu juga berhenti menyusui. Jadi prosesnya sebenernya dua arah banget, ibu harus sudah siap, anak juga harus sudah siap.

Ketika saya merasa sudah siap, pertanyaan "tidurnya gimana?" itu jadi bukan masalah lagi. Tiba-tiba nggak peduli gitu malah nggak kepikiran sama sekali.

Jadi gimana cara tidur setelah anak berhenti menyusu?

Tiga hari pertama Bebe guling-guling nggak jelas, kaki nendang sana sini. Dia masih keukeuh pada pendirian "Salo nggak tahu caranya tidur". Akhirnya saya atau JG pelototin, suara tegas tapi tidak marah "ayo sekarang Xylo merem! Kaki diam, jangan tendang-tendang!"

Di hari pertama dia pundung digituin. Dia tutup muka terus nyungsep ke bantal, eh nggak nyampe 5 menit tangannya yang nutup muka merosot. Tidur deh.

Sekarang juga masih begitu. Dan si Bebe nggak akan bisa tidur kalau saya atau JG masih bangun. Jadi emang tidur sama-sama banget. Kalau saya pura-pura tidur, pasti ketauan. Jadi ya udah tidur sama-samalah.

Ya banyak sih ya teori parenting soal tips agar anak gampang tidur. Tapi gimana, mandi air anget udah, kenyang udah, capek udah, lampu mati malah ngamuk. Seperti biasa, teori parenting itu cukup dibaca, penerapannya ya tanyakan hati nurani HAHAHAHA.

🍼 Kalau tidur siang ... 

Ini susah banget asliii. Tapi karena Bebe tidur siang di rumah cuma saat weekend jadi ya kadang ya udalah skip aja tidur siang. Karena nggak bisa banget, kecuali ya tidur sama-sama. Tapi kadang kan kita-kita yang orang dewasa ini nggak mau bobo siang ya.

Justru kalau main ke mall baru tidurnya gampang. Karena dia akan lari-lari sampai capek baru kemudian duduk di stroller dan bobo. Atau minimal di mobil dia akan ketiduran.

Ini kenapa saya juga bingung. Kalau di daycare itu jadwalnya pasti sih ya, jam sekian dia akan diseka, ganti baju, taro di tempat tidurnya, diselimutin, dan dia tidur sendiri. Di rumah mah bye aja, nggak bisa pake ritual gitu.

Terus yah, nggak ada juga romantisme pelukan atau baca buku sebelum tidur baahhh yang ada lari-lari dia. Lompat-lompat terus. Ibu pusing. T_________T Kadang terjadi sih dia sweet meluk-meluk sambil baca buku, tapi persentase dibanding lompat-lompat itu cuma 10% nya romantis lol.

Jadi kalau saya ditanya gimana tips nidurin anak, saya nggak tahu banget. Saya juga failed banget di bidang ini *alah*. Cuma ya, ketakutan anak susah tidur setelah berhenti nenen itu nggak terjadi-terjadi amat kok di Bebe.

Dia nggak susah tidur sampai jam 2 pagi banget gitu misalnya. Jam tidurnya nggak berubah sih thank God.

Nenen adalah salah satu cara yang bikin dia nyaman jadi KAYANYA loh ya, asal anak nyaman, anak akan cari tahu sendiri caranya tidur.

Ya tapi syaratnya mungkin harus anak yang memutuskan sendiri untuk berhenti nenen. Jadi dia sadar benar dia harus berusaha tidur sendiri dan berusaha console diri sendiri kalau lagi sedih. Dulu kan kalau sedih nyot aja langsung nenen.

INI NULIS APA SIH YAAAA. Muter-muter nggak jelas maunya apa, ini dalam rangka mendisiplinkan diri untuk nulis aja sih. NGGAK APA-APA YAAAA. HAHAHAHA.

Anyway selamat liburan besookkk! :*

-ast-

#SassyThursday: Ketakutan dalam Hidup

$
0
0
 
HEYAK JUDULNYA SOK SERIUS. Padahal nggak serius-serius amat kok. Cuma pengen share hal-hal yang paling aku takutin hahaha.

Soalnya kalau ketakutan dalam hidup ya banyak ya kan. Takut Bebe sekolahnya nggak bagus, takut dipecat, takut kerjaan nggak selesai lol. Tapi ini mah ketakutan biasa aja kok.

KETAKUTAN KOK BIASA YAELAH.

Nggak ada ketakutan yang biasa dan jangan pernah menganggap remeh ketakutan orang lain. Di umur ini nakut-nakutin orang lain sama hal yang dia takuti itu nggak banget plis. Misal ada orang takut reptil terus sengaja kirim-kirim dia foto reptil. Nggak begitu. Mau nggak kalau dikirimi hal serupa yang kita takuti?

Baca punya Nahla yaaaa: Hal yang Paling Ditakuti

Oke ini list ketakutan saya.

🐈 KUCING 

Iya saya nggak suka kucing level takut banget mau nangis tiap ada kucing. Sebabnya nggak inget kenapa, yang jelas sejak kecil saya memang sudah takut kucing. Dan mengapa orang-orang takut kucing itu selalu diikuti kucing ya?

Dulu pas kost, pas ada kucing melahirkan, di mana? Di depan pintu kamar saya. WHY GOD dari semua kamar dia melahirkan di depan kamar saya? Akhirnya si anak-anak kucing itu keliaran di sekitar kostan dan saya mau pingsan tiap kali pulang dan harus buka gembok karena takut ada kucing tiba-tiba nongol dari bawah pager.

Kesialan berlanjut karena temen kamar sebelah pelihara kucing omg. Untung akhirnya kostannya digusur (belum hidup di Jakarta kalau belum digusur di kost HAHA) jadi pindah kost yang nggak banyak kucing.

Sampai sekarang kalau makan di pujasera gitu kucing-kucing pasti diemnya di bawah meja saya.

-__________-

🕷 KECOA (nggak ada emot kecoa lol)

Ini pas udah gede loh ya jadi takut kecoa. Pas kecil saya nggak takut malah berani ngambil gitu. Makin gede kok ya makin jijik huhu. Intinya parno banget sama kecoa sampai dulu pas zaman ngekost, kalau ada kecoa saya tutup pake bekas tempat salad Pizza Hut, terus atasnya saya kasih pemberat saking horor dia kabur.

Setelah itu diemin sampai ada orang yang bisa dimintain tolong untuk buang itu kecoa hih. Sebel banget liat kecoa NGGAK SUKAAAA. Tetep nggak suka liat kucing sih tapi sebel liat kecoa.

⏰ Telat

Duh ini bukan sombong ya tapi saya bisa mules banget kalau janjian meeting terus telat. Apalagi kalau alesannya macet. Mau nangis rasanya karena ya namanya Jakarta YA MACET LAH! MASA TELAT GARA-GARA MACET!

Jadi saya mending dateng kecepetan sejam daripada telat, nggak kuat sama gelisahnya. Nggak kuat menghadapi diri sendiri. Nggak kuat harus mikirin bikin alesan ke orang lain.

Meskipun kadang orang yang diajak meeting udah maklum banget kalau dateng meeting telat di Jakarta. Tapi kan nggak mau jadi bagian dari stereotype orang Indonesia suka telat. Hah sebal. Mikirinnya aja saya mules. T______T

Saya juga sebel soalnya kalau orang dateng meetingnya telat. Apalagi kalau seharian back to back meeting gitu, satu telat ya semua telat lah plis deh.

Saya maklum kalau yang telat orang bule gitu yang ke Jakarta cuma buat meeting. Kasihan lah itu mah. Mereka suka nggak nyangka traffic Jakarta 5 kilometer aja harus pergi 1,5 jam sebelum hehe. Pukpuk.

...

Takut apalagi ya?

...

🎡 Kicir-kicir Dufan

Ya ampun aku anaknya nggak butuh tantangan banget. Kicir-kicir itu yang kita duduk terus diputer, bersama teman sebelah kita yang diputer ke arah lain, plus sama temen segrup kita yang diputer juga ke arah lain astaga.

Mending Tornado atau Hysteria aja saya mah. Pernah udah ngantri panjang-panjang di Kicir-kicir Dufan itu terus menjelang deket saya kabur HAHAHAHAHA

Nyelonong ke bawah pager dan kabur karena mau muntah mikirinnya juga.

Eh btw makin tua makin horor nggak sih naik-naikan gitu? Dulu pas kuliah saya sering ke Dufan sama temen-temen hari kerja gitu biar sepi. Itu naik Halilintar bolak-balik sambil lempeng aja nggak ada takut-takutnya. Naik Kora-kora sambil foto-foto.

Terakhir ke sana saya lemes lah nggak sanggup naik apa-apa HAHAHAHA. Ini kasusnya sama kaya film brutal. Dulu saya nonton film model Inglorious Bastard atau Blood Diamond itu lempeng aja loh meskipun darah muncrat-muncrat. Makin tua makin nggak sanggup.

Kemarin nonton Wolverine aja banyak tutup matanya. Kenapa makin nggak tega yah duh.

😭 JG dan Bebe ke toko mainan

DISASTER. ENOUGH SAID

❌ Diunfollow orang

HAHAHAHAHA MAKANYA FOLLOW DONG GENGS!

Saya blogging pendek lho di IG @annisast. Follow dong plis. Pusing kenapa blog ini pembacanya hampir 200ribu tiap bulan tapi yang follow IG cuma 2ribuan hih sedih.

Follow yaaa! Kalau emang nggak suka atau annoyed sama postingan saya juga nggak apa-apa sih unfollow. Tapi coba follow dulu laahhh 😂

Udah ah mau berenang dulu. Bye!

-ast-

Susahnya Jadi Ibu ...

$
0
0

Ih kok ngeluh?

Boleh dong ngeluh, boleh banget biar waras. Tapi jangan sering-sering yaaa. Jangan sampai mengeluh mendominasi hari. Karena yang boleh mendominasi hari dan menjajah pikiran hanyalah pemikiran upload foto apa di Instagram hari ini? BAHAHAHAHAH

Iya ih susah banget loh jadi ibu.

Dan sialnya kesusahan itu baru ketauan pas udah jadi ibu hahaha. Pas belum jadi ibu mah ya ngerasa mampu lah toh jadi ibu itu katanya kodrat. Toh jutaan perempuan lain sedunia juga bisa jadi ibu. Jadi kita juga pasti bisa! 💪

Meskipun pas hamil agak-agak mellow karena mampu nggak yaaa? Apakah aku bisa mengurus dan mendidik anakku? Ah aku pasti bisa! Kan bisa belajar!

Kemudian kita pun belajar. Melahap berbagai teori melahirkan sampai teori ASI, hafal semua! Teori parenting, teori MPASI, teori fase-fase balita. Teori ini teori itu. Seminar ini seminar itu. Talkshow ini talkshow itu. Follow banyak psikolog anak dan dokter di social media.

Males? SAMAAAAA. Saya juga nggak ikut kok seminar-seminar parenting itu bahahahaha saya nggak punya waktu sis. Saya ibu-ibu homeschooling alias belajar sendiri baeee. 😂

Rajin juga tanya-tanya ke temen yang tampak oke dan bisa ditanya. Dan yang terpenting, memilih teman tidak judgemental! Supaya nggak stres karena urusan ASI kalau temennya geng pengharam susu formula.

Waw jadi ibu seperti kuliah tak kunjung henti, penuh teori dan praktikum setiap hari. Mana nggak ada ujiannya pula jadi nggak ngerti deh apa kita udah layak jadi ibu?

(Baca: Hal-hal yang Hanya Bisa Dirasakan Ibu Menyusui)

Ah susah emang sih ya.

Anak kan bukan cuma harus dikasih makan, bukan cuma gampang dibeliin mainan biar tetap anteng. Belum ngajarin sopan santun. Belum ngajarin harus menghormati perbedaan. Belum ngajarin toilet training. Ah peer nya banyak banget!

Belum lagi anak harus dijaga emosinya!

