Quantcast
Channel: annisast.com | Parenting Blogger Indonesia
Viewing all 727 articles
Browse latest View live

Syarat Cemilan Sehat untuk Bebe

$
0
0
[SPONSORED POST]

Meski di daycare disediain makan 3 kali sehari dan 2 kali snack, anak-anak biasanya bawa snack favorit mereka dari rumah. Buat saya yang nggak bolehin Bebe jajan, hal ini kadang bikin berantem hahahaha.

Soalnya ada beberapa anak yang bebas makan apapun sama orangtuanya kan, sementara Bebe banyak yang nggak bolehnya. Snack atau keripik ringan gitu nggak pernah saya kasih sama sekali, biskuit juga pilih-pilih banget banget banget.

Awalnya sih karena waktu kecil si Bebe kan sensitif sama gula. Tipe anak yang bisa sugar rush lompat-lompat terus kalau kebanyakan asupan gula. Salah makan dikit lewat jam 7 malem, bisa-bisa dia nggak tidur sampai jam 1 pagi hanya karena sugar rush.

Makin besar sih dia makin nggak begitu. Makin aman dan udah nggak pernah sugar rush lagi. Tapi sayanya aja emang batesin gula karena yaaaa untuk apa sih dikasih gula? HAHAHA. Permen dan coklat nggak pernah sama sekali.

Jadi ya intinya saya emang punya syarat sendiri untuk cemilan Bebe sih. Sampai Bebe tau persis mana makanan sehat dan makanan tidak sehat saking sering saya ceramahin kalau makanan ini dan itu nggak sehat sementara yang lainnya sehat.

Apa aja syarat cemilan Bebe?

1. Gulanya dikit dan nggak mau ada krim-krimnya. Sesehat mungkin pokoknya.
2. Gampang dicari.
3. Praktis dan nggak lengket-lengket di tangan. Dia anaknya risihan banget, kalau lengket dan pas lagi di mobil gitu repot.
4. Bebenya suka DAN ibunya suka karena kalau nggak abis ya siapa lagi yang ngabisin sistaaa?. *menatap perutku sendiri*

Nah terus di daycare Bebe kan nggak semuanya anak preschool yang cenderung udah boleh makan segala rupa ya sama orangtuanya. Banyak bayi dan toddler juga, jadi banyak banget yang bawa snack biskuit marie dari rumah. Nah, si Bebe suatu hari tiba-tiba rewel banget pengen ikutan ngemil biskuit marie.

Saya sih nggak apa-apa ya dia mau ngemil biskuit marie karena siapa coba yang bilang biskuit marie makanan bayi AHAHAHAHA. Tapi kalau dadakan dan udah malem gitu kan mager amat ke luar rumah demi biskuit marie.

Sampai suatu hari saya liat di Instagram kalau ada Roma MarieGold ya sekarang ternyata. Dan bisa beli di JD.id Cus beli! Baca di komen-komennya katanya bisa dapet hadiah tumbler kalau beli 4. Lha harganya Rp20ribuan doang isi 30 keping. Mayan banget buat stok!

Terus karena di rumah itu kalau siang nggak ada orang, saya kirimlah ke kantor. Pas nyampe kantor kaget karena dusnya gede banget astaga HAHAHAHAHA. Nggak nyangka segede gitu, tau gede gitu kan saya kirim kantor suami aja yah hhhh.

Ringan sih emang tapi gedeeee, kalau kalian follow Instagram saya pasti ngeh deh beberapa minggi lalu saya posting dusnya dan stres sendiri karena hari itu pas nggak dijemput dan mau pulang naik ojek. Untung bapak ojeknya baik dan mau bantu taro di depan. Rasa-rasa mudik banget eym.

Pas dusnya dibuka memang gede ternyata kemasannya. Warnanya gold bagus banget deh, kerasa premium. Di depannya tertulis mengandung susu asli New Zealand dan telur Omega-3. Fav banget deh telur Omega-3 itu! Saya kalau beli telur sebisa mungkin yang Omega-3 emang soalnya nggak encer dan lebih enak. *kemudian malah bahas telur*



Roma MarieGold cocok untuk sarapan, bekal sekolah, atau dicemil biasa.

Awalnya saya agak shock ya karena kok gede amat sih ribet amat bawanya. Eh ternyata dalemnya ada kemasan kecil-kecilnya lagi kusukaaaaa! Ini mah pas banget buat bekal sekolah jadi tinggal bawa 2-3 kemasan kecil aja taro tas. Sisa kemasan gedenya taro rumah.




Plus point berikutnya adalah, karena kemasannya kecil-kecil jadi nggak gampang melempem. Biasanya kan begitu dibuka ribet banget harus dikaretin atau dimasukin ke kotak biar nggak melempem. Ini sih aman semua karena bisa dibuka dan dimakan sesuai keinginan.



Rasanya juga enaaaak. Ini telur sama susunya kerasa banget, nggak hambar sama sekali. Terus biskuitnya mengkilap gitu karena diolesin telur! Pantes kerasa banget telur dan susunya! Ini mah ibu juga suka banget!



Kalau Bebe kan makan biasa aja ya, ngemil gitu. Kalau saya sih senengnya dipotek-potek (jangan remuk banget ingat!) terus dipakein susu coklat dingin aaakkkk surga. Apalagi makannya sambil nonton YouTube dan Bebe tidur HAHAHAHA DAMAI DUNIAKU,

Jadi Roma MarieGold ini pas banget sama semua persyaratan cemilan Bebe dan mungkin buat kalian yang rewel juga soal cemilan anak. Ayo dicoba yuk!

-ast-


Daftar Alasan Orang Bisa Jadi Selebgram

$
0
0
Kalian pernah nggak sih ada di momen lagi scroll Instagram terus nemu satu akun di explore yang entah siapa terus mempertanyakan sendiri "ini siapa sih kenapa followersnya 1juta?" 



Kalau di geng kami, yang paling sering nanya kaya gini itu siapa lagi kalau bukan bankir di Medan sana yang nanya mulu ginian padahal udah sering dijawab hahahahaha. Iya ih mba Windi sering banget tanya "xxx itu siapa sih kok followersnya banyak?" yang mana biasanya saya jawab dengan "ya nggak butuh alasan kan untuk punya banyak followers?"

PADAHAL SEBETULNYA SELALU ADA ALASAN. Yaiyalah, nggak mungkin orang follow orang di Instagram tanpa alasan kan?

Kepo juga alasan loh. Makanya banyak tuh selebgram yang followersnya di atas 100ribu, likes selalu banyak, tapi yang komen beneran cuma 1-2 orang. Ya itu terjadi karena orang follow dia demi rasa kepo aja, di-like biar postingan foto dia tetep muncul di feed aja, udah gitu ya males komen ngapain? Mentok kalau "menarik" banget sih ya di-share via DM ke para sahabat ghibah dunia maya. BUKAN BEGITU? 

Nah kembali ke alasan kenapa orang banyak followers, pertama kita bagi dua dulu berdasarkan visualisasi. Ada yang fotonya memang bagus dan harus bagus karena orang follow KARENA fotonya indah. Yang kedua, adalah orang-orang yang fotonya nggak perlu bagus tapi orang kepo banget sama kehidupannya seperti artis TV atau akun gosip untuk ngomongin artis TV.

Jadi apa alasan orang punya banyak followers di Instagram dan didapuk sebagai selebgram? Btw saya nulis ini dengan bayangan selebgram lokal ya bukan internesyenel.

*makin bawah makin males jelasin hahaha*

CANTIK. Ini ditaro pertama banget karena sesungguhnya kalian nggak perlu punya prestasi, nggak perlu punya skill make up luar biasa, nggak perlu berkarya atau bekerja. Asal kalian cantik dan bisa foto tidak blur, terang berkilau maka kans untuk jadi selebgram lebih tinggi daripada yang punya prestasi dan punya skill TAPI TIDAK CANTIK. Jadi kalau kalian bingung, "ini dia siapa sih kok difollow orang?" jawaban pertama yang paling mungkin adalah "cantik". Demikian. Dan ganteng, ok.

via GIPHY

KAYA. Ya sedikit lebih kaya dari sebagian besar rakyat Indonesia sehingga rumahnya rapi dan Insta-ready, sering traveling, bajunya mahal-mahal jadi desainernya bisa di-tag atau bahkan diundang ke fashion show-nya, punya mobil atau motor unik yang bikin iri, dapurnya rapi dan bersih serta perintilannya bagus jadi siap difoto, share makanan di tempat yang harganya taulah ya, dll. Kalian PASTI follow orang semacam ini. XD

SANGAT KAYA. Ini level berikutnya. Level yang perginya pake jet pribadi, nginep di tempat liburan entah di mana saking jarangnya orang liburan ke sana, makan makanan yang namanya aja baru denger, endebrei, endebrei. Bisa ditemukan dengan hashtag #richkidsofinstagram.

Artis TV, kalau artis TV followers-nya dikit di IG tandanya ya doi emang sekuter aja kali di TV-nya juga ya. Entahlah aku kan tak punya TV lol.

Keluarga artis, kakaknya, adiknya, neneknya, kakeknya, sodaranya you name it. Kalau keluarganya harmonis biasanya sering ngumpul terus di-tag jadi ikut di-follow juga.

Pengasuh anak artis, kaya si Koneng dan Lala lah ya serta siapa itu pengasuhnya anaknya Ashanty? *gak follow lol*

Pemain bola

Kontroversial atau sensasional, bisa karena pake baju terbuka atau kontroversi lain.

Feednya rapi. Terutama feed pastel atau BW sekalian. Plus point kalau cantik.

Foto makanan semua

Sering share resep

Foto MPASI dihias

Modif mobil

Toy photography

Edukatif

Traveler. Plus point kalau cantik. Ya kalau cantik emang jadi plus point di semua bidang sih lol. 

via GIPHY

Rumahnya rapi

Rajin kasih tutorial atau DIY
Anak lucu, ya semodel dengan alasan cantik.

Minimalism scene dan pernah di-feature Instagram lol

Komik/ilustrator

YouTubers. YouTubers hampir pasti punya banyak followers juga di Instagram tapi kalau selebtwit belum tentu. Keajaiban alam.

Agamis atau goals lain dari sisi agama.

Ustaz

Hafiz atau hafizah

Fitness/body shaping
. Plus point kalau cantik. *IYA IYA*

Inspiratif. Ya macam @grace.melia gitu lol

Dancer dan suka share video cover dance dengan lagu ngetop.

Profesi apapun yang berseragam. Ini harus ganteng atau cantik sehingga jadi polisi cantik atau satpam ganteng.

Binatang peliharaan lucu dengan foto artistik. Plus point kalau ownernya cantik DAN kaya.

Pacarnya mereka-mereka yang di atas ini.

DAN KALAU BELI FOLLOWERS LOL. Bisa dicek di socialblade.com untuk cek apakah doi terduga beli followers atau nggak lol.

Apa lagi coba ada yang mau nambahin? Jangan bingung lagi ya kenapa orang bisa jadi selebgram!
-ast-

Tupperware untuk Spa Bayi? Kenalan dengan Little Bee Yuk!

$
0
0
[SPONSORED POST]

Kalau denger Tupperware, yang pertama diinget tentu becandaannya ya nggak? Jokes urusan “lebih baik nggak pulang daripada mama tahu Tupperware hilang” itu nggak ada matinya banget kan. Jenis jokes-nya banyak banget dan berbagai bahasa lho!


Iya, candaan mama lebih sayang Tupperware dibanding anak dan suami itu nggak cuma di Indonesia aja tapi di seluruh dunia. Maklum, Tupperware kan brand internasional yang udah eksis sejak tahun 1948. Jadi udah berapa generasi tuh mamah-mamah pecinta Tupperware lebih protektif ke koleksi Tupperware dibanding ke anaknya? Hahahaha.

Tapi kali ini saya lagi nggak bakal bahas kotak makan warna-warni Tupperware. Karena Tupperware baru aja ngeluarin produk toiletries untuk bayi dan anak. Iyaaaa, ada sampo, sabun, baby oil, baby powder dan banyak lagi! Produk toiletries dan baby spa ini diberi nama Little Bee.

Little Bee adalah produk baru dari Tupperware. Jadi jangan takut dianggap kurang update ya karena ini produknya baruuuu launching banget. Little Bee punya rangkaian lengkap produk perawatan bayi dengan aroma lembut dan menyegarkan untuk baby spa di rumah.

IH PAS SAMA BEBE BANGET NGGAK SIH.

Si Bebe adalah bayi dari mamah millennial yang belum sekali pun ke tempat spa. Dia belum pernah pijit di tempat spa dan nggak punya video berenang dengan ban renang di leher ala buibu Instagram. KENAPAAAA?

Karena dari bayi dipijatnya ya di rumah aja. Saya dan JG ikut kelas pijat bayi waktu Bebe baru lahir dan catat semua step by stepnya. Jadi sampai sekarang pun saya masih suka pijat Bebe abis mandi sebelum tidur. Jadi saya seneng banget kalau ada produk home baby spa gini. Kepake banget karena simpel, nggak perlu bergerak ke tempat spa ahahahaha.


Little Bee punya 6 jenis produk yang bisa digunakan untuk baby spa dari pijat, mandi, sampai perawatan kesegaran. Bonding banget loh momen pijat bayi itu. Apalagi kalau anaknya udah gede dan nggak mau diem. Bisa tiduran tenang ya kalau dipijit doang. Bisa sambil ngobrol banget jadi bener-bener quality time.

Oiya, setiap produk Little Bee ini juga punya Formula+ yang bermanfaat merawat dan menjaga kesegaran rambut serta kulit bayi. Kelamaan intro ya, langsung aja saya kenalin satu-satu produk Little Bee. Semuanya mengandung komposisi yang alami lho! Hypoallergenic dan tidak pedih di mata.

Baby wash dan baby soap



Sabunnya mengandung Formula+, minyak zaitun, dan lamesoft. APAKAH ITUUU? Lamesoft itu
campuran ekstrak alami minyak kelapa dan minyak biji matahari. Jadi nggak cuma membersihkan, tapi juga menjaga kulit tetap lembab. Nggak bikin kering juga padahal kulit Bebe termasuk yang sensitif dan gampang kering.

Baby shampoo




Samponya mengandung Formula+ dan cetiol conditioner yang melapisi dan menjaga kelembutan setiap helai rambut dan memberi volume

Baby Oil



Mengandung Formula+ dan aloe vera, baby oil ini enaaakk banget buat pijit bayi. Wanginya juga lembut dan nggak nusuk. Dan yang terpenting mudah menyerap dan nggak ada sisa minyak nempel gitu. Kulit jadi lembab dan wangi banget. Saya pakein sebelum tidur soalnya kalau malem pake ini, pagi-pagi tengkuknya nggak bau asem hahahaha.

Baby lotion



Favoritttt. Enak banget deh lembut dan nggak lengket sama sekali. Mengandung Formula+ dan oleate (ekstrak alami minyak kelapa) serta vitamin E.

