Quantcast
Channel: annisast.com | Parenting Blogger Indonesia
Viewing all 727 articles
Browse latest View live

Tantangan Makan 7 Bungkus Indomie

$
0
0
[BUKAN SPONSORED POST]


Oke oke segala sesuatu memang butuh pengalaman sampai bisa lancar. Contohnya saya ini, video udah selesai dari hari Sabtu, tunda-tunda upload sampai Senin pagi sebelum kerja. Videonya error. Nggak sempet benerin sampai malem terus ngantuk. Akhirnya baru upload tadi pagi jam 5.

Really, commitment is an act, not a word.

*tampar diri sendiri*

BTW VIDEONYA ADALAH JENG JENG MAKAN 7 BUNGKUS INDOMIE!

JG sih yang makan hahahaha. Terinspirasi videonya Stella Lee karena yah, makan Indomie satu aja enak apalagi 7? TUJUH, GENGS!

Video ini harusnya di-upload minggu lalu. Tapi minggu lalu Bebe sakit demam plus diare sampai 4 hari clingy parah. Boro-boro saya pegang laptop, mandi aja nggak saking ditinggal bentar kejernya udah kaya apaan.

Jadi ini, tantangan makan 7 bungkus Indomie dan 3 telor. Apakah JG berhasil?


Dan akhirul kata; HAPPY BIRTHDAY INDOMIE!

Love and hate relationship memang kita karena sebagai ibu aku tentu ingin makan sehat yang tidak instan serta homemade. Tapi tidak bisa dimungkiri bahwa Indomie adalah ramen paling enak di dunia dan selalu punya tempat di hati kita semua. Sejauh apapun kita melangkah di dunia #selaluadaindomie menyertai malam-malam hujan kita. :')

PS: Yang mau ikutan tantangan ini BOLEH! Tag aku (kasih link ke postingan ini) di blogpost/video kalian nanti aku list di sini. OKAAYYYY!

-ast-

5 Alasan Anak Perlu Menangis

$
0
0

Saya dan JG adalah tipe orangtua yang selalu bilang pada Bebe kalau menangis itu tidak apa-apa. Kami selalu membiarkan Bebe menangis karena ya namanya anak kecil masa nggak boleh nangis kan. Jatuh terus sakit ya nangis, kecewa karena tidak boleh makan es krim ya silakan nangis, kecewa karena film harus dimatikan dan waktunya tidur, nangis deh boleh.

Ini dia 5 alasan anak perlu menangis:

Menangis itu mengeluarkan emosi

Iya beberapa bulan lalu kami sempat ngobrol dengan psikolog, menangis itu cara anak untuk mengeluarkan emosi. Dia belum bisa curhat atau marah dengan kata-kata, cara tergampang mengeluarkan emosi adalah dengan menangis.

Bayangkan anak sedang mengeluarkan emosi terus disuruh diam. Kan malah tambah emosi. Atau kalau aku sih khawatir dia jadi memendam emosi. Tidak baik, takut meledak suatu hari nanti. Iya kalau meledaknya dengan tangisan lagi, kalau jadi depresi? :(

Menangis itu mengekspresikan diri

Iya, seperti juga mengeluarkan emosi, menangis itu mengekspresikan diri. Ya kita kalau seneng kan ketawa-ketawa, kalau lagi sedih ya belanja. Kalau anak kecil sedih kan belum tahu harus melarikan diri ke mana. Jadi lah menangis aja.

Orang dewasa kadang lupa nangis. Nangis kalau udah mentok sedih banget baru nangis. Padahal nangis itu nggak apa-apa loh baik untuk anak kecil atau orang dewasa. Kenapa? Karena dua alasan di bawah ini.

Menangis itu mengurangi stres

Yes, ini berlaku untuk orang dewasa dan anak kecil. Menangis bisa mengurangi stres. Aku baca-baca di mana sih lupa hahaha Yang jelas orang yang menangis, energi negatifnya jadi keluar semua. Jadi nggak stres deh.

Bayangkan anak kecil dilarang nangis, kan kasihan. Hidup dari mata anak kecil itu nggak gampang juga, mereka kadang bingung kenapa sih nggak boleh guling-guling di tanah yang bekas hujan ya kan. Jadi kalau anak mau nangis, biarkan nangis, jangan sampai mereka stres.

Menangis agar mood kembali baik

Bebe kalau habis nangis suka jadi manis banget. Dia puas ngeluarin semua emosi negatifnya dan akhirnya kembali peluk dan ngomong manis lagi sama saya. Beda kalau dia nahan nangis, mukanya stres banget.

Menangis itu belajar terbuka dan berkomunikasi


Ya, dengan dia menangis artinya dia menunjukkan rasa kecewanya dengan terbuka. Ia belajar mengkomunikasikan bahwa "aku kecewa, ibu harus tahu". Kalau dia udah mulai aneh-aneh seperti nonton film dengan posisi badan yang aneh (kaya lagi senam lantai), saya selalu bilang:

"Xylo boleh menangis, yang tidak boleh adalah nonton tidak sambil duduk"

Kemudian dia pasti nangis.

(Baca: Menangani Anak Tantrum di Tempat Umum dengan Tenang)



Tapi pusing sis anak nangis terus!

Kalau dibiasakan menangis, lama-lama frekuensi dan lama menangisnya berkurang kok. Misal hari ini nangis 15 menit, besoknya nggak akan nangis selama itu ASAL kitanya nggak cepat-cepat suruh dia diam. Apalagi disogok ini itu biar anak berhenti nangis.

Wah udah, Hari ini anak nangis disogok dengan jajan, ya besoknya dia minta lagi. Nggak dikasih? Ya ngamuk karena orangtua nggak konsisten. Jangan nyogok anak nangis dengan apapun. Kecuali dengan kegiatan bermain lain.

Terus jangan juga membiasakan diri menganggap anak nangis adalah gangguan. Anak nangis karena ngambek (bukan karena sakit) biarkan aja, lakukan aktivitas seperti biasa. Ngobrol, main hp, atau ngapain kek. Jangan jadi menghentikan aktivitas karena memang tujuannya dia kan nyari perhatian.

Atau malah kadang saya cuekin aja. Dia lagi nangis terus ya cuek aja saya ajak ngobrol yang lain, pura-pura nggak tahu kalau dia nangis. Lama-lama dia juga ikut ngobrol, lupa sama nangisnya.

Kecuali kalau anak nangis karena jatuh atau sakit. Biasanya saya diamkan dulu biar lebih hati-hati, baru kemudian peluk dan tanya mana yang sakit? Dan jangan lupa diberitahu supaya hati-hati. Karena jatuh itu sakit.

Susah? Ya, nanti lama-lama juga terbiasa kok membiarkan anak menangis.

(Baca: Memanjakan Anak? Seperti Apa?)

*

Tapi kadang saya juga masih keceplosan apalagi kalau menurut saya tidak perlu nangis. Misal "ibu gendong ibu huhuhu" sambil nangis. Saya suka keceplosan bilang "iya digendong, tidak perlu nangis dong". Sampai suatu hari Bebe malam-malam rewel sekali tanpa sebab, manja luar biasa. Itu baru sembuh sakit, biasalah pas sakit dimanja banget. Sakitnya udah sembuh manjanya nggak ikut sembuh. Biasanya mandiri ini merengek-rengek tapi nggak jelas maunya apa. Akhirnya saya bilang "Bebe silakan marah, ibu tidur ya".

Saya tinggal tidur kemudian saya dengar suara isakan. Dia hiks hiks gitu seperti ingin nangis tapi ditahan. Sekitar setengah jam kemudian saya bangun dan Bebe masih terisak, saya tanya "Bebe sebetulnya kenapa?" Dia tetap telungkup sambil terisak. Saya gendong dan saya bilang "Bebe mau nangis? Ayo nangis aja dulu biar bisa tidur".

Kemudian blar aja teriak nangis, saya gendong dan saya peluk. Kasihan mungkin dari tadi ingin sekali menangis tapi dia tidak menemukan alasan untuk nangis. Sementara saya sering bilang "sudah dong tidak perlu nangis" kalau dia nangis tanpa alasan. T______T Dia menangis lama, saya gendong terus. Sampai akhirnya dia tenang.

Yah. Itulah jadi orangtua. Nangis aja perlu ilmu hahaha.

Ada yang anaknya suka nangis juga?

Tos kitaaaa!

-ast-

#SassyThursday: Hijab dan Fashion Week

$
0
0

Jadi beberapa hari terakhir ini media diramaikan berita desainer Indonesia Anniesa Hasibuan sukses show di New York Fashion Week (NYFW). Anniesa disebut sebagai desainer Indonesia pertama yang tampil di main stage NYFW dan juga desainer pertama yang menampilkan karyanya dengan model yang semuanya mengenakan hijab.

Baca punya Nahla:

Jadi pro kontra pasti dong, karena seharusnya perempuan tidak memamerkan pakaian yang glamor. Hijab adalah kesederhanaan jadi show hijab di fashion week itu sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Itu yang kontra. Yang pro tentu karena bangga, ada desainer Indonesia yang karyanya bisa dinikmati oleh para pecinta fashion di ajang dunia.

Satu lagi yang kontra justru muncul dari kalangan fashion itu sendiri. Mereka mengkritik bahwa masuk NYFW kan bayar slot blablabla, nggak dikurasi amat jadi bukan berdasarkan karya. Kemudian banyak yang bilang desainnya nggak original dan biasa aja, pada ngebandingin sama desainer lain. Malah ada yang bilang dia bikin celana aja nggak bisa. Wah, people can be so mean.

Gue sih jujur bangga. Keren lah ada orang Indonesia yang satu panggung sama Vera Wang dan Jeremy Scott. Mau desainnya pake jilbab atau nggak, gue tetep seneng sih. Apapun yang bawa nama Indonesia di dunia internasional secara positif kan harusnya didukung dong. Apalagi Anniesa dapat standing applause dari penonton yang hadir.

Daripada selama ini Indonesia terkenal karena bom dan teror, kan nggak banget ya. Mendingan dong Anniesa bawa ke panggung bahwa hijab itu nggak menyeramkan. Hijab itu cara berpakaian yang seperti ini loh, bisa cantik dan enak dilihat.

Lagian menurut gue nih yaa, bajunya bisa dipakai untuk orang yang nggak berjilbab juga kok. Ya kalau headscarf-nya mau dipake silakan, nggak juga bajunya tetap wearable.

*tapi kan siapa elu, kaya ngerti fashion aja*

Ya biar ajaaa. Zaman sekarang kan orang bisa mix and match baju aja passionnya langsung fashion. Suka jahit dikit langsung bilang hobinya desain baju. Punya anak satu terus bikin brand baju anak.

AHAKAHAKAHAKAHAKA maap maap sarkasnya suka kebawa mulu.

Iya sih tapi kenapa deh pada negatif amat orang-orang? Lama-lama yang aku nggak tahan dari negeri ini adalah negativity. Apa-apa diliatnya negatif mulu. Aku capek.

*lo juga keles*

Ada orang sukses, langsung dicari-cari ih ternyata dia begini begitu. Dia tau apa soal fashion, baru juga setahun jadi desainer. Si X udah dari dulu tuh desainnya begitu, udah tahunan. YA TERUS KENAPA? Yang masuk fashion week dia ya yang jadi berita dia lah. 

Atau contoh sederhana, ada orang followersnya banyak, dinyinyirin dia kan cakep doang tapi nggak punya karya. Nurut ngana pose depan kamera itu bukan karya? Bukan skill? Coba deh gue tantang photoshoot 20 pose dalam satu jam. Bisa? Kepikiran posenya apa aja?

Belum lagi urusan atlet renang badannya di BLUR di tivi astagaaaa. Ada yang horny gara-gara liat atlet renang BERENANG di kolam renang?

I JUST CAN'T HANDLE IT ANYMORE.

:(

Yah jadi intinya, stop the negativity!

-ast-

Cut the Carb, Cara Gampang Kendalikan Nafsu Makan

$
0
0
[SPONSORED POST]


Kalau ngomongin berat badan, saya sering dianggap remeh. Sebabnya badan saya kecil. Hahaha. Padahal makan saya banyak. Yang sering dianggap jadi biang kerok cuma satu: menyusui.

Iya, saat hamil, berat badan saya hanya naik 10 kilogram. Melahirkan dan menyusui, turunnya 12 kilogram. Malah minus kan. Padahal saat itu makan saya banyak sekali, dua kali porsi sebelum saya hamil dan melahirkan. Tapi ya sepertinya wajar karena semua demi ASI yang melimpah.

Kini usia Bebe sudah 2 tahun 3 bulan, udah nggak nyusu-nyusu amat. Tau-tau saya timbang badan … jeng jeng … naik 3 kilo dari berat sebelum hamil! Ada apa ini?!

Setelah ditelusuri itu ternyata karena porsi makan saya masih porsi makan ibu menyusui yang harus pumping 3 kali di kantor. Padahal sekarang saya sudah berhenti pumping, menyusui pun hanya sebelum tidur. Sementara porsi makan saya hampir selalu seporsi penuh ukuran rumah makan padang, bukan rumah makan cepat saji yang sedikit sekali itu hahaha.