Uhwaw, menjaga emosi anak sambil menjaga emosi diri sendiri itu lebih berat dari maraton 40KM. Mending maraton bisa latihan dulu, bisa alesan beli sepatu lari baru biar samaan sama Jennifer Bachdim, lah menjaga mood anak setiap hari?

Jungkir balik sis, nggak bisa pake alesan belanja pula *LHA*. Anaknya literally jungkir balik lari-lari sana-sini padahal disuruh pake baju doang abis mandi, ibunya jungkir balik dalam pikiran. Butuh yoga emang nih ya, yoga pikiran biar nggak jungkir balik terus. 😂

Yang harus dijaga emosi anak DAN emosi ibu kan sebenarnya. Karena anak tantrum leading ke ibu tantrum juga. Anak marah, ibunya ikut marah. Muter-muter. Padahal yang satu umur 3 tahun, yang satu umur 30 tahun. Ckckck. Emosi tidak mengenal usia.

Kalau udah tantrum, yang umur 3 tahun bisa happy seketika kaya nggak ada apa-apa. Lha yang umur 30 tahun? Abis tantrum guilty banget karena kok ya nyari lawan berantem harus banget anak umur 3 tahun? Anak sendiri pula. 😂

(Baca: Tips Menangani Anak Tantrum di Tempat Umum)

Susah lah emang.

Apalagi ngomongin guilty pleasure ibu-ibu sedunia: gadget. Wow wow. Bahkan yang ngasih screen time nggak lebih dari 3-4 jam sehari aja masih ngerasa guilty banget. Kok bisa orang lain anaknya nggak kena gadget sama sekali? KOK GUE NGGAK BISA?!

Ah saya nggak bisa karena saya takut nggak waras. Kalau nggak dikasih gadget maka nggak bisa makan. Anak kalian bisa baca buku atau mewarnai? BERSYUKURLAH. Oh bisa karena dibiasakan? Ah saya juga udah coba, nggak terbiasa-terbiasa tuh anaknya. Sayanya nggak bisa makan iya.

Padahal makan kan kebutuhan hidup paling hakiki ya nggak? HQQ kalau kata anak gawl zaman sekarang.

Nyesel nggak ya di masa depan karena ngasih anak gadget? Kayanya nggak ya. Kalau pun di masa depan dia jadi kecanduan, ya terima aja. I PLEAD GUILTY. 🙇🏻‍♀️ Salahku 100% karena mau hidup tenang dikit pas dia balita. Terima ajyaaahh. Nasib gengs.

Ckckck. Susah kan bener?

Pas anaknya bayi galau minta ampun urusan ASI. Apa ASI aku cukup? Kenapa ASI aku nggak ada? Atau malah kenapa ASI aku banyak banget sampai bayi dapetnya foremilk doang? Kenapa tetek bengkak mau meledak tapi dipompa cuma dapet 20 ml? Kenapa breastpump mahal? Kapan aku bisa pake bra biasa lagi dan bukannya bra nenek-nenek?

Anak umur 2 bulan mulai galau karena mau masuk kerja. Nangis-nangis ke suami pengen resign aja. Keputusan yang untungnya tidak diambil dan cukup ditertawakan sekarang. Karena kalau resign, ai nggak bakal waras gaes.

Kantor adalah sebenar-benarnya lari dari kenyataan ada anak bayi ngotot pengen beli Robocar Poli 250ribuan tapi 3 jam kemudian dibuang karena ingin Hot Wheels 30ribuan. #truestory 💆🏻

Apalagi kalau anaknya 2 atau 3 tahun yaaa. Duile urusan pake celana posenya gimana aja masalah banget. Terserah Bebe ajalah. Ibu ngikut Bebe aja, tapi masalahnya kalau Bebe pose nungging gitu pake celananya gimana, Be?

Terus masih aja harus berdiskusi hal-hal kurang penting bagi ibu tapi mungkin penting bagi Bebe. Seperti ibu maunya mandi dulu, Bebe maunya minum susu dulu. Ya terserah Bebe aja, ngikut Bebe aja deh ibu mah.

Tapi kalau sudah jam 11 malam dan ibu maunya Bebe bobo sementara Bebe maunya nonton PJ Masks terus ya ibu marah. Bebe nangis. Biar aja Bebe nangis karena nggak semua yang Bebe mau bisa ibu kasih. Nangis sampai ketiduran ya plis, jadi nggak perlu ngelonin. 😂


Belum lagi urusan pup aja jadi urusan paling penting sedunia karena ada anak bayi yang ngintilin mulu. Alesan cuci tangan lah, cuci kaki lah, sampai nggak punya alesan. Pengen sama ibu aja.

Udah gitu ngeluh-ngeluh karena plis deh aku mau pup dengan tenang! Terus urusan mandi. Nyuruh-nyuruh anak mandi dengan alasan bau asem. Padahal bau asem itu dicari-cari dulu dan dicium-cium sampai puas. Hah! Konsisten dong!

Siapa yang di sini pernah pipis sambil nenenin? SAYAAAA! Kalian nggak sendirian gaes. Tenang aja.

Capek ya. HAHAHAHA. Capek-capek sebel pengen ngetawain diri sendiri. Woy kehidupan jadi ibu kok lawak banget. 😂😂😂

*

Tapi ya kok begini amat? Pas tidur malah dicium-ciumin terus. Pas lagi kalem malah dipeluk-pelukin terus sampai dia sebel. Pas lagi duduk anteng malah jawil-jawil pipi terus gangguin anak. Makin dia sebel makin seneng kita godain. Kita ibu macam apa!

Di kantor malah telepon suami bahasnya anak juga. Browsing Timehop cuma mau liat foto-foto Bebe waktu bayi. Foto-foto ditata rapi di Google Photos dengan album berdasarkan usia bulan karena saya nostalgia aja perfeksionis, maunya nostalgia berdasarkan dia usia berapa bulan.

Dan tiba-tiba anaknya gedean dan anteng sendiri malah jadi kangen, sebel, kenapa sih? Udah nggak butuh ibu ya? #drama

Belum lagi nafsu beli gadget berkurang drastis karena fokus menabung untuk sekolah.

DUH BUIBUUUU! KITA INI IBU MACAM APA!

Kita ini ibu-ibu normal! Ibu-ibu yang bebas mengeluh karena mengeluh itu hak segala bangsa! Hahahaha sini pelukan semua! Tenang aja bentar lagi THR-an jadi bisa belanja pelipur lara. 😂😂😂

Share ke temen kalian yang lagi jungkir balik juga ngurus bayi dan balita! LUV!

-ast-

CRÈME SIMON Dermo-Hydrating Toner Mist Review

$
0
0
Halo semuanyaaa! Kembali di #SelasaCantik!

Kali ini saya mau review Dermo-Hydrating toner mist dari CRÈME SIMON pemberian dari Clozette Indonesia. Begitu liat kemasannya langsung suka gitu karena warnanya rose gold yang cantik banget!

Botolnya doff dan beludru-beludru gitu bagus banget. Kotaknya aja diembos dedaunan dan bunga waaa sebagai orang yang visual banget saya sukaaaa banget sama packagingnya.

Saya jujur sih baru pertama kali denger CRÈME SIMON tapi ternyata saya aja yang kurang wawasan hahaha. Karena CRÈME SIMON adalah salah satu brand beauty tertua di Prancis! Sejak tahun 1860 bayangin aja. Udah 157 tahun!

Waktu itu foundernya, Joseph Simon, ingin bantu para pekerja laundry yang tangannya kasar karena mencuci baju di sekitar Sungai Rhone. Inovasinya kemudian diberi nama CRÈME SIMON dan bertahan sampai sekarang wow!

Produk yang saya coba ini merupakan bagian dari Brightening Detox range yang fokus pada melembabkan kulit dan mencerahkan. Dari namanya udah keliatan kalau produk ini merupakan toner yang juga bisa digunakan sebagai facial mist.


CRÈME SIMON Dermo-Hydrating Toner Mist ini punya beberapa keunggulan, yaitu:

💛  Activ-Fleur Complex: An exclusive botanical elixir of 7 fresh flowers and plants, rich in active phenols and flavonoids, proven to gently brighten skin
💛  Rose, Iris, and Jasmine extracts: Oxygenate and improve toxin elimination and skin cell renewal for luminosity and clarity.

💛  Wheat Oligosaccharides Complex: Boosts brightening efficacy through reduction of skin pigmentation and melanogenesis inhibition.

Duh maaf ya tadinya mau translate tapi kok susah cari padanan katanya hahaha. Ya ngerti kan ya, masa nggak ngerti. 

Jadi produk CRÈME SIMON ini botanical-based alias natural. Tidak mengandung alkohol, parabens, silikon, sulfat, dan minyak. Juga nggak pake pewarna dan non-comedogenic. Ah lengkap! Plus karena dibuat dari 7 macam bunga itu wanginya jadi enak banget. Enak sampai saya cium-ciumin terus huhu. Terharu amat.


Yang tercanggih adalah, produk ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan berbagai musim! Jadi kalau kita liat bagian belakangnya, ada gambar-gambar yang menunjukkan produk itu cocok di musim/cuaca apa. Gambar matahari artinya cocok untuk cuaca panas, gambar tetes air artinya cocok untuk cuaca lembab, dan gambar salju artinya ... apa coba artinya? 😂😂😂

Lanjut ke kegunaan, CRÈME SIMON Dermo-Hydrating Toner Mist ini bisa digunakan sebagai toner, facial mist, hair mist, setting spray, dan blemish treatment!


Saya jelaskan satu-satu ya!

💛 Toner: Boleh dispray atau spray ke kapas sampai basah. Cocok buat yang suka numpahin toner kebanyakan, karena ini bentuknya spray jadi nggak bakal tumpah-tumpah. Kandungan aktifnya bisa jadi booster biar kerja moisturizer kalian jadi lebih efisien.

💛 Facial & hair mist: Semprot ke muka kapan pun biar mukanya seger. Dan wanginya itu loh luvvvv. Wangi banget! Bisa juga disemprot ke rambut. Kalau kalian abis makan di foodcourt, rambut suka bau makanan kan ya. Bawa ini di tas, siap siaga!

💛 Make up setting spray: bisa banget buat nge-set make up! Nggak bikin oily dan finishingnya matte!

💛 Blemish treatment: bisa menenangkan jerawat yang meradang. Tinggal semprot sedikit ke kapas terus kompres deh di jerawat.

Di kulit saya yang kering, CRÈME SIMON Dermo-Hydrating Toner Mist ini enak banget kalau dipake siang-siang karena kulit kering kena AC. Wanginya juga nempel banget suka deh, wangi bunga lembut gitu. Satu kubikel bisa jadi wangi ini semua kalau saya baru semprot.

All in one banget ya! CRÈME SIMON bisa kamu dapatkan di seluruh store Sephora Indonesia atau beli online di sephora.co.id. Mampir juga ke websitenya ya www.creme-simon.com dan follow Instagramnya di @cremesimonid!

Thank you!

-ast-

Suami yang Nyebelin

$
0
0
 
Hai gengs, libur nih ya dan dari kemarin Nahla sibuk banget recording plus saya padet banget di kantor jadi kami nggak bahas #SassyThursday sama sekali! Terus jadi diajakin kolabnya sama #GesiWindiTalk jadi ya udalah saya nebeng aja daripada nggak nulis hahahaahha

Temanya bikin mikir banget: hal-hal yang menyebalkan dari suami. Iya tadi saya bengong dulu mikirin, apa ya?