Baby powder



Baby powder Little Bee mengandung formula allantoin yang berfungsi sebagai anti iritasi dan mengikat butiran bedak sehingga bubuk bedak tidak berhamburan. Saya sih pake baby powder untuk area yang sering gatal karena kena karet celana dalam (atau diapers kalau dulu). Soalnya Bebe paha dan perutnya besar, jadi bekas karet itu njeplak banget di badannya. Kalau nggak dipakein baby powder jadinya gatel banget cian.

Penasaran? Kalau nggak dicoba nggak akan tau deh enaknya gimana. Cus beli!




-ast-

Pengalaman Tinggal di Apartemen

$
0
0
HALAAHHH BARU JUGA DUA BULAN LOL. Cuma rada drastis ini bedanya sama di kost dan di rumah jadi layak satu blogpost hahaha. Maksa bodo amat.


(Baca pengalaman lain selama tinggal di Jakarta: KOST DAN RUMAH)

Apartemen yang kami tempatin sekarang ini nggak asing sama sekali. Waktu pertama kali pindah ke Jakarta, saya sempet liat-liat beberapa unit studio tapi terus ya mahal dan nggak sedeket itu sama kantor.

Terus ada sodara ayah saya juga yang punya unit di sini terus bermasalah bayarnya dan akhirnya dibeli sama ayah. Jadi mayan sering bolak-balik ke sini dan kesannya ya biasa aja. Rame banget terus udah.

NGERASA KAYA GITU KARENA NGGAK ADA RENCANA PINDAH.

Waktu memutuskan pindah ke sini dan pertama liat unit yang akan kami tempati (punya temennya JG btw), saya baru sadar wah kok pintu satu sama lain deket banget ya? Lorongnya kok sempit ya? Ini temboknya kok tipis ya? Kok parkirannya becek dan aspalnya bolong-bolong ya? Kok di taman banyak yang ngerokok ya?

KOK INI GEDUNGNYA TINGGI DAN BANYAK BANGET ADA BERAPA RIBU MANUSIA TINGGAL DI SINI YA? APA NGGAK PADET BANGET! TERUS AGAK PANIK LOL.

Seketika langsung mikir “ini apa gue nggak akan serasa punya rumah di gang ya?”

Ternyata iya dan tidak.

Saya seumur hidup nggak pernah tinggal di gang sementara JG sih tinggal di gang banget waktu kecil. Di otak saya tinggal di gang itu berisik, sama tetangga (terlalu) sering papasan, harus banyak senyum sama tetangga kalau ketemu, endebrei, endebrei. Rada mengerikan untuk ukuran saya yang nggak bisa default senyum gini mukanya.

Kenyataannya orang nggak peduli satu sama lain HAHAHAHAHA I LIKE IT. Sebagai ekstrovert yang suka ngobrol sama strangers tapi malas memelihara hubungan pertemanan, saya suka banget tinggal di sini karena SEGITU banyak orang tapi nggak peduli satu sama lain.

Macam nungguin Bebe main di playground ya nunggu aja senyum sama sesama ibu-ibu yang nunggu juga terus main HP. Nggak ada urusan kenalan sama si ibu terus janjian playdate berikutnya hanya karena si Bebe tampak seru main sama anaknya. Nggak ada urusan merasa harus ramah berbasa-basi karena kita tetangga satu tower. HAHAHAHA.

Terus juga kusenang karena banyak expat jadi si Bebe terbiasa melihat berbagai ras dan main sama anak-anaknya. SUNGGUH KALAU LAGI HALU KUMERASA KAYA DI SINGAPUR LOL. Yang nongkrong di warung kopi itu berbagai kebangsaan banget dari kaukasian, orang Arab pake gamis, Cina mainland yang ngomongnya cuma bahasa Cina sampai para Wakanda jualan narkoba (YA TUHAN MAAFKAN KENAPA GUE STEREOTYPING DAN NEGATIVE THINKING AMAT JADI MANUSIA).

via GIPHY

Saking nggak pedulinya sesama manusia, NGGAK ADA CATCALL SAMA SEKALI! Atau ya at least saya nggak pernah denger. Padahal plek tumplek banyak abang-abang nggak jelas gitu dan juga banyak cewe-cewe yang bajunya kebuka banget. Kalian di rumah suka pake tank top dan hot pants rumah yang udah kumel dan melar kan? Atau daster tidur yang udah lusuh?

Nah ternyata model baju seperti itu dianggap sebagian manusia layak dipake ke teras rumah mereka. Nah kebetulan nih di apartemen nggak ada teras kan jadi ya dipake aja di sekitar HALAMAN TOWER DAN KE MALL APARTEMEN HAHAHA. Ingat ya kalau manusia itu beda-beda dan beda itu? TIDAK APA-APA. :)

Karena yang pake jilbab panjang juga banyak. Terus apa jadi negur gitu? Nggak juga. Cuma ada spanduk aja di luar tulisannya “dilarang mengenakan pakaian tidak senonoh”. Sumpah ngakak pas pertama kali baca. Mungkin spanduk itu dipasang karena kalau negur langsung kok ya bikin berantem, jadi diharapkan kesadaran masing-masing aja. Gitulah.

Apalagi ya.

Segalanya ada. Sebut aja mau jajan apa, ada semua. Ke apotek tinggal turun, atm depan pintu banget kebetulan, galon dan gas tinggal WhatsApp langsung nongol depan pintu rumah. Yang jualan tajil banyak, makanan melimpah, tukang cuci sneakers ada (PENTING), toko grosir buat beli beras dan telor ada, toko buah ada, APA AJA ADA LAH POKOKNYA.

Apa jadi boros? Kami jadi malah irit lho! Karena jadi jarang ke mall. Semua kebutuhan sekarang bisa dijangkau dengan jalan kaki. Sungguh love!

Negatifnya satu: berisik. Karena kanan kiri atas bawah kita ada keluarga yang tinggal juga, suara bisa dari mana aja. Kalau tinggal di rumah kan suara cuma dari tetangga kanan kiri kalau misal mereka lagi maku dinding gitu misalnya. Lha ini atas bawah kiri kanan serong kanan kiri manusia semua kan, ada yang geser kursi kepentok dinding aja kedengeran.

Sama satu lagi saya rada insecure karena dulu pintu kost kan selalu pake gembok tambahan ya. Pintu rumah apalagi. Pager digembok, pintu juga digembok. Iya sih dulu nggak punya security yang jaga 24 jam, tapi sekarang rasanya pintu rumah cuma dikunci aja tuh ….

Ya yang bisa naik dan punya akses ke lantai kami cuma sesama tetangga satu lantai sih, tapi apa tetangga satu lantai bisa dipercaya? Gini-gini banget nih orang yang punya trust issues huhu.

APALAGI YA.

Udah sih sementara itu aja. Gimana rasanya nggak menjejak bumi? Biasa ajaaaaa. Tapi sekali lagi tolong catat karena Bebe udah besar dan udah nggak eksplor amat ya. Kalau dia masih merangkak atau jalan tak tentu arah sih kasian kayanya. Dan kami juga di rumah kalau malem doang kan jadi ya so far so good.

SELAMAT SENIN SEMUANYA! DOAKAN KAMI BISA TINGGAL DI APARTEMEN PLAZA SENAYAN ATAU PAKUBUWONO RESIDENCE YA. THANK YOU.

-ast-

Sekolah dan Kelas Sosial

$
0
0

Jadi sejak duluuuu sekali saya sering sekali denger orang ngomong soal mampu bayar sekolah tapi "nggak mampu sama kehidupan sosialnya" atau "sekolahnya sih murah, gaulnya yang mahal". Dulu kalau denger itu saya pasti mikir "halah ya udah nggak usah gaul sama ibu-ibunya ajalah kelar" dan "ya masa karena nggak mampu gaul jadi nggak mau sekolah di situ".

SUNGGUH PEMIKIRANKU TERLALU SEDERHANA.

Karena semakin dewasa diri ini, semakin sadar pula bahwa kok ternyata sekolah dan kelas sosial ini ada hubungannya ya? BENCIK. Dan ya sedih sih sebenernya.

T______T

Pemikiran ini mulai muncul setelah uang SD Bebe terkumpul super ngotot dalam waktu 3 tahun aja dari target 6 tahun. Kemudian JG bilang gini "ya kita jangan jadi berhenti nabung lah, kita tetep nabung aja. Siapa tau uang SD Bebe jadi bisa lebih banyak, jadi Bebe bisa SD di tempat yang lebih bagus lagi".

Di sini mungkin kalian menganggap kami shallow ya karena menganggap sekolah mahal = bagus. Ya pernyataan itu tidak selalu benar dan tidak selalu salah sih. Karena banyak juga anak yang sekolah mahal tapi kok gitu-gitu aja?

Tapi kan argumennya gampang, kalau udah di sekolah mahal dengan fasilitas segambreng, guru yang pintar dan mengayomi, dia gitu-gitu aja apalagi kalau dia di sekolah biasa? Sebaliknya kalau ada anak pinter di sekolah biasa, apa mungkin dia akan jauh lebih pinter di sekolah dengan fasilitas dan guru yang lebih? Logika aja ini maahhhhh.

Ya udah intinya kami agak-agak yeaayy bahagia karena ada kemungkinan Bebe bisa sekolah di tempat lebih bagus. Pilihan jadi lebih banyak dan lebih leluasa. Meskipun babay rencana liburan sampai entah kapan hahahaha. Ternyata nggak bisa tenang nabung liburan sebelum Bebe bener-bener pasti sekolah di mana. :(

(Baca juga: Kriteria SD untuk Bebe)

Sampai suatu hari saya nggak sengaja baca thread panjang di Twitter (yang tidak bisa saya temukan lagi sayangnya). Tentang seorang ibu orang US sih, dia curhat betapa dia berharap anaknya nggak usah diundang ke birthday party temen sekelas. Karena jangankan beli hadiah ultah, buat ongkos ke pestanya aja dia nggak punya.

Saya bacanya masih yang "wahhh kasiaannn" terus retweet karena sedih gitu. Tapi ya udah masih nggak mikirin amat. DAN KEMUDIAN KAMI NONTON VIDEO ULTAHNYA ANAK ARTIS YANG GEMAS. *tebak sendiri lol*

Di video itu si anak lucu ulang tahun di sekolah. Sekolahnya di sini nih deket rumah saya. International school dong ya, pengantarnya bahasa Inggris. Metode sih sama kaya sekolahnya Bebe, montessori. Tapi dia pake Reggio Emilia approach juga jadi ceritanya paket lengkap lah. Saya jadi penasaran juga berapa ya tuition fee-nya? Browsing sana-sini ternyata nggak semahal international school lain. Ya mahal tapi kalau dibanding yang lain ini lebih murah.

Tapi bahkan di international school yang "murah" itu aja, saya mencelos liat hadiah dari temen-temennya. Di situ saya baru ngerasa relate sama si ibu-ibu Twitter yang berharap nggak usah diundang aja ke ultah daripada bingung harus ngasih kado apa.

(Baca: Apakah Anak Perlu Preschool?)

Karena sebagai pecinta toko mainan dan wajib keliling toko mainan tiap ke mall, saya tau persis harga-harga kado itu. Semuanya jutaan HAHAHAHAHUHUHUHU. Atau ya mungkin ada kado-kado murah tapi tidak ditunjukkan dalam video ya siapa tau kan mari kita positive thinking lol.

Sekarang ambil tengahnya satu kado Rp 2juta. Sekelas ada 20 anak. Apakah dalam setahun saya harus punya budget Rp 40juta untuk beli kado DOANG? Kado buat ANAK ORANG pula? Nggak mungkin dong kitas kasih mereka kado murah kalau pas anak kita ultah dia ngasihnya kado mahal?

*merunduk makin rendah seperti orang berilmu* *berilmu dan minder beda tipis*

Saya cerita sama JG kemudian kami berdua menghela napas. Ternyata ini yang dibilang orang sebagai "mampu bayarnya tapi nggak mampu gaulnya" dalam urusan memilih sekolah. Sedih banget.

via GIPHY

Sedih karena ngerasa ya gap-nya akan ada terus. Orang kaya makin pinter dan ya gedenya makin kaya. Yang kelas menengah kebanyakan ya stay di tengah, kebanyakan akan jadi karyawan si orang kaya. Yang di bawah ya lebih susah lagi ngejarnya, kecuali sangat sangat sangat pintar.

Itu baru urusan kado ultah dan katanya banyak ya sekolah yang melarang rayain ultah di sekolah. Tapi tetep aja, gimana urusan gaulnya si anak? Urusan temen-temennya liburan ke negara entah apa sementara ya kami kalau liburan ya nggak mampu bayar sekolah di situ. Urusan mainannya, urusan bajunya, urusan jajan dan makan di luarnya. HUHU.

Sekarang aja ada anak daycare-nya Bebe yang mobilnya Alphard. Si Bebe mempertanyakan loh: kenapa dia mobilnya besar sementara kita kecil? Anak 3 tahun bisa tau kalau mobil itu beda-beda. Sejujurnya saya sempet bingung jawabnya dan nanya sama temen kantor "anak lo pernah nanya gitu nggak? Enaknya dijawab apa?" Untungnya masih bisa dijawab "mobil itu yang penting bisa jalan dan ada AC-nya, kita cuma bertiga jadi mobil kecil gini cukup sekali".

Kebayang di umur 13 tahun pertanyaannya akan kaya apa kalau sekolah di tempat yang nggak sesuai kelas sosial.

T______T

Oh iya. Ada lho anak yang tidak peduli sama hal-hal kaya gini. Ada banget saya tau anak-anak yang nggak mikirin hal-hal ginian dan nggak peduli sama barang-barang kepunyaan temennya. TAPI YANG MIKIRIN JUGA ADA BANGET KAN. Dan kita nggak tau anak kita di golongan yang mana jadi ya apakah nggak sebaiknya memang pilih sekolah yang sesuai kelas sosial?

Pusing ya jadi orangtua. Saya langsung relate gitu sama Geum Jandi pas masuk Shinhwa High School. Dia sempet nggak mau kan karena takut sama pergaulannya, tapi orangtuanya ngotot karena ingin anaknya dapet yang terbaik, gratis pula. Orangtua di mana-mana ternyata memang sama, bahkan di drama Korea. *HALAH*

Jadi ya gitulah sharing hari ini. Tapi pemikiran kaya gini mungkin hanya muncul dari kami-kami yang mati-matian nabung buat sekolah anak sampai nggak punya apa-apa. Kalau yang nggak ngoyo mungkin nggak mikir gini ya. Entahlah.

Kalian tipe yang mana? Sekolah di mana-mana sama aja atau mati-matian cari sekolah "sempurna" kaya saya dan JG?

-ast-

Menikah Beda Kasta dan Urusan Mertua

$
0
0
Dari postingan yang kemarin yang tentang sekolah dan kelas sosial, banyak sekali yang DM saya kalau dulu merasakan hal serupa. Gimana rasanya selalu minder di sekolah karena temen-temennya jauh lebih kaya. Jadi kasusnya beda kelas sosial di lingkungan sekitar kan ya.