Tapi kan aku harus kuat karena Bebe masih suka digendong. *ALASAAANNN!* *plak*



Saya kemudian sadar kalau pola ini sama sekali nggak bener. Apalagi ada temen kantor yang memang sakit diabetes. Setiap hari makannya nasi coklat dan menjaga sekali asupan gulanya. Sampai-sampai dia kalau beli bubble tea itu bukan less ice less sugar kaya saya, tapi no ice no sugar. Itu bubble tea apa sayur sop? *cry*

Apalagi sejak Bebe mulai makan seperti orang dewasa alias nggak lagi makan makanan bayi. Saya selalu pilihkan makanan yang paling sehat untuk dia. Dan yang terpenting, jauhkan dari konsep warung dan jajanan karena nggak sehat semuaaa.

Kemudian aku bercermin pada diriku sendiri. Kok ya saya jaga makan Bebe sementara saya sendiri nggak jaga makan? Padahal harusnya saya dan JG menjaga makan biar bisa terus sehat dan main lama-lama sama Bebe kan.

(Baca: Bekal Makan Siang dan Problematika Takut Tidak Dimakan)

Mulailah heboh food combining yang mana nggak bertahan sampai sekarang hahahahaha. Udahlah nggak perlu tanya alasannya karena itu sia-sia. Alesan paling mantep sih karena susah kalau nggak bekel sendiri, jajanan di kantin lebih menggoda. lol

Akhirnya saya mencoba cara paling mudah yaitu diet karbo alias memotong karbo. Saya sampai pesen bolak-balik sama JG kalau bekelin makan siang itu nasinya dikurangin setengah karena saya nggak menyusui lagi, nggak butuh kalori sebanyak itu lagi.

Sebenernya buat yang nanya kenapa saya kurus, itu karena makan saya juga nggak jorok-jorok amat sih. Jajan gorengan nggak pernah, menggoreng sendiri di rumah pun jarang sekali. Snack berisi angin belaka atau biskuit gitu juga jaraaangg banget. Sarapan udah bertahun-tahun nggak pernah karbo, antara buah atau yogurt plus muesli. Makan siang dan makan malemnya itu loh yang suka nggak ketahan.

Ini bekal makan siang saya minggu lalu. NASINYA SEGITU HUHU padahal sebelum hamil mah nggak pernah habis nasi segitu. Plus tumis daging dan terong panggang ala-ala Tasty lol. Yang kecilnya itu yogurt tertutup muesli.



Ini bekal makan siang saya sekarang. Sarapan melon, nasi plus omelet tofu keju dan kembang kol kukus. Karbonya jadi setengah! Masih laper nggak tiba-tiba nasi berkurang setengah? Nggak dong karena plus makan SOYJOY dua jam sebelum makan. Dan SOYJOY dimasukin microwave itu enak banget gaes. ASLIIII.

Saya baru tau SOYJOY bisa dimasak dulu sebelum dimakan. Lah sebelumnya nggak ada yang pernah bilang atau ngasih tahu! Iseng pas buka bungkus kok di belakang ada keterangan cara penyajian. Dimasukin ke microwave katanya 10 detik. Dicoba masukin semenit terus aku lemes karena enaknya kebangetan, kaya brownies loh serius. Coklatnya leleh.

Dan tentu saja sebelumnya aku meremehkan, apaan nih cuma sepotong kecil gini gue mana kenyang? Kemudian masukin microwave 2 bar SOYJOY. Baru dimakan satu setengah aja ternyata udah kenyang banget. Jadi satu aja cukup sih kalau saya mah.


Terus pas kemarin dateng ke acara Lunch with SOYJOY, ahli gizinya mbak Seala Septiani M.Gizi menjelaskan kalau dalam satu hari sebenarnya manusia dengan body mass index ideal (tidak kegemukan) hanya butuh karbohidrat sekitar 1,5 mangkok nasi sehari. Lebih dari itu sudah bisa menyebabkan kegemukan dan diabetes loh. T_______T

Jadi ya pilihannya adalah makan siang dengan nasi setengah porsi plus makan malam dengan nasi satu porsi atau sebaliknya. Makan siang full satu porsi, makan malam setengah. Saya sih pilih makan siang setengah dan makan malam full karena nggak tahu, lebih lapar malam daripada siang sih.

Tapi kan laper kak, kalau makan nasinya sedikit?

Percayalah itu hanya sugestimu belaka, dek.

Iya faktor kebiasaan juga berpengaruh loh. JG buktinya, dulu kalau makan nasinya pasti dua porsi. Sekarang bisa banget satu porsi, berat badannya turun 13 kilogram dari pas nikah sampai sekarang.

Nikah kan harusnya bikin gemuk kalau buat cowok? No, kalau kamu gemuk setelah menikah itu bukan tanda bahagia, itu tandanya kamu dan istri nggak bisa menjaga pola makan dan kurang mengingatkan satu sama lain untuk hidup lebih sehat. :)

Dan yang dimakan sebelumnya juga berpengaruh loh sama porsi makan kita selanjutnya. Sarapan buah dan sarapan bubur misalnya, pas makan siang rasanya pasti lebih lapar kalau kita sarapan bubur. Ya karena buah dicernanya pelan-pelan, jadi energinya muncul pelan-pelan. Beda sama bubur yang kalorinya tinggi, cepat jadi gula dalam darah, jadinya cepet bikin laper lagi.

Masih ragu untuk diet karbo?

Coba dulu dong ah. Dibantu SOYJOY 2 jam sebelum makan. SOYJOY ini terbuat dari kedelai yang bisa menjaga gula darah tetap stabil dan nafsu makan pun jadi berkurang. Makan nasi setengah pun tetap kenyang. Kedelai juga kaya serat dan protein, makanan yang kaya serat dicerna lebih santai oleh tubuh jadi nafsu makan pun kembali lebih lama. Gluten free juga loh!

Dan ternyata bukan cuma saya yang niat berubah hidup lebih sehat setelah punya anak. Ringgo Agus Rahman dan Sabai Dieter juga demikian. Mereka jadi hidup lebih sehat setelah Bjorka lahir.

*Btw aku ngefans banget sama mereka hahaha. Selalu nggak sabar nonton YouTube Pesan untuk Bjorka plus follow banget Instagram mereka yang feed-nya bikin iri karena fotonya bagus-bagus.*



Jangan lupa follow juga Instagram @Soyjoyid untuk informasi mengenai healthy lifestyle.

Yuk kurangi karbo dan hidup lebih sehat!

-ast-

#FAMILYTALK: PARENTS TAG!

$
0
0
 
Holaaa!

Ya nggak udah panjang lebar intinya kalau jawabin question tag mah lagi nggak ada ide aja hahaha.

Baca punya Isti:

1. How many children do you have?
And how old are they?

Well. 1 son, 2y3m.

2. What are your proudest and most frustrating moments as a parent?

Last night when he was trying to wear his pants by himself. I'm so proud that he can do it yet so frustrated waiting because he's done that in 15 minutes.

Kalau jadi orangtua nggak sabaran, itu pasti udah direbut deh celananya terus pakein ajalah. 10 detik kelar. Tapi kalau gitu kapan belajarnya?

Jadinya serah deh, kebalik aja sampai 2x. Kebalik, gue bantu balikin, kebalik lagi T_______T Gue balikin lagi, baru deh bener. Berikutnya adalah dia bingung cara ngeluarin kaki dari bolongnya. 

Yah, sampai akhirnya bisa keluar, kemudian dia berdiri dan tarik ke atas. Proud! My frustration gone instantly. lol.

3. How do you discipline your child/children?


1. Tidak pernah kalah dengan tangisan
2. 2-5 minutes time out.

*nanti nulis detail ah soal time out*

4. Do you co-sleep?

YES. Karena ga punya kamar lagi hahahaha sad. Ada sih kamar tapi di atas. :(

5. What is your one MUST HAVE piece of baby equipment?

Baby bouncer, bisa anteng banget duduk di bouncer. DULUUU GENGS DULU. 

6. Name one thing you bought before you had your baby and you never ended up using?

Nursing apron. Nyoba dipake atau dibawa maja nggak. Hahahaha.

7. Have you always wanted kids? How many more do you plan on having?

I never wanted kids but i also had never not wanted kids. None.

8. Do you think your relationship with your spouse has changed since you had children? Better or worse?

Better. We changed from a romantic lovey dovey to annoying high-pitch-baby-song-singer HAHAHAHAHA

9. Date night? How many nights (or days) per month?

NEVER. 

10. How is your relationship with friends since having a child?

Udah pernah gue bilang di postingan sebelumnya, gue udah hampir nggak pernah nongkrong atau ketemu sama temen-temen. 

11. How many cars does your family have?

1 aja soalnya garasi cuma 1 #persoalan

12. Dream vacation with your kiddos AND one without the kiddos?

Japan and ... Japan. The Wizarding World of Harry Potter to be exact hahahaha.

13. Where do you shop for your kids?

Randomly. Biasanya kalau lagi di mall dan ada diskon, gue beli banyak sekaligus terus berbulan kemudian nggak beli lagi. Ada juga satu FO di BTC Bandung yang murah-murah dan ya gitu sama. Beli sekaligus banyak terus ga beli-beli lagi.

14. Favourite mommy makeup and skin care products?

WTF IS MOMMY MAKE UP?

15. Since becoming parents, do you notice you act more like your own mother (for mom) / father (for dad)?

Not really.

16. Piercing a baby’s ear: do or don’t?

Don't. (Meskipun gue ga punya anak perempuan nih ya). Kalau pun suatu hari dia mau tindik ya dia akan tindik dengan kemauan dia sendiri. Kenapa harus kita yang nindik? Untuk nunjukkin dia perempuan? Kenapa harus ditunjukkin emang? lol

17. Bath or shower? (for you and child/children)

Not even a prob.

18. Is mom back to her pre baby weight?

Yes. Kayanya sebulan gue udah balik ke berat normal deh. Nyusuin sejam sekali nurut ngana nggak bikin kurus?

19. College dreams: Do you expect your kids to go to college? Or would you let them decide for themselves?

Kuliahlahhh. Tapi kuliah lah di tempat yang sesuai passion. Kalau lulus SMA belum tau mau kuliah apa, ya jangan dipaksain. Tunggu aja setahun, community service dulu, magang-magang dulu, asal nggak nganggur aja di rumah. 

Karena kuliah itu mendewasakan. You're not a same person before and after college life.

20. Finish these sentences: “you know you’re a mom when you______?” “You know you’re a dad when______?”

Harus buru-buru jam 5 teng langsung pulang. T_____T Aku suka kerja tapi aku juga suka Bebe. -_______-

Oke itu aja ternyata. See you next week!

-ast-

source:
https://labellemama.com/tag/20-questions-for-parents-tag/

Thomas and Friends Spooky Tracks Set Unboxing

$
0
0


Jadi sebagai YouTuber tidak berniche alias apa aja boleeehhh dibikin video lol kami kali ini unboxing mainan!

Mainannya adalah kereta api Thomas and Friends Spooky Track Set yang motorised alias bisa jalan sendiri. Yes, motorised bukan motorized, bloody hell! *logat British*

*kotaknya ga konsisten, satu nulisnya motorized (kiri) dan motorised (tengah), aku terganggu banget sumpah* -______-


Kereta Thomas ini udah jadi inceran appa dan ibunya Bebe karena si Bebenya NGGAK MAU mulu dibeliin ini.

Jadi setiap diskon, gue dan JG selalu tawarin ini ke Bebe dan dia selalu tolak. Dia selalu pilih mainan kecil yang yahelah bikin berantakan doang dan nggak penting gituloh.

Emang ini Thomas penting?

Penting! Alasannya:

1. Bebe ngefans banget sama kereta. Tiap pagi dan sore kalau pas lewat rel dan keretanya lewat itu dia akan berbinar bahagia dan super excited.
2. Bebe suka mainan kecil dan anaknya anteng banget kalau dikasih mainan yang dia suka. Dia tipe yang ke mana-mana di tas bawa mainan gitu sampai-sampai dia suka bekelin gue dan JG mainan untuk di kantor katanya. :'))))
3. Jadi Bebe harus beli karena dia PASTI suka dan dia akan anteng main itu sehingga ibu bisa edit video. Yes, right. :|

Tapi yang sulit adalah meyakinkan Bebe kalau ini adalah mainan yang seru biar dia mau beli. Nah beberapa minggu lalu, kami ketemu temen JG di mall, anaknya pegang Thomas yang kecil. Sebagai perkenalan Bebe kami belikan juga lah Thomas kecil itu, yang 30ribuan itu loh.

Kemudian dia baru sadar, oh ini Thomas kereta ya kok lucu. Kemudian dia mulai melupakan film Cars yang padahal super favorit banget setelah Zootopia. Dia mulai menonton Thomas.

Dan kemudian datang lagi diskon Kidz Station. Eh masa yang kereta polos diskonnya dikit, yang diskonnya banyak yang Spooky Edition ini. Dan seperti sebelumnya, Bebe lempeng.

Ibu: "Bebe mau ini nggak?" *sambil jongkok dan memperlihatkan kotaknya pada Bebe*
Bebe: "Nggak"
Ibu: "Ini bagus loh Be, wahhh Thomasnya bisa jalan sendiri loh! Ada relnya juga!"
Bebe: "Tapi ini kotor ibu"

T______T

Kotor soalnya kan Spooky edition jadi di keretanya ceritanya ada kotor-kotor bekas tangan berlumpur gitu.