Punya Mba Windi: Suami Nyebelin


No lah bukan karena saya sama JG nggak pernah berantem. We do, we argue, we fight, we yell to each other (ok mine is louder) but at the end of the day we're stuck together, right? HAHAHAHAHAHA

Tapi mungkin karena saya orangnya nggak melankolis, jadi saya benci mikirin hal-hal yang bikin saya sebel. Mikirin aja males apalagi disuruh nulis hah. 😶

First of all, kalau kalian temen-temennya JG, kalian pasti menganggap dia annoying banget hahahahaha. Annoying gengges gitu gengs. Itu semua disebabkan oleh dia hampir nggak punya rasa malu. 😂

Ya nggak lari di lapangan sambil telanjang juga, tapi seberapa banyak dari kalian yang berani tampil nyanyi di kawinan orang padahal sadar banget suara fals? Seberapa banyak dari kalian yang photobomb DENGAN SENGAJA selfie geng cewek-cewek gemes di mall?

Ya jadi misal ada cewek-cewek lagi selfie terus dia berdiri aja di sebelah mereka gitu ikutan pose. That kind of prank, that kind of gengges-ness. Kalau kata Nahla, JG kenapa senseless banget sih? 🤔

Atau misal lagi milih telor di supermarket gitu terus ada lagu Shape of You-nya Ed Sheeran (somebody pls block this song why it's on loop EVERYWHERE IN THIS WORLD enough is enough 🤢) dan JG bisa pilih telor sambil joget aja seluruh badan.

Joget megol-megol beneran gitu dan biasanya yang tersinggung pertama adalah Bebe. Dia akan teriak "appa, diam!" atau "appa! jangan joget!" oh men, Bebe dalam waktu dekat kayanya akan males ikut-ikut kami ke tempat umum karena ayahnya suka malu-maluin. 😓

Lalu apakah saya malu? Apakah saya sebal sama kejadian-kejadian itu? Nggak sih 😂

Dan sampai sekarang pertanyaan default kalau ketemu temen-temennya adalah "kok mau sih nikah sama orang model begini?"🤔

Ya maulah dia kan annoyingnya sama orang lain hahaha. Sama saya nggak begitu cara nyebelinnya. Lagian saya nikah sama JG karena JG bisa diajak diskusi hampir segala hal.

Iya dari lipstik, politik sampai urusan dunia kaya Trump atau Duterte. Kemarin mbak @tikabanget sampai shock karena pas kenalan JG bilang "lipstiknya bagus banget sih! Apa mereknya?" Mbak Tika bingung kenapa ini cowok ngerti amat lipstik! Hahahaha.

Karena dia se-random itu, orang nyangkanya hidup kami nggak serius banget padahal most of the time diskusi kami adalah masalah-masalah serius. And I love that! Saya senang pada orang yang bisa diajak bicara tentang banyak hal.

Makanya sampai sekarang JG nggak mau saya berhenti kerja karena dia takut saya jadi berhenti update sama dunia luar. Ya sekarang kerja di media, update banget lah ya apa yang terjadi, jadi bahan diskusi dan bahan ngobrol itu banyak. Nggak melulu masalah anak.

Plus dia bertanggungjawab sama semua urusan rumah tangga, saya tinggal leyeh-leyeh doang main sama Bebe. Kebayar dong ya kerandomannya kalau di tempat umum. 😂




Yang kedua kenapa saya biasa aja sama tingkah ajaib JG, KARENA AYAH SAYA JUGA BEGITU. OH GOD DADDY HAS A REPUTATION TO SAVE SO I COULDN'T TELL MUCH.

Satu aja cerita ya. Jadi waktu kecil saya sama adik saya ngiket rambut ayah sama karet jepang kecil warna-warni. Rambut ayah panjangnya sekitar 3 cm. Ngiketnya banyak jadi kaya duri-duri gitu. Seluruh rambutnya kami iket terus kami ketawa-tawa karena kocak banget jadinya.

Setelah selesai apa yang ayah lakukan? Gendong kami berdua keliling RT dengan rambut begitu. HAAAAHHH MALU 😭

Nggak keitung lah seberapa banyak kerandoman si ayah. Dulu suka saya share di Twitter tapi foto-fotonya ilang karena yah, foto-foto Twitter zaman pake UberTwitter kan ilang semua ya.

Random lainnya: kalau ditanya orang nggak dikenal suka ngaku namanya Usman padahal bukan. Orangnya ya percaya lah terus manggil dengan Pak Usman. 😭

Makin tua ayah makin nggak random sih tapi kalian follow @PEMBIMBINGUTAMA nggak sih di Twitter? Nah kalau kalian suka jokesnya @PEMBIMBINGUTAMA maka kalian akan suka sama ayah saya. HE'S PEMBIMBINGUTAMA IN REAL LIFE. Cek IG nya aja deh @acengabd. Persis banget sama @PEMBIMBINGUTAMA. Lagi ayah saya kan dosen, jadi dia memang pembimbing utama 😂😂😂

OK BACK TO JG.

Ya meski menyenangkan dia juga manusia lahhh punya kekurangan. Yang paling nyebelin adalah gampang banget tersinggung yassalaaaammm. Pantes Adit sama JG akur banget ya soalnya sama. 🤔

Gampang tersinggung level gini loh:

Dia: "Kok kamu marah sama aku?"

Saya nggak ngerasa marah jadi kesel dibilang marah.

Saya: "apa sih aku nggak marah!"

Dia: "Tuh kan bentak!"

Saya: "Lah ya udah maaf"

Terus dia sebel sampai besok paginya astaga. Lagi mens apa gimana. 😭

Udah sih itu doang HAHAHAHAHA REMEH TAPI PAS KEJADIAN NYEBELIN ABIS.

Saya juga sebel kalau dia suka cuddling padahal pulang kerja dan belum mandi. Aku merasa kotor. Atau usel-usel pas belum cukuran. EW SEBEL SAMA KUMIS. Pasti saya kabur wek.

Dan satu lagi, dia suka salah naro barang DI KULKAS. Tapi yang ini saya udah nggak pernah ngomong sih, ya udah ajalah biar. Jadi kadang saya nemu piring kotor di kulkas, atau nemu kotak makan kosong. Random.

Dan itu bukan Bebe yang naro tapi JG. Toddlernya ada dua emang di rumah ini. Sama-sama ambekan pula. Yang satu threenager yang satu thirtynager 😶

Tapi yang terpenting, JG selalu ada buat saya. ♥️ Kebanyakan adanya malah sampai kalau di kantor aja nelepon bisa 15 kali sehari. 😩 Kalau dia sibuk aja nggak nelepon sama sekali, giliran saya sibuk dia nelepon tiap 20 menit 😩

Udah ah capek amat nulis panjang-panjang lagi liburan. Selamat bobok cantik semuanyaaaa!

-ast-

Agabang, Cerita dari Kamar Bayi Korea

$
0
0
[SPONSORED POST]



Ada yang pernah denger Agabang? Saya beluummm! Ah berarti mainnya kurang serius nih kalau di mall. Karena Agabang ini udah 3 tahun ada di Indonesia, tepatnya dari Desember 2014. Hayo, udah berapa kali ke mall selama 3 tahun terakhir? Hahaha.

Beruntungnya, beberapa minggu lalu saya diundang oleh Mommies Daily dan Agabang untuk re-opening store mereka di Plaza Indonesia. Dan seperti biasa eventnya Mommies Daily itu selalu thoughtful karena selama buibu liputan event, anak-anak dan ayah/mbaknya dikasih one day pass Miniapolis biar bisa main. Luv sekaliii. :*


⭐️ Jadi Agabang itu apa? 🌈

Agabang itu berasal dari dua kata "aga" yang berarti bayi dan "bang" yang berarti kamar. Iya jadi Agabang itu artinya kamar bayi.

Di Korea, Agabang mendominasi pasar barang-barang bayi lho! Nggak heran karena mereka sudah eksis sejak tahun 1979! Wow ayah saya aja baru masuk kuliah tahun 79 sih. *info penting abad ini*

Dan itu semua berawal dari kebingungan Kim Wook, terakhir menjabat sebagai chairman Agabang, karena kedua anak perempuannya sulit menemukan baju yang pas. Anak ketiganya malah sampai harus custom made coat sendiri saking susahnya nemu baju yang pas di badan.

Duh gemes yaaa bayangin bayi Korea. Kalian jadi inget siapa? Saya jadi inget Moon Mason. Ituloh bayi yang di 'Baby and Me'




Oke skip.

Akhirnya Kim Wook bertekad untuk membuat sendiri baju-baju itu dan memasarkannya. Ia termasuk yang pertama menjual botol bayi di store loh, sebelumnya di Korea botol bayi hanya dijual di apotek. Kemudian lahirlah Agabang!

Sekarang Agabang masih menguasai pasar bebayian di Korea. Mereka pun mulai melebarkan sayap ke negara lain seperti China, Mongolia, Amerika, dan Indonesia. Di China mereka malah punya lebih dari 100 stores! Wow. Ya maklum orangnya aja banyak ya nggak lol.

⭐️ Di Indonesia, Agabang jual apa aja? 🌈

BANYAAAKKK. Macem-macem banget. Semua kebutuhan bayi, balita, anak, dan ibu ada di sini. Dari baju, alat makan, alat mandi, mainan, sampai sabun cuci baju!


Dan modelnya gemes-gemes banget. Didominasi warna pastel gitu. Plus storenya yang serba putih jadinya nyaman banget buat belanja.

Agabang juga punya brand skincare namanya Putto yang didesain spesial untuk bayi dengan kulit sensitif. Cocok banget buat Bebe karena Bebe kulitnya sensitif banget. Pernah kulit punggungnya ngelotok sepunggung-punggung karena ganti merek sabun hiks.

Nah Putto ini terbuat dari bahan organik alami herbal ekstrak. Tanpa kimia, pengawet, pewarna, alkohol atau air. Sangat cocok untuk kulit Asia atau kulit eczema. Penasaran kan! Mana botolnya Instagram worthy banget hahahaha.




Selain itu Agabang juga menjual produk fashion dari baju tidur sampai baju formal, sepatu, dan topi. Juga hardware (alah) kaya tempat makan, sendok, sikat gigi, stroller, potty seats, dan gendongan. Nah bocoran dari owner Agabang di Indonesia mbak Ranita Angkosubroto (yang cantik sekaliiii <3), baby carrier-nya Agabang ini satu pabrik sama baby carrier yang sedang trendi itu. Berawalan i berakhiran L, tau dong ya. Tapi Agabang produksi jauh lebih banyak jadi harganya bisa lebih murah.

Motifnya juga lucu-lucu loh. Dari gendongan tradisional Korea sampai carrier yang ada hip seatnya tersedia semua di Agabang.




Selain buat bayi dan anak, Agabang juga punya brand Destination Maternity yaitu baju hamil dan menyusui. Lengkap kannn!

🌟 Terus kemarin eventnya ngapain aja? 🌈

Nah kemarin di event itu 10 mommies yang hadir termasuk aku diberi gambaran soal Agabang dan produk-produknya seperti yang aku jelaskan di atas. Setelah itu kami berkunjung ke store Agabang di Plaza Indonesia untuk melihat-lihat produk dan main games!

Gamesnya tampak simpel, kami dikasih 10 nama benda dan harus cari di storenya. Kesulitannya adalah, semua produk di kemasannya pake Hangul alias huruf Korea!

Tapi karena saya cerdas (ehm) saya akhirnya sadar kalau semuanya emang pake bahasa Korea kecuali di label harga yang ada barcodenya! Akhirnya saya puter-puter cari label harga satu-satu. Tetep susah ternyata karena barang di tokonya banyak banget sementara kami have no idea apa itu orgel? Apa itu rabbit podaegi? Mati kan yah HAHAHAHA

Plus heboh banget karena buibu kompetitip amat kan yah, apa yang diambil orang lain ikutan diambil juga padahal nggak tau bener apa nggak.

Akhirnya saya ... Google Image hahahahahaha dan menang dong! WOOHOO! Seneng banget dapet voucher belanja Rp 1juta.

Pulangnya pun kami dibekali goodie bag berisi produk Agabang. Senang sekali!