Nah tapi terus ada yang DM beda sendiri. Pertanyaannya: gimana kalau nikah sama orang yang kelas sosialnya beda? NAH DARI DULU NIH PENGEN NULIS INI.

Karena selama ini saya selalu menekankan kesamaan PRINSIP sebelum menikah. Dan prinsip itu bisa didiskusikan serta disepakati. Makanya salah satu postinan saya yang terpopuler adalah 30 pertanyaan yang harus ditanyakan sebelum menikah. Tapi seinget saya, saya belum pernah bahas sedikit pun urusan beda kasta dalam urusan keuangan dan kemungkinan keribetannya urusannya sama mertua di kemudian hari.

Sebagai background, kalau dari sisi keluarga, keluarga saya dan JG nggak ada di kelas yang sama. Dulu keluarga JG tinggal di gang, hidupnya susah karena bapaknya dulu cuma tenaga honorer dan belum jadi PNS, nggak punya mobil apalagi liburan, bapaknya kerja keras biar 4 anaknya bisa sekolah dan harus kuliah. Keadaan mulai membaiknya kapan coba? Setelah JG kerja. :))))

Jadi dia kerja awalnya ya untuk keluarga banget. Beli mobil biar kakaknya yang lagi hamil bisa lebih nyaman kalau pergi-pergian, beli rumah biar mamanya bisa tinggal di tempat yang lebih tenang. Makin idola banget nggak nih sama JG? XD

Untungnya bapaknya masih kerja banget untuk sekolah adik-adiknya jadi ya kami nggak perlu biayain adik-adik serta keluarga JG. Keadaan keluarganya juga udah jauh lebih baik daripada dulu. Nah setelah kaya gini baru saya ketemu sama dia. Jadi ketemunya emang dia keliatannya udah "selevel" sama saya dan keluarga.

Nggak kok keluarga saya nggak kaya raya hahahahaha. Tapi emang saya nggak pernah hidup susah. Nggak pernah tau rasanya kurang uang untuk beli sesuatu atau kurang ongkos. Nggak punya mobil sendiri dan naik angkot banget kok ke sekolah dari SD sampai kuliah. Mungkin karena anak pertama ya, adik-adik saya sih merasakan kondisi keluarga yang jauh lebih baik. Adik-adik saya dianterjemput supir kalau les, saya sih dianterjemput ayah dulu soalnya belum punya supir pas saya kecil mah.

Anyway dari situ aja kalian bisa liat ya perbedaan itu sebetulnya bisa aja ada tapi jadinya nggak ada karena apa? Karena saya sendiri dari dulu takut pacaran sama orang kaya hahahahahahaha.

Dulu ada temen saya yang kaya banget. Tipe yang tiba-tiba mobilnya baru karena yang lama diambil paksa sama bapaknya. Diambil paksa karena dinilai sudah terlalu tua. Padahal mobil lama umurnya baru 2 tahun hahahaha.

Dia nggak naksir saya tapi itu semakin mengukuhkan bahwa saya nggak akan mau nikah sama anak orang kaya. Karena like duh, yang paling sederhana aja aku harus memakai baju apa saat ketemu keluarganya? Hidup sudah penuh masalah tak perlulah ditambah-tambah lol.

Intinya ya selalu berprinsip: find someone in your own league. Menikahlah dengan yang selevel dalam hal apapun termasuk ekonomi. Karena kalau nggak begitu repot ngejarnya. Kalian selamanya akan jadi "si miskin" dalam keluarga dan akan banyak hal yang nggak kalian mengerti.

Belum lagi hidup kalian mau nggak mau pasti akan ditanggung oleh salah satu pihak. Rumah dan seisinya dibeliin mertua, mobil dibeliin mertua, HP dibeliin mertua, dana pendidikan anak ditabungin sama mertua, belanja bulanan dibelanjain mertua, supir dan nanny digaji mertua, uang kalian utuh banget makanya bisa liburan ke mana-mana. Tapi yang terjadi berikutnya biasanya adalah, keputusan rumah tangga kalian juga pasti jadi ada campur tangan mertua.

Disuruh punya anak lagi nggak bisa nolak karena "loh anak pertama aja kami yang biayai kan?" meski tidak tercetus tapi mungkin tersirat. Mertua minta apa pasti nggak bisa nolak. Selalu ada urusan balas budi kan?

DAN INI BISA SAJA TIDAK TERJADI LOH YA. Saya nggak mau generalisir juga. Pasti ada mertua kaya raya sempurna di luar sana yang nggak mau ikut campur urusan rumah tangga anaknya padahal ikut biayain semua. Cuma kebetulan nggak ada temen saya yang begitu hahahaha.

Temen-temen saya yang mertuanya lebih kaya pasti ikut campur. Karena mereka menganggap dengan ngasih uang dan ikut campur sebagai bentuk sayang. Ikut campur nggak selamanya salah, tapi sekalinya salah (masa manusia nggak pernah salah?) gimana mau ngeluh atau komplain sih orang selama ini hidup kalian dicukupi kan?

Sebenernya hal ini nggak akan terlalu repot kalau kalian tipe nrimo. Oh kata suami gini, oke nurut. Oh kata mertua gini, oke nurut. Tapi kalau tipenya kaya saya yang selalu punya pandangan sendiri dan nggak mau diganggu gugat orang lain? Ya repot. Makanya sampai sekarang nggak deh berusaha minta uang atau bantuan apapun dari orangtua dan mertua. Termasuk bantuan jagain Bebe karena ya, kami hidup dengan cara ingin hidup dengan kami sendiri apapun itu.

Jadi ya, menikahlah dengan yang sekasta kalau kalian ingin hidup tenang. Menikahlah kemudian cari uang sendiri kalau kalian ingin pernikahan yang benar-benar diputuskan berdua tanpa campur tangan pihak lain.

Oiya, saya juga jadi inget beberapa waktu lalu share soal KPR di Instagram Story. BANYAK BANGET BANGET BANGET yang bingung soal KPR karena DP-nya dibayarin mertua. Mau dijual bilangnya bingung, mau diterusin kok ya nggak betah dan pengen pindah, dan lain sebagainya. Intinya jadi serba bingung karena sejak awal keputusannya tidak hanya berdua.

Kalau kalian tidak masalah dengan hal-hal seperti ini dan memang bertujuan pengen hidup enak meski tidak punya suara, go ahead lah cari pacar kaya. Tapi kalau kalian seperti saya yang ingin ngatur hidup sendiri, mending cara pacar selevel dan kerjalah sendiri. Definisi hidup bahagia kan beda-beda ya buat semua orang. Ada yang lebih suka banyak uang meski sebenernya gretekin gigi tiap ada urusan keluarga, ada yang lebih suka damai-damai aja meski mau liburan aja nunggu anak masuk SD dulu lol.

Demikian. Semoga mencerahkan bagi kalian-kalian yang masih bingung soal pernikahan. Next saya mau bahas gimana mensiasati gaya hidup yang beda bagi suami istri. Istri boros suami hemat atau sebaliknya. NANTI YAAA.

Selamat weekend!

-ast-

Akhir-akhir Ini

$
0
0


Minggu ini capek banget. Mungkin karena bulan puasa ya, badan nggak terlalu fit karena kurang tidur tapi pas banget akhir bulan dan di kantor banyak kerjaan ngerjain laporan ini itu. Yang terjadi ya kaya biasa, blog kececeran plus sakit tenggorokan hahaha.

Padahal udah bikin rencana post sebulan lho! Cuma ya tetep berserakan jadwalnya karena ternyata ketika kerjaan sehari-hari lo nulis dan lo harus nulis buat blog juga rasanya ... pusing harus nulis yang mana duluan lol.

Plus alhamdulillah banget bulan ini lagi banyak banget job di blog jadi ya harus maksain ngerjain kan. Nah Tuhan Maha Adil ya, karena saya sempet ngerasa sedih hanya akan dapet THR pro-rate tahun ini (ya maklum baru pindah kerja) eh ternyata job di blog kalau dijumlahin angkanya jauh melebihi THR yang harusnya saya dapet dari kantor lama. Jadi ya, rezeki tidak akan tertukar, cuma harus kerja ekstra aja.


Dan baru sadar, kembali ke redaksi itu ternyata SESIBUK itu ya hahahaha. Antara sibuk karena di redaksi dan sibuk karena saya "turun jabatan" sih kayanya. Dulu udah di level strategis, mikirinnya strategi doang, yang eksekusi ya team. Kalau ada komplain atau ada keluhan baru pasang badan. Sekarang balik jadi eksekutor hahaha.

Tapi ini yang saya mau sih. Masih harus banyak banget belajar apalagi di perusahaan kecil. Beda banget karena sebelum-sebelumnya saya selalu kerja di perusahaan yang established kan. Jadi belajar banyak how to run a business gitu. Semoga suatu hari bisa punya perusahaan sendiri ya. Nanti suatu hari ketika sudah sanggup mikirin harus ngegaji orang dan bukannya enak-enak menghitung hari sampai ke hari gajian hahaha. Aamiin.

Terus saya juga lagi semangat menggambar lagi. Udah ada beberapa DM masuk nanya rate gambar, belum berani saya jawab karena takut keteteran. Tapi jadi kebayang banget serunya jadi content creator ya, seharian di rumah nulis, gambar, bikin video. Masalahnya gajinya manaaaa. Seru sih seru tapi di posisi saya sekarang, gajinya masih akan belum sama kaya kalau kerja sih pasti.

Nantilah ya, suatu hari. Kata JG "kalau bisa kerja plus sampingan nulis dan gambar kenapa harus keluar kerja?" Iya sih. Kerja sama orang emang pas banget buat esktrovert-ekstrovert haus obrolan dengan orang lain. Sisanya sampingan aja hahaha.

Tuh kan, yang dipikirin uang dan kerjaan terus ya.

Jadi inget kata JG:

"Aku kangen zaman Soeharto, bener dulu mah aku nggak perlu mikirin uang, aku bisa main doang tiap hari ..."

IYA KARENA KITA MASIH SEKOLAH HAHAHAHAHA NGAPAIN MIKIRIN UANG. :)))))

Nanti pasti ada yang komen, mikirin uang mah nggak ada abisnya. Iya tau banget tapi jadi orang dewasa itu nggak sepenuhnya mikirin uang kok. Dalam sehari aja banyak banget yang dipikirin.

Mikir malem ini mau buka puasa apa? Apa harus masak dulu atau cus aja makan di luar? Mikir bagi waktu apa ngerjain laporan dulu atau nulis blogpost? Mikir kok ya internet banking error mulu mau bayar tagihan cc jadi susah.

Mikir ini kayanya rumah butuh karpet baru, beli di mana ya kok bingung? Oiya laptop juga butuh sleeve nih kasian amat nggak dipakein sleeve? Eh si Bebe sepatu udah kekecilan tapi belum nemu sepatu yang sreg juga deh kasian. Mikir nyuci nggak ya hari ini yang udah dicuci aja belum sempet dilipet. DAN SEGAMBRENG PEMIKIRAN LAIN DALAM SATU WAKTU.

Apakah itu risiko lulus kuliah dan bekerja?

Kayanya terakhir pas kuliah kekhawatiran gue cuma nggak lulus tepat waktu jadi nggak bisa cum laude dan nggak diumumin pas wisuda hahahaha #attentionwhore lol.

Waktu kecil kita pengen banget jadi orang dewasa dan bisa ambil keputusan sendiri. Udah gede dan bisa ambil keputusan sendiri kok ya pusing sendiri hahahaha.

Tapi di luar segala kelelahan karena tanggung jawab sebagai orang dewasa. SAYA LAGI HAPPY BANGET LHO. Karena buku akhirnya terbit HAHAHAHAHAHA. Udah ada di Gramedia per tanggal 28 kemarin ya gengs.

Udah ah aku mau leyeh-leyeh dulu. Bye.

Baca postingan soal kehidupan lain di sini ya: Tentang Hidup

-ast-

DI BALIK LAYAR SUSAHNYA JADI IBU

$
0
0
sesibuk itu sampai ga sempet foto bukunya doang lol

Akhirnya buku aku dan Gesi terbit jugaaa!

*TIUP TEROMPET* *SEBAR CONFETTI*

via GIPHY

Sejujurnya prosesnya lama banget karena jarak memisahkan dan kami berdua sibuk banget. SIBUK BANGET HARUS DI-BOLD.

(Baca cerita Gesi di sini, mungkin lebih detail lol: Lahirnya Buku Susahnya Jadi Ibu)

Mulai omongan awal itu di bulan September 2017 dan baru bulan depannya mulai nulis dikit-dikit tapi belum intens. Bikin kerangkanya aja lama banget karena pengen segala ditulis lol.

Kami berdua berhutang pada Google Docs dan Sheet banget sih karena jadinya bisa nulis berdua tanpa harus bolak-balik email. Dan iyes, kami nulisnya di Google Sheet bukan di Docs karena pusing mikirin ilustrasinya.

Jadi kami nulisnya kaya gini dan surprisingly gampang banget jadinya karena jadi keliatan halaman mana yang masih kosong dan halaman mana yang udah selesai.


Masalah berikutnya juga kami tidak mau melulu bercerita tentang diri sendiri jadi ada beberapa chapter yang dibuat universal. Untuk chapter-chapter itu kami sepakat untuk pake panggilan ayah-ibu instead of mami-papi atau ibu-appa.

Terus apalagi sih yang harus diceritain kalau disuruh cerita proses kreatif itu HAHAHAHA BINGUNG. Abis nggak sempet foto banget nih halaman dalem bukunya. Tar aku share di Instagram aja yaaa.

Intinya kerja bareng Gesi nulis buku ini smooth banget. Kami berdua tipe perencana gitu jadi semua dibuat to do list dan tersusun rapi kusenaaaanggg. Kebayang kalau kerja sama orang yang nggak rapi terus berantakan dan nggak jelas deadline-nya wah bye kayanya nulis gini doang bisa stres.

Terus ini juga buku kedua kami jadi kurang lebih kami jadi punya bayangan kerja bareng penerbit. Jadi nggak blank banget gitu. Dan di era WhatsApp ini betapa enaknya nulis buku bisa ngobrol di group dengan editor dan ilustratornya detik itu juga jadi revisi-revisinya cepet.

Isi bukunya kurang lebih kaya blog aku dan Gesi. Cerita ringan seputar motherhood yang nggak berpihak, no judgment, dan ada komentar dari expert untuk topik-topik tertentu yang memang butuh dikuatkan oleh expert seperti dokter anak atau ahli gizi.

Kalau kata JG sih bukunya seru banget! Sementara saya yang memandang sebelah mata dan komen:

“Iyalah yang nulis istri kamu dan topiknya anak kamu?!” HAHAHAHA

Tapi semoga kalian juga suka ya!

OIYA SOAL ILUSTRATOR!