Ibu: "Oiya, tidak apa-apa sih ini memang seperti ini, bukan kotor"
Bebe: "Ini kotor ibu!"
Ibu: "Iya ini kotor tapi Bebe mau nggak?"
Bebe: "Mau tapi cuci dulu"
Ibu: "Hmmm"
Bebe: "Di rumah cuci dulu ya ibu?"

ANAK SIAPA SIH INI KOK TIDAK BERNODA MACAM RINSO?

Kenapa Thomas?

Maunya sih gue beliin Tomica Mickey Mouse, harganya lebih murah dan keretanya super lucu Instagram worthy banget. Tapi nggak ada relnya. T______T Ada sih yang ada relnya tapi gue nggak suka keretanya dan harganya lebih mahal dari Thomas.

Kenapa harus nunggu Bebe mau dan bukannya langsung beliin aja?

Karena kami selalu memberi Bebe pilihan. Nggak mau main ngasih-ngasih aja tanpa diskusi. Meskipun seumuran Bebe sih masih bisa banget didistraksi biar dia nggak ke area Cars dan ngambil mainan Cars. Tapi intinya kami selalu memberi pilihan dan Bebe yang mengambil keputusan.

Keputusan Bebe dia mau. Tapi mau dicuci dulu sampai rumah. HAHAHAHAHAHAHAHA.

Bener loh dia inget aja sebelum turun mobil minta lap, tapi kemudian dia terlalu sibuk main sampai lupa keretanya kotor. Inget lagi setelah beberapa hari. Dengan sikap superhero akhirnya gue ngambil aseton dan cotton bud untuk ngapus si tapak tangan berlumpur.

Gue hapus pelan-pelan dan kehapus! SAMA BIRU-BIRUNYA menyisakan bercak putih AHUAHUAHUAHAUHAUAHUAHUAH BODOH. Jadi ternyata itu stiker bukan cat. Ya kalau stiker diprint dong semuanya, dihapus aseton ya kembali jadi kertas stiker putih.

Auk ah dodol amat.

Oke setelah berpanjang lebar, ini dia videonya. Bagus loh ada relnya yang bisa naik turun sendiri gitu. Dan bikinnya susah bikin berkerut serius banget. Manual booknya nggak nolong dan lebih rese lagi ada satu part yang ternyata nggak kepake. Lama banget kita mikir itu part buat apa. *sigh*

Maafkan muka kami capek banget karena ini syutingnya jam setengah 11 malem. Bebe sih seger karena dia udah tidur terus bangun lagi. :(


*

BYTHEWAYYYYY ...

Ide unboxing ini muncul dari temen kantor gue si Abel (hai bel!) yang jago BANGET bikin video tapi dulu nggak mau bikin YouTube channel. Kan sebel yah. Finally dia bikin juga YouTube channel. Klik di sini aja. *btw orangnya ga tau gue omongin di sini huahahahaha*

Pembicaraan kami kurang lebih begini.

Gue: "Bel, ide dong ide, gue bikin video apa lagi?"
Abel: "Unboxing aja udeh, lo beli sepatu? Unboxing! Beli tripod? Unboxing! Beli mekap? Unboxing! Beli dari ol shop mana gitu, unboxing! Segala unboxing pasti ada yang cari dan bikinnya gampang."

Gue saat itu merendahkan dengan amat sangat karena cih apaan bikin video kok unboxing, yang penting-penting ajalah sama gue mah TAPI AKHIRNYA MAH DIBIKIN JUGAK. HAHAHAHAHHA. Dan iya loh gampang, aku akan sering-sering belanja untuk unboxing kalau gitu. #demikonten #ALASAAANNN

Selamat nonton! Jangan lupa subscribe!

-ast-

Bebe's Story 18 - 26

$
0
0

Bebe's Story nya kembali! Heboh nih kehidupan karena saya enjoy banget ngobrol sama Bebe meskipun kadang pengen garuk-garuk tanah karena pertanyaanya diulang-ulang. Tapi aku senang anakku banyak ngomong karena aku sebal sama anak pendiam HAHAHAHAHA.

Soalnya ada loh anak yang saya udah meng-kiyut-kan suara untuk ngobrol sama dia tapi terus anaknya lempeng. Jawabnya satu dua kata. Iya sih karakter anak beda-beda tapi saya lebih suka yang bawel lol. 

Update, Bebe sekarang 2 tahun 3 bulan. Versi videonya ada di Instagram ya @azxylo. :)

#18
Anak kecil kan biasanya ingin disangka udah besar ya. Biasanya pada sebel kalau dibilang masih anak kecil. Bebe nggak.

Ibu: "Xylo sudah dong nenennya, kan sudah besar, sudah 2 tahun"

Bebe: "Mau nenen, Xylo masih kecil"

Ibu: "Yang sudah besar siapa?"

Bebe: *menyebutkan nama mbak-mbak di daycare*

-______-

Bebe: "Ibu tolong dong" *minta tolong buka tempat minum*

Ibu: "Oke"

Bebe: "Xylo belum bisa, xylo anak-anak"

IYEEE. 

#19
Bebe punya mainan kuda nil hadiah dari Hokben, tapi terus kakinya copot satu. Nah mumpung dia udah mulai tertarik sama angka dan huruf. Jadi sekalian lah saya tanya.

Xylo: "Ibu, kaki kuda nil satu"

Ibu: "Iya kaki kuda nil dua, hilang satu, jadi kakinya ada berapa sekarang?"

Xylo: "Tiga"


Ternyata belum ngerti konsepnya lolol dia hanya menyebutkan angka selanjutnya, setelah ada yang ngomongnya satu, kemudian dua, kemudian TIGA.

Bebe sudah tahu huruf A, O, dan C loh btw. I'm a proud mom! #shameless

*

#20
Bebe lagi main sendiri, JG nemenin sambil masak. Tiba-tiba dia teriak histeris.

Bebe: "APPA KAKI HILANG APPAAA!"

Panik dong semua langsung mendekat ke Bebe. Ternyata ... dia sedang megang wayang cepot dan singkapin sarungnya. Selama ini dia nggak tahu cepot nggak ada kakinya jadi dia pikir kaki cepot hilang.

HAHAHAHAHAHAHAHAHA

*

#21
Bebe lagi senang-senangnya makan jelly. Nutrijell aja sih. Nah terus selalu saya libatkan dalam proses masak karena biar seru ajah ada kegiatan. -_____-

Malam itu dia udah kebanyakan makan jellynya. Saya alihkan dengan ngajak masak.

Ibu: "Yuk berhenti makannya, kita bikin jelly dulu"

Bebe: "Nggak mau ibuuu"

Ibu: "Kenapa?"

Bebe: "Nggak mau masak jelly"

Ibu: "Maunya apa?"

Bebe: "Maunya makan jelly"

Well..

*
#22
Selain jelly, Bebe juga senang yogurt. YOGURT BUATAN SENDIRI LOH. *harus capslock block dan underline karena memang bertujuan untuk pamer*.

Bebe seneng banget sampai saya bikin terus. Sampai suatu hari, kulturnya habis jadi belum bisa bikin lagi.

Bebe: "Mau yogurt dong ibu"

Ibu: "Yah, tidak punya, yogurtnya habis"

Bebe: "Yahhh, mau yogurt doonggg" *ngotot maksa*

Besoknya pulang kantor rusuh nyari susu dan kultur, kemudian capek-capek pun kuaduk lah itu yogurt. Besoknya udah jadi kan.

Ibu: "Be, mau yogurt nggak?

Bebe: "Sudah punya ibu?"

Ibu: "Iya kan kemarin bikin, Xylo mau?"

Bebe: "Nggak mau"

Ibu: "Katanya kemarin mau?"

Bebe: "Nggak mau"

T_______T

*

#23
Ada satu anak daycare, cowok umur 3 tahun yang sweet banget. Dia pernah bilang gini ke saya "Xylo sudah dijemput, abang belum dijemput. Bunda kerja, abang kangen bunda"

Gilak sih saya bukan emaknya aja leleh amat denger anak kecil bilang kaya gitu. Maka saya pun dengan excited tanya Bebe.

Ibu: "Kalau ibu kerja, Xylo di daycare nangis nggak?"

Bebe: "Nggak, Xylo main mobil sama abang"

Ibu: "Ibu kalau di kantor ingat Xylo di daycare, Xylo di daycare ingat ibu di kantor nggak?"

Bebe: "NGGAK"

Ibu: "Masa sihhh? Ibu kangen Xylo tau kalau Xylo di daycare"

Bebe: "XYLO NGGAK"

*krai baby krai*

*

#24

Kami sudah jarang sekali pakai stroller karena seringnya sia-sia. Jadi selalu ditanya dulu. Malam itu.

Ibu: "Xylo mau pake stroller atau digendong pakai ergo?"

Xylo: "Sepatu"

PINTAARRR!

*

#25
Setiap hari Bebe selalu bawa mobil-mobilan kecil untuk main di daycare. Suatu hari dia ambil dua mobil, dikasih ke saya.

Bebe: "Ini bawa yah, buat kerja di kantor"

KYAAAAAA :'))))))

*

#26
Di daycare malem-malem, nunggu JG jemput. Di tamannya ada dua keong mayan besar, sekepalan tangan Bebe. Dan keong ngapain coba di situ? Mana nggak terlalu terang jadi Bebe minta keongnya disenter, dia jongkok saya jongkok sambil senterin keong.

Bebe: "TUUHH ADA KEONG! Keong lagi apa ibu?"

Ibu: "Mmm, lagi diam aja sih"

Bebe: "Wah keong lagi diam. Keong ada teman-temannya ibu?"

Ibu: "Keong ada temannya, temannya cuma satu"

Bebe: "Ooohh teman keong cuma satu Keong lagi apa ibu?"

Ibu: "YA SEDANG DIAM AJA SIH"

Bebe: "Iya keong diam. Keong ada tanduk ibu. *menirukan tanduk dengan dua tangan di atas kepala*

Ibu: "Iya ada tanduknya ya, itu sepertinya matanya deh" *ibu kurang paham, belum googling
soalnya* -_____-

Bebe: "Keong diam ya, keong diam ada temannya. Keong dua. Keong lagi apa ibu?"

Ibu: "Lagi jalan-jalan tuh."

Bebe: "MANAAAA? KEONG DIAM"

Ibu: "IYAAAA KAN IBU TADI SUDAH BILANG"

*kemudian terus aja keonglagiapaibukeonglagiapaibukeonglagiapaibu a million times*

T______T

Tapi yah, selama aku hidup aku akan terus jawab pertanyaan Bebe. PANTANG MUNDUR!

Soalnya kasihan liat anak kecil yang disuruh diam sama ibunya huhu. Atau dijutekin karena anaknya nanya mulu. Akan kujawab meski aku lelah dan PEGEL BANGET PLIS.

YOSH!

-ast-

Baca cerita Bebe lainnya di sini! Dan mainan baru Bebe di video di bawah ini atau klik di sini!

#SassyThursday: Nama Beken (ft #GesiWindiTalk)

$
0
0

Kalau urusan seleb dunia maya, Nahla, Gesi, dan Mbak Windi ini emang partner paling sip banget lol. Dari pagi sampai malem urusannya beginian muluk ah elah suram amat hidup kitaahhh.

Topik kemarin sih oke banget, yaitu Anya Geraldine yang ternyata adalah nama beken. Padahal mukanya match banget sih menurut aku dengan nama Anya. Tapi ternyata nama aslinya adalah Nur Amalina Hayati. Dan selama ini kalau doi ikut kontes modelling, pakai nama asli. Nama Anya itu ternyata cuma nama Instagram.

Well, jadilah mari kita bahas soal nama beken!

Baca yang lain di:
Nahla: Kenapa HaloTerong

Annisast katanya nama beken juga padahal itu kan nama lengkap, ya emang nama asli gue kannn. Yang belum baca ceritanya bisa baca di sini: Di Balik Nama Annisast.

Nah kalau JG itu baru nama beken. Semua orang kecuali temen kantor atau temen-temen kuliah, sekarang panggil dia mas Jege. Apalagi temen-temen gue, om Jege dan mas Jege. Apa itu JG?

JG adalah jago_gerlong, nama akun socmed dia. Kenapa namanya itu? Karena dia orang Gegerkalong asli sejak lahir, Iya, Gegerkalong deket rumahnya Aa Gym *name-dropper*. Nah terus dia mengaku-ngaku sebagai jagoan main PES (pro evolution soccer, fyi buibuk) se-Gegerkalong. Jadilah namanya @jago_gerlong. Jagoan PES se-Gegerkalong.

Alay? Biarlah urusan dia lolol.

Kalau Bebe? Mari kita flashback ke postingan tahun 2013. Ada penjelasan nama Bebe di sini (di paragraf paling bawah hahahaha) ini dia Bebe 1st Post.

Btw postingan itu dipublish Maret 2014 tapi ditulisnya bulan Oktober karena saya takut jinx. Jadi kepercayaannya itu kan nggak boleh bilang-bilang hamil selama 3 bulan pertama, cerita lengkapnya ada di sini: YES, I'M PREGNANT.

Ya intinya gue sih team yang nggak masalah sama nama beken. Boleh boleh aja apalagi kalau catchy dan gampang diingat. Lagi kenapa dimasalahin juga HAHAHAHAHA. Terserah lah mau pake nama beken atau nggak.