🌟 Apa aja isinya? 🌈

Agabang Baby Wipes, tisu basah yang bahannya organik jadi cocok buat anak-anak yang kulitnya sensitif dan nggak bisa sembarangan pake tisu basah (melirik Bebe). Wanginya enak! Saya baru pertama kali nyium tisu basah dengan wangi kaya gini. Wangi sabun bayi, nggak mengandung alkohol.

Laundry soap, iya sabun batang buat cuci baju bayi! Kata mbaknya ini bersih banget dan nggak bikin alergi ke kulit bayi. Sssstt, mbaknya bilang buat noda menstruasi aja sabun ini enak dipake. Bersih banget katanya. Katanya soalnya saya belum coba, maklum yang biasanya cuci baju kan JG hahahaha.

Saputangan segiempat yang haluussss banget lebih halus dari tisu! Kalau dilipat jadi segitiga, saputangan ini bisa jadi bibs. Bahannya 100% katun natural!

Putto Toc Toc Bath, sabun mandi yang bisa dibikin bubble bath atau dipakai langsung ke kulit. Bahannya 100% alami dan dia nggak ngambil minyak di kulit tapi bikin kulit jadi lembab. Head to toe juga loh jadi nggak perlu beli sampo.

Putto Angel Recipe Lotion. Nah kalau ini untuk mengatasi atau melindungi kulit dari iritasi, panas, debu, dan alergi.

Kaos kaki. Yang ini spesial buat Bebe huhu terharu amat. Semua mommies yang hadir dapat hadiah spesial sesuai dengan usia anaknya.

Seneng banget! Thank you Agabang dan Mommies Daily!



🌟 Agabang Gallery 🌈
Plaza Indonesia 
Gandaria City
Pondok Indah Mall 2 
Sogo Plaza Senayan 
Sogo Medan

Website
: https://agabang.co.id
Facebook: https://web.facebook.com/agabangID/
Instagram: https://www.instagram.com/agabang/



-ast-

Source:
http://koreajoongangdaily.joins.com/news/article/article.aspx?aid=2904431
http://www.korea.net/NewsFocus/Business/view?articleId=122331

Memaknai Pilihan

$
0
0

Aih baru Senin udah ngomongin pilihan. Gara-garanya Jakarta kalau bulan puasa itu macetnya 3 kali lipat dari biasa kan ya. Saya jadi merenung soal pilihan-pilihan.

Juga dikompori oleh salah satu komentar di statusnya Gesi minggu lalu di postingan Suami Nyebelin (baca yaaa, gimana nyebelinnya JG lol).

Isi komentarnya gini (saya copas):

“Katanya sih mak, kerja d Jakarta itu stres nya 3x. Stres perjalanan pergi, stres pekerjaan dan stres perjalanan pulang hehhee.. Cabal ea kelens 😉”

Terus saya sedih baca komen itu hahahaha lagi PMS emang waktu itu. Sedih karena kenapa orang stres tapi tetap bertahan?

Stres karena kerjaan di kantor oke saya masih ngerti. Nggak semua kerjaan stress-free dan banyak jenis pekerjaan yang memang membuat tingkat stres jadi lebih tinggi. Itu satu hal. Tapi kasian banget dong kalau udah stres karena kerjaan, stres juga karena pergi dan pulang kantor.

Padahal pergi dan pulang kantor kan efek dari bekerja. Karena bekerja di tempat yang mengharuskan kehadiran maka harus pergi dan pulang kantor. Jika tidak bekerja maka tidak digaji. Jika tidak digaji maka harus makan dari mana. Jadi yah, untuk stres yang satu ini emang nggak ada solusi kecuali pindah kerja.

Oke berarti asumsinya orang yang stres karena kerja di Jakarta adalah kerja kantoran. Jangan bahas yang kerja kasar ya, itu mah udah level lain dari kejamnya Jakarta.

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup di Jakarta)

Nah sekarang lanjut ke dua stres lain yang disebut si mbak. Yaitu pergi dan pulang kantor. Pulang pergi pakai mobil atau TransJakarta sehingga kena macet. Atau justru pake kereta yang sekeras hutan belantara.

🚗 Pilihan 1: ke kantor naik mobil

YA UDAH PASTI MACET. UDAH PASTI ITU MAH. Pergi lebih pagi. Stres karena kurang tidur? Tidur dulu di mobil pas nyampe kantor. Ada temennya JG yang begitu dan kayanya dia nggak stres, buktinya dia hepi-hepi aja hahaha

🏡 Pilihan 2: rumah di pinggiran

Nah kan udah tau stres karena macet kenapa atuh beli rumah di pinggir terus ditempati. I just don’t get it. Kalau bahagia karena tinggal di rumah sendiri ya udah nggak usah ngeluh stres karena macet.

🏠 Pilihan 3: ngontrak rumah deket kantor

Nah bisa aja kan rumah di pinggiran itu dikontrakin, terus ngontrak rumah di Jakarta. Less stres banget pasti. Nambah cost ngontrak? Ya kan itu harga yang dibayar dari perjalanan. :)

🏢 Pilihan 4: pindah kerja ke tempat deket rumah

Yaiya kalau nggak mau pindah rumah ya pindah kerja HAHAHAHAHA

🚴 Pilihan 5: naik motor

YOI. Selama bulan puasa ini kami naik motor karena macetnya nggak masuk akal. Jadi lebih cepet lah pasti meskipun tetep macet juga. Minimal sebelum buka puasa udah nyampe rumah lah. Kalau nggak mau naik motor, ya udah nikmatin naik mobil macet. Weee. 😂

🚉 Pilihan 6: naik kereta

Ya kan ini solusi banget sih. Yang tinggal di Bogor aja banyak kok dan survive kerja di Jakarta karena bantuan kereta. Nggak mau naik kereta karena males penuh? YA JANGAN KERJA JAUH-JAUH MAKANYAAAA.

🚲 Pilihan 7: naik sepeda

Iya JG biasanya naik sepeda kalau nggak bulan puasa. Cepet dan sehat!

See, saya aja bisa ngasih 7 pilihan loh. Tinggal dicari yang terbaik kan. Dan udah banyak orang yang akhirnya nyerah, resign, pindah lagi ke kota asal karena nggak sanggup kerja di Jakarta. Itu tidak apa-apa. Itu pilihan kalian. Kalau kalian masih bertahan di Jakarta, ya itu juga pilihan kalian. Poin saya adalah, maknai setiap pilihan yang sudah kalian buat. :)

Apa saya dan JG nggak stres tiap hari di Jakarta yang macet dan panas?

Jawabannya: NGGAK.

Saya dan JG nggak stres tinggal di Jakarta karena kami senang tinggal di kota ini!

Well yah benci polusinya sih tapi kan seberapa sering sih jalan siang-siang panas di antara kemacetan penuh metromini? Nggak pernah. Jadi ya nggak terlalu kerasa juga.

Macet 4 jam kalau mau dikeluhin bisa, tapi mengeluh untuk apa? Kalau mau ngeluh mah macet 1 jam juga bisa banget dikeluhin. Kami memaknai pilihan kami untuk tinggal di Jakarta dengan bahagia. Kami memaknainya dengan tidak banyak mengeluh pada hal-hal yang sudah di luar kuasa.

(Baca: Kenapa Kami Cinta pada Jakarta)

Bukan sekali dua kali saya harus menunggu sampai jam 7 atau setengah 8 malam di teras daycare karena JG belum juga datang menjemput. Panas, banyak nyamuk, tapi apa saya ngeluh kemudian saya stres menyalahkan macet Jakarta yang bikin JG telat jemput padahal cus dari kantor jam 5? Nggak lah karena untuk apa.

Cuma bikin berantem doang loh ngeluh itu. Yaiya saya kesel nunggu, tapi kan JG juga kesel macet. Sama-sama kesel jadi ketawain aja. Hahahaha.

Saya juga bisa banget pesen ojek atau taksi online terus pulang duluan berdua sama Bebe tapi apa poinnya? Saya di rumah bengong berdua Bebe dan JG stres macet sendirian sampai rumah kan kasian. Jadi saya selalu memilih untuk menunggu. Karena macet bertiga itu bisa sambil ngobrol, bisa sambil nyanyi, bisa sambil bego-begoan. Quality time banget. Nggak apa-apa macet asal sama-sama. #prinsip

Toh bisa sambil makan malam juga karena sudah pesan katering makan malam yang diantar ke kantor siangnya. Toh Bebe bisa sambil main juga karena di teras daycare ada perosotan, ayunan, sepeda, dan bola. Toh bisa nonton YouTube juga jadi nggak bosan. Toh bisa sambil jajan cilor dan putu yang lewat depan daycare.

Kalau saya bisa, kalian juga pasti bisa. Cari kantor yang remote office! Pindah industri! Pindah kerja! Gaji jadi lebih kecil? Why not kalau jadi nggak stres dan jadi lebih bahagia. Coba dipikir lagi, siapa tau passionnya adalah berkebun atau beternak sapi? Bahkan buah-buahan dan daging aja banyak yang jual di Instagram loh.

Ih ngegampangin! Pindah kerja nggak segampang itu kali? Udah coba belum? Yakin nggak mau pindah kerja atau nggak mau ganti gaya hidup karena kerjaan yang deket rumah gajinya lebih kecil? ;)

Apalagi kalau masih single ya, wah pilihan itu BANYAAAKKK sekali. Kalau udah nikah dan punya anak, pilihannya lebih terbatas kan karena jam kerja aja inginnya yang pasti. Tapi kalau kita mau berusaha saya yakin selalu ada kok. Selalu adaaaa selama kita yakin dan percaya DAN TERBUKA pada hal baru. Rezeki kan nggak bergantung dari kantor ya nggak?

Mengeluh itu pilihan. Bahagia itu pilihan. Tinggal bagaimana kita memaknai pilihan itu. :)

Selamat hari Senin gengs! Macet banget loh hari ini! Hahahaha

-ast-

Bebe 3 Tahun

$
0
0

WAAAA BEBE UDAH 3 TAHUN WAAAA. Nggak kerasa ya? Kerasa banget lah hahahahaha.

Nggak deng. Ya kerasa nggak kerasa. Kalau mau dirasa mah ya kerasa banget punya anak lah tiap hari kan sama-sama, bayar daycare tiap bulan pula, plus beli diapers dan susu kotak. Tiap mau bayar daycare kaya ditampar “nih risiko lo punya anak!” lol Belum lagi susu, setelah berhenti nenen sebulan bisa 4 dus loh hahahaha banyak amat.

Kalau diitung-itung bisa buat beli mobil loh wowwww. Pantes mobil kami jelek HAHAHAHAHAHA. Nggak apa-apa mobil jelek tapi Bebe di daycare laahhh. Dibanding mobil bagus tapi kerja nggak tenang. Huhu.

Kaya tadi pagi sambil siap-siap kerja, saya lagi siapin tas daycare Bebe. JG cerita, ada temen kantornya curhat soal hidup rumah tangga. JG dengan sabar memberi saran-saran bijak yang mendukung dan membangun.

JG: “Padahal aku tuh pengen banget bisikin ke dia ‘NGARANNA GE HIRUP BRAY!’”

(artinya kurleb: namanya juga hidup bro plislah ga usah drama)

Saya: “Hahahaha kasian ih. Sayang, itu dong tolong bawain pampers, yang di daycare abis”

JG: “Hah udah abis lagi, harus beli lagi dong abis ini?”

Saya: “NGARANNA GE HIRUP BRAY!”

LOLOL

Oke jadi Bebe udah 3 tahun nih. Udah bisa apa aja? Banyak yaaa. Udah bisa berteman sama ibu jadi seru banget! Seru banget bikin rolling eyes HAHAHAHAHA.

Intinya sekarang Bebe udah tahu laki-laki dan perempuan. Pengajaran gender sejak diniku berhasil huhu. Dan sekarang karena ibu perempuan, ibu tidak boleh jadi karakter laki-laki. Pokoknya ibu Elsa aja (Frozen lah apalagi). Kalau di PJ Masks ibu Owlette, kalau di Robocar Poli ibu Amber. Pokoknya semua karakter pink buat ibu aja.