Awalnya kami mau kerja bareng Puty. Simply karena dia ibu-ibu juga jadi pasti bisa ngerti apa yang kami mau. Tapi dalam perjalanannya kami harus berpisah ahahahaha karena ya kalian cek aja deh Instagram Puty, sungguh bertolak belakang sama aku dan Gesi kan.

Puty itu ilustrasinya simple, rata-rata two tone gitu dan cuma sesekali gambar full color. Nggak sesuai dengan gaya aku dan Gesi yang colorful banget. Jadi pas Puty kasih contoh halaman yang udah diilustrasi kami yang “sepi ya”.

Terus Puty revisi dan dibikin rame dan komen kami masih tetep “mmm, sepi ya” HAHAHAHA Emang beda selera tandanya ya. Jadi kamu pun berpisah for good. Karena kalau dipaksain takutnya Putynya nggak hepi karena maksa keluar dari style dia dan kami berdua pun tentu tidak hepi karena nggak sesuai dengan style yang kami mau.

Abis itu bingung selama sekitar 2 minggu untuk cari ilustrator pengganti. Sampai akhirnya editor kami menyebut nama Frans dan saya seneng banget karena udah lama banget follow Frans!

Long story short akhirnya kami kerja bareng Frans yang baru aja lulus kuliah (apa masih kuliah ya kok lupa lol) dan lama lama lama lama lama, revisi ini dan itu banyak banget sampai akhirnya selesai.

TERUS SIBUK LAGI.

TERUS LUPA KALAU LAGI NUNGGU BUKU TERBIT.

Minggu lalu Gesi tanya ke editor kapan bukunya terbit dan dijawab ... “Senin 28 Mei udah ada di Gramedia”


LAHHHH KAPAN PO-NYA KALAU GITU? AHAHAHAHAHAHA.

Iya awalnya kami rencana PO dengan dua merchandise khusus. Satu bikin sendiri satu lagi disponsorin Kawung Living. Karena udah lewat dan nggak keburu PO, akhirnya kami bikin special offer deh.

Ini dia special offernya. Bisa dibeli langsung di Tokopedia paling lambat tanggal 7 Juni dan selama persediaan masih ada.


UPDATE: Saya nulis ini kemarin sore sebelum special offer. Special offer dibuka jam 7 malem untuk 90 buku dan habis dalam 7 jam aja jadi yaaaa ... habis. MAKASIH BANGET SEMUA YANG UDAH BELI YAAA!

AYO DIBELI! UDAH ADA DI GRAMEDIA HARGANYA RP 75RIBU AJA! CUS! Atau bisa juga klik link ini ya!

-ast-


Ponds Age Miracle Wrinkle Corrector Day Cream Review + Event Report!

$
0
0
Ponds Age Miracle Wrinkle Corrector Day Cream Review + Event Report!

[SPONSORED POST]


Cewek-cewek angkatan saya kayanya hampir semua pake Ponds deh ya sebagai skin care pertama. Saya masih inget dulu kelas 1 SMA, sahabat saya panggil saja dia Shanshan selalu nyempetin cuci muka di sekolah saat istirahat kedua kemudian pake Ponds dan seketika wajahnya cerah!


Muka-muka butek anak SMA abis belajar seharian hilang seketika. Dari testimoni dia juga (dan maksa saya coba pake), saya juga jadi beli Ponds White Beauty sampai bertahun-tahun kemudian.

Nah kemarin pas tiba-tiba diundang Clozette Gathering Event: Never Stop Glowing di Wyl’s Kitchen Veranda Hotel, saya jadi teringat masa-masa menganggap Ponds sebagai holy grail. Rada kerasa ditampar juga karena kali ini diundangnya event Ponds Age Miracle hahahaha.



Ya maklum usianya udah bukan 15 tahun lagi ya sis. Udah hampir dua kali lipat ya sewajarnya diundangnya sama range anti aging lol. Jadi ngapain aja saya di event itu?

Acaranya talkshow seputar tips biar kulit selalu glowing meski usia udah nggak belasan tahun lagi. Ini emang nyebelin banget ya. Dulu waktu umur masih early 20, ini kulit cuma cuci muka doang aja kinclong banget nggak ada kerut apalagi flek. Lha sekarang perasaan udah pake skin care segabruk tetep aja flek dan kerutan nongol-nongol juga.

Hadir untuk sharing seputar cara merawat kulit dan membagi waktu dengan keluarga, desainer Jenahara Nasution, presenter Fenita Arie, dan si cantik idola ibu-ibu masa kini Sabai Dieter yang tentu datang bersama Bjorka.



Ternyata problem mereka juga sama-sama aja ya. Kok bisa sih kulit yang dulu nggak kenapa-napa tiba-tiba rasanya jadi butuh perawatan ekstra. Saya relate banget terutama sama Sabai karena ternyata kami seumuran (beda sebulan doang lahirnya), sama-sama punya anak satu, dan sama-sama mikirin skin care jelang usia 30 hahahaa.

Yang jelas mereka semua beberapa tahun terakhir pakai rangkaian produk Ponds Age Miracle yang terdiri dari Cell ReGEN Facial Foam untuk bersihin muka, Wrinkle Corrector Day Cream untuk menyamarkan kerutan, dan eye cream untuk perawatan di bawah mata.

Karena menurut mereka bertiga, kerutan itu harusnya dihindari lho bukannya diobati. Jangan nunggu ada kerutan dulu baru pake skin care, tapi sebelum muncul ayolah dirawat duluan. Biar nggak nyesel yakannn.

Abis itu ada workshop gambar wuhuuuu aku senang! Sama mbak Puri @idekuhandmade ya ampun sungguh excited karena aku ngefans sama dia dari sejak zaman kuliah! Masa-masa di mana mbak Puri masih bikin boneka bantal dari kain perca. Inget banget dulu sempet cool banget boneka owl-nya idekuhandmade hahahaha.



Nah terus aku dikasih juga kan Ponds Age Miracle Wrinkle Corrector Day Cream untuk dicoba di rumah. Gimana reviewnya?



Dari packaging, Ponds Age Miracle ini terkesan mewah banget karena kemasan kaca dengan tutup plastik yang kokoh dan nggak ringkih. Di bagian dalem juga ada penutupnya lagi jadi nggak akan berceceran ke mana-mana.



Oiya buat yang udah lama tau Ponds Age Miracle, varian yang saya punya ini versi terbarunya lho. Kini mengandung Retinol-C Complex yang bisa bekerja 24 jam melepaskan bahan aktif retinol agar kerutan tersamarkan lebih cepat dan wajah tampak lebih muda. Udah ada SPF-nya juga SPF 18++ PA. Tapi untuk yang kerjanya di luar ruangan, tetep tambah sunscreen ya! Ini kan baru day cream aja, akan lebih nampol kalau ditambah sunscreen yang SPF 50++.



Pas dicoba, teksturnya agak thick tapi nggak lengket sama sekali dan cepat meresap. Wanginya lembut banget khas Ponds sejak zaman dulu. Di kulit saya sih nggak bikin kering atau bruntusan bahkan jerawatan. Enak aja kulit jadi lembut dan glowing banget. Liat deh bedanya sisi tangan yang pake dan yang nggak pake.



Karena belum seminggu pake, saya belum bisa bilang efek untuk keriputnya karena nggak ada lho ya skin care yang instan. Kalau instan justru jangan dipercaya nanti malah bahaya.

Buat saya selama day cream ini enak dipake, nggak lengket, dan nggak bikin oily, maka udah cukup banget. Biarkan retinol bekerja dulu untuk beberapa waktu baru nanti kita liat hasilnya. Di klaimnya sih hasil akan terlihat dalam waktu 2 minggu.

Oiya, yang paling penting, day cream ini gampang dicari di mana-mana karena available di supermarket dan drugstore. Suka rada emosi kan ya kalau baca review produk bagus tapi susah dicari.

Kalian ada yang pake Ponds juga sejak remaja? Mana sini ngacung semua! Jangan lupa ganti jadi Ponds Age Miracle ya biar kulit tetep glowing memasuki usia 30 tahun #NeverStopGlowing!

-ast-

Suamiku Sayang

$
0
0
GILA CRINGEY ABIS JUDULNYA. Ini saya udah PASTI dinyek banget nih pasti gara-gara judul ini HUHU BIARLAH SEKALI-KALI YA.


Iya jadi akhir-akhir ini saya sibuk banget sampai capek. SIBUK NGETS mana lagi bulan puasa jadi jam tidur keganggu kan mau nggak mau ya ngantuk dan lemes. Dari urusan kantor yang nggak akan pernah selesai, ketambahan urusan buku.

Iya keliatannya saya nggak pantes ngeluh tapi beneran nggak nyangka ngirim-ngirim barang itu melelahkan ya. Untung dari awal kepikiran pake Tokopedia (jangan tanya kenapa nggak pake yang lain ya, we have our own reason, nggak endorse juga kok).

Kebayang kalau nggak pake marketplace, maka kami harus terima order via email/WhatsApp, itung ongkir manual, nunggu orang transfer, terus konfirmasi bayar, terus rekap alamat dan print. Ini karena pake marketplace, saya tinggal print alamat doang kelar.

DIPIKIR CUMA BEGITU. Ternyata tetep capek juga karena harus bolak-balik bawa dari apartemen saya ke apartemen Adit. Naik turun dan masukin mobil berapa kali tuh. 100 buku itu sama sekali nggak ringan lho. Pake travel bag gede aja harus dua biji.

Dari ambil buku dari penerbit, naikin ke dari parkiran ke kamar untuk saya tanda tangan, pack ulang bawa ke apartemen Adit, Gesi tanda tangan, janjian lagi sama Adit, angkut lagi ke apartemen kami, bungkusin, tempelin alamat, kroscek ke data di Toped, packing lagi, ANGKUT LAGI bawa turun ke parkiran untuk dikirim.

Masih juga harus masukin resi satu-satu. Sementara pulang malem terus. Waw sungguh merasa langsung butuh asisten (dan merasa nggak sanggup punya bisnis sampingan lol).

UNTUNGNYA PUNYA ASISTEN. HUHU. KASIAN SUAMIKU ASISTEN YANG PALING CAPEK KARENA BOLAK-BALIK NGANGKUT BUKU. Sampai kemarin pagi pun dia yang bawa ke JNE deket kantor sementara istrinya molor lagi karena ngantuk sumpah.

Padahal di rumah saya juga nggak ngapa-ngapain. Kalian tau kan ustaz-ustaz suka bilang “istri itu tugasnya manager rumah tangga”. Saya literally manage DOANG. Pasti tidur duluan karena dia masih beres-beres atau kalau bulan puasa gini abis subuh saya tidur lagi sementara dia ya beres-beres.

(Baca: Mengatur Keuangan Keluarga)

Sebagai manager, tentu saya manage urusan uang yang bahkan dia nggak pernah tau persis nominal uang kami ada berapa. Yang penting kalau dia mau sesuatu selalu boleh beli (kecuali mintanya Harley wtf). Yang penting makanan selalu ada, gimana pun caranya. Katering atau beli apa aja JG nggak pernah protes kecuali kalau keseringan jajan mahal karena dia takut uang abis hahah. Pagi-pagi saya kasih to do list apapun juga dikerjain.

Saya cuma diminta nyuci. NYUCI ITU MENCET TOMBOL DOANG. Karena yang masukin cuciannya dia, yang jemurnya dia juga, yang ambil dari jemuran dia juga.

Yang masak dia juga, yang cuci piring dia juga, yang beres-beres rumah dia juga. Yang ngomel karena si Bebe berantakin rumah ya dia juga hahaha.

Sampai pada titik saya bilang:

“Sayang akhirnya aku tau pembagian tugas kita, aku berkarya, kamu ngerjain tugas rumah tangga ya?”

HAHAHAHA. #win

Ya iya dong kalau saya nggak berkarya nanti nggak jadi istri membanggakan kan gimana. Bagi JG, punya istri membanggakan itu lebih penting dibanding istri yang ngerjain tugas rumah tangga.

via GIPHY

Dan ya bisa kaya gini karena perjanjian awal sebelum nikahnya emang kaya gini sih. Dia bercita-cita jadi stay at home dad, di rumah beres-beres, masak, main sama Bebe dan nunggu saya pulang kerja.

nyuruh pindah kerja supaya dia bisa ongkang-ongkang dan ngelem alamat pembeli dagangan itu maksudnya *DIJELASKAN*

JADI SEBAGAI ISTRI APA KONTRIBUSINYA? MMM APA YA LOL.

Saya bantu kookkkk bantu banget dengan bacain Bebe buku setiap hari, ngajarin Bebe baca tulis, main sama Bebe, dan ya pokoknya urusan edukatif sama Bebe sih urusan saya karena si Bebe nggak bisa serius kalau sama JG mah.

Alhamdulillah ya ternyata setelah dipikir-pikir ada kontribusi juga lol.

Bersyukur banget punya suami kaya gini. Yang jarang banget berantem dan kalau pun sekalinya berantem nggak pernah lama-lama karena kangen. Nggak lama-lama itu 15 menit doang gengs. Huhu.

Emang kalau sama orang lain dia nyebelinnya sumpah. Suka malu-maluin karena suka nyapa orang nggak kenal di mall sok akrab gitu (Adit yang introvert sampai stres HAHAHA). Suka juga gabung makan siang sama geng orang lain di kantin kantor yang padahal nggak kenal sama sekali.

Suka tiba-tiba joget di tempat umum, dari Bebe awalnya malu dan kesel sama appa sampai sekarang dia ikutan joget juga. Untung sekarang udah nggak suka ngeyel pengen nyanyi di nikahan orang. Dulu suka nyanyi di nikahan orang padahal suaranya fals huhu. Mengapa.

(Cerita lebih detail pernah ditulis di sini: Suami yang Nyebelin)

Saya juga nggak pernah dilarang-larang mau ngapain pun, ya karena saya juga nggak pernah larang-larang. Larang rambut gondrong sih soalnya pasti ketombean jijik huhu. Dan yang terpenting, semua uang dia dari gaji, THR, hingga bonus ya saya dong yang pegang HAHAHAHAHA.

Eh jadi pengen nulis tentang larang-larang ini deh nanti ya. *kebiasaan suka janji-janji pengen nulis apa tau-tau ketumpuk terus lupa lol*

Jangan lupa baca di buku “Susahnya Jadi Ibu” ya gengs. Ada surat menyentuh hati di bagian terakhir untuk suami-suami kami yang selalu full support. *ujung-ujungnya promo lol*

1460, always.

-ast-

Baca cerita lain di Tentang Kami atau When It's Only Jg & AST!

2009 vs 2018

$
0
0


Tadi pagi saat sahur saya dan JG ngomongin Diana Rikasari yang kebetulan muncul di feed Instagram. Saya bilang JG, saya "kenal" Diana dulu sekali di sekitar tahun 2008 saat Diana masih di DeviantArt dengan foto-fotonya yang diedit artsy (serta pernah berponi pink lol).