Tau nggak sih, Wulan Guritno aja nama aslinya Wulansari. Tetep cantik kan? *lirik gesi*

Cuma yah kadang-kadang gue suka mikir gitu, dari mana dapat ide nama beken yang jauh dari nama asli? Apa karena tidak puas pada nama pemberian orang tua? Apa menganggap nama aslinya terlalu ndeso dan kurang internasyenel?

Mungkin orangtuanya tidak tipe yang berpikir panjang soal nama jadi ya kasih ajalah apa adanya. Dan mana tau anaknya pas gede jadi artis kan. Tau jadi artis sih langsung dikasih nama Titi Kamal bukannya Kurniaty Kamalia. Bukannya jelek, tapi kurang catchy gitu loh. Sulit diingat.

Gue jadi inget JG pernah cerita temen kantornya lagi urus KTP, terus ada yang lagi urus surat keterangan tidak mampu, namanya ... Cristiano Ronaldo.

Itu nama beneran loh. Cristiano Ronaldo yang mengurus surat keterangan tidak mampu.

Ketika orang yang merasa keren tapi namanya sederhana (kalau nggak mau bilang ndeso, sorry to say) mengubah nama, apakah orang-orang yang beneran orang desa tapi namanya internasyenel harus pula mengubah nama?

Karena ternyata, nama juga punya strata, yang bisa-bisa berbeda dengan strata sosial yang nyata. *ceile rhymes amat*

Dan banyak juga kan yang mengubah nama setelah punya suami atau punya anak. Nama suami okelah, kaya Windi Teguh, Windi istrinya mas Teguh. Atau Ummi Ismail, artinya si X adalah umminya ismail lahhh. Sah-sah aja meskipun gue sih nggak pake karena entahlah. Not so me gitu.

Apalagi yaaa.

Udah sih kayanya gitu aja. Sungguh postingan yang kurang faedah dan makna. Maafkan.

-ast-

#FAMILYTALK: Homeschooling, Yay or Nah?

$
0
0

Kalau 20 tahun lalu (alias pas saya SD) terus saya atau ada temen saya bilang ke orang tuanya. “Bu, aku nggak mau sekolah ah!”. Hampir pasti si ibu menghela nafas kecewa atau ngamuk. Si anak akan dijudge sebagai anak pemalas dan (mungkin) juga dianggap bodoh.

Kalau zaman sekarang nggak ya ternyata. Pernyataan tidak mau sekolah bisa ditanggapi dengan pertanyaan serta pencarian minat dan bakat, kemudian homeschooling deh!

Baca punya Isti:

Kalau yang sering baca blog saya pasti taulah ya saya sih pro homeschooling dan sekolah full day. Beberapa kali saya juga bilang kalau saya nggak sanggup homeschooling. Tapi ternyata setelah baca banyak sekali pengalaman orang-orang yang homeschooling, kayanya saya sanggup deh. Hahahaha. Pede aja ya kan.

Ini jaga-jaga aja sih kalau Bebe ternyata nggak mau sekolah atau dia nggak bahagia di sekolah. Saya takut dia sekolah di bawah tekanan kan kasihan. Opsi sekolah full day tetap jadi opsi utama, dana pendidikannya tetap diusahakan bisa tepat waktu tepat jumlah. Tapi saya juga mencari dan belajar banyak soal homeschooling ini.

Apa yang bikin percaya diri untuk homeschooling?

Belum sih belum, belum 100% percaya diri sih. Tapi yang menarik dari konsep homeschooling ini adalah anak bisa belajar sesuai minat dan bakat dia. Soalnya saya ngalamin ini banget.

Saya dari kecil suka menulis. Suka menggambar tapi rasanya kurang bakat. Jadi anggap minat dan bakat saya menulis dan menggambar hanya minat saja (tidak atau kurang berbakat).

Karena ibu saya baik sekali, saya diarahkan sejak kecil untuk kuliah yang mendukung minat dan bakat saya. Ibu saya tidak marah kalau nilai saya kecil. Ibu bahkan tidak marah waktu nilai Fisika saya di rapot 4. Saya hanya disuruh les karena ibu takut saya tidak naik kelas.

(Baca: Full Day School Idaman)

Coba kalau saya tidak harus melewati semua pelajaran eksak itu. Coba kalau saya dari kecil menulis dan terus menggambar. Mungkin saya sekarang sudah jadi senior editor di BuzzFeed (LHOH KOK CEMEN). Mungkin sudah jadi senior editor di Huffington Post lah katakan. Atau sudah kerja dari rumah aja jualan desain di Creative Market atau Etsy. 

Sekarang nulis juga nanggung di blog doang lol. Desain juga masih panjang perjalanan karena kurang pengalaman. Saya nggak mau Bebe seperti itu.

Ada temen kantor saya yang jago banget gambar, namanya Sarah. Sarah ini emang desainer di kantor saya. Ini contoh gambarnya. Instagramnya posting gambar semua bisa dilihat di sini.


Gambarnya halusss banget padahal ga pake alat mahal-mahal. Pake bolpen biasa gitu hikssss. Terus saya tanya, dia belajar gambar dari umur berapa? Dia jawab dari umur 4 tahun! EMPAT TAHUN. Dia seumuran sama saya jadi dia sudah menggambar selama 24 tahun! Tanpa putus! Kuliah desain!

Jadinya wajar kan gambarnya halus banget? Pengalamannya 24 tahun loh!

Orang-orang kaya gini yang bikin saya menyesal. Kalau kemampuan belajar saya sama kaya dia, dengan minat tanpa bakat menggambar, dan saya baru mulai sekarang, saya baru akan bisa sehalus itu 24 tahun lagi. WHY GOD WHY.

Atau Valentino Rossi, *jangan kira saya ngerti yah, ini diceritain JG* dia di sekolah dicap anak "nakal" karena nggak pernah mau belajar. Tapi dia fokus satu hal yaitu balap, dia udah balap dari umur 4 tahun juga!

Nah, jadi intinya tugas saya sekarang adalah mencari minat dan bakat Bebe. Untuk dikembangkan sejak dini. Untuk menentukan nantinya dia perlu sekolah apa nggak. Soalnya kan kali aja ternyata Bebe suka belajar, ada loh ya orang yang hobinya memang belajar, belajar apapun dia suka. Ya udah kalau gitu mah sekolah formal aja.

Kalau nggak tahu bakatnya apa?

Ya dicari pelan-pelan. Kalau sampai masuk usia sekolah belum tau bakatnya apa, saya sih kayanya mau sekolah dulu aja. Bisa ada orang ketiga juga (guru, sekolah) yang bantu saya untuk nemuin minat dan bakatnya. Kalau di tengah-tengah mau berhenti karena sudah ketemu juga ya boleh.

*ngomong kaya gampang yah karena belum terjadi aja sih*

Kalau minat dan bakat berubah di tengah jalan?

Nah ini nih yang jadi pertanyaan beberapa orang. Minat dan bakat waktu kecil kan nggak mencerminkan pilihan saat dewasa yah, kalau berubah atau menyesal gimana?

Sungguh aku pun tak tahu hahahaha. Mungkin ya diasah lagi pelan-pelan, lagipula seumur hidup kan pencarian dan pembelajaran, jadi nggak apa-apa ya harusnya kalau di tengah jalan mau belajar hal baru.

Ada yang bisa bantu jawab kah untuk poin ini?

Kalau bingung mau kuliah di mana?

Kalau sampai lulus SMA belum nemu juga minat dan bakat gimana dong, kuliah di mana dong? Nah, ambillah jeda waktu setahun. Kasih masa tenggang dulu *macam provider telco* Magang atau jadi volunteer, lihat dunia lebih luas.

Dulu saya judge orang yang nunda kuliah dengan "hih sayang banget waktunya! keburu tua loh!". Sekarang mah wah, lebih sayang lagi kuliah hal yang nggak kita suka sih. Mending tunda dulu.

(Baca: Salah Jurusan Kuliah)

Asal jangan menunda tapi terus bobo bobo aja di rumah ya. Tunda tapi terus cari sebenernya apa yang dicari dalam hidup.

Kalau nggak mau kuliah?

Tergantung alasannya apa hahahaha. Karena kuliah itu mengubah seseorang banget, bukan cuma urusan susah cari kerja nantinya. Kalau tiba-tiba nggak mau kuliah karena ngeband sih no ya, kecuali bandnya sejak SMA udah go international gitu. Kalau tiba-tiba nggak mau kuliah karena mau bisnis misalnya, ya kuliahlah, ambil manajemen, bisnis, atau finance.

Apalagi ya. Huh sampai ngos-ngosan banget nulis ini.

Kalau ada yang kurang kabar-kabariii. Kalau ada pertanyaan, tulis komen. Kalau pertanyaannya menarik nanti aku edit postingan dan aku tambahin di sini.

Happy weekend!

-ast-


Penulisan SPONSORED POST pada Postingan Berbayar

$
0
0

Hai! Kembali lagi dengan Monday Techno! Kali ini saya mau membahas tentang mengapa saya selalu menulis [SPONSORED POST] di atas tulisan yang memang berbayar.

Saya sudah melakukan ini sejak pertama kali blog ini mendapat job. Bagi saya, ini hal yang wajib dan saya bahkan tidak pernah berpikir dua kali untuk tidak menulis sponsored post di postingan yang memang berbayar. Kenapa?

Dalam dunia jurnalistik media mainstream, ada etika-etika yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah batas yang jelas antara artikel yang berasal dari redaksi dan advertorial. Harus ada batas api atau firewall. Fungsinya adalah agar pembaca tidak merasa dibohongi.

Coba deh cari di media mana pun di seluruh Indonesia. Kalau media online pasti punya URL khusus untuk advertorial yang berbeda dengan URL artikel biasa. Font dan layout-nya pun diubah sedikit sehingga tidak nyaru dengan artikel biasa. Dan jelas biasanya ada label bertuliskan ADVERTORIAL, INFORIAL, atau apapun yang menunjukkan bahwa brand membayar untuk bisa ditulis di sana.

Di koran atau media cetak juga sama. Biasanya diberi kotak khusus, dibatasi garis tipis untuk membedakan mana advertorial mana bukan. Dan PASTI ada label advertorial dan font yang dibuat sedikit berbeda. Di dunia jurnalistik ini WAJIB. Kalau sampai ada yang tidak mematuhi, sudah pasti media abal-abal dan diragukan kredibilitasnya.

Bagaimana dengan blog?

Kembali pada pemilik blog. Kalau ingin jadi content creator profesional sih menurut saya ini wajib. Saya selalu mencantumkan SPONSORED POST di awal tulisan. Tidak di akhir karena saya sering bete sendiri kalau sudah seru-seru baca tulisannya, eh kecele karena di akhir sebut brand, ternyata berbayar toh.

Bisa juga seperti Nahla, dia mencantumkan Sp. di judul loh bukan di body tulisan. Dan saya tetep beri label adv untuk mempermudah archiving.

Nanti orang jadi nggak baca? Masa sih? Seberapa banyak yang nggak jadi baca? Saya selalu pakai SPONSORED POST dan page viewsnya tidak jauh beda dengan postingan biasa. Durasi membaca juga sama dengan postingan biasa.

Sejauh mana harus diberi label SPONSORED POST?


Buat saya kalau barangnya tidak kita beli sendiri, wajib ditulis SPONSORED POST. Goodie bag apa wajib direview? Tergantung. Kalau tidak ada request untuk review, ya tidak wajib.

Kan soft selling?

Soft selling beda sama berbohong ya. Apalagi kalau bentuknya masking ads (atau biasa disebut juga dengan Astrosurfing), di mana kita seolah-olah beli barangnya PADAHAL DIKASIH. Kaya gini:

"Kebetulan banget tadi lewat store A dan ternyata lagi diskon up to 70% loh girls, borong lipstik deh. Jadi sekarang aku mau review lipstiknya blablabla ..."

Padahal dibayar sama brand A. Itu nggak etis. Itu berbohong.

Xiaxue pernah nulis soal ini nih waktu dia ngebuka kasus besar tentang blogger dan masking ads. Jadi ada satu manajemen blogger yang selalu menyuruh bloggernya untuk berbohong seperti ini. Wuih, rame banget karena masking ads seperti ini illegal di beberapa negara.

source
Soft selling bisa kok tidak bohong. Masukkan pengalaman kita saat pakai produk dan buat jadi story telling. Atau bisa juga dibuat jadi tulisan tips, orang tetap dapat sesuatu meskipun ada produk tertentu di sana.

Tapi di brief katanya nggak boleh ada tulisan sponsored atau adv!

Bukan sekali dua kali saya dapat klien yang memberi brief model begini. Tapi tinggal disampaikan baik-baik kalau kebijakan blog saya seperti itu, kalau tidak bisa saya lebih baik batal. Ya, saya lebih baik batal dapat job daripada harus menghilangkan tulisan SPONSORED POST.

Tapi so far, belum pernah ada klien yang membatalkan kerja sama hanya karena ngotot tidak mau ada tulisan SPONSORED POST. Mereka juga biasanya mengerti kalau itu tidak etis.

Nanti blog keliatan isinya iklan semua?

Emang kenapa sih kalau isinya iklan semua? Hahaha. Asal nulisnya story telling atau tips, tulisan advertorial itu menarik-menarik aja sih buat saya. Kalau keukeuh nggak mau isinya iklan semua, makanya rajin nulis dong. Jadi advertorial beneran cuma selingan aja.