Kalau saya keukeuh pilih karakter laki-laki, Bebe akan marah “KAN IBU PEREMPUAN!”

Hahahaha

Nenen udah nggak, ditawarin pun nggak mau (cari ribut emang emaknya nawar-nawarin lol). Toilet training masih dalam proses yang kuyakin tak perlu dibuat deadline juga ya sama kaya nenen. Ngomong udah lancar, manggil diri sendiri udah bukan Alo atau Salo tapi Saylo atau Zaylo. Bahasa Inggris udah bisa merangkai satu dua kata macam “so many cars” (tentang bahasa Inggris ini akan saya tulis terpisah). YEAYYYY.

(Baca: Bebe 2 Tahun

Yang paling heboh adalah segala sesuatu harus dinegosiasikan terlebih dahulu. Kalau kita ambilkan keputusan maka dia akan ngamuk hah sebel abis. Misal dia lagi nonton di HP terus saya bilang “sudah ya nontonnya, kita tidur”. Saya harus nunggu dia matikan sendiri hpnya, kalau saya langsung matikan dia akan ngamuk.

Paling sebel adalah negosiasi posisi pakai celana. Misal abis pup gitu terus mau pake celana kan. Saya akan bilang “ayo berdiri dulu pake celana” dia akan jongkok terus bilang “kalau gini boleh?”. Ya mana bisa kan makein celana sambil jongkok. Maka saya bilang “ga boleh, berdiri aja”.

Dia akan ganti posisi setengah jongkok “kalau gini?”, ganti posisi tangan di atas “kalau gini?”, ganti posisi tiduran di lantai “kalau gini?”

T__________T

Stres banget lah makein celana doang. Hiks.

Kemudian akhirnya untuk pertama kalinya Bebe akan merayakan ulang tahun yeaaayyy.

Tahun pertama cuma bagi-bagi hampers aja. Tahun kedua blas nggak ngapa-ngapain. Tahun ketiga karena request dari anaknya sendiri jadinya mau tiup lilin dalam rangka berhenti nenen. Ribetnya ya ampuunnn.

(Baca: Akhirnya Bebe Menyapih Dirinya Sendiri)

Mana Bebenya labil pula, hari ini ingin kue Super Wings, besok ingin kue Mickey Mouse, besok ingin kue Ultraman. Hah. Nggak ibu kasih semua. Kuenya jadinya … nanti aja ah surprise hahaha.

Terus tadinya saya sok mau extra gitu dengan hias-hias daycare tapi ahstralah males ya cin. Jadi nggak bikin apa-apa deh. Undangan aja via WhatsApp lol.

So yeah. Tiga tahun Bebe artinya udah tiga tahun juga saya jadi ibu. Semoga bahagiaaaa dan sehat sentosa. Aamiin.

*Btw buat orang Sunda, yang bener ngaranna kan bukan ngarana? Kan berasal dari kata ngaran ditambah imbuhan na jadi ngaranna dong ya? Kan nami juga namina. Jadi n-nya harusnya dua dong ya? Plislah ada yang jawab saya browsing nggak nemu. *DIBAHAS*

#SassyThursday: Bukber & Reuni

$
0
0

Hai hai!

Gimana puasanyaaa? Laper nggak? Hahahaha. Pertanyaan macam apa itu. Pertanyaan yang lebih tepat, sudah buka puasa bersama berapa kali?

Baca punya Nahla:

Saya baru dua kali buka puasa bareng di luar rumah. Pertama sama Adit-nya Gesi hahaha. Gesinya nggak diajak, ini khusus orang Jakarta lolol. Kedua sama sepupu saya, tapi sepupu sayanya nggak puasa, pas sayanya nggak puasa jadi ya makan bareng aja itungannya hahaha. Sisanya saya buka puasa bersama juga, bersama JG di rumah hahahahaha.

Kenapa ya makin tua makin males buka puasa di luar?

Orang-orang sih katanya bulan puasanya belum, jadwal bukbernya udah penuh. Wow, saya aja yang ansos kali ya alias nggak punya temen hahaha. Katanya bukber ajang silaturahmi oh well, siapa yang mau saya silaturahmi kan ya, orangnya males berteman begini hahaha.

Ya ada sih bukber sama temen kantor, itu pun masih minggu depan. Bukber keluarga besar? KYAAAA NGGAK PUNYA KELUARGA LOL. Nggak punya keluarga di Jakarta maksudnya. Keluarga di Jakarta ya itu, adik sepupu (yang sudah ketemu) dan adik saya (yang kerja terus jadi susah diajak ketemu).

Padahal dulu waktu belum berkeluarga gini mah wehhh rajin banget saya bukber sama temen-temen. Sampai diprotes karena kok banyakan buka puasa di luar sih daripada di rumah?

Dulu kayanya hepi-hepi aja ya ngantri tempat makan yang mana penuhnya ampuunnn. Hepi-hepi aja karena fokus saya masih temen-temen kali ya. Sekarang mikirin ngantri tempat makan sama Bebe mah haahhh males duluan. Mendingan nggak punya temen dibanding repot harus bukber sana sini lol.

Juga saya harus mikirin gimana jemput Bebe, siapa yang jemput, jam berapa harus pergi dari kantor. AAKKK RIBET.

Dan satu lagi: bukber reuni.

KENAPA DEH REUNI HARUS BULAN PUASA? Kenapa harus diformatkan dalam bentuk buka bareng?

Pertama, bulan puasa ini macetnya ampunnn. Saya aja tiap hari jadi pake motor karena kalau pake mobil pulang kantor mungkin nyampe rumah pas sahur zzz. Macet banget nget nget. Kan jadi males keluar rumah ya.

Kedua, saya emang bukan tipe anak yang semangat reuni HAHAHAHAHA. Maaf ya teman-temanku huhu.

Kalau ketemu sama temen deket doang masih maulaahh. Tapi kalau harus dateng ke reuni banyakan gitu satu angkatan SMP atau satu angkatan SMA wehhh mikir dua kali.

Karena kadang ngerasa dunianya udah beda. Saya nggak tau harus ngobrol apa atau basa-basi apa (and you called yourself an extrovert huh). Worst dan yang paling bikin saya males banget dateng reuni adalah, saya lupa nama-nama temen kecuali yang akrab banget. Bahkan wajah aja saya bisa lupa loh.

Itu suka bikin kejadian nggak enak! Karena orangnya suka "hayooo lupa ya?" ngeliat wajah saya yang bingung tapi senyum maksa. Iya lupa huhu. Kalau lupa artinya mungkin kalian nggak terlalu penting buat hidup saya, dulu dan sekarang. Sombong ya saya. Hiks.

Yah itulah. Apaan sih ini ngalor ngidul banget tulisannya. Intinya keluarga adalah nomor 1, jadikan itu prinsip hidup gengs. lol.

Selamat puasa!

-ast-


Memilih Tayangan Edukatif untuk Anak

$
0
0
[SPONSORED POST]



Buibu, siapa yang anaknya nggak kena gadget dan TV sama sekali???

WAH HEBAATTT. Saya sih nggak sanggup hahahaha. Sampai sekarang, Bebe masih bergantung banget sama aktivitas nonton karena cuma itu satu-satunya cara biar dia bisa duduk manis dan tenang. Jadi bantu banget kalau makan di tempat umum.

Kalau di rumah dia biasanya akan nonton kalau sudah capek main. Jadi setelah perang-perangan, main bola, dan segala rupa permainan fisik lainnya, dia baru minta nonton. Barulah di situ saya kasih gadget.

Saya sendiri memang tidak berniat idealis untuk anti gadget sama sekali ya. Karena namanya teknologi ya pasti ada sisi buruknya, tapi kan ada sisi baiknya juga. Emang saya juga serem sih karena takut nggak terkontrol ini si Bebe nonton apa sih? Mana kalau di YouTube dia udah bisa next-next dan pilih sendiri.

Akhirnya saya bilang sama dia, kalau ada tontonan untuk anak-anak dan ada yang bukan untuk anak-anak maka Bebe tidak boleh nonton. Setelah itu dia jadi tanya tiap mau nonton "ini buat anak-anak ibu?" Hahahaha.

Nah jadi sekarang saya mau share apa yang biasa saya lakukan agar tontonan Bebe tetap terkontrol dan syukur-syukur bisa nonton yang edukatif! Jadi sekalian belajar. Meskipun saya juga nggak masalah sih dia nonton tayangan yang pure film anak karena yah, hiburan laahhh. Kita aja belajar terus stres kan.


Ini yang biasa saya lakukan dan tonton bersama Bebe.

Temani anak saat nonton

INI WAJIB. Jangan ditinggal. Bolehlah ditinggal pipis bentar tapi make sure kita yakin apa yang sedang ditonton anak. Dengan demikian proses menonton tidak jadi proses satu arah, tapi juga bisa jadi proses diskusi. Apa yang tidak ia mengerti, bisa langsung ditanyakan saat itu juga.

Film dokumenter

INI FAVORIT LUV. Akhir-akhir ini Bebe sedang senang melihat tayangan dokumenter tentang lebah. Dia amaze gimana sarang lebah bisa keluar madu. Tiap malem yang ditonton lebah aja terus. Bonusnya saya juga seneng jadi bisa nonton bareng sambil ngobrol.

Lagu-lagu

Ini favorit Bebe banget saya sampai bosaaannn. Hahahaha. Yang saya banggakan adalah ia sekarang bisa nyanyi semua line Twinkle Twinkle Little Stars dengan pronunciation yang BENAR! Padahal kan lumayan susah itu, tapi dia bisa pronounce bagian yang susahnya dengan benar  "how I wonder what you are" dan "like a diamond in the sky" HUAAA TERHARU. Tanpa dia nonton mungkin dia nggak bisa begitu.

Huhu terharu amat.

Film anak

Nah ini dia hiburannya ya kali masa belajar terus ya kan. Film ini saya bebasin aja sih Bebe mau nonton apa asal nggak ada unsur kekerasannya. Soalnya kadang meskipun seolah film anak tapi ada adegan bak-buk gitu kan takut ditiru huaaa. Mana di daycare banyak anak lebih kecil kan nggak lucu kalau tiba-tiba kena pukul huhu. Serem amat ah.

Selain kekerasan, saya juga nggak suka Bebe nonton parodi gitu. Yang tokoh utamanya macam Elsa tapi entah ngapain tiba-tiba main sama Spiderman. Iya manusia beneran gitu, orang dewasa berbaju Elsa. Soalnya pernah nggak sengaja nonton terus slapstick parah gitu duhhh. Nggak-nggak lagi deh Bebe nonton gituan.

Nah karena itu saya jadinya concern banget sama tontonan Bebe. Sebisa mungkin saya jagain biar tetep sesuai sama yang saya mau. Sampai akhirnya saya tahu ada kartun dari Jepang yang juga teman belajar namanya Shimajiro!

Ada yang tau siapa Shimajiro?

Shimajiro adalah karakter anak harimau laki-laki yang ppemberani, punya keingintahuan besar, dan banyak akal. Ia punya satu adik dan tiga sahabat. Bersama adik dan sahabat-sahabatnya ini Shimajiro sering terlibat dalam petualangan seru!


Kebetulan aku diundang di launching-nya jadi udah nonton duluan episode pertamanya. Dan ya bagussss deh filmnya. Bukan film khayalan, jadi memang ceritanya sehari-hari banget. Setiap jeda iklan, ada semacam "kuis" gitu juga tentang bentuk atau berhitung. Senang kan jadinya menghibur sekaligus belajar.

Cerita dan kontennya memang dikhususkan untuk tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun. Shimajiro juga pernah masuk nominasi International Emmy Kids Awards loh. Jadi dijamin bagus ceritanya. :)



Di Jepang, Shimajiro sendiri sudah tayang sejak tahun 1993! Udah lama banget ya, 1993 aku masih SD hahahaha.