Setelah sahur saya jadi scroll blognya Diana di tahun 2009 dan nostalgia beberapa brand indie lokal yang dia foto, persis endorse Instagram zaman sekarang dengan foto yang unpretentious. Ada Betty La Shop-nya Sabila Anata, Beatnik, OnlyI. Zamannya fashion blogger itu ya Diana, Heidi Kalalo, Bethanny Putri plus Evita Nuh yang masih kecil banget.

Bisa dibilang selain mulai muncul blogger-blogger yang ngetop (thanks to Gogirl!) 2009 adalah tahun kebangkitan online shop. Orang mulai percaya belanja online di fanpage Facebook dan blogspot (setelah sebelumnya online shop itu hanya di Multiply).

Jualannya masih bener-bener atas asas kepercayaan dan kayanya jarang banget yang nipu deh. Saya salah satunya jadi sis-sis online shop berjualan kalung handmade di fanpage HappyBee! yang dalam sekejap punya followers 5ribu. Kalung itu tentu mampir ke blognya Diana karena dulu kayanya SEMUA online shop handmade/lokal ya kirim ke Diana. Jaminan laku gitu lol.
kalung buatan saya, blogpostnya masih ada di sini.
Dari jualan itu saya bisa beli Blackberry Javelin sendiri. Harganya Rp 3,8juta tahun segitu mahal kan ya hahahaha Saya juga banyak temenan sama pelanggan dan sama-sama sis online shop. Karena dulu fanpage itu nggak bisa message! Jadi kalau mau chat sama calon pembeli, ya mereka harus add Facebook pribadi/Yahoo! Messenger saya atau ngobrol di Twitter. Atau ya smsan pake nomer Esia ahahahaha.

masa-masa beli cottonink yang bales carline herself. :D

Tapi yang menohok dan jadi trigger blogpost ini bukan tentang saya jualan. Tapi tentang ol shop "angkatan saya" dulu yang sama-sama minta support Diana. Ya nggak semuanya masih ada sampai sekarang juga sih, tapi banyak yang sekarang jadi nama besar.

Ada Mannequin Plastic yang wow banget sekarang udah buka counter di PIM dan Lotte Shopping Avenue lewat PINX PROJECT. Ada Wondershoe yang legend banget karena punya flat shoes ukuran besar. Sampai Cotton Ink yang dulu masih jualan di blogspot dan jualannya cuma cotton shawl 60ribuan (saya punya empat hahahah). Di luar itu ada idekuhandmade yang masih buka workshop bikin bantal kain perca yang legend berbentuk owl hahahaha. Sweet old times. :')

fringe shawl dan acid wash dari cotton-ink

Kalau lagi nostalgia gitu mau nggak mau mikir, kok gue nggak seriusin di situ sih? Kesel banget, coba kalau diseriusin mungkin sekarang udah jadi apa. (APA?) Ya mungkin udah punya store atau brand sendiri.

Tahun lalu ini jadi masalah inferiority yang besar banget lho. Ditambah dulu kerja di detikcom di mana saya punya akses ke artis-artis Korea sampai dibikin buku segala saking jarang terjadinya itu pengalaman. Semua orang iri, semua orang histeris tiap saya foto atau live tweet lagi ketemu atau interview artis Korea.

Saya mungkin nggak pernah cerita ini detail tapi tahun lalu itu saya jadi punya anxiety problem di mana saya terus-terusan ngerasa "kurang". Dulu gue bisa gini kok sekarang nggak bisa, dulu sekeren itu kok sekarang nggak, dulu orang banyak yang iri sama hidup gue kok sekarang gini-gini aja. Bisa sampai nggak bisa tidur mikirin hal itu.

Dan itu terjadi berbulan-bulan, lama sekali. Kalau kalian notice sih sebenernya waktu itu blogpost saya cuma sekitaran inferiority, bersyukur, dan seputar itu padahal dalam kenyataannya saya sendiri struggling tentang masalah itu. Untung punya geng kesayangan yang selalu support dan selalu dengerin keluhan-keluhan seputar inferiority problem saya. Love you gengs. :*

Perasaan inferior itu perlahan hilang setelah saya bertekad harus belajar skill baru biar nggak inferior lagi, mulailah saya gambar. Gambar itu relaxing banget dan pelan-pelan anxiety itu hilang sampai sekarang hilang sama sekali. Kadang masih ada sih tapi nggak parah sampai nggak bisa tidur lagi.

Karena udah berlalu, saya jadi bisa mikir jernih bahwa kadang (atau malah seringnya) kita memang fokus pada apa yang nggak kita capai, nggak fokus pada apa yang udah jadi achievement kita. Kalau dipikir-pikir lagi, ya wajarlah saya nggak punya brand karena dulu juga itu sampingan banget kok. Cuma biar punya uang dan ya seru-seruan aja.

Karena hobi crafting maka bikin kalung, main Polyvore, main Looklet, itu setara dengan nonton series Gossip Girl dan Heroes. Bukan sesuatu yang saya seriusin apalagi dibikin plan. Ya menang kompetisi alhamdulillah, banyak yang beli ya wajar karena emang diusahain marketingnya kan, tapi nggak pernah punya plan untuk jadi bisnis.

Lalu apa yang saya seriusin dan bikin plan? YA NULIS.

Coba cek resolusi tahun 2009 yang pernah saya bahas di sini. Sama sekali nggak ada tentang ngembangin bisnis, adanya ya jadi kontributor Gogirl! yang mana ya tercapai juga kok. Semua plan hidup saya sejak SMP memang melulu tentang nulis. Mau masuk SMA IPS biar kuliah jurnalistik adalah salah satu plan tentang nulis yang udah di-set sejak muda.

Waktu masih seneng baca teenlit, saya bertekad suatu hari harus nulis dan diterbitkan GagasMedia. TERKABUL JUGA. Buku pertama saya diterbitkan GagasMedia. Nextnya saya mau kerja di media, ya alhamdulillah dong sampai sekarang emang kerja di media terus kan.

Tau-tau udah punya buku kedua, tau-tau blog ini udah 700 posts lebih, saya udah nulis di banyak sekali tempat. Dari yang urusan kerjaan (ya pasti nulis di detikcom mah ya) sampai yang paling random kaya jadi kontributor di Soompi. Pas kerja di The Jakarta Post masih nulis juga di detikcom dan jadi kontributornya Mommies Daily. Lah sekarang malah kerja di Mommies Daily beneran. Nulis banget dan saya suka kok. Kenapa harus inferior?

Itu pertanyaannya.

Kalau kalian nggak pernah mengalami anxiety problem pasti cuma suruh bersyukur tok (dan kadang dengan nada meremehkan huhu). Padahal seringnya sih nggak ada hubungannya. Waktu anxiety itu muncul, boro-boro kepikiran achievement, yang dipikirin adalah kurang kurang kurang terus dan nyalahin diri sendiri.

Kalau kalian lagi ada di posisi saya dulu, HANG IN THERE. Cari teman. Kalian butuh teman, kalian BUTUH dan PASTI PUNYA. Kadang kalau lagi begitu, rasanya kaya nggak punya temen banget kan. Huhu. Cari support system dan kalau bener-bener nggak bisa, kalian harus cari bantuan profesional.

Jadi ya, tahun 2009 adalah tahun di mana saya lagi merangkak menuju peak masa muda di tahun 2011. Habis itu grafik self-achievement memang turun karena nikah dan punya anak, turun sampai minus sampai rasanya saya nggak punya pencapaian apa-apa kecuali mendidik Bebe yang mana itu mah kewajiban dan tanggung jawab ya bukan pencapaian pribadi.

Tahun ini harus jadi tahun berkarya. Berkarya apa aja, kerja yang semangat, nulis sebanyak mungkin, gambar sesering mungkin. Saya sampai beli mesin jahit demi bisa skill baru lagi. Jadi mencoba untuk naikin lagi grafik self-achievement-nya mumpung Bebe udah besar dan udah bisa main sendiri. Saya punya banyak waktu untuk berkarya dan menyeret diri biar nggak leyeh-leyeh terus.

JADI YUK SEMANGAT YUK. Hidup memang naik turun, kalau lagi turun kita mungkin butuh waktu untuk yaaa berdukacita sejenak. Nggak apa-apa sedih asal jangan lama-lama dan selalu ingat kalau semua orang pasti dikasih kemampuan untuk berguna buat orang lain. Kumpulin semangat lagi biar lebih bisa menikmati hidup

2018-nya udah Juni lho ini. Apa aja yang udah dicapai? :)

-ast-

Hidup yang Lebih Baik

$
0
0

Tadinya mau cerita soal liburan yang terlalu panjang tapi kok tadi iseng search keyword “lebaran” di blog dan muncul tulisan lebaran dua tahun lalu. Baca di sini: Lebaran Tahun 2016

Tulisannya sedih banget. Kalau dibaca kaya nggak terlalu merana tapi aslinya itu super capek parah. Langsung bersyukur sama kondisi kami hari ini HUHU.

Ramadan tahun ini hidup kami smooth banget dan nggak terlalu capek. Ngantuk ya wajar, tapi masih bearable lah. Apalagi saya yang selama bulan puasa tiap hari Rabu work from home, nggak capek-capek amat jadinya. HAHAHA.

Pindah rumah ternyata sengaruh itu ya. Dulu rumah di Jakbar emang gila sih strategis banget ke mana-mana deket. Tapi ya ke mana-mana macet juga.

(Baca: Meng-Undo Hidup)

Sekarang rumah di Selatan, perjalanan kantor JG - daycare - rumah jadi lebih cepet. JG nggak terlalu capek, cuma overtime daycare satu hari dan kami buka puasa sama-sama di rumah terus! Paling lambat setengah 7 udah di rumah.

Gila banget ya 2 tahun lalu jam 7 mah masih ngemper di teras daycare banget, kepanasan, banyak nyamuk, makan nasi padang karena ya pas warung padangnya sebelahan sama daycare dan nggak tahu lagi harus makan apa buat buka puasa.

Tahun ini katering kami nganter makanan jam 4 sore, jadi makanan buka puasa selalu aman dan masih anget. Di bawah apartemen juga banyak yang jual takjil jadi urusan makanan aman banget.

TIME REALLY HEALS. Kadang kita aja yang nggak percaya kalau hidup itu bisa memperbaiki dirinya sendiri.

Ya asal kita berusaha dan nggak cuma leyeh-leyeh doang.

“Tapi usaha aku segini aja deh perasaan, males aku usaha lebih, jadi ya dapetnya juga segini aja” — saya pada JG beberapa hari lalu.

Dijawab dengan “ya pindah kerja juga kan berusaha, selama kita masih kerja mah kita masih berusaha. Kecuali kalau nganggur karena males”

IYA JUGA YAAA.

Banyak ya orang nggak “berusaha”, bahkan untuk kerja aja pilih-pilih banget dan banyak mikir padahal sehari-hari pengangguran dan nggak punya penghasilan tetap. Fakta mengerikan karena gue kenal banyak orang yang lebih milih nganggur daripada kerja yang nggak disuka.

Iya sih gue menuhankan kerja sesuai passion, tapi tetep lah prioritas utama adalah punya penghasilan. Bisa kerja sesuai passion alhamdulillah, tapi kalau nggak kerja demi ngejar passion dan jadi nggak bisa nafkahin keluarga mah ya pengen kasih jari tengah sih.

Ya lo bela-belain ngejar passion tapi makan susah. Bela-belain kerja yang lo suka tapi anak lo sekolah seadanya. Gimana ya itu skala prioritasnya. Membingungkan.

(Baca: Hidup yang Kita Pilih)

Poinnya adalah, selama kita mau kerja, hidup harusnya baik-baik aja. Kadang hidup itu emang gila banget pengen teken tombol pause dulu karena capek, kadang pengen rewind dan ngulang waktu, bahkan pengen stop aja dan nyerah di titik ini karena ngerasa nggak sanggup lagi, tapi masalah-masalah melelahkan itu sebenernya cuma akan punya dua jalan keluar.

Pertama, kita usaha sekeras mungkin cari solusinya sampai ketemu dan diberesin semua. Kedua, ya kita diemin aja dan berharap semua masalah lewat sendiri. Antara kita jadi kebal sama masalah itu atau masalahnya selesai sendiri. Keyword: berharap. Selama masih punya cita-cita, selama masih punya harapan, kita masih punya masa depan! Jadi jangan berhenti berharap!

Buat kalian yang hidupnya lagi susah banget, keep going. Mungkin masalah hidup gue receh banget dibanding masalah kalian tapi inget aja kalau yang kita butuhkan setiap hari adalah keyakinan kalau kita masih punya harapan. Bangun tidur liat cermin, senyum, dan yakinkan diri sendiri kalau semua akan baik-baik aja.

Let your faith be bigger than your fears. Everything will be fine. Everything in no time at all. Hearts will hold.

-ast-

Bebe dan Bau Keringet

$
0
0
[SPONSORED POST]


Kalian sesama ibu-ibu sepertiku pasti ada masa-masa di mana seneng banget nyiumin bau asem anak karena sungguh adiktif. IYA KAN? NGAKU!

Tapi di umur 4 tahun ini, bau keringet si Bebe udah bau keringet anak kecil hahahaha bukan lagi baru keringet bayi. Bau banget kutaktahan lagi.

Kalau dulu weekend saya suka sengajain tuh Bebe nggak mandi karena bau asemnya enaaakkkk. Bisa saya cium-ciumin terus tengkuknya. Lha sekarang? Boro-boro seharian, setengah hari nggak mandi aja langsung bau keringet apek banget.

Apalagi kalau udah main di playground ya ampun. Bau matahari campur bau keringet, sampai pas mandi, nyabuninnya aja harus ekstra loh karena kadang nggak berbusa saking keringetannya dia hahahaha.



Belum lagi kakinya. Bebe itu seneng pake sepatu karena dia jijikan. Jadi kalau pergi-pergi, di mobil suka nggak mau buka sepatu. Bisa seharian dari pergi sampai pulang nggak buka sepatu sama sekali. Bau kakinya sungguh semut mah pingsan lah satu sarang. XD

*sungguh keibuan ya membahas bau keringet aja sampai 4 paragraf*

Dari segala urusan perkeringetan ini saya tetep paling males sama rambutnya sih. Makanya sekarang Bebe botak lagi meski rambutnya udah banyak dan tebel berkat Zwitsal Aloe Vera Kemiri Seledri. Kenapa Bebe botak?

Karena kalau rambut dia panjang, keringet yang keluar dari kulit kepala, terperangkap oleh rambut DAN JADINYA BAU SERTA LEPEK. Sementara ibu anaknya visual banget ya ibu nggak tahan liat anak rambut keringetan lepek gitu. BOTAKIN!



Dibotakin sih mayan ngurangin baunya tapi tetep aja ada yaa. Bau ini hal yang normal lho buibu, jangan merasa rendah diri ya karena anak bau keringet hahahaha. Nah, akhirnya karena tak mau berputus asa tanpa arah, saya coba deh shampoo Zwitsal yang Kids. Setelah beberapa kali coba... hasilnya oke bangett parah sihhh. Kalau gini sih ngapain saya botakin rambut si Bebe cobaaaa. LOL. Memang pengalaman adalah guru yang berharga. *sigh

Bebe pake yang active dan di kemasannya ada gambar Boboi Boy. Seneng banget dia padahal nggak pernah nonton Boboi Boy juga hahahaha. Yang jelas dia hepi karena merasa relate gambar di kemasannya itu anak lagi main bola lol.