TAMBAHAN (MENJAWAB BEBERAPA PERTANYAAN DI KOMENTAR)

Kalau diundang event nggak dibayar tapi harus nulis gimana?

Pakai [EVENT REPORT] di atas postingan. Jelaskan di body post kalau kemarin diundang oleh brand A untuk menghadiri acara B.

Kalau content placement gimana?

Ini ketinggalan karena saya nggak terima content placement jadi nggak kepikiran nulis hehehe. Kalau content placement technically bukan postingan kita yang disponsori kan. Kita menjual slot posting di blog kita untuk diisi orang lain. Bisa ditulis [ADVERTORIAL] atau [ADV] di atas postingan.

Kalau affiliate juga sama. Liat BuzzFeed deh, dia suka featured barang-barang Amazon kan? Bahkan media sesampah BuzzFeed aja (which I love so much sih lol ya tapi mereka sampah tetep tapi mereka seru HAHAHAHAHHA) pakai statement bahwa BuzzFeed may collect small share di artikel affiliate.

*

Saya memang strict sama aturan ini karena selain blogging, jurnalistik memang dunia saya. Saya lima tahun kuliah jurnalistik, hampir 6 tahun kerja di media yang menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, dan haram banget lah untuk anak jurnalistik kalau tidak membedakan mana advertorial mana bukan.

Itu aja. Dan tetep loh ya, semuanya kembali pada pemilik blog masing-masing. Saya nulis ini karena ternyata masih ada belum tahu kalau etikanya seperti ini, bukan karena sengaja tidak mau menulis.

Semoga bermanfaat ya! :)

-ast-

Aplikasi Tabungan Jenius, Bank Reinvented

$
0
0
[SPONSORED POST]


Ada yang sering ngerasain repotnya mau buka tabungan baru? Harus datang ke bank dan antre. Mau transfer harus nginget nomor rekening yang susahnya dan panjangnya kaya nomor telepon.

Berapa nomor rekening orang yang kamu ingat? Nomer rekening sendiri aja belum cencuuu, kecuali online shop. Biasanya kalau online shop inget tuh nomer rekening sendiri. :)

Saya sendiri sampai punya satu notes di hp isinya rekening bank semua. Iya semua soalnya banyak hahaha. Saya tipe yang membagi rekening bank sesuai kebutuhan. Ini buat nabung, ini buat investasi, ini buat cicilan rumah, ini buat saya gajian, dan satunya buat JG gajian. Kebayang nggak sih ribetnya harus mengingat sebanyak itu nomor rekening?

Nahhh, semua kerepotan ini akhirnya teratasi saat saya kemarin diundang ke event media preview BrightspotxJenius dan merasakan sendiri sebuah aplikasi tabungan bank yang cerdas banget namanya Jenius.



Waktu pertama kali denger, jujur saya yang lempeng aja. Alah, aplikasi bank paling-paling buat transfer doang kan pake m-banking atau internet banking mana tetep harus bawa-bawa token. TAPI TERNYATA NGGAK.

JENIUS INI APLIKASI TABUNGAN BANK TERCANGGIH YANG PERNAH SAYA COBA.

Activate

Secanggih apa? Pertama download dulu aplikasi Jenius di smartphone kamu. Ada di PlayStore dan App Store kok.

Nah kemudian kita akan mengisi form biodata persis seperti kalau mau membuka rekening di bank. Tapi kan buka rekening butuh kartu identitas dan tanda tangan?

Yes bener banget. Ada fitur khusus di mana kamu bisa upload KTP dan NPWP. Foto selfie juga sama KTP untuk membuktikan itu benar KTP kamu. Plus tanda tangan di kertas yang kemudian di-scan!

Di mana lagi bisa bikin tabungan tanpa perlu ke bank ya kaannn. Setelah selesai semua tinggal menunggu kartu ATM datang ke rumah kamu. Atau kalau kaya kemarin, di BrightspotxJenius kebetulan banyak booth di mana kita bisa print kartu ATM nya langsung. Bikin tabungan dan langsung dapat kartu ATM dalam waktu kurang dari 20 menit.

Terhura bangeeettt saking gampangnya!

*terharu maksudnya terharu*

$Cashtag



Selain proses activate Jenius itu yang super gampang. bagian serunya belum selesai. Setelah biodata semua terisi, kita akan ditanya nama akun. Persis seperti nama akun social media. Nama akun ini diberi nama $Cashtag.

$Cashtag ini gunanya untuk mempermudah mengirim uang. Jadi misalnya $Cashtag aku kan $annisast nih, kalian bisa kirim uang ke aku hanya dengan ketik $annisast. $Cashtag ini yang bertindak sebagai nomor rekening kalau di bank biasa.

Canggih kan! Btw saran aku, pakai $Cashtag yang sesuai dengan nama social media, jadi orang gampang inget kalau mau ngirim uang hahahaha.

DAANNNN, kita bisa add $Cashtag di halaman kontak. Jadi orang-orang terdekat yang sering kita kirim atau mengirimi uang, ada listnya. Kirim ke banyak orang secara grup pun gampang banget.

Masih gampang lupa sama $Cashtag? Bisa juga kok kirim via no handphone atau email.

Sampai sini aja aku ngerasa kalau Jenius ini banking reinvented!



Pay Me

Fitur ini untuk nagih utang HAHAHAHAHAHAHA. Jadi temen kamu punya utang, nah kamu bisa pakai fitur Pay Me untuk menagih. Nanti orangnya akan dapat notifikasi yes or no akan ngirim uang sama kamu. Nggak usah rikuh lagi nagih-nagih utang lol.

Dream Saver

Ini semacam tabungan berjangka tapi sekali lagi, nggak perlu repot ke bank apalagi harus antri. Tinggal set goal mau tujuan berapa banyak uang. Kemudian set akan berkurang berapa saldo Jenius mu setiap hari. Nanti uang ini akan terpisah sendiri ke akun Dream Saver. Kalau goal sudah terpenuhi, uangnya akan kembali ke saldo aktifmu.

Split Bill

Sering makan bareng temen-temen terus pada nggak bawa cash semua dan akhirnya pake kartu satu orang untuk bayar? Nah Jenius punya fitur Split Bill, kita tinggal menagihkan berapa uang yang terpakai dan temen kita tinggal klik yes untuk bayar. Gampang banget, ga ada urusan tagih-tagih via WhatsApp terus minta no rekening terus transfer.

Takut aplikasinya disalahgunakan orang lain nggak apalagi kalau HP ilang? Nggak dong, karena pas activate itu kita diminta memasukkan password. Jadi tetep harus login dulu untuk bisa masuk ke akunnya.

*



Ini bank apa sih kok bikin apps keren begini? Jenius ini aplikasi tabungan bank punyanya bank BTPN. Jadi nggak perlu khawatir, soalnya bukan bank baru atau nggak terdaftar atau apa. Pada tau dong bank BTPN mah ya kan.

Udalah daripada saya berbusa ngomong kecanggihan aplikasi Jenius ini, mending coba sendiri yuk! Kunjungi Jenius di link di bawah ini.


-ast-

#SassyThursday: YouTubers Lokal Favorit

$
0
0



YouTube YouTube YouTube lebih dari TV boom!

Auk ih lirik itu kebayang mulu hahahaha. Karena banyak yang nyanyiin kali yah. Dari yang mocking sampai yang nyanyi beneran karena emang suka sama lagunya lol.

Siapa YouTubers lokal favorit kalian? Dan kenapa sampai ngefans?

Gue sih sampai punya dua akun YouTube loh, satu YouTube yang dipake buat upload video itu khusus buat subscribe YouTubers lokal. Satu lagi punya akun YouTube bekas dulu upload random liputan KPop khusus buat subscribe YouTubers luar.

Kenapa dipisah? Karena surprisingly topik yang gue tonton lokal sama internasional beda. Lokal gue random banget apa juga ditonton, dari vlog, beauty, sampai random kaya LDP atau Chandraliaow gitu. Kalau yang internasional banyaknya beauty guru gitu.

Nggak mau kecampur, nanti timelinenya berantakan. Kalau sekarang gampang, mau lokal, login pake akun lokal. Mau nonton tutorial, tinggal switch pake akun satunya. Recommendation pun jadinya lebih terarah.

*anaknya mau YouTube-an aja idealis*

Baca punya Nahla di sini:

Atas dasar apa sih sampai subscribe YouTube orang yang bukan temen? Apa yah, ada beberapa pertimbangan sih. Gue biasanya nonton video dia karena muncul di recommendation, terus cek channelnya dan liat video lain wahhh bagus-bagus judulnya. Kemudian subscribe lolol. Iya aku segampangan itu. Makanya bikin judul menarik itu penting!

Kalau model Tim2one - Chandraliow gitu kan emang videonya dahsyat ya profesional abis. Bikin jiper para YouTubers newbie yang "cuma" bikin daily vlog doang. Bahkan kata doi, daily vlog itu membosankan karena yah, nggak butuh-butuh amat ide untuk bikin videonya. Hiks. Biarlah kalau doi yang ngomong mah ketauan emang keren juga LOL.

Gue suka Chandra soalnya suka random abis. Jokowi aja bisa mereka parodiin dan kocak sih. Atau kaya ini, entah lucunya di mana tapi gue nonton sampai abis dan langsung merasa bego. Tapi lucu tapi nggak lucu tapi lucu gitu lah. Perasaan yang sungguh sangat membingungkan.


Btw, lagu "Gapapa Jelek yang Penting Sombong" udah 5juta views loh gengs. Nggak ngerti lagi, liriknya catchy, Devinanya pas banget, videonya klipnya mantep kaya video klip Kpop hahahaha.

Nah tapi apa gue cuma subscribe video yang bagus kaya Chandraliow? Yang syutingnya proper banget gitu? Nggak juga sih, di dunia internet ini tetep content is the king. Kaya Soleh Solihun.

Gue lagi seneng nonton channelnya Kang Soleh (doi senior gue di kampus btw, yang NGOSPEK gue jadi agak-agak ada memori tidak indah di sana HAHAHAHAHAHCANDA). Soleh ini cuma rekaman pake kamera depan iPhone 6, edit di iPhone juga pake iMovie dan sederhana banget sumpah. Cuma cut cut doang malah kadang ga dicut sama sekali hahahaha.

(Baca: YouTube Stars)

Tapi dia interview artis-artis dan interviewnya tajem banget. Ya gimana, komika sih ya bayangin aja. Nanyanya suka nggak pake ukuran gitu. Kaya ke Joshua Suherman "Jo, kok bisa muka kaya kamu dapet pacar cantik banget gitu?".

Kampret abis. XD

Intinya channel dia adalah channel yang digarap sama sekali tidak profesional tapi yang nonton ribuan karena kontennya menarik. AKU IRI HAHAHAHAHA. Komeng aja diwawancara bisa jadi serius loh.

Oke next gue suka banget sama channenya Fitrop. Ini #goals gue banget soalnya dia YouTube-an sama suaminya yang sama-sama sialan banget lucunya. Videonya pun digarap bagus bangeeetttt. Ini parodi dari video klip Raisa.


*Btw buat anak-anak radio Bandung (aka pendengar radio lol) circa 2004-2005, video ini nostalgia banget soalnya Ferari itu dulu partner siaran pagi Fitrop di radio Ardan Bandung.*

SIAPA LAGI YAAAA?

Oiya beauty.

Gue nonton juga kok video beauty lokal. Gue nggak ngerti sama diri gue sendiri kadang-kadang. Nonton tutorial beauty itu bisa berjam-jam TAPI NGGAK PERNAH DIPRAKTEKIN JUGA. Somehow gue cuma suka liat orang lain dandan. Dari muka dekil merah-merah sampai mulus glowing berkilauan. Apakah ini fetish wtf.

Plis katakan aku bukan satu-satunya huahahahaha.

Beauty video lokal yang gue tonton terus-terusan sih Sarah Ayu ya karena make upnya bagus dan ada Jovi nya hahahah. Vinna Gracia juga tapi doi sekarang banyak daily vlog, udah jarang tutorial. Dan Suhay Salim tentunya karena doi jago banget dan tampak effortless gitu make up-nya.

*

(Baca: Sebulan di YouTube, gue baru tahu hal-hal ini)

Nih YouTubers yang gue sebut semua ini model videonya beda-beda semua tapi subscribersnya banyak banget semua. Gue jadi nggak bisa merumuskan, apa yang disukai penonton tanah air?

Jawabannya cuma satu, dan jawabanny berlaku juga di dunia blogging yang keras ini: KONTEN!

Yes. Konten yang bagus, nggak peduli kameranya apa, teknik editingnya gimana, yang jelas kontennya harus berisi dan bermakna bagi nusa dan bangsa. Merdeka!

*kemudian stres sendiri memikirkan bikin video apa buat Senin depan HAHAHAHAHA*

Buat gue, YouTube masih melengkapi blog aja sih. Belum tau mau diapain kalau harus berdiri sendiri. Dan meski gue nggak masalah ngomong di depan kamera, gue lebih suka nulis. Nulis is lyfe. Gue bisa nulis tanpa harus merumuskan apa-apa, satu blogpost utuh bisa kelar hanya dalam setengah jam yang baca banyak. Gue nggak pernah writer's block karena keblock apanya deh nulis juga curhat? XD

Nulis dan blogging itu less effort karena kalau bilang effortless nanti gue dibilang sombong, cih. Nggak kaya YouTube yang ngerjainnya berhari-hari yang nonton 100-200an. *sigh*

Sekian dan nonton plus subscribe dongggg YouTube gue!