Shimajiro ini dibuat oleh Benesse Corporation salah satu perusahaan pendidikan terbesar di Jepang. Selain Shimajiro, mereka juga punya beberapa produk lain yang seru banget. Favorit aku adalah Kodomo Challenge yang sudah ada di Jepang dari tahun 1988! Aku baru lahir hah mereka udah punya challenge aja.

Kodomo (yang berarti anak-anak dalam Bahasa Jepang) Challenge ini adalah program pendidikan dengan cara paket langganan. Setiap bulannya, kita akan dapet sekotak isinya mainan edukatif yang sesuai dengan tumbuh kembang anak. Isi kotaknya berupa buku gambar, buku aktivitas, DVD, mainan edukatif, dan panduan untuk orangtua.

Saya nggak sabar banget deh sama Kodomo Challenge ini. Soalnya di contohnya seru banget, belajar berhitung aja dikasih kostum koki, ceritanya anak jualan donat dan harus bisa menghitung donat coklat ada berapa, donat gula ada berapa, dan sebagainya. Ada uang-uangannya juga gemes hahahaha. Tapi Kodomo Challenge ini baru akan launching Juli 2018. Jadi sabar ya!

gempita dan baby moonella pose dengan boneka Shimajiro. GEMAS YAAA.

Sekarang nonton Shimajiro dulu aja! Di Indonesia, Shimajiro A Wonderful Adventure ini baru tayang di MNC Kids Channel di Indovision (channel 46) mulai 3 Juni 2017 pukul 07.30 WIB. Jangan lupa nonton ya!

Lebih lengkap bisa dibaca di sini!
www.shimajiro.id
Instagram: @ShimajiroClubID
Facebook: Shimajiro Club Indonesia
YouTube: Shimajiro Club Indonesia

-ast-

Money Can't Buy Happiness

$
0
0
Whoever said money can't buy happiness didn't know where to shop.

Sering banget dong ya denger quote itu? Apalagi lagi Jakarta Great Sale gini plus abis THR-an. Rasanya bahagiaaaa bisa belanja tanpa takut ganggu cashflow bulanan. Hahaha.


Tapi kemarin saya baca caption Instagram temen SMA JG dan jadi terenyuh. Dari mana jelasinnya ya.

*malah bingung sendiri lol*

Oke pertama, “Money Can’t Buy Happiness” biasanya diterjemahkan bebas dengan “orang kaya juga belum tentu bahagia kok”. At least saya dulu selalu menerjemahkannya seperti itu. Dulu sebelum saya overthinking sama segala hal hahaha.

Nah dengan definisi sesempit ini, lahirlah frasa bantahannya ya kan:

Whoever said money can't buy happiness didn't know where to shop.

Terus saya sempat yang … iya juga ya hahahaha. Prinsipnya ya asal ada uang, bayarlah kebahagiaan itu. Cari escape lain yang bisa dibayar dengan uang.

Saya ngikutin beberapa anak orkay di Instagram, salah satu dari mereka pergi-perginya ke tempat yang saya nggak pernah tau sebelumnya hahaha. Karena traveling ke tempat mainstream itu lame untuk orang kebanyakan uang ya nggak?

Tapi semakin saya dewasa *sigh* saya merinding sendiri dengan anggapan semua bisa dibeli dengan uang karena ya, bener-bener nggak semua hal di dunia ini bisa diganti dengan uang! Oh how I was so naive karena menganggap semua bisa dibuat lebih bahagia dengan uang!

Suami selingkuh? Ya nggak apa-apa asal dibayarin belanja sepuasnya di Paris. Orangtua cerai? Ya nggak apa-apa asal rekening aman jaya nggak perlu kerja seumur hidup dan traveling ke tempat-tempat yang bahkan saya nggak tau ada di dunia ini. Zzz

Dulu saya beneran menganggap itu tidak apa-apa loh, kan uangnya banyak, kan bisa beli semua hal, kan cari suami baru juga gampang karena kaya, kan kalau nggak cantik jadi bisa operasi plastik. Dulu = pas belum nikah dan hidup sesimpel makan tidur kerja doang lol.

PADAHAL NGGAK BEGITU KAN. Ya ada yang bisa begitu tapi mostly nggak begitu kan?

T______T

Akan selalu ada luka yang tidak sembuh meski disiram uang hahahaha. Kesel amat bahasanya.

Makanya banyak orang yang kaya raya tapi ngerasa kosong. Ya gimana, mau ngerjain hobi juga demi apa. Kita kan passionate ngerjain sesuatu karena tau rasanya gimana kalau passion itu jadi uang. *tetep uang*

Lah kalau nggak butuh uang karena sejak lahir udah jelas punya properti berapa dan nggak pernah tahu jumlah spesifik uang di tabungan saking infinity-nya?

Ya setiap orang pasti punya masalah. Everyone has their own battle, mau kaya atau nggak kaya pasti ada aja masalahnya. Jadilah saya cenderung mencari ketidaksempurnaan dari teman-teman saya yang uangnya tampak tidak berseri karena lahir dari keluarga kaya raya.

Tipe yang tiap weekend minimal ke Bali/Singapura, mobil ganti tiap 2 tahun, anaknya lahir udah langsung punya properti buat investasi, endebrei endebrei. Ketika saya menemukan cela, saya langsung lega. Oke dia kaya tapi dia punya masalah A yang untungnya saya tidak punya.

Salah? Ya nggak lah, namanya juga menghibur diri hahahaha.

BY THE WAAAYYY INI DIA INSTAGRAM TEMENNYA JG YANG DI AWAL TADI SAYA MENTION:

♥Tak perlu bertemu perdana menteri untk mencari inspirasi♥ Ini sahabat baru saya.Sy memanggilnya kak Nur,usianya hny berbeda 1 th dg sy.Sjk kecil didiagnosa sbg ABK,bbrp rekan mgkn familiar dg sindrom di wajahnya yg khas,tp itu tdk mnjdknnya hmbtn. Dia tetangga persis sblh rmh sy,bersama ibunya ia mengasuh 5 anak di daycare.Keterbatasan dan kesederhanaan berpikirnya justru membuatnya mudah masuk ke dunia anak2,ia jd tmn main yg seru& menyenangkan untk azzam dan alma. Sejak pertama kali berkenalan.Hmpr tiap sore ia dtg ke rmh untk 'nyamper'sy main..tdk jrg ia membawakan sy makanan lalu mengajak sy ngobrol.Ngobrol soal apa?soal kehidupan,rmh tangga,politik?tentunya tidak. Tema obrolannya sederhana,disampaikan dg verbal terbata&sering diulang.Tp hal itu justru mmbnt sy bljr bhs melayu dg lbh mudah(bbrp org melayu asli bcrnya cepat).Dengannya,sy lbh mudah memahami per arti kata dan tdk perlu malu bertanya&menanggapi krn ia pun memahami kalimat2 sy dg perlahan lahan. Dengannya sy bljr kebahagiaan dg sgt sederhana.Di usia yg sebaya dg sy,ia(krn keterbatasannya)begitu santai menjalani harinya,tnp beban hrs begini begitu atau sibuk mengejar ini dan itu.Spt dlm foto ini..ia tertawa lepas sekali krn puas menyusun pola dlm permainan geoforme.Ia begitu menikmati dan mengulang ulang reward untk dirinya sendiri.."tengok..hampir sls,tengok..sy pandai..esok sy pasti bs buat macam ni lagi " Sederhana,tp banyak memberi energi pd jiwa untk menghargai diri sendiri.Bkn sibuk&risau mengejar apa yg tdk kita miliki apalagi mengukur diri dg apa yg mnjd capaian org lain. Sudahkah kita bs melakukannya juga? Byk sekali hal kecil di sekeliling yg bs qt jadikan pelajaran&inspirasi.Tidak perlu perlu bertemu perdana menteri untk mrncari inspirasi..tdk perlu jg pergi ke tmpt baru. Karena kadang,bukan suasana yg harus diganti,tp hati&cara pandang kita yg perlu diperbaiki untk mlht segala sesuatunya dg penuh kesyukuran.. :) Ramadhan Kareem...mari mengisi ramadhan dg penuh rasa syukur ♥♥
A post shared by Sofiana Indraswari (@sofiana_indraswari) on
Dengannya sy bljr kebahagiaan dg sgt sederhana.Di usia yg sebaya dg sy,ia(krn keterbatasannya)begitu santai menjalani harinya,tnp beban hrs begini begitu atau sibuk mengejar ini dan itu.

CRY T__________T

Ini bikin saya mikir, orang makin banyak uang itu masalahnya makin banyak! Makin banyak yang harus dipikirin!

Digetok juga sama Kevin Kwan hahahahaha. Baru setengah nih baca buku Rich People Problem dan yah, meski ketawa-tawa karena lawak banget saya diam-diam mikirin lol.

Nih ya sebagai kelas menengah, kita nggak perlu mikirin maintenance satpam dan maid 30 orang. Bukan masalah uangnya loh ya, tapi dramanya. Lah mbak satu aja di rumah bikin sakit kepala kan kalau pacaran terus atau hidupnya jorok? XD

Belum lagi karyawan perusahaan. Lah kita abis melahirkan mau resign aja yang dipikir cuma anak bayi, kalau punya 10.000 karyawan? Yang dipikirin 10.000 karyawan dan keluarganya kan. Belum lagi maintenance pesawat jet, urusan minum aja harus impor dari Swiss kan nggak bisa minum air lokal. HAHAHAHAHA.

Ah kan ada orang lain yang mikirin. Yaiya, tapi tanggung jawab ada di siapa?

Belum lagi karena standarnya beda kan. Saya makan Genki Sushi aja bahagia, kalau orkay harus bawa chef sushi dari Jepang langsung biar bahagia. Saya belanja di Jakarta Great Sale aja bahagia karena irit, kalau orkay bajunya couture semua kan otomatis lebih ribet.

(SUNGGUH PERBANDINGAN TIDAK SEPADAN YHAA HAHAHAHA)

Karena tidak tahu apa-apa, hidup jadi lebih sederhana. Kalau tahu lebih banyak, maka lebih banyak pula yang mengisi antrian pikiran.

Jadi ya panjang lebar nulis ini cuma mau bilang: uang segini masalahnya segini, uang segunung masalahnya juga jadi segunung.

Jadi mau uang yang mana? Eh salah, mau masalah yang mana? ;)

-ast-

Bebe yang Posesif

$
0
0

Satu hal yang saya sadari beberapa bulan belakangan adalah: BEBE KOK MAKIN POSESIF AMAT JADI TODDLER?

Oke dia posesif dari duluuu, dulu banget entah sejak kapan lah saya nggak inget. Dia selalu protes kalau saya deket-deket sama JG. Tapi sekarang protesnya pake argumen dan wow, makin posesif jadinya hahaha.

Sejak dulu, hidup dia gelantungan sama saya terus. Oke bergantung bukan bergelantung. Karena dia seharian di daycare, dan pulang ke rumah nggak punya pilihan lain selain bergantung pada saya dan JG.

Bergantung dalam artian ya ngajak main siapa lagi, ngajak berantem siapa lagi, mau nggak mau selama di rumah ya kami bertiga aja selalu kan.

Tapi makin sini makin memburuk hahahaha. Dulu saya mandi bisa tenang selama JG di kamar sama Bebe main berdua. Sekarang pasti dipanggil-panggil. Pup nggak pernah bisa tenang karena dia panggil-panggil juga. Pokoknya saya ngilang 3 menit aja dia nyari.

Hidupku tak tenang.

T_________T

(Baca: Pesan Parenting yang Menohok Diri Sendiri)

Misal saya duduk senderan sama JG, dia bisa tiba-tiba dateng terus tarik tangan saya sambil marah. Atau worse, dia mendekat terus mukul JG. Pokoknya saya nggak boleh duduk lebih deket ke JG dibanding ke Bebe.