WANGINYA ENAK BANGET SUMPAH. Wangi melon gitu pengen saya jilat rasanya. Wangi melonnya ini awetttt. Ngilangin bau matahari plus bikin rambut Bebe jadi wangi melon lama banget. Ini khasnya Zwitsal banget ya. Wanginya nempel seharian.

Buat yang nggak mau anaknya jadi rasa es melon, ada pilihan strawberry juga kok. Dan tetep ada varian natural yang komposisinya andalan kita semua untuk rambut anak yang lebih tebal yaitu aloe vera, kemiri, dan seledri. Semua dengan kandungan pro-vitamin B5 yang bikin rambut halus dan lembut banget.



Ada yang pake sampo ini juga samaan sama Bebe? ENAK BANGET YA WANGINYAAAA. Yang belum coba ayo dicoba!

-ast-

Tentang Bandung Zoo (dan Kebun Binatang Lainnya)

$
0
0
Saya selalu punya mixed feelings pada kebun binatang dan tempat lain yang membatasi area binatang. Karena ya rasanya egois banget aja kan, ngurung binatang, jauhin mereka dari habitat aslinya, cuma untuk ditonton. T______T


Iya sih bisa “ngeles” pergi ke kebun binatang untuk pengetahuan. Tapi seberapa banyak di antara kita yang baca serta INGAT apa yang tertulis di papan petunjuk nama binatang di depan tiap kandang? Boro-boro elaahhh, nonton binatang-binatang itu duduk bosan di kandang doang kan? Sudahlah mengaku saja.

Jadi buat saya, ke kebun binatang sama halnya dengan nggak jadi vegetarian. Padahal ya tau banget sayuran lebih sehat dari daging sapi, tau juga kalau sapi menyumbang kehebohan global warming, tapi gimana ya masih nggak bisa hidup tanpa sirloin steak huhu. KEEGOISAN MANUSIA SELAIN BERKEMBANG BIAK MENUH-MENUHIN BUMI. :(

Mixed feelings-nya kenapa? KARENA BEBE SUKA BANGET KE KEBUN BINATANG. T_____T

Umur baru 4 tahun, ke kebun binatang udah 3 kali. Pertama ke Ragunan waktu Bebe masih kecil banget. Kedua, tahun 2016 ke Kebun Binatang Bandung. Ketiga, hari Rabu kemarin saat kebun binatang Bandung udah berubah nama jadi Bandung Zoo.

Waktu ke Ragunan saya biasa aja dan cenderung waaa binatangnya mayan ya, kandangnya luas, binatangnya nggak kurus. Tampak seperti kebun binatang yang terurus lah. Maklum punya pemprov DKI kan ya, jadi pasti harusnya ada dana khusus untuk merawat binatangnya.

Paling shock waktu ke kebun binatang Bandung tahun 2016. Di situ saya merasa bersalah karena kondisi binatangnya superparah. Saya inget banget ada beruang yang kurus dan cuma muter-muterin kandang doang kaya stres.

Jalan yang harus dilalui pun jelek plus kotor banget. Rada kapok ke kebun binatang karena kaya ditampar gitu, merasa jadi bagian penyebab kenapa kebun binatang survive. Ya karena ada pengunjung-pengunjung kaya kami ini kan. HUHU.

Nah, liburan kemarin, karena JG udah di Jakarta, ayah saya ngajak ke kebun binatang. Katanya sekarang baru dibeli sama yayasan baru, ganti nama juga jadi Bandung Zoo.

Harga tiket masuk Bandung Zoo 2018 itu Rp 40ribu, udah nggak pake tiket lagi tapi pake gelang konser, barcode-nya di-tap baru pintu masuknya kebuka. Katanya binatangnya udah lebih keurus, nggak kurang gizi lagi. Ya udah pergi deh. Mumpung di Bandung juga sih kan biar Bebe quality time sama aki nini.

Ternyata yaaa, jauh lebih baik daripada 2016 meskipun masih tetep kasian sih. Kandang macan dan singa sempit banget, kandang orangutan nggak ada tempat teduhnya sampai dia pake karung buat nutupin kepala :(. Kasian juga liat burung hantu dan beberapa kelelawar yang siang-siang bangun, mereka bukannya harusnya tidur ya?

Ada plang di mana-mana menyebutkan kalau tiap hewan diitung makanannya sama ahli gizi dan nggak kelaparan. Well, ya nggak kelaparan sih tapi nggak liat binatang yang happy juga. Semua bosan. Iyalah siapa juga yang nggak bosan kalau dikurung di kandang ya?

Si Bebe pengen naik unta sama gajah pula. Gajahnya sih biasa aja ya, nggak mengkhawatirkan. Tiap satu puteran dikasih makan/batang tebu, yang jaga nggak bawa pentungan sama sekali. Kalau berhenti di tengah jalan untuk liat sesuatu juga nggak dipaksa disuruh jalan. Santai aja gitu.

EH DI UNTA TUNGGANG TUH PARAH. Mulut unta sampai berbusa, muter-muter sekian kali boro-boro dikasih makan, minum aja nggak. Terus saya nanya "kang, ini nggak dikasih minum dulu? Kasian dari tadi". Si abangnya (dia bawa pentungan huhu) jawab "nggak usah bu udah biasa" YA TUHAN SEDIH BANGET.

T______T

(Oiya kalau naik unta + gajah tunggang di Bandung Zoo itu bayar lagi per orang Rp 30ribu. Jadi itungannya emang wisata "mahal" ya, nggak terlalu cendol juga jadinya, nggak rame-rame amat padahal kemarin liburan.)

SIALNYA BEBE SENENGNYA SUPER.

via GIPHY

Sampai malem sebelum tidur pas pulang dari kebun binatang itu saya brainwash bahwa binatang itu harusnya nggak dikandangin lho, kasian ya mereka bosan, plus diingatkan pula soal predator, rantai makanan (dia pernah belajar di sekolah) blablabla.

Dia iya iya aja dengerin saya dan komen “kasian ya ibu buaya kandangnya sempit, padahal kalau dia tau sebelahnya kandang burung mungkin burungnya dimakan sama buaya”.

Iya sih kasian sama buaya tapi sampai 3 hari kemudian dia masih semangat cerita detail ke semua orang dia liat apa aja di kebun binatang. Ceritanya excited parah gitu huhu.

Dia excited saya kepikiran.

Kepikiran sampai browsing “Bandung Zoo” dan kaget banget ketika liat salah satu suggestion-nya adalah “Bandung Zoo Petition”. PETITION APA?

Setelah baca-baca ya Tuhan ternyata ini yang namanya kudet ya. Benci pake term “kudet” tapi beneran itu momen saya kaget banget karena hello, kantor lama saya nulis lho! Kok saya bisa nggak tahu! Nggak tahu apa lupa apa nggak peduli sih. Saya sampai angkat laptop dari kamar dan liatin beberapa video YouTube ke ayah ibu.

Ternyata sepanjang tahun 2017 itu kebun binatang Bandung alias Bandung Zoo banyak kasus banget ya. T_______T

Yang paling parah adalah beruang yang saking kurusnya, tulang rusuknya keliatan. Dia kelaparan sampai makan eenya sendiri. GILA MAU NANGIS. T_______T Saya yakin itu beruang yang sama yang saya liat stres di 2016, karena ya gitu di videonya sama geleng-geleng dan muter-muter karena stres.

I won’t go into details but basically not only the bears that ARE suffering but some other animals too. Baru tau juga di tahun yang sama ada jerapah mati dan di perutnya ketemu banyak plastik. Dan masih banyak kasus lain!

Search aja di Google atau YouTube “bandung zoo sun bears” JANGAN pake bahasa Indonesia karena entahlah mungkin yang nulis nggak sebanyak itu ya. Padahal sampai masuk YouTube-nya The Dodo loh sumpah malu abis.

Malu dan sedih banget sih. Cukup lah ya, untuk sementara nggak ke kebun binatang dulu deh ya. Kadang sayanya juga sih yang terlalu yakin “alah paling binatangnya hepi” gitu kaya di SIngapore Zoo, orangutan aja gelantungan bahagia kan. Lha di sini? T_______T

Gila berat banget jadi orangtua mau bikin anak seneng aja ribet ya Tuhan. Ngerti banget banyak pilihan hiburan lain, tapi ya (oke ini alesan doang emang, salahkan saja aku T______T) anak-anak itu emang seneng banget ya liat binatang. Hiks.

Jadi ya, kalau kalian tipe manusia yang nggak gampang merasa bersalah sama kondisi bumi, go ahead lah. Anak-anak hepi kok ke kebun binatang, asal jangan dikasih makan seenaknya ya. Jangan pada ngerokok juga KARENA YA GILA AJA LO NGEROKOK SAMBIL BAWA DUA ANAK BGCDH.

Tapi kalau kalian tipe yang suka mikir “apa yang bisa kita kasih buat bumi?” NGGAK USAHLAH UDAH. Sampai sekarang aja saya masih kepikiran makanya nulis blogpost ini.

Ya udah intinya sebisa mungkin liat binatangnya di alam bebas aja yaaa. Nggak usahlah itu nonton sirkus hewan atau nontonin binatang hidup. Kalau yang nonton makin dikit kan harusnya industrinya juga nanti hilang sendiri. Ke museum aja nonton binatang mati baru boleh. Kurang-kurangin jadi makhluk egois, bumi ini bukan cuma milik manusia.

source

-ast-

Tentang Kebebasan Memilih

$
0
0
Pas banget ya nulis ini lagi Pilkada. Tapi saya nggak akan ngomongin soal Pilkada. Saya mau ngomongin hal yang lebih luas lagi dan membutuhkan hati yang jauh lebih lapang lagi.


Yaitu tentang "kebebasan memilih".

Cuma dua kata ya, banyak disepelekan pula. Padahal kayanya susaaaahhhh sekali diterapkan untuk semua lini kehidupan. Kebebasan ini bukan cuma soal agama atau politik tapi untuk segala hal. Dari agama, pekerjaan, keputusan menikah, keputusan punya anak, dan banyak lagi.

Saya belajar, terus mengingatkan diri sendiri untuk tidak bilang “ini lho yang paling baik”. Ya saya share banyak soal parenting, tapi saya nggak pernah lho memaksakan kalian untuk ikut apa yang saya lakukan. Kalau ada yang message dan bilang nggak bisa atau susah jalanin tipsnya, saya selalu bilang "iya kan pilihan".

Karena ya emang pilihan sih. Saya nggak maksa, kalian nggak perlu merasa terpaksa juga. Sharing saya itu tujuannya cuma untuk memperkenalkan pendapat baru yang mungkin udah pernah kalian denger, mungkin juga belum pernah. Pada akhirnya, penerapannya ya kembali ke kalian juga.

Yang jelas, saya selalu netral. Atau minimal saya sudah sangat berusaha netral. Kalau ikutin blog ini dari dulu mungkin kerasa ya, dalam beberapa hal saya sangat sangat netral seperti tulisan soal selingkuh dan pelakor. Tapi dalam hal lain saya bisa emosi dan melepeh orang lain hanya karena saya kesal pada orang yang "harus-harusin orang lain". Harusnya begini lho, harusnya kan begitu. Siapa sih yang bilang harus?

Seperti soal ASI. Saya pro ASI, saya menyusui sampai anak saya 3 tahun. Tapi saya nggak pernah mengharuskan orang lain untuk seperti itu juga. Memberi ASI itu PILIHAN apalagi untuk ibu bekerja ya. Pilihan jungkir balik pumping siang malam atau ya kasih susu formula aja demi kewarasan ibu. Buat saya, mending ibu waras yang bahagia mengurus anak dengan susu formula daripada ibu yang stres dan nggak happy karena ngorbanin segalanya demi ASI.

Kalau ngasih ASI bikin kamu bahagia meski nggak tidur, ya go ahead. Tapi kalau jam tidur terganggu karena pumping bikin kamu senggol bacok dan jadi depresi ya nggak usah. Kalau kamu stres karena ASI nggak keluar, ya usahakan dulu lah ke konselor atau minum suplemen. Tapi kalau ke konselor bikin tambah stres, ya udahlah nggak ada yang jamin anak ASI juga akan selamanya sehat dan akan lebih sukses dibanding anak sufor kok. Yakin aja sama pilihan kalian.

Buat saya, segalanya sesederhana itu. Sesederhana tidak menyakiti orang lain atas pilihan yang mereka ambil. We're not in their shoes, who are we to judge?

Pun soal menikah dan punya anak. Menikah, belum menikah, tidak menikah, menikah dan nggak mau punya anak, menikah dengan satu anak, menikah dengan banyak anak. Mau bertahan di pernikahan yang toxic atau cerai aja. Nggak apa-apa banget. Bebas-bebas aja asal ya bertanggung jawab dengan pilihannya dan nggak merugikan orang lain.

(Lebih lengkap soal pilihan menikah pernah saya tulis di sini: Menikah itu Bukan Life Goals)

Tapi ya namanya manusia, emang pasti ada aja kok mempertanyakan keputusan orang lain. Kalau itu terjadi, bahas sama orang terdekat aja, ngobrol sama sahabat atau suami. BUKAN confront langsung ke orangnya. Apalagi kalau nggak seakrab itu sama orangnya. Duh, takut cuma bikin sakit hati.

Intinya plis, jangan jadi bigot. Bigot bukan cuma soal agama. Bigot bisa dari sesederhana bilang “kamu nggak nikah-nikah emang nggak kesepian?" atau "lho punya anak kok cuma satu, kenapa nggak mau nambah lagi?" atau "ih anaknya kok pake dot?" ke orang yang nggak kamu kenal-kenal banget.

Atau justru kalian memilih untuk jadi bigot? HHHH. Kok nggak boleh jadi bigot? Ya karena kalian nggak menghargai pilihan orang lain.

Jangan menilai hidup orang dari standar moral yang kita punya. Jangan memaksa hidup orang atas apa yang kita percaya. Semua orang kan punya sudut pandang yang beda soal hidup, kenapa harus dipaksa sama?

Semua cerita punya banyak sisi, semua masalah juga punya banyak sudut pandang, hanya karena kita merasa benar, bukan berarti orang lain salah. Hanya karena kita percaya hitam, sisi lain nggak berarti melulu putih. Dunia nggak sesaklek itu.

And for you, don't let the society dictate what you do. Don't let them define you. You have your own life, you are enough. 

-ast-

Agar Waktu Luang Nggak Lagi Terbuang

$
0
0
Rhymes tapi agak nggak ens ya judulnya ahahahahaha. Ini udah lama banget sih saya pengen nulis ini cuma kok nggak nulis-nulis juga? APA KARENA NGGAK PUNYA WAKTU LUANG?