-ast-

Share Cerita Bisa Dapat Kamera? Ikutan Yuk!

$
0
0
[SPONSORED POST]



Inget nggak sih beberapa cerita saya soal #LampauiBatas?

Dari saya berhasil melawan ketakutan saya untuk pindah ke Jakarta sendirian sampai membuat komitmen untuk meng-upload video baru setiap hari Senin di YouTube. Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini dan di sini.

Semua orang pasti punya cerita sendiri-sendiri tentang mendorong diri sendiri sampai melampaui batas dan berakhir bahagia. Atau malah berakhir membahagiakan orang lain. Kamu punya cerita juga?

Ikutan yuk kompetisi menulis cerita #LampauiBatas.

Caranya gampang banget:

1. Tonton hingga selesai video #LampauiBatas di bawah ini


2. Kunjungi website #LampauiBatas di sini dan login dengan akun social media kamu.

3. Tulis cerita pengalaman #LampauiBatas yang pernah kamu lakukan, maksimal 300 kata

4. Sebarkan cerita ke social media, untuk mendapatkan ‘Like’ dari teman-teman kamu.

5. Terakhir, jangan lupa subscribe juga channel YouTube Mortar Utama di sini

Hadiahnya apa?

3 penulis cerita terbaik akan mendapatkan:
1 Kamera Camera Canon M10
2 Action Camera Brica B-Pro 5 Alpha

5 pemenang favorit akan mendapatkan:
Voucher Ace Hardware @ Rp 250.000,-

Kompetisi menulis cerita #LampauiBatas ini dimulai dari tanggal 4 - 31 Oktober 2016. Pengumuman pemenang akan diumumkan pada tanggal 7 November 2016.

Yuk cepet ikutan!

-ast-

Menjaga Perasaan (Siapa?)

$
0
0

Akhir-akhir ini beberapa orang di sekitar saya mengeluhkan kenapa kita hidup untuk menyenangkan orang lain. To please the society, to meet everyone's expectations.

Saya sendiri yang sebelumnya mengeluhkan hal yang sama, mulai capek dan akhirnya mempertanyakan sebaliknya. Memangnya tidak boleh kalau hidup untuk menyenangkan orang lain?

Contoh paling sederhana, dulu waktu awal pacaran sama JG untuk pertama kalinya saya dilarang pakai baju yang terbuka. Celana pendek, rok pendek, baju-baju kutung semua tidak boleh dipakai.

Aneh sih karena dia anaknya liberal banget, tapi melarang-larang saya seperti itu. Padahal ayah ibunya dia juga nggak masalah sama sekali. Jadi jelas melarang saya bukan karena takut orangtuanya marah, punya pacar kok bajunya seksi. Posesif sama liberal memang nggak akur kayanya.

Padahal saya dulu lagi seneng-senengnya pake rok pendek dan Dr Martens. Tapi apa kemudian saya merasa fake dan menjadi orang lain karena dilarang mengekspresikan diri dengan baju yang saya suka? Nggak juga sih.

Ya namanya juga menjaga perasaan orang yang kita sayang. Gitu kan?

Sekarang banyak orang yang kalau hidup dengan menjaga perasaan orang lain langsung merasa fake, langsung merasa hidup kok penuh kepalsuan. Seolah memang kita hidup hanya untuk diri kita sendiri, padahal sebenernya nggak sepenuhnya gitu juga.

Kita kan nggak hidup sendirian. Beli sayur di pasar aja ngomongnya sopan dan nggak nawar karena kasihan. Waitress di restoran nganterin makanan telat aja nggak kita marahin langsung padahal pengen banget, karena mikirin perasaan si waitress, gimana kalau dia dipecat? Gimana kalau dia ternyata single mom yang harus biayain anaknya?

Apa kita jadi fake karena menjaga perasaan si waitress?

(Baca: Masuk Akal itu Akalnya Siapa?)

Terus orang-orang yang suka mengumbar kata kasar, yang ngomong selalu to the point jadi mengagungkan "yang penting gue nggak fake". Ya lo nggak fake karena mungkin nggak ada perasaan orang terdekat lo yang perlu dijaga.

Saya baru menyadari ini, baru merasakan sendiri. Karena saya merasa kalau di blog saya selalu jujur. Saya hampir nggak pernah nulis karena nggak enak sama orang lain. Saya tulis apa yang mau saya tulis meskipun itu membuat saya dimaki-maki. Saya nggak peduli.

Tapi ternyata saya nggak peduli karena orang yang maki-maki adalah orang yang tidak penting buat hidup saya. Kenapa saya harus menjaga perasaan orang yang tidak penting buat hidup saya? Mbak sayur di pasar masih lebih penting karena kalau nggak beli sayur nanti nggak masak nanti nggak makan dong.

Beda lagi ketika urusannya keluarga. Saya selalu berusaha tidak melakukan sesuatu yang membuat ayah dan ibu saya kecewa. Apa saya fake? Mungkin iya, tapi tidak membuat orangtua khawatir dan kecewa JUGA membuat saya bahagia. Karena kalau saya melakukan hal yang saya suka tapi membuat orangtua kecewa, apa saya akan sebahagia ini? Belum tentu kan.

Seperti teman-teman yang tidak pernah solat Jumat apalagi solat 5 waktu karena memutuskan atheis, pulang ke kampung ya tetep ikut solat berjamaah dan solat id. Menjaga perasaan keluarga. Lebih baik palsu seperti itu daripada ibunya yang taat beragama serangan jantung dan meninggal dunia? Yakin lebih bahagia atheis tapi tidak punya ibu atau berpura-pura saja dan ibu bahagia?

Kalau sekarang saya nggak pernah umbar berantem sama JG apa saya jadi fake gitu? Nggak kan? Sebaliknya, nggak pernah umbar foto mesra sama JG apa saya jadi fake juga gitu? Nggak kan?

Kalau nggak umbar berantem:

"Cih fake abis, mana ada pasangan nggak berantem"

Kalau nggak umbar foto bahagia:

"Cih fake abis, katanya bahagia tapi selfie sendiri terus nggak pernah ajak suaminya"

"Kita hanya memilih apa yang ingin kita bagikan pada orang lain dan mana yang ingin kita simpan sendiri."

Online dan offline. Maya dan nyata.

Karena ketika kita berhenti menjaga perasaan orang lain, kita harus siap hidup tanpa lagi melibatkan perasaan kita sendiri. Kalau masih ingin perasaannya dijaga orang lain, maka harus siap pula menjaga perasaan orang lain.

Mungkin sekarang yang harus dilakukan bukan lagi mengeluhkan kenapa kita berpura-pura, tetapi jalani hidup apa adanya. Karena justru keluhan-keluhan itu yang mungkin membuat kita tidak bahagia.

Jadi, buat kamu yang merasa tidak bahagia karena hidup penuh dengan kepalsuan, tidak ada yang menjamin hidup kamu lebih bahagia kok kalau kamu lepas dari kepalsuan itu. Apalagi kalau kepalsuannya melibatkan orang-orang yang kamu sayang.

-ast-

Ini postingan emosional dalam usaha membuat positif hal-hal yang sedang negatif. Lebih lelah negatif atau lelah berusaha positif?

#FAMILYTALK: Cita-cita Bebe

$
0
0



Orangtua zaman dulu (apalagi generasi di atas saya) rata-rata punya cita-cita untuk anaknya. Anaknya harus jadi PNS! Anaknya harus jadi dokter! Anaknya harus kerja kantoran! Anaknya harus jadi insinyur! *macam si doel*

Beda dengan orangtua millennials yang biasanya slow "serah deh mau jadi apa yang penting nggak rugiin orang lain". :')))

Baca punya Isti di sini:

Mungkin karena sebagian di antara kita terlalu diatur hidupnya jadi ketika punya anak, nggak mau terlalu ngatur. Teori parenting paling hits kan justru "tidak melakukan apa yang orangtua lakukan pada saya".

Bebe gimana? Jadi apa ya Bebe di masa depan?

Karena saya sama JG anaknya nggak serius, kami suka ketawa-tawa kalau ngebayangin si Bebe remaja jadi anak serius. Tau-tau dia senang bersekolah dan senang belajar. Tau-tau senang pelajaran Matematika yang nggak kami sukai. Tau-tau anaknya serius banget belajar mulu nggak pernah main.

Hahahah pasti saya dan JG akan dorong-dorong dia untuk "main kek Be, kamu kok belajar terus sih!". Sekalinya main, main game sendirian di rumah, geek geek gitu padahal saya sama JG kan social butterfly banget alias di mana ada waktu main maka mainlah!

Kalau Bebe pendiam dan lebih suka main game sendirian di rumah ya udah nggak apa-apalah asal tetep mau cium ibu lol. Asal dia nggak nyuruh kami diam karena bahkan sekarang aja Bebe mulai annoyed sama kelakuan kami yang kadang ajaib.

JG joget "appa jangan joget!". JG nyanyi "appa jangan nyanyi!". Saya dan JG ngobrol padahal dia lagi serius main "IBU DIAM. JANGAN NGOMONG IBU!"

-__________-

Tapi gimana juga kalau sebaliknya?

Ternyata Bebe remaja malas sekolah dan tidak suka belajar hahahahaha. Ya nggak apa-apalah,seharusnya saya udah nanya dia mau kuliah apa sejak kecil sih. Masuk SMA harusnya kami sudah tau apa yang Bebe suka jadi ya mau sekolah silakan, nggak mau sekolah dan mau melakukan hal yang disuka silakan. Asal positif aja, nggak narkoba dan nggak kriminal wtf.

Saya dulu pas SMA nggak malas sekolah sih, tapi saya malas belajar juga. Sekolah karena mau ketemu temen-temen dan pacar aja HAHAHAHA. Tapi karena saya udah tau apa yang saya suka, saya fokus di situ dan fokus untuk kuliah di bidang yang saya suka. Jadi nilai Fisika 4 di rapot itu no big deal karena demi apapun juga saya nggak akan kuliah teknik.

Kayanya Bebe akan saya gitukan juga. Itu kalau dia sekolah formal ya.

Kalau nggak mau kuliah gimana?

Jadi inget anaknya seseorang di mana ayah ibunya profesor dan kucluk-kucluk anaknya lulus SMP bilang "aku mau STM aja terus kerja, aku nggak mau kuliah".

Krik krik.

Kuliahlaahhh. Kuliah dan kampus itu mendewasakan. Beda kan makanya pola pikir orang kuliah dan nggak kuliah. Ketika nggak kuliah, kamu stuck di pola pikir anak SMA.

Mungkin ada pengecualian ya, tapi tetep sih se-millennials-millennials-nya saya. Saya maunya Bebe kuliah, kecuali dia bisa mengubah pikiran saya huahahaha.

Maksudnya kuliah kan bebas banget ya. Suka musik? Ya kuliah musik lah! Sukanya bikin video di YouTube, ya kuliah sinematografi lah. Suka olahraga? Ya kuliah olahraga lah!

*sok artistik banget jurusan kuliahnya padahal tau-tau si Bebe sukanya Fisika terus masuk Fisika Murni karena memang passionate pada rumus Fisika* *pingsan*

HAHAHAHAHHAHA

Terus kerjanya apa?

Apa aja asal nggak ngambil hak orang lain, Be. Apa aja asal Bebe senang melakukan itu. Apa aja asal Bebe nggak pulang ke rumah dengan muka capek dan bilang ingin resign aja.

Saya sama JG sih ngebayanginnya Bebe sama kaya kami sih (alias nggak akan suka eksak lol) since personalitynya udah mulai keliatan. Di luar ke-balita-an dia yang suka lari-lari nggak jelas sambil kepala liat ke atas sampai pusing dan jatuh, dia kemampuan interpersonalnya bagus, seneng ngobrol, sama kaya appa dan ibunya lah pokoknya. Monkey see monkey do.

Kami punya waktu 20 tahun untuk bantu menemukan passion Bebe dan pasti akan kami temukan! Hiduplah dengan passion supaya nggak banyak ngeluh soal kerjaan!

Udah sih itu aja.

-ast-

Tentang Rate Card Blogger

$
0
0

Ngomongin uang mah nggak ada habisnyaaaa. Masih banyak juga ternyata blogger yang bingung karena habis ditanya rate card terus nggak tahu mau jawab berapa. Hehehe. Tapi emang membingungkan sih dan ... sensitif.

Tapi saya coba tulis lah secara detail dan komprehensif lah ya *naon*. Sebenernya udah banyak yang nulis tapi karena masih banyak yang nanya ya tulis lagi lah! Karena mayan banyak juga yang japri nanya-nanya rate card ini hahahaha. Btw meski namanya rate card, bukan berarti bentuknya harus "kartu" loh ya. Istilah rate card ini intinya mah cuma nanya fee aja berapa. Ada contoh email aku di bawah.

TAPI NANTI LAH SCROLL KE BAWAHNYA, BACA DULU!

*rewel*

Kenapa rate card itu bikin bingung, karena:

1. Kita nggak tahu standar rate card itu berapa. Berapa sih kalau blogger lain biasanya dibayar?
2. Sesama blogger biasanya merahasiakan rate card, kecuali yang akrab banget ya. Jadi makin bingung deh, ini kemahalan atau kemurahan?
3. Agency atau brand juga yang sepertinya nggak punya standar, tiba-tiba nawarin 100ribu, tiba-tiba nawarin 2juta. Berapa sih standarnya?