Dan itu nggak cuma soal perilaku ya tapi juga kalau lagi ngobrol. Jadi di mobil Bebe duduk di carseat sambil nonton, saya ngobrol berdua JG, dia suka protesss. Marah-marah “IBU JANGAN NGOMONG!” berkali-kali padahal ih ibunya suka ngomong appanya suka ngomong, Bebe kenapa larang-larang ibu zzz.

Karena memburuk, akhirnya saya kasih penjelasan bahwa tidak boleh larang-larang orang ngobrol.

“Ini negara demokrasi, Be!” kata JG.

😂😂😂

Kalau lagi di rumah dan saya nggak boleh duduk deket JG juga saya bilangin "ibu kan sayang appa, ibu juga sayang Xylo"

Dijawab dengan: "NGGAK, IBU SAYANG SALO AJAH!"

Atau: "IBU SAYANG SATU, JANGAN SAYANG DUA"

ASTAGA.

T_________T

Terus dia mulai ke next level dengan tidur selalu deket-deket saya dan bilang: "ibu sama Salo, appa nggak ada temennya".

Dan kalau lagi main-main berbagi karakter film gitu dia membaginya selalu gini:

"Ibu Amber, Salo Jett, Appa monster" (auk di Super Wings ada monster apa)

atau

"Ibu Elsa, Salo Hans, Appa Olaf"

😂😂😂

Pokoknya appa yang jelek-jelek aja HAHAHAHAHA

On the other hand, dia romantis sekaliiii. Dia seringkali pegang tangan saya padahal sambil main atau sambil nonton. Meluk-melukin terus. Atau cium-cium saya brutal. Atau bilang "SAYANG IBU!" yang mana pasti dipotong sama JG "sayang appa nggak?" dijawab tendangan judes oleh Bebe.

Begitulah dari ke hari kami lalui dengan drama jealousy. #rhymes


LAMAAA BANGET SAMPAI CAPEK. Sampai di titik Bebe jadi nggak bisa berdua sama JG doang karena nyariin saya. ARGH.

Jadi tiap minggu Bebe dan JG akan ke CFD pakai sepeda sehingga saya punya 4-5 jam waktu sendiri untuk me time alias dandan buat Instagram dan YouTube. Itu bener-bener me time tanpa tekanan gitu. Pernah saya cuma nulis atau desain sesuatu. Lega banget rasanya bisa bener-bener sendirian.

Sampai beberapa CFD terakhir Bebenya ngamuk terus karena nyari-nyari saya. Sampai dideketin polisi loh ditanyain kali JG dikira culik anak orang ya kan. Padahal dulu dia hepi setiap pergi berdua JG. Ah sebal.

Dari situ saya ngerasa ok ini udah nggak bener dan harus diluruskan.

Ya udah berusaha meluruskan hahaha. Gimana lah caranya berkali-kali bilang kalau sayang itu bisa dua-dua, tidak perlu satu-satu. Bahwa ibu bisa tetep peluk Bebe sambil peluk appa. Bahwa appa juga sayang sama Bebe, bukannya cuma ibu, panjang lebar dan lamaaaa.

Sampai akhirnya seminggu terakhir ini dia mulai ngerti!

Sekarang dia demand ke mana-mana bertiga HAHAHAHAHAHAHASYIT.

Biasanya pup ditemenin ibu doang ini harus ditemenin appa juga. Jadilah kami sempit-sempitan berdiri di depan kamar mandi nungguin dia pup. Keluar dari kamar mandi dia bilang "peluk sama-samaaaa".

Dan kami pun berpelukan dengan dia yang belum pake celana. Kemudian udah ngantuk bangeeeettt dan ketika dia bilang "ibu ayo peluk sama-sama" maka saya dan JG harus ngesot biar bisa pelukan sama-sama.

TODDLER IS AMAZING.

😂😂😂

Jadi ya begitulah. Drama posesif pada ibu diakhiri dengan drama posesif pada appa juga. Gemes ya punya balita. 

Duh saya mau bikin closing apa ya kok bingung HAHAHAHAHA. Ya udah intinya gitu aja mau cerita. Follow Instagram saya @annisast jangan lupa karena saya juga banyak cerita pendek di sana. See you!

-ast-

Tentang Buku 'Oppa Oppa'

$
0
0

Jadi buat yang (masih juga) belum tau, saya pertama kali pindah ke Jakarta itu karena dapet kerja sebagai wartawan spesialis KPop. Saya wartawan spesialis KPop pertama di Indonesia! Karena dulu yang liputan KPop ya wartawan musik aja, nggak spesialis atau khusus banget KPop.

Dua tahun jadi wartawan KPop saya ketemu banyak banget artis. BANYAK BANGET NGET NGET. Dari liputan konser, press conference, interview eksklusif, sampai interview one on one. Dari cuma bisa satu ruangan sampai ngobrol akrab dan dirangkul serta dipeluk HAHAHAHA. Foto bareng mah sering banget lah.

(Baca selengkapnya di Keputusan yang Mengubah Hidup)

Itu menjelaskan kenapa followers Twitter saya lumayan banyak. Karena dulu saya sering foto bareng artis KPop dan suka live tweet dari tempat liputan. Dan orang-orang kepo lol.

Saya juga beberapa kali ngetop sampai ke seluruh dunia *HAHA* karena selfie (dulu mah istilahnya selca - self camera) sama artis Korea. Fotonya disebar sama fansite internasional dan disebut sebagai 'lucky fan' lol. Yang paling nyesek sih waktu saya jadi satu-satunya wartawan yang dibolehin masuk GBK pas lagi persiapan konser SM Town.




Jadi panggung lagi dibangun, grass protector lagi dipasang, dan itu cuma saya sama satu fotografer boleh masuk. Itu pun dibolehinnya dadakan karena nekat, abis wawancara bos promotor (salah satu cucu orang terkaya di Indonesia) di Pasific Place dan saya tembak di tempat "mau dong liat yang lagi bikin panggung" terus dia oke oke aja dan nyuruh asistennya buat nganter saya hahaha. Asistennya sebel tapi ya dibolehin masuk lha yang punya duit yang nyuruh? XD

Kemudian foto-foto panggung itu nyebar dan saya lupa pasang watermark. Muncullah watermark abal ... bahasa Cina. Yaelah. Sebel.

Dari situ kaya cepet banget kemudian saya nikah, saya punya anak. Pas melahirkan, buku saya malah baru terbit hiksss. Jadi nggak bisa promo-promo deh. Cuma beberapa kali aja wawancara radio. Padahal pengen meet & greet gitu huhu. Jadi lewat deh momennya. :(

Dan buku ini perjalanannya lumayan lama sih emang, karena saya ogah rugi. Biasanya kan penulis punya naskah dulu kemudian nyari penerbit, nah kalau saya sebaliknya. Saya cari penerbit dulu baru nulis bukunya. Songong banget emang, padahal ini buku pertama lol. Saya ogah rugi takut udah nulis terus nggak dapet penerbit.

Akhirnya dapet deh GagasMedia yang emang diincer karena dulu baca saya senang baca novel dari GagasMedia. Beberapa kali ketemu dengan editornya (hai Mbak Re!) akhirnya buku saya terbit. BUKU SAYA TERBIT YAAYYY!


(Saya pernah cerita juga hal ini di sini: Giveaway Buku Oppa Oppa)

Salah satu #lifegoals yaitu terbitin buku di GagasMedia terkabul!

Nah kenapa saya nulis ini sekarang, karena dengan ajaibnya sampai sekarang saya masih dapet royalti. Ya nggak gede sih tapi lumayan banget buat beli sepatu hahaha. Saya masih rutin dapet royalti dan saya bertanya-tanya pada beli bukunya di mana sih?

Soalnya jelas udah nggak ada lah di Gramedia gitu. Sampai saya nemu di Google Play. WOW!

Jadi saya nulis panjang lebar gini cuma mau bilang, kalau kalian suka KPop ...

BELI DONG BUKUNYAAAA

HAHAHAHAHA. Dijamin seru asliii. Kemarin saya baca lagi dan wow kok bisa ya nulis seru gitu *SHAMELESS* maklum kan pake editor jadi nulisnya emang lebih deskriptif dan enak dibaca dibanding blog yang editor-less *alah*.

Bukunya cuma Rp 35ribu aja kok. Mahalan dikit lah dari kopi-kopi kaliaannn hahaha. Yuk cus beli di sini ya!

http://bit.ly/bukuoppaoppa

Jangan iri dan baper ya tapi lolol.

-ast-

Meragukan Empati

$
0
0
Nahla udah nulis soal empati ini sih (klik ya). Tapi saya sendiri baru kepikiran soal empati ini setelah kejadian beberapa hari lalu. Ini akan panjang yaaa. Baca sampai akhir yaaa!

Sebelum ke cerita intinya, kalian harus tau kalau dibanding Nahla atau Gesi, saya adalah orang yang sungguh heartless. People said I have zero empathy huhu tapi ya nggak lah. Nggak zero banget, saya cuma pilih-pilih kasihan sama siapa.

Iya pilih-pilih dan pake logika dulu jadinya jarang kasihan. Apalagi kalau susahnya karena jelas salah atau malas. HAH NGAPAIN KASIAN. Ya kan, people with no feeling banget kan kalau kata BuzzFeed.


Parahnya, JG juga sama hahaha. Dia melankolis dengan cara tertentu tapi dia juga realistis banget! Cuma lebih sering saya sih yang bilang kasihan sama orang dan dia bantah.

Misal saya bilang “duh kasian ya si A, sama suaminya dilarang-larang ini itu blablabla sampai dia nggak bisa begini begitu blablabla”

JG: “Kenapa kasihan sih, kan dia sendiri yang pilih suaminya”

AHA! Saya pun nggak jadi kasihan.

Nah karena keseringan gitu akhirnya saya juga jadi punya pola untuk lihat dulu sebab kejadian baru kasihan. Sampai beberapa hari lalu.

Beberapa hari menjelang ulang tahun Bebe, saya harus ke tempat digital printing karena nggak punya printer di rumah. Kalau pun punya juga tetep harus beli kertas tebel kan jadi ya udah pulang kantor jam setengah 5-an gitu saya langsung ke tempat printing. JG jemput Bebe kemudian ketemu di sana.

Dengan sungguh inisiatif saya naik ANGKOT. KENAPA GUE NAIK ANGKOT. ITU PERTANYAAN YANG TIDAK TERJAWAB SAMPAI SEKARANG. MUNGKIN SUDAH JALANNYA.

Karena jarak kantor dan tempat printing itu deket banget mungkin cuma 2,5 km. Saya mikirnya “alah deket, nunggu ojek malah lama nunggu ojeknya dateng”. Jadi saya langsung nyeberang dari kantor dan naik angkot.

Padahal kalau diitung-itung cuma beda 2ribu peraakk. Naik angkot 4ribu, naik ojek 6ribu. Tapi ya sudahlah perkara ini disingkirkan dulu karena saya jadinya nyesel banget naik angkot gara-gara satu orang ini.

Jadi jalanan itu macet banget. Saya duduk di sebelah kiri angkot sendirian, di sebelah kanan ada 3 ibu-ibu. Semuanya ngelamun (ya masa mau jungkir balik). Nah terus saya nggak sadar kalau jendela kebuka, karena bukan saya yang buka jendelanya.

TAU-TAU ADA KEPALA ORANG PERSIS DI SEBELAH MUKA SAYA. DI BALIK JENDELA ANGKOT.



DEKET BANGET. Mas-mas umur 20an tahun, kulitnya item kebakar matahari, mukanya lemes kaya mau pingsan. Dia nyodorin sendal kulit di depan muka saya

Saya refleks mundur dong sambil megang tas. Dia bilang gini:

“Bu, hiji we bu. Kanggo meser kolek bu,” katanya dengan suara yang super lemes.

(Arti: “bu (beli) satu aja bu. Buat beli kolak bu”)

Saya shock berat dan di otak saya cuma satu: WHY THE F, HE SPEAKS SUNDANESE!