Triggernya adalah souvenir ultah Xylo udah selesai di-print dan dijahit. Kalau kalian follow saya di IG (kalau belum plis follow atuhlah lol), pasti udah liat dong ya sneek peak-nya.

Kemudian DM saya penuh banget dan kebanyakan bilang “ya ampun niat banget” atau “kok sempet sih” dan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan bahwa menjahit dan menggambar itu mustahil dilakukan.

Kenyataannya nggak mustahil sih meski kalau kalian tau ya, saya harus menggambar A-Z dikali dua (karena kertasnya bolak-balik) jadi ada 52 gambar yang harus diselesaikan. Saya mulai di Maret dan selesai di Mei, TIGA BULAN AJA LOH. Lama banget kan.

Cerita lengkap soal souvenir ultah nanti saya ceritain terpisah ya. Belum difoto proper soalnya baru stories doang. Sekarang saya mau cerita gimana caranya meluangkan waktu?

Karena kita semua PASTI PUNYA sih waktu luang saya yakin banget. Yang nggak punya waktu luang nggak mungkin baca blogpost ini HAHAHAHA.

Waktu luang ini bisa digunakan untuk pekerjaan agar cepat selesai, bisa juga dipake buat belajar hal baru.

(Baca: Mencari Skill Baru)

1. Sadari saat-saat procrastinate

Kadang kita (OKE SAYA) buang banyak waktu banget scroll Twitter atau nongkrongin Instagram Stories. Wah tau-tau udah sejam! Nah kalau udah tau begitu ya langsunglah berhenti. Lakukan hal lain yang lebih berguna seperti lipetin baju mungkin atau nulis blogpost?

2. Hindari waktu procrastinate

INI NIH YANG PALING SUSAH. Kalau kita udah sadar banyak buang waktu untuk sesuatu, HARUSNYA saat kita mau melakukan itu kita ngeh banget kita akan membuang sekian jam sia-sia. Berhenti di situ dong darling, jangan diterusin. Banyak hal di dunia ini yang akan bikin waktu kalian lebih berwarna dibanding thread Twitter.

3. Tentukan waktu luang

Ini saya pikirin banget karena kan ya kerja yaaaa. Waktu luang saya sedikit banget. Dulu waktu di kantor lama, saya punya waktu sekitar 1-1,5 jam pas nunggu dijemput. Sebagian besar flash card saya gambar di waktu-waktu itu.

Pulang ke rumah, udah capek ya kadang butek juga dan pengen leyeh-leyeh. Ya nggak usah dipaksain. Itulah saat scroll socmed kalau nggak diprotes Bebe lol.

Weekend nih tiati. Weekend kemarin saya rasanya kosong banget bingung mau ngapain. Saya lupa setelah minggu sebelumnya sibuk jahit, minggu ini masih belum ngong banget nih kalau weekend adalah waktu luang yang harus dimanfaatkan. Terus sebel kenapa nggak gambar. Sebel karena sadarnya udah Minggu malem huhu.

Weekend tuh lama lhooo. Punya 48 jam masa sih dipake leyeh-leyeh doang? Saya ke mana-mana bawa iPad sampai kemarin bulan puasa ya, nunggu buka puasa aja saya duduk di restonya sambil gambar. Kalau ada waktu luang maka lakukan!

Kalau yang lagi dipelajarinya nggak bisa dilakukan di mana aja (misal jahit nih, nggak bawa mesin jahit ke mall juga dong ya) bisa disiasati dengan brainstorming. Itulah saatnya scroll Pinterest atau bikin notes mau ngapain aja.

4. NIAT

Gimana ya semua kan berawal dari sini, kalau emang nggak jalan-jalan mungkin emang kurang niat? Atau harus dijudesin nih nulisnya: KALAU EMANG NGGAK MULAI PADAHAL JELAS PUNYA WAKTU LUANG MUNGKIN EMANG KURANG NIAT KALIAN MELAKUKANNYA?

AHAHAHAHAHHAHA. Puas sekali ya berteriak-teriak apakah aku punya kelainan yaitu senang berteriak-teriak? -______-

via GIPHY

Dan sebenernya waktu luang saya nggak sebanyak itu juga kok. Saya suka tidur dan tidur nggak akan saya kompromikan dengan apapun. Jadi saya nggak mau waktu tidur terganggu daripada nanti cranky dan mengganggu ketertiban umum.

Jadi nggak pernah banget saya bela-belain begadang demi gambar.

Pernah sih gambar malem-malem tapi itu biasanya karena Sabtu malem dan siangnya kelamaan tidur. Akhirnya saya ya menentukan pilihan. Saya nggak bisa lagi baca buku (SEDIH HUHU), baju yang udah dijemur jadi lebih lambat dilipetin (HAHA), lebih jarang nulis blogpost, dan bye banget sama bikin video makeup.

Ya gimana lagi ya, namanya hidup kan memang akan selalu memilih. Jadi pilih membuang waktu luang atau nggak nih? Kalau mau buang juga nggak apa-apa kok HAHAHAHA.

SIAPA TAUUUU. Nggak semua orang ambisius kaya saya kan. Nggak semua orang ngerasa stuck dan pengen memanfaatkan waktu luang juga. Banyak kan ya orang slow yang hidupnya kalem huhu sungguh bukan aku.

Udah sih gitu aja. Semoga berguna ya!

-ast-

Tentang Fangirl yang Nggak Tau Aturan

$
0
0
Rada ironis ya postingan terakhir tentang memanfaatkan waktu luang tapi dua hari weekend ini saya malah nonton ulang Boys Before Flower dan The Heirs ahahaha. Nggak nonton ulang banget sih, cuma nonton adegan-adegan yang mau saya tonton ulang.

Reminiscing the good old days. THIS DAY. AHAHAHAHAHA.

annisast X  LMH, 23 Maret 2013

Padahal saya pernah juga foto bareng artis Korea lain cuma yang dipamerin Lee Min Ho mulu yaaa entah udah berapa puluh kali itu foto di-upload ulang di mana-mana. Iya soalnya DIA NGGAK MAU FOTO BARENG HIH PLAYING HARD TO GET BANGET KZL. *ngana siapa permisi ~~

Intinya dua hari nongkrongin drama Korea itu karena saya pengen istirahat dulu sebentar. Capek gambar terus tiap hari. Capek nulis terus. Capek jahit, capek mikir. Tapi terus akhirnya memberhentikan diri istirahat karena apaaaa? Karena saya tau banget, sadar diri kalau saya tipe yang kalau fangirling itu langsung nggak tau aturan.

Iya itu judul memang ditujukan untuk diri sendiri.

Saya itu tipe fangirl yang nggak tau batasan hhhh. Bahkan sambil nonton ulang dua drama itu aja saya split screen laptop. Sebelahnya nonton, sebelahnya buka browser untuk nonton sambil baca siapa yang mana, debut di drama apa, pernah main sama siapa aja, etc etc.

Segitu doang? NGGAK. Zaman dulu kalau udah punya bias, saya akan cari tau detail kehidupannya TAPI BUKAN CUMA DIA, juga seluruh keluarganya. Bapaknya yang mana, ibunya siapa, kakaknya kerjanya ngapain aja, sekolahnya di mana. Saya adalah fangirl yang kalau lebih kaya dikit lagi aja udah stalking ke Korea dan tinggal di sana. Untung nggak punya uang HAHAHA.

Apalagi level ngefans sama blogger ya, karena biasanya blogger lebih terbuka sama kehidupannya dibanding artis. Sampai sekarang ada dua blogger yang saya sampai follow seluruh keluarga intinya di Instagram. Adiknya punya pacar, saya follow juga pacar adiknya. Adiknya putus dan punya pacar baru ya saya follow juga pacar baru adiknya. Setakut itu ketinggalan update dari idola. Dan bukan, keduanya bukan blogger tanah air. *sigh

Makanya saya bersyukur banget saya nggak Koreaan lagi sekarang. Karena waktu yang kebuang banyak banget. Untuk nontonnya aja butuh waktu banyak, eh ini pula harus nyiapin waktu buat stalking. Emang saya nggak ada kerjaan lain?

Dulu sih nggak ada ya emang. Awal Koreaan itu pas kuliah, ya kerjaannya emang cuma nonton Korea aja. Begadang juga nggak sakit, nggak ngantuk besoknya apalagi flu. Masih kuat, masih muda. Berikutnya kerjaan pertama juga ya Koreaan karena kerjaan. Lha sekarang?

Dua hari nonton ulang drama yang bahkan di-skip banyak banget aja langsung nggak gambar sama sekali. Baru ngeblog aja jam segini, menit-menit terakhir sebelum nemenin Bebe tidur biar besok nggak kesiangan. Nggak faedah pula nulisnya.

MAU JADI APA! Saya nggak akan produktif sama sekali kalau aja saya masih Koreaan.

Jadi ya kadang kangen banget, kadang pengen update lagi sama dunia Koreaan ya tapi ternyata sebaiknya tidak. Biarlah nggak tau Wanna One itu yang mana (gila shock annisast nggak tau Wanna One lol) karena gimana pun kalau sekarang jadinya murni entertainment dan saya nggak butuh entertainment sedetail itu HUHU. Nggak bisa ngeles lagi karena kerjaan karena kerjaan saya sekarang nggak ada hubungannya sama Korea sama sekali.

Saya juga lagi menggunakan waktu luang untuk share soal parenting di Insta Story jadi ngeblognya sedikit banget. Lagi ngejar followers Instagram biar jadi 10ribu biar bisa swipe up. Biar apa? Biar bisa semangat lagi nulis blog karena bisa di-share di Instagram lol *receh*

Jadiii ... kali aja kalian kangen tulisan saya, bisa dibaca di sini lho ya: http://mommiesdaily.com/author/annisast/

Selamat meratapi kenyataan kalau besok Senin!

-ast-


Bebe 4 Tahun

$
0
0
Waw, Bebe udah 4 tahun ya. Detik-detik menjelang uang tabungan SD keambil ini. Deg-degan hahaha.


Duluuuu, dulu waktu Bebe baru lahir sampai dia 2 tahun, saya selalu rutin nulis perkembangan dia setiap bulan. Bisa dibaca di tag ini: Tentang Bebe.

Tapi kemudian nyerah karena yaaa, makin pengen keep cerita Bebe untuk diri sendiri *posesif*. Juga karena males kalau ditanya-tanya “oh udah bisa A ya, anakku sih udah B” atau sebaliknya “oh kok udah bisa ya, anakku kok belum ya?” Jadi trigger untuk banding-bandingin ya malessss.

Ok kenapa baru sekarang nulis Bebe 4 tahun padahal ultahnya udah bulan lalu?

Karena baru mau rayain ultah di sekolah hari Kamis minggu ini HAHAHAHA. Pas hari H ultah sih saya kasih surprise tiup lilin di rumah. Jadi pas JG dan Bebe masuk rumah, udah ada kue ultah gitu. Bebe seneeeengggg banget. Tapi ternyata dia masih ngarep ultah di sekolah.


Berulang-ulang bilang:

“Aku mau tiup lilin di sekolah”

“Aku tuh mau bagi-bagi kue loh ke temen-temen”

KAN KUKASIAN YAAA.

Ya udah akhirnya diputuskan hari Kamis ini mau ultah di sekolah. Loh, kalau nggak rencana kok udah bikin souvenir?

Souvenir ini akan jadi cerita terpisah. Sekarang mau cerita punya anak 4 tahun yang rasa-rasa punya anak 14 tahun.

Iyaaa, dramatis banget. Di 3 tahun emang sih udah mulai berasa kaya teenager (ya makanya dikasih nama the threenager phase) tapi di 4 tahun ini beneran kaya punya ABG.

Misal saya dan JG lagi ngobrol berdua di sambil makan malem. Dia ngeliatin kami berdua makan terus tiba-tiba lari ke kamar dan tengkurep di kasur. Pas ditanya jawabannya “aku ga ada temennya”. NGGAK ADA TEMENNYA NGOBROL A.K.A. DICUEKIN.

T________T

Terus apa-apa ngototan banget, semua ya harus sesuai sama apa yang dia mau. Negosiasi terus-terusan, ngobrol terus-terusan, karena ya komunikasi adalah kunci utama yakhaannn.

Apa jadi makin mandiri? In a way, yes. Udah bisa makan sendiri, pipis sendiri, cebok sendiri, pake baju sendiri, sebisa mungkin sendiri. Tapi kalau lagi ngantuk atau masih ngantuk, ya semua maunya sama ibu. Mau mandi pagi aja harus digendong ke kamar mandinya ya Tuhan cardio-ku setiap pagi banget deh.

Bebe juga udah ngerti konsep keluarga! Alhamdulillah akhirnya udah tau definisi kakek nenek dan nini aki. Soalnya sebelumnya saya mati-matian gitu ngejelasin kalau nenek itu ibunya appa. Dia bingung banget dan mukanya mikir. Dia mikir karena bagi Bebe, ibu adalah saya seorang dan ibu-ibu lain di daycare. Gimana bisa nenek adalah ibunya appa padahal appa udah gede?

Dia malah sempet mikirrrr banget karena saya save nomor hp ibu saya dengan nama "IBU". Bebe bingung kenapa setiap video call itu mau video call nini kok yang ditelepon I-BE-U IBU?

Pusing nggak sih jelasinnya. Dia selalu mikir bahwa yang namanya ibu itu anaknya pasti kecil. Jadi dia belum ngerti konsep anak bisa jadi dewasa dan punya anak lagi. Belum ngerti kalau semua orang dewasa juga ya punya ibu. Tapi sekarang, setelah bermeter-meter penjelasan tentang konsep anak orangtua, Bebe udah ngerti. Jadi suatu hari dia tiba-tiba bilang:

“Nenek itu mamahnya appa kan ya? Kakeknya itu papahnya appa?”

HUAAAA IBU TERHARU.

-_________-

Dari konsep anak dan orangtua ini juga dia makin tertarik sama urusan bayi di dalam perut dan GIMANA cara keluarnya. Bukan gimana cara bisa ada di dalem sih, belum nyampe sana jadi masih gampang jelasinnya. Gimana saya kasihtaunya? Ya liatin aja videonya lol.

Saya follow doula Angela Gallo (CARI SENDIRI) dan dia suka posting video melahirkan yang natural gitu, home birth video. While I personally prefer giving birth at the hospital, home birth video lebih “aman” buat anak-anak karena biasanya nih kan ibu-ibu kalem gentle birth gitu bukan ibu-ibu panikan jerit-jerit kaya gue lol. Jadi ya ngeden sekali brojol kepala, ngeden dua kali, keluar deh semua bayinya.

Ini bagian dari sex education lho!

Apalagi ya? Dari segi bahasa, dia masih ngambek kalau harus ngomong bahasa Inggris. Padahal dia ngerti lho, satu kalimat saya full bahasa Inggris dia paham banget dan mau jawab pake bahasa Indonesia. Gimana ya biar mau jawab pake bahasa Inggris juga uhuhuhuh susah banget jadi orangtua. *KELUH*

Udah sih kayanya itu aja. Bingung juga mau bahas apa lagi. Selamat 4 tahun jadi ibu untuk diriku sendiri!