Nah, sekarang saya coba jawab satu-satu ya. Abis ini sebenernya nggak akan terjawab berapa sebenernya standar rate card blogger itu karena memang nggak ada standarnya. Karena memang tidak mungkin dibuat standar. Kecuali misalnya gitu tiba-tiba blogger-blogger se-Indonesia bikin konvensi terus menentukan harga per view 5ribu rupiah! Nah jadi enak kan tuh, tinggal di akhir hasil page views dikali 5ribu rupiah.

Tapi kan itu tidak terjadi ya. Jadi yang paling tepat adalah mengira-ngira sendiri, seberapa layak kita dibayar untuk satu tulisan?

(Baca: Penulisan SPONSORED POST pada Postingan Berbayar)

Menurut saya, lihat dari hasil page views kita per artikel, misal satu artikel rata-rata dibaca 5.000 kali. Ya sponsored post kita juga biasanya akan diliat segituan (meskipun biasanya cenderung lebih rendah). Nah layakkah 5.000 kali dibaca itu dibayar sekian? Sebenernya lebih tepat dihitung user sih, seberapa banyak pembaca bukan seberapa banyak dibaca. Tapi klien biasanya minta laporannya page views jadi ya udalah ya page views aja yang dijadiin patokan.

Btw bang Harris Maul (sok ikrib bener) pernah bikin blogpost soal rumus menghitung rate card, tapi menurut saya sih udah nggak relevan lagi karena page rank kan udah nggak di-update sama Google. Yang mau baca bisa baca di sini.

Juga tergantung dengan followers kita di social media. Makin banyak followers makin tinggi juga daya jual kita karena kan biasanya kita otomatis lah share postingan blog di social media. Makanya sekarang banyak juga brand yang mau posting di blog tapi ngasih requirement minimum followers social media.

"Ah tapi si A viewsnya sehari cuma 500-an, followers socmed dikit, tapi katanya per sponsored post itu bisa 5juta"

Memang bisa aja, kan bebas suka-suka bloggernya mau kasih rate card berapa, tergantung kliennya juga mau ambil apa nggak rate card segitu. Haha.

Beberapa kali campaign bareng sama blogger-blogger lain, saya sempet tahu rate card beberapa blogger yang wow, sampai dua tiga kali lipat dari blog saya. Padahal cek di Alexa sih Alexanya masih tinggian saya. Liat total page views juga tinggian saya padahal ngeblog lamaan dia hehehe, jadi seharusnya performance blog dia masih di bawah saya.

Tapi kalau saya kan mikirin pertanggungjawabannya ya, apa layak satu tulisan hanya dibaca sekian orang terus saya dibayar sekian juta? Brand dapat timbal balik apa dari saya? Apalagi yang goalsnya akuisisi alias mencari pembeli, wah dengan keluar uang sekian untuk bayar saya, seberapa banyak pembaca saya yang ikutan beli?

:)

Terus ada juga yang bilang "tapi kalau postingan berbayar di blog aku fotonya banyak loh, reviewnya lengkap!" Iya itu bisa banget jadi nilai plus juga, tapi ... yang baca banyak nggak? Maksud saya, kalau fotonya bagus banget tapi yang baca 50 orang kan gimana, mending fotonya biasa aja tapi yang baca 5.000 orang kan. *ya mending bagus banget tapi yang baca 50ribu orang sih lol*

Kemudian klien berulang juga (kalau saya) treatmentnya beda. Misal saya sudah berkali-kali dengan agency A, saya biasanya tidak menaikkan rate sejak awal. Cincai lah pake rate awal kerja sama juga nggak apa-apa karena yang penting kan hubungan baiknya. Padahal misalnya kalau ke agency baru, rate saya sudah di atas itu.

"Kompetitor" (alias sesama blogger) dan niche blog juga pengaruh loh. Misal beauty blogger nih, yang senior dan page viewsnya banyak banget aja banyak yang masih rela dibayar cuma pakai produk (tanpa uang cash), masa kalian yang baru kemarin sore bikin blog dan page viewsnya masih kecil banget langsung minta produk dan uang? Nggak mungkin kan rasanya.

Tapi beauty blogger ini emang cenderung passion dan hobi ya, jadi biasanya dikasih produk aja happy dan langsung ditulis di blog. Padahal kliennya nggak minta hahaha. Jadi sulit buat beauty blogger baru, mau coba minta sesuai rate jadi nggak enak karena kemarin aja dikasih lipstik langsung direview masa sekarang minta produk dan uang tunai? Kemarin dateng event senang hati masa sekarang dateng ke event minta fee? Yah begitulah.

Beda sama brand-brand keluarga gitu yang sering baik hati kasih aja produk tanpa harus nulis di blog karena mereka tau biasanya kalau parenting/lifestyle blog sudah kasih rate sendiri untuk satu postingan. Untuk terima kasih sih biasanya posting aja di socmed. Hehehe.

Terus bentuk rate card itu gimana sih? Apa harus pakai image .jpg atau file .pdf gitu? Kata teori-teori blogging profesional sih gitu tapi saya sih udah nyerah nggak pake lagi gituan HAHAHAHA.

Karena aduh ribet banget update socmed-nya, harus buka photoshop terus edit. Bisa aja sih pake tulisan data bulan anu, tapi kan sayang kalau followers udah naik banyak banget. Akhirnya saya nyerah pake jpg dan pdf itu dan akhirnya copy paste aja email di bawah ini kalau ada yang nanya rate. Tinggal update bagian followers. :)


Saya sih biasanya langsung aja attach juga screencapture Google Analytic sebulan ke belakang meskipun nggak ditanya. Biar bisa langsung mempertimbangkan, harga segini worth it atau nggak? Brand yang udah pernah kerja sama linknya saya kasih link tag ke "adv" dan "achievements". Udalah itu paling simpel bisa diklik langsung di emailnya, nggak perlu ribet mikirin bikin file .pdf berhalaman-halaman. Hahaha,

Mungkin ini sesat tapi ini simpel. -______-

Dan yang terpenting, tanyakan pada diri sendiri MAU NGGAK DIBAYAR SEGITU UNTUK SATU TULISAN?

Karena intinya cuma mau apa nggak doang kok. Kalau mau satu tulisan di 100ribu ya nggak apa-apa, pasanglah rate di 100ribu. Kalau rela dibayar produk aja ya bilanglah begitu. Kalau mau satu tulisan 1-2juta, ya tolak lah yang 100ribu dan ngasih produk doang, bilang aja baik-baik kalau memang fee-nya nggak masuk sama rate blog kita.

Ingat, sekali lagi ini hanya soal mau dan tidak mau. Ya gimana kalau page views gede, Alexa bagus, tapi masih mau 200ribu satu tulisan sih kan terserah ya. Ini sebabnya susah banget untuk menentukan standar rate blogger.

Dan, mau atau tidak mau ini juga yang menentukan standar sebenernya. Brand juga jadi coba-coba, ah kemarin si A mau dibayar sekian, kok kamu nggak mau sih?

Ini sebabnya performance blog itu penting. Kita bisa bilang kalau ya blog kita banyak yang baca, engagement tinggi, sering viral, komentar banyak (misalnya). Sebutlah kelebihan blog kita apa sampai layak dibayar di harga yang kita inginkan.

Tapi kalau kasih rate mahal nanti pada kabur :(. Ya balik ke tujuan awal ngeblog. Mau cari uang atau mau berbagi? Kalau mau cari uang ya udah, sesuaikan dengan yang bayar. Kalau mau berbagi dan menyalurkan hobi menulis *AHEM* harus punya pendirian dong. Harus punya sikap dan menghargai karya kita sendiri. :)

Kalau placement berapa? Ini nggak tahu karena saya nggak terima placement ads di blog. Saya maunya blog saya isinya tulisan saya semua hahaha *obsessed*

Kalau cuma minta satu link berapa?Tema tulisan bebas kok, nggak perlu sebut brandnya. Woh sebebas apapun juga tetep lah kita kan mikir ide ke mana biar linknya masuk, kaya yang ini. Saya sih biasanya turunin sedikit ratenya dari rate biasa. Tapi jarang juga sih soalnya entahlah kok jadi kaya lebih mikir ya nulisnya dibanding yang campaign dikasih brief lengkap.

APALAGI YA? Udah itu aja sih kayanya. Kalau ada yang mau ditambahkan komen aja yaaa. Kalau ada pertanyaan dan penting seperti biasa nanti aku edit dan aku masukkan di bawah ini.

Sampai jumpa di Monday Techno berikutnya!

-ast-

Grapeseed Oil - Minyak Biji Anggur untuk Perawatan Wajah

$
0
0

Hola!

Selasa ini saya mau share tentang minyak biji anggur alias grapeseed oil. Udah sekitar 3 tahun belakangan saya membersihkan wajah pakai minyak. Sebelumnya sih olive oil, tapi setahun terakhir saya pakainya grapeseed oil atau minyak biji anggur.

Cuci muka kok pakai minyak?

Iya karena logikanya kan kulit kita kotor karena minyak (sebum) masa dicuci pakai air? Nggak bersih dong harusnya. Teorinya adalah, diambil dulu kotorannya dengan minyak bersih, dilap, baru kemudian dibersihkan dengan facial foam.

Ada juga yang bersihin make up pakai baby oil. Teorinya kalau aman buat bayi artinya aman buat kita padahal belum cencuuu. Produk bayi aja masih sedikit banget yang bebas paraben dan bebas parfum. Kasian yah. Masa kita make up aja mengusahakan nyari yang paraben free tapi produk bayi masih banyak yang nggak paraben free. :(

Saya tau soal grapeseed oil ini dari adik saya, katanya lebih enak dari olive oil. Terus iseng deh beli FoodHall gitu 100ribuan 1 liter merek Casa Di Oliva. Pas dicoba ternyata iya, lebih enak grapeseed oil dibanding olive oil karena teksturnya ringan banget. Kalau olive oil kan kental dan "berat" gitu, ini cair seperti air mengalir. *halah*

Sejak saat itu sampai sekarang, saya selalu membersihkan wajah pakai grapeseed oil. Caranya gampang sih tinggal tuang ke muka, terus pijat ke seluruh bagian muka. Terus pakai waslap atau handuk setengah basah, lap muka. Make up terambil semua. Maskara waterproof aja sanggup loh terangkat sama grapeseed oil ini.

Enaknya adalah, irit micellar water hahahaa. Micellar water saya masih pake Bioderma Hydrabio, tapi pakenya kadang-kadang doang kalau lagi malessss banget pake oil. Bukannya nggak suka, suka kok suka banget tapi pertama boros kapas, apalagi kalau make up tebel duh kapas yang kebuang banyak banget saya suka guilty sendiri gitu. Kedua boros Bioderma-nya hahahaa sayang kan soalnya mahal.

(Baca: BIODERMA HYDRABIO H2O, TONIQUE AND BRUME REVIEW)

Kalau pakai grapeseed oil ini nggak perlu pakai kapas sama sekali. Plus natural juga kan 100% free chemical lah. Mayanlah setelah seharian segala skin care dan make up ditaro di muka, minimal cucinya pakai yang 100% natural hahaha.

Ini dia saya buatkan video cara membersihkan muka dengan grapeseed oil.


Selain untuk membersihkan muka, minyak biji anggur ini banyak loh manfaatnya untuk kulit. Banyak yang menjadikan minyak biji anggur sebagai serum malam. Jadi sehabis membersihkan wajah, teteskan ke telapak tangan 3-4 tetes, gosok tangan, kemudian totol-totol ke wajah dan leher.

Ini dia manfaat dan kelebihan minyak biji anggur:

- Antioksidan, membantu mengeluarkan racun. Kaya beta karoten, vitamin C, D, dan E.

- Minyak biji anggur ini non comedogenic alias nggak akan menyumbat pori.

- Melembabkan kulit, mengecilkan pori, dan bisa mengurangi kerutan. Anti aging gitu deh!

- Menghilangkan bekas jerawat, menjaga agar jerawat tidak kembali, dan menghilangkan noda hitam bekas jerawat.

- Cocok untuk semua jenis kulit terutama kulit berminyak. Kulit aku kering sih tapi no problem, so far so good pake grapeseed oil.

- Bisa mengurangi lingkaran hitam di bawah mata ... yang mana nggak laku di saya mah sih hahaha Abisan ngurangi lingkaran hitam di bawah mata mah obatnya satu: BOBO LAMA-LAMA SETIAP HARI. Ini mah mau pake grapeseed oil, pake eye cream tiap hari, kalau tidurnya sehari 4 jam sih tetep aja nggak bakal ngaruh. *krai*

- Bisa buat rambut juga. Membuat rambut lebih berkilau dan menghilangkan ketombe.

- Gampang dicari. Supermarket besar pasti ada. Dan karena belinya harus seliter which habisnya akan banyak banget, mending beli patungan sama temen-temen atau bisa dipake buat orang serumah. Awet banget kok lah sekali pake paling 5 tetes atau kalau buat bersihin make up lengkap sih 1 sendok teh maksimal.

Tapi balik lagi yang namanya skin care mah cocok-cocokan tapi ini worth to try banget sih menurut aku.

Selamat mencoba! Semoga bermanfaat ya! :)

-ast-

source:
http://www.restorationbeauty.com/2014/09/using-grapeseed-oil-as-night-serum-and.html
http://www.stylecraze.com/articles/amazing-benefits-of-grape-seed-oil-for-skin-hair-health/

The War of Toilet Training

$
0
0
foto ilustrasi belaka huahaha

Sekitar seminggu lalu ada jadwal ketemu sama psikolog di daycare. Jadi mau share-share dikit ngomongin apa aja sama psikolog. Pertama psikolognya tanya umur Bebe tepatnya berapa sekarang? Dua tahun 3 bulan. Saya tanya balik, seharusnya sedang fase apa ya?

"Oh ini sih lagi usianya toilet training ya, ONE OF THE BIG PARENTING WAR"

Asli mbak psikolognya exactly bilang gitu hahaha. Big war bener bahasanya. Terus saya ketawa aja dong. Eh dia serius.

"Bener loh ibu, war banget soalnya biasanya pup aman di diapers ini berceceran di lantai"

*krai*

Membayangkan pup berceceran di lantai.

*krai*



Untungnya nih ya, untungnyaaaa Bebe sih udah lancar pup di kamar mandi sejak beberapa bulan terakhir. Dia pasti heboh mau pup langsung loncat ke kamar mandi dan mau pup di kloset dengan manis. Kadang sambil nyanyi, kadang keukeuh masih ngunyah makanan, pernah minta minum lagi pup. -_____- Cuma pipis yang belum bisa.

*

Btw intermezzo si Bebe pas awal-awal bisa pup, kami lagi di Senayan City. Eh dia pup di celana (OKE DI DIAPERS OKE). Terus saya tanya.

Ibu: "Be, kok pupup di celana sih? Kenapa tidak ke kamar mandi?"

Bebe: "Nggak ada ibu, jauh"

Ibu: "Nggak jauh kok, ibu antar. Nanti lagi pup harus di kamar mandi ya!"

Bebe: "Jauh ibu, kamar mandi di rumah"

HAHAHAHAHAHAHAHA. Disangkanya di Sency nggak ada toilet lololol. Dia pikir harus pulang dulu ke rumah untuk pup. XD

*

Oke intinya masalah Bebe adalah pipis. Sudah beli celana dalam buanyak untuk persiapan toilet training. Beberapa kali dicoba juga kalau weekend di rumah. Cuma ibunya aja kurang niat hahaha. Soalnya Bebe udah ngerti loh bilang pipis, tapi pipis dulu baru bilang. Maklum sih ya pipis kan tandanya agak sulit dipahami ya nggak kaya perasaan kamu yang gampang ditebak pup.

Ini dia tips toilet training dari psikolog daycare Bebe:

1. Niat kuat

Niat kuat bahwa satu hari sampai beberapa hari ke depan akan toilet training. Tapi memang sih di kasus Bebe, ibunya yang masih agak kurang niat. Males euy mikirin cuci celana. T_____T Jadi harus diniatkan dan harus sounding ke anaknya juga. Berkali-kali bilang pipis harus di toilet.

Bebe teori mah lancar bener, tapi praktiknya memang sulit. Harus diniatkan "oke minggu ini toilet training!" begitu.

Jadi kapan neng? Kapan yah?


2. Jaga emosi

Ini nih yang paling sulit dan mayan bikin bengong karena takut keceplosan. Jadi usahakan sebisa mungkin tidak judgemental. Sering kan denger cerita pas toilet training anaknya nggak ngompol tapi jadi nahan pipis? Udah dibawa ke toilet juga jadi nggak mau pipis.

Nah coba introspeksi diri buibu, mungkin cara penyampaiannya judgemental. Misal lagi toilet training terus anak pipis di celana. Ibunya langsung refleks membuat pernyataan menyesal.

"Yahhh basah deh celananya. Nanti lagi pipis di toilet ya"

Kalimat itu menunjukkan kekecewaan. Anak menyangka ibunya kecewa karena dia membasahi celananya. Bukannya jadi tahu pipis itu gimana, dia malah jadi cari cara supaya celananya tidak basah. Whoa.

Lebih baik kalimatnya seperti ini.

"Wah Bebe pipis ya? Lap sama-sama yuk. Nanti lagi pipisnya di kamar mandi ya, karena pipis itu kotor, supaya tidak perlu lap jadi pipisnya di kamar mandi"

Itu emosi netral. Ingat ibu-ibu, emosi harus netral. Jangan judgemental!

3. Ajak untuk membersihkan

Iya ajak untuk ikut membersihkan. Untuk memupuk rasa tanggung jawab dan kemandirian.

4. Metodenya apa?

Bebas sih katanya metodenya. Saya pernah baca yang toilet training dalam 24 jam lah, yang 3 hari dijamin sukses lah, banyak metodenya. Kata mbak psikolog sebenernya bebas terserah ibunya sih.

Terus ada juga kan yang setengah jam sekali dibawa ke toilet untuk disuruh pipis. Biasanya pake alarm gitu per setengah jam biar ibunya nggak lupa.

Psikolog: "Sebenernya nggak teratur dibawa ke toilet juga bisa kok, apalagi kalau ibunya sulit teratur"

Why aku dijudge sebagai orang tidak teratur. Meskipun memang iya. HAHAHA. Nggak sanggup kayanya setengah jam sekali bawa Bebe buka celana dan pipis. Dibawa ke toilet aja belum tentu mau dia. T_____T

Mbaknya juga menyarankan untuk tidak pakai celana supaya dia lebih kenal dengan bagian tubuhnya sendiri. Oh ini loh yang buat pipis. Plus biar anak merasakan juga sensasi air pipis mengalir langsung ke kakinya. Ini biasanya bikin kurang nyaman.

"Tapi malu kan, Bebe pasti nggak mau deh di rumah nggak pake celana soalnya dia risih sendiri malu," jawab saya.

"Kalau gitu gunting aja bagian depan celana dalemnya," kata mbak psikolog

Errrr. Nanti lagi lah ya? Hahahaha.

*

Buibu share lah plis tips toilet training buat anak cowok yang gampang protes dan sedang senang memaksakan kehendak dongggg. Makasihhhh. :*

#SassyThursday: Suami Takut Istri

$
0
0

Oke jadi finally #SassyThursday ngomongin MT huft. Gue nggak ngikutin banget. Ngikutin karena dia diomongin di grup-grup aja. Sampai ini ono nya lengkap. *ini ono naon*

Yah grup-grup WhatsApp ini ngomongin dari level dia abis ngapain di tv sampai menyebarkan screencapture IG dia dan apa yang terjadi di baliknya yang mana bersumber dari orang-orang yang niat banget buka thread dan DISKUSI di forum lol.

Jadi tanpa baca beritanya sedikitpun gue taulah ya. Cuma karena nggak ngikutin amat gue mau ambil dua poin penting dan bikin merinding *LEBAY NENG* dari kasus ini. Yaitu tentang suami "takut" istri dengan pamer kemesraan di depan umum.

Baca punya Nahla:

Oke jadi SEMUA, semua orang yang bukan fansnya (atau mungkin sekarang fansnya juga) mengambil kesimpulan kalau om MT ini ada di bawah kendali istrinya. Di bawah kendali penuh. Sampai-sampai katanya sebenernya yang update IG itu sebenernya istrinya mahahahahah.

Level ke mana-mana HARUS berdua. Semua job harus lewat istrinya dan bahkan doi nggak punya line telepon yang bisa terima telepon dari orang lain selain keluarga karena kalau orang lain mau nelepon dia ... harus lewat istrinya. Aduh.

Kok tampak kasihan?

Tapi coba pikir ulang, kasihan nggak ya? Karena kalau dia bahagia diperlakukan seperti itu apa perlu dikasihani? Nggak sehat karena semua orang butuh privasi dan waktu sendiri? Tapi kalau dia nggak masalah sih ya kan harusnya suka-suka dia ya.

"Ah, nggak bakal ada laki-laki yang mau digituin, rela ditekan sama istrinya, itu dia terpaksa aja kali."

Itu komen seksis. ;) Sama seperti "ah cewek mah nggak usah jadi bos, diem di rumah aja".

I mean semua orang punya pilihan dan dia memilih itu. Dia memilih istrinya. Meskipun itu tampak geli dan bodoh buat kita.

JG selalu punya image kalau dia di bawah tekanan istrinya. IYA, GUE. Ya gimana, gaji semua gue yang pegang, mau beli apa-apa harus acc dulu Menteri Keuangan. IYA, GUE.

Tapi kalian nggak tau aja sebenernya apa yang dia mau juga gue kasih-kasih aja. Mau beli mainan apa juga boleh, mendadak mau beli ini itu juga beli-beli aja. Sebenernya ya bebas-bebas wae (kecuali tato -______-), cuma memang harus tanya gue dulu mahahahahah.

Kenapa coba? Karena sebelum ketemu gue hidupnya berantakan. HAHAHAHAHA. Nggak berantakan level mabok-mabokan lol tapi uang-uang entah kemana. Gaji padahal berkali lipat dari sekarang tapi nggak pernah punya tabungan, sementara cicilan rumah udah jalan dan tiap bulan selalu punya utang kartu kredit!

Pacaran sama gue, utang kartu kredit lunas semua, uang teratur, cicilan kebayar, masih bisa jajan. Makanya sampai sekarang, gue yang pegang uang.

Itulah gengs, selalu ada sebab di balik suami-suami yang tampak takut istri. 

Meskipun gue yakin ada juga sih yang takut beneran lol. Antara takut atau males aja karena kalau dikonfrontir nanti istrinya ngomel panjang lebar berhari-hari dan malah jadi nggak hepi. Jadi ya sudah diam. Diam bukan berarti takut, cuma nggak mau jadi masalah aja.

*JG kamu nggak begini kan, hah?*

Itu poin pertama. Yang kedua yang nggak gue banget adalah pamer kemesraan berlebihan dan too much info dengan screencap percakapan WhatsApp atau pembicaraan mereka. Mungkin om MT hanyalah Anya di masa depan wtf.

Ini udah pernah gue bahas di #SassyThursday yang PDA yay or nah. Gue sih ayo-ayo aja ciuman di mall lol tapi nggak upload chat mesra juga keles. Karena jarang chat mesra seringnya chat bego tidak penting muahahahhahaha. Nggak lah, hal-hal yang pribadi ya sudahlah untuk pribadi.

Orang bilang dia trying too hard kan untuk nunjukkin kalau dia nggak kenapa-napa sama istrinya. Tapi kalau dia nggak begitu orang juga akan mikir kalau "ciee om MT berantem ya sama istrinya". Gimana dong serba salah.

Dan meskipun dia tampak vulgar dan menunjukkan semuanya. Banyak juga yang kita nggak tahu kan. Dia pilih apa yang akan dia bagikan dan dia memilih itu.

Kaya orang bilang ke gue: "kok hidup lo semua ditulis banget sih? Gue sih orangnya menghargai privasi banget makanya gue nggak blogging"

Wahahahaha sebenernya gue juga begitu kok. Gue dan JG justru private banget, nikah aja males bilang-bilang. Lahiran aja nggak bikin status telah lahir blablabla. Nama lengkap Bebe aja sampai sekarang nggak pernah dipublish di internet apalagi dibikin hashtag.

Lagi makan di mana nggak pernah upload foto, lebaran pun nggak upload foto keluarga. Ada hal-hal yang mau gue share dan ada hal-hal yang mau gue simpan sendiri.

Gue nggak masalah sama sekali sama kalian yang senang upload segala pelik kehidupan, ya gimana gue juga ngefans sama banyak banget anak blogger sampai tau nama lengkap dan Chinese namenya *melirik Dashiel dan Fighter Tiah* lol. Biasa aja liatnya nggak jadi sebel atau apa, tapi kalau ada orang bilang gue orangnya share too much, ih berarti nggak merhatiin amat. Hahaha.

Jadi yah intinya, apa yang kita liat di internet dan simpulkan sendiri itu hanya asumsi, dan asumsi itu berbahaya karena leading ke fitnah.

Sekian dan terima transferan ke akun Jenius gue ya $annisast.

*ini nggak sponsored post cuma nebeng nitip link sponsored post lol*

-ast-

WHEN IT'S ONLY JG & AST #119 - #124

$
0
0

#119 ANAK TUMBLR

Malem itu, JG menanggapi Karin yang "anak tumblr" banget.

JG: "Ah aku udah dari dulu loh bertahun-tahun blogging di Tumblr, nggak ada yang bilang aku anak Tumblr"

Me: "Maksudnya bukan blogging di Tumblr ih, Karin itu kamarnya dihias ala Tumblr gitu pake lampu-lampu."

JG: "Ah itu mah mau 17 Agustusan aja kali, bukan anak Tumblr?"

FUG.

*

#120 DAGING BEKU

Malem-malem, problematikanya adalah makan apa.

JG: "Masak daging deh"

Me: "Belum cair tapi"

JG: "Itu daging apa invoice?"


*

#121 LOMBA KARAOKE

Lagi masak. JG mukanya sedih.

JG: "Sayang, aku sedih deh besok ada XL Idol (lomba karaoke) dan aku nggak bisa ikut"

Me: "Kenapa nggak bisa ikut? Pas kamu ada meeting?"

JG: "Bukan, kan aku nggak bisa nyanyi gimana mau ikut"


Tapi aku adalah istri supportive jadi tentu memberi dukungan