Ya di Jakarta gitu loh, mending dia ngomong sama saya, sayanya ngerti. Lah kalau dia ngomong ke orang lain? Saya mundur dan geleng-geleng doang sambil berharap angkotnya cepet maju. Dia ngomong itu berulang-ulang. Saya diem, pegang tas kuat-kuat. Sampai akhirnya dia pergi.

Saya langsung tutup jendela dan shock.

Tiba-tiba ibu-ibu di depan saya bilang “Jualan sendal ya? Kasian ya”

Saya kembali liat ke pinggir jalan dan di sanalah dia. Jalan terseok-seok sambil bawa tas besar yang bahan jins itu loh. Tasnya kaya berat banget gitu jadi jalannya tambah lemes. TERUS SAYA JADI KASIHAN.


Mana ini angkot jalannya lambat banget karena macet jadi saya bisa liat dia nawar-nawarin ke banyak orang (karena itu tempat rame deket pasar) dan semua orang nolak. Sampai akhirnya dia terduduk di trotoar dengan muka pucet. Saya ngerasa bersalah karena kok tadi saya takut sama dia, dia cuma jualan kok. Tapi lagian mau beli juga saya nggak punya uang cash. Cuma punya 4ribu ini recehan buat bayar angkot.

Ah pokonya berkecamuk banget lah. Saya mikirin mungkin dia dari kampung mana gitu niat kerja di Jakarta, terus ternyata di Jakarta nggak seindah bayangan. Terus dia puasa harus jalan entah berapa kilometer.

Saya mikirin dia tinggal di mana di Jakarta. Apa dia makan sahur tadi subuh? Dia bisa pulang apa nggak ya? Dia kampungnya di mana ya? Berapa sendal yang udah dia jual hari ini ya? Apa nggak kejual sama sekali sampai beli takjil pun nggak mampu?

T__________T

Sampai akhirnya saya bisa menguasai diri dan melihat ke seberang jalan … ADA JUGA MAS-MAS SERUPA!

Tapi yang ini nggak lemes meski mukanya susah sih ya. Dia duduk di trotoar depan warung padang terus nawar-nawarin ke orang yang lewat. Sendalnya sama, tas jinsnya sama.

Saya mikir hah syukurlah orang tadi pasti nggak sendirian. Untung ada temennya. Saya sampai berkhayal mungkin mereka adek kakak terus berjuang di Jakarta sama-sama. Dari situ saya sedikit lega karena yah namanya beban kalau dibagi berdua mungkin bisa jadi lebih ringan.

Dan akhirnya saya nyampe ke tempat printing. Ketemu JG. Saya bilang:

“Tadi aku naik angkot terus aku kaget ada mas-mas di nongol di jendela, ternyata jualan sendal, kasian sayang dia lemes banget gitu kaya mau pingsan, aku jadi kepikiran”

TAU APA TANGGAPAN YANG TERHORMAT @JAGO_GERLONG?

*PANIK* “HAH?! KAMU NGAPAIN NAIK ANGKOT?! HP KAMU MANA?! KAMU NGGAK DICOPET KAN?! DOMPET KAMU MANA?!”





“Ada kok, aku nggak dicopet. Lagian emang kasian beneran ih bukan copet, ibu-ibu depan aku sampai kasian juga. Terus ada mas-mas yang lain juga kok di seberang jalan yang nggak lemes.”

“Hah, itu mah KOMPLOTAN. Ibu-ibu itu pasti komplotannya juga. Biar kamu lengah. LAGIAN NGAPAIN KAMU NAIK ANGKOT?!” kata JG.

Terus saya diem. Shock-nya jadi dobel.

T_____________T

Ok I completely understand your concern about my safety, angkot and copet thank you so much. Tapi saya yakin itu ibu-ibu bukan komplotan laahhh. Itu ibu-ibu biasa pulang dari pasar. Dan ibu-ibu itu beneran kasian, buktinya saya nggak dicopet.

Sampai sekarang saya masih 50:50. Apa bener dia mau pingsan? Atau dia akting aja biar orang kasian? Ya di Jakarta gini banyak banget kan orang-orang akting gitu demi dapet uang. HIKS.

(Baca: Sedekah di Tangan yang Salah)

Satu yang cukup menganggu saya, saya susah berempati tapi ketika saya berempati, empati itu diragukan. Dan setelah saya pikir-pikir emang iya sih, mungkin banget dia nipu dan kita emang harus siap dengan penipuan semacam itu.

Saya pernah juga soalnya pulang ke rumah berdua Bebe terus tiba-tiba depan rumah ada kaya preman gitu ngakunya minta uang buat mesjid. Saya cuma punya selembar 100ribuan dan akhirnya berpindah tangan karena saya takut nolak lah. Takut banget. Mana masih di garasi dan cuma berdua sama Bebe di rumah.

Saya tau dan sadar saya dipalak karena pas liat mapnya, map panti asuhan. Di tabel sumbangan juga panti asuhan.

T___________T

Ya intinya saya pernah beberapa kali kena kejadian gitu jadi JG udah sebel banget.

Tapi kan beda kasus ya, kalau tadi karena kasian. Yang kedua karena dipalak. Meskipun ya memang bisa banget modus malak dengan cara bikin orang kasian. Bisa banget ngerti kok.

Hiks.

Tetep sedih. Karena mau kasihan sama orang aja harus pake waspada dulu. Harus pikir panjang dulu. Mengapa sudah tidak ada lagi yang murni di dunia ini HUHU. Kapan bisa bantu orang tanpa kepikiran apakah orang itu kriminal apa nggak ya?

Jakartaaaa. Macem-macem orang ada di sini dan yah, cukup horor kalau nggak waspada sih. Apalagi minggu ini 2 orang kan ditembak di tempat. Satu yang baru ambil uang dari bank dan ditembak kepalanya dan satu lagi yang anak Trisakti ditembak karena neriakin maling motor di rumahnya.

Pertanyaan Gesi “apa kalau kejadian gitu jadinya kita harus diam dan bukannya ngelawan?”

Saya sih iya. Saya lebih baik diam. Takut banget soalnya. Saya nggak cukup berani melawan kejahatan. :(

*

Akhirnya hari itu ditutup dengan “pokoknya kamu nggak usah naik-naik angkot lagi”

“Aku kan mau irit!”

“IRIT 2RIBU!”

Ok you win.

T___________T


-ast-nulis soal empati

Beda Prinsip

$
0
0

Dulu ya waktu masih punya TV di rumah dan suka nonton infotainment, satu hal yang selalu bikin saya mengernyit adalah alasan perceraian para artis yang bisa dirangkum dalam dua kata: BEDA PRINSIP.

Dulu saya selalu menganggap alasan beda prinsip itu sebagai alasan yang mengada-ada dan kurang real. Lagian masa karena beda prinsip aja sampai harus cerai sih ih, yang beda agama aja banyak yang pernikahannya langgeng. Padahal apa yang lebih berprinsip dibanding agama coba?

Kemudian saya tumbuh dewasa dan ketika memutuskan menikah, prinsip yang dulu saya anggap sesuatu yang real itu ternyata penting banget!

Prinsip atau value lebih enak kalau sama memang, kecuali kalian orang yang sangat tenggang rasa, tepo seliro, mampu bertahan dan saling menghargai satu sama lain seumur hidup.

(Baca: 30+ Hal yang Harus Ditanyakan Sebelum Menikah)

Kalau kalian kaya saya yang sebisa mungkin menghindari konflik, nggak sabaran, ingin selalu punya teman untuk diskusi, maka ya mending dari awal nikahin orang yang menghargai values yang sama.

Apa aja values itu? Ya tentukan sendiri. Tentukan apa yang penting buat kalian dan diskusikan dengan pasangan kalian.

Contoh yang tampaknya sederhana padahal tidak sederhana sama sekali: istri boleh kerja nggak setelah nikah?

Itu kedengerannya kaya masalah simpel: “suami larang istri biar aja dong karena itu hak suami”.

Alesannya bisa macem-macem ada yang beralasan “Karena sayang, jadi biar aja suami capek kerja keras cari uang (seolah istri di rumah nggak capek ngurus rumah)” ada yang bilang “istri urus anak aja biar rumah diurus pembantu”. Banyak.

Padahal nggak sesimpel itu. Urusan melarang bekerja ini ada di area gender equality dan ini cakupan yang sangat luas plus sensitif.

(Baca: Mengurangi Pertengkaran Rumah Tangga)

Jadi daripada tanya calon suami dengan “kamu bolehin aku kerja nggak setelah nikah?” tanya dulu soal “gimana menurut kamu soal gender equality?”

Karena jawaban dari pertanyaan kedua akan menunjukkan akan seperti apa dia memperlakukan kalian setelah nikah. Kalau ditanya pertanyaan pertama terus jawabannya “boleh kok” terus kalian percaya padahal setelah nikah akhirnya dia melarang karena “dulu aku bolehin karena gaji aku kecil, sekarang gaji aku cukup jadi ga usah kerja lagi”.

Coba kalau tanyanya soal gender equality. Bisa ketaker banget loh dia laki-laki seperti apa. Bisa langsung ketauan apakah dia menganggap perempuan bisa setara secara akademis dan karier atau dia menganggap perempuan sebagai pengurus rumah tangga.


Satu hal, kalau ternyata jawaban dia adalah perempuan harus diam di rumah dan kalian 100% oke dengan itu ya go ahead. Maka prinsip kalian udah sama.

Tapi kalau kalian percaya perempuan dan laki-laki harus setara ya jangan dilanjutin. Mending nggak usah jadi nikah percayalah padakuuu ~~~.

Kalau kalian menikah nanti kalian sedih. Nanti kalian nggak akan lagi hidup sepenuhnya karena selalu ada penyesalan “padahal sebenernya aku pengen xxx”. Hidup dalam penyesalan itu nggak enak gengs.

(Baca: How are We Gonna Raise Our Kids?)

Dan kalau udah nikah, masalah yang kayanya remeh juga bisa jadi besar karena ya namanya prinsip ya, susah diubah. Hal yang kayanya nggak mungkin bikin berantem aja bisa banget jadi bahan perpecahan.

Kalau saya sendiri memang baru sama JG yang ngerasa klik banget. Soulmate akuhhhh uwuwuwuw gemas. Hahaha.

Selama nikah, baru satu kali berantem karena beda prinsip. Masalahanya yaitu … Bebe masuk playgroup tahun ini apa tahun depan? HAHAHAHAHA.

Abis JG keukeuh amat tahun ini sementara saya ngerasa Bebe masih kecil laahh, belum butuh sekolah. Tapi JG ingin Bebe sekolah biar cepet bisa bahasa Inggris. Ambisius banget! Jadi akhirnya setelah merenung lama bersama-sama, diambil jalan tengah yaitu Bebe belajar bahasa Inggris di rumah lol.

Tapi ya so far so good lah, we share the same values to live by. Dari urusan agama, politik, gender, komitmen, kejujuran, dan banyak lah. Tapi saya mikirnya kami bisa seperti ini karena kami banyak berdiskusi sih sebelum nikah. Ya maklum orangnya nggak bisa nggak ngomong ya hahahaha.

(Baca: Suami yang Nyebelin)

Satu hal, setelah saya nikah gini baru saya sadar bahwa cerai itu tidak apa-apa! Karena manusia bisa berubah, manusia bisa TIDAK berubah, manusia bisa jadi sangat menyebalkan sekaligus menyenangkan, dan sebagainya. Jadi cerai karena beda prinsip itu sangat bisa terjadi, bukan cuma mengada-ada. Jangan suka judge orang cerai karena kita nggak tau ada masalah sebesar apa di baliknya.

Jadi buat kalian yang belum nikah, ayo samakan visi misi, prinsip, value, apapun itu namanya dengan calon suami/istri. Buat kalian yang udah nikah dan ngerasa beda prinsip, banyak-banyak sabar ya. Huhu. Abis gimana dong.

Udah ah kepanjangan, kupusing.

Selamat weekend!

-ast-
Viewing all 727 articles
Browse latest View live