-ast-

Anak yang Jago Kandang

$
0
0
Saya sering, sering banget banget banget (kalau kata Bebe yang lagi seneng mengulang kata 'banget' sampai 3-4 kali) denger ibu yang bilang "anakku jago kandang, di rumah berisik, di luar rumah pemalu". Akrab banget saya sih dengan keluhan semacam itu.


Ngeluh ya karena kok kalau di rumah si anak super motah (motah apaan sih bahasa Indonesianya) tapi begitu keluar rumah disuruh salim sama temen ibunya aja langsung sembunyi malu-malu. Langsung jadi anak kalem, jalan bisa pelan, padahal di rumah ke mana-mana harus banget lari.

Kok bisa begitu?

Pertama yang harus diinget sih ya, jangan melabeli anak dengan "jago kandang" atau "pemalu" di depan anaknya. Karena ya negatif aja sih. Kalau misal Xylo disuruh salim terus dia malah sembunyi malu-malu, saya biasanya pasang badan aja jawab mewakili "masih ngantuk nih tante" atau kalau kebetulan orangnya memang baru pertama ketemu, bilang aja "maaf ya tante, Xylo nggak boleh ngobrol sama strangers".

Kedua, kita harus tahu dulu JUGA kalau anak ya kaya orang dewasa. Emang SEMUA orang dewasa mau langsung juga gitu kenal akrab sama orang? Nggak juga kan. Ya anak kecil juga sama.

Duh gemes pengen nulis soal anak kecil vs orang dewasa TAPI KUSIBUK BANGET GEEENGSSSS. PADAT MERAYAP HUHU. Ini aja disempet-sempetin banget nulis setelah seharian liputan.

Jadi kalau menurut mbak Anna Surti Ariani atau lebih ikrib disapa mbak Nina (psikolog ngetop lho ini saya sering ketemu … di talkshow parenting HAHAHAHAHA), anak punya 3 tipe temperamen.

1. Easy Going: ini tipe anak YANG NGGAK DITANYA AJA NANYA KITA DULUAN. Bisa lucu bisa nyebelin, aduh kenapa aku men-judge anak lain MAAF YA HAHA. Ya soalnya saya tipe yang selalu jawab pertanyaan anak gitu kan. Kalau anak sendiri ya saya sabar banget jawab dan nggak pernah nyuruh dia diem. Tapi anak orang kadang suka males jawab tapi kok ya kasian. -______-

Intinya anak tipe ini adalah anak yang gampang akrab sama orang. Mudah bersosialisasi, nggak malu, cenderung banyak omong baik di rumah maupun di tempat asing.

2. Slow to warm up: ini tipe anak yang butuh waktu untuk kenal sama orang. Biasanya anak tipe ini observer banget nih. Dia mau perhatiin dulu kira-kira mau nggak ya main sama anak lain? Apa aku mau main sendiri aja ya? Ini anak baik nggak ya?

Anak tipe ini sebaiknya dibiasakan di berbagai lingkungan aja. Meskipun mungkin nggak akan ngubah dia jadi easy going, tapi minimal dia tahu ada berbagai lingkungan selain rumah.

3. Difficult
: alias introvert nih kalau udah gedean. Jangan dimarahin yaaaa! Posisikan diri sebagai orang dewasa introvert, capek juga kan kalau dipaksa ngobrol terus.

(Lengkapnya ada di artikel ini: Strategi Menghadapi Anak Pemalu)

Pemalu juga bukan berarti nggak percaya diri lho. Nah ini saya juga masih harus rada mikirin karena si Bebe itu sebetulnya kalau ke anak lain dia easy going. Kalau di playground atau lagi sama-sama nunggu, dia bisa dengan gampang colek anak lain terus main sama-sama.

Apalagi kalau anaknya easy going juga. Nama boleh nggak tau, tapi akrabnya kaya udah temenan 10 tahun. Main bareng dengan bahagia.

Segampang itu.

Tapi kalau ke orang dewasa dia agak susah percaya. Sama Gesi yang udah berkali-kali ketemu aja kadang nggak langsung mau jawab kalau ditanya. DAN SATU LAGI, dia nggak suka tampil di depan umum.

Nyanyi di depan kelas atau pimpin doa makan di sekolah dia suka nggak mau. Sampai sekarang tiap malem sebelum tidur, dia harus pimpin doa tidur pake kata-kata di sekolah. Kata-katanya "ayo teman-teman, mari kita berdoa" gitu doang. Terus suatu hari dia lapor "ibu, aku tadi pimpin doa loh di sekolah".

WAAHHH IBU BANGGA! Tapi ya udah sekali doang itu. Berikutnya nggak mau lagi dengan alasan "kan udah pernah".

Tapi saya juga waktu kecil nggak mau lho! Nggak tau kenapa. Saya tipe yang pede ngacungin tangan jawab pertanyaan ke depan, tapi kalau disuruh nyanyi atau tampil gitu naaayyyy. OGAH. Entah kenapa mungkin nggak punya jiwa artis waktu kecil.
'

WAKTU KECIL LOH YA. Sekarang disuruh talkshow aja seneng bener HAHAHAHA *KODE SUMPAH SIAPA TAU ADA MAU AJAK TALKSHOW*

(Baca juga tulisan saya setahun lalu: Anak Daycare Gampang Bersosialisasi? NGGAK JUGA!)

Jadi udahan judge anak sebagai anak jago kandang dong buibu! Kenali tipe anak dan biasakan dengan berbagai lingkungan.

Gitu aja sih.

SEMOGA BERGUNA YAAAA. See you!

-ast-

Souvenir Ultah dan Prinsip Kehidupan

$
0
0
GILE JUDULNYA YA SOUVENIR ULTAH AJA PAKE PRINSIP KEHIDUPAN.

Dan ya, ternyata saya termasuk ibu-ibu extra Pinterest ya. Baru kuakui itu lol.

gara-gara kursi kuning jadi fotonya kuning males atur white balance jadi ya sudahlah

Alkisah dari dulu saya nggak pernah neko-neko lho sama souvenir ultah Bebe. Ya pokoknya yang penting semua personalized aja (nggak neko-neko tapi pengen personalized lol). Tapi terus sekantor sama mbak Miund nih biang kerok.

Tahun pertama sekantor, doi bikin buku cerita yang digambar sendiri. PAKE CAT AIR LOH BUKAN DIGITAL. Ceritanya ditulis sendiri. Dicetak sendiri buat souvenir ultah Shera yang keempat.

Waktu itu saya cuma bisa “waawww bagus yaaa sedih banget aku nggak bisa gambar”.

A post shared by Asmara Wreksono (@asmarawreksono) on

Karena ya emang waktu itu saya belum mulai belajar gambar dan nggak bisa gambar sama sekali. Beberapa bulan berlalu dan Mbak Miund mulai lagi proyek buku cerita kedua untuk souvenir ultah Shera tahun depan.

Di situ saya udah rada panas juga sama twit-twitnya Pinot dan Ditut yang selalu ngomporin orang untuk belajar gambar. Long story short saya belajar gambar manual kemudian beli iPad untuk gambar digital dan memutuskan ok iPad ini harus menghasilkan souvenir ultah untuk Bebe.

Sungguh cita-cita yang receh ya.

(Baca cerita soal belajar gambar di sini ya: Tentang Gambar)

Terus muter otak banget karena ya saya bisa gambar baru segini banget. Belum bisa berbagai pose manusia dan bikin berbagai background sampai level bikin buku cerita gitu. Pusing pula mikirin jalan ceritanya kan. Duh.

Memutuskan bikin flash card karena ya waktu itu Bebe lagi semangat banget belajar baca tulis pake flash card. Entah kenapa langsung kepikiran aja seru banget ya bikin flash card yang semua gambarnya itu temen sekelas dan karakter favorit anak kaya PJ Mask gitu. Jadi huruf A untuk temen Bebe yang namanya Aleron, huruf C untuk Canayya, G untuk Gekko, dan X untuk Xylo plus belakangnya ada kartu ulang tahun.

19 Maret 2018, tiga bulan sebelum ultah Bebe di 6 Juni, gambar pertama selesai. PUAAASSSS BANGET RASANYA.


Karena sini anaknya ambisius ya jadi flash card-nya juga bolak-balik, ogah pula hurufnya pake font jadi ya ditulis MANUAL. Huruf aja ada 26, jadi total ada 52 gambar yang harus diselesaikan dalam 3 bulan. Sempet nggak ya?

Sempet ternyata. Sebelum bulan puasa flash card udah selesai. Tapi kemudian semangat saya turun karena mikirin packagingnya. Pengen bikin pouch sih, tapi saya nggak punya mesin jahit.

Detail tentang souvenir ini liat di IG saya aja ya, di link ini.

Saya nggak bisa bikin pola ya tapi kalau jahit mah bisa lah. Modal untuk ngecilin dan mendekin seragam SMA di masa lalu HAHAHA. Tapi karena nggak punya mesin jahit saya akhirnya minta tolong ibu untuk jahitin. Ibu ok.

via GIPHY

EH UJUNG-UJUNGNYA SAYA BELI MESIN JAHIT LOL. Mesin jahit ini saya beli via Arisan Mapan (BACAAAA YA, KLIK AJA ARISAN MAPANNYA). Kebetulan juga ibu-ibu di rumah Bandung emang lagi pada ikut Arisan Mapan. Gila sih dulu endorse kok ya sekarang ngalamin beli sendiri sesuatu yang berguna.

Mesin jahit baru dateng pas ultah tinggal 2 minggu. Untungnya bulan puasa jadi saya ngeles ke Bebe kalau ultah di sekolahnya ditunda karena semua miss pada puasa. Padahal ya belum kelaaarrr ini jahit pouch.


Bahan pouchnya kanvas dan katun jepang, beli di Pasar Mayestik. Gambarnya saya jiplak dari iPad, terus diwarnai pake cat akrilik kemudian disetrika. Konon kata ayah saya yang suka nyablon, akrilik disetrika (disetrika di bagian catnya ya) itu akan makin kuat nempel ke kain. Saya nurut aja.

TERUS DIJAHIT DEH. Jahitnya cepet sih hari Sabtu atau Minggu 2 jam bisa dapet 5 pouch gitu. DAN SELESAI!

Setelah selesai, mesin jahit kembali masuk dus dan belum kebayang mau bikin apa lagi hahahahaha.

Pertanyaan terbesar: “Demi anak bela-belain banget ya kaya gini?”

Sebetulnya nggak juga sih. Ini demi diriku sendiri aja. Demi punya pencapaian baru, demi punya sesuatu yang bisa bikin diri sendiri bangga. Kebetulan aja punya anak dan jadiin alesan ultah anak sebagai cara mencapai itu.

Jadi kalau dibilang “demi anak” ya rada cringey sih karena ya si Bebe belum ngerti kalau bikin DIY-DIY ini effort jadi ini mah ibunya ajaaaa butuh pujian baru. *HALAHHHH

Dan juga ya mau ngejar ultah anak pake sewa playground seharian juga kutakmampu kan jadi ya kembali pada prinsip melawan harga tak mampu, kulawan dengan DIY HAHAHAHA.

Tapi anyway, saya tau banget nggak semua orang suka DIY ya. Saya begini nggak instan kok. Gambar emang baru-baru aja tapi jahit mah dari dulu. Craft kan saya anaknya. Bisa dibaca di postingan ini: 2009 vs 2018.

Jadi kalau kalian nggak suka DIY, nggak bisa jahit, dan tetep pengen custom souvenir ultah anak ya tetep bisa, BIKIN DI KAWUNG LIVING AJAAAAA. NGGAK SANTAI MAAF.

Baca juga tulisan Gesi di sini ya:

Karena sebagus itu beneran. Jadi Kawung Living ini yang kemarin pouchnya jadi bonus PO buku saya dan Gesi “Indahnya Susahnya Jadi Ibu” (BELI DONG, DI SINI YA LAGI PROMO BONUS STIKER LHO). Saya awalnya nggak expect apa-apa lho. Ya standar pouch kan begitu lah ya. Lagian saya udah punya beberapa pouch custom dan ya hasilnya gitu aja.

Pouch ultah pertama Bebe print juga sama dan biasanya karena bahan kanvas jadi otomatis pas di-print warnanya turun jadi agak “dekil” gitu. Nggak sesuai warna asli lah. Menyesal dulu belum tau Kawung Living.

warna kurang jreng dan pudar
Tapi kalau yang buatan Kawung Living beneran bagus banget hasil print-nya. Kalian tau kan ya saya nggak bilang bagus kalau nggak beneran bagus. Apalagi ini keduanya desain saya, dengan palet warna yang saya pilih sendiri dengan hati-hati dan lihatlah sendiri. Mirip banget sama warna di layar! Birunya agak terang tapi jadinya malah jadi lebih lucu hahaha Pink dan warna lainnya malah sama persis.



Kayanya hasil print-nya bisa sebagus ini karena bahannya bukan kanvas biasa. Tapi entah juga ini bahan apa ya yang jelas kaya kanvas tapi halus gitu dan nggak setipis katun juga. Kaget beneran sampai saya dan Gesi waaaa bagus waaaaa gitu pas dateng hahahaha.

Saya juga dibikinin plushie dan bantal yang super gemes ga sihhhh. Plushie-nya ini karakter saya di buku. Hasilnya nggak pecah dan nggak turun sama sekali warnanya. Rekomen banget beneraaannn.


zoom kualitas print, persis sama kaya ilustrasinya frans, ga turun, ga geser

Dan harganya nggak jauh beda lho sama custom print lain. Sama-sama aja. Saya, Gesi, dan Nahla pernah dibikin pouch custom matching berempat gitu sama Mba Windi, lucu gemas dengan warna pastel. Harganya lebih mahal dan kualitas print-nya tetep bagusan punya Kawung Living. TERBAIK!

Produk custom dari Kawung Living juga bukan cuma pouch dan plushie. Tapi bisa juga sarung bantal, mug, bantal leher, tablerunner, bahkan canvas rug! Lengkapnya bisa kalian lihat di sini: http://kawungliving.com/custom/

Bikin custom di Kawung Living juga bisa satuan lho. Tapi kalau bikin banyak harganya makin murah. Jadi cocok banget buat souvenir ultah yang rata-rata ngasih temen sekelas kan. Suka rada pusing sama tempat custom yang itungannya per lusin atau per sepuluh gitu. Sebel juga cuma butuh 12 jadinya harus pesen 20 huhu.

Nggak bisa gambar? TENAAAANGGG. Kawung Living punya katalog pattern yang one of a kind banget. Bisa ditambah nama atau tulisan juga. Jadi aman!



Jadi ada yang lagi siapin ultah anak juga? Atau justru mau produk yang ready dan nggak custom, ada jugaaaa. Cus pesen souvenir di Kawung Living!

Website: kawungliving.com
Instagram: @kawungliving
Katalog gambar: @kawunglivingcatalogue
Viewing all 727 articles
Browse latest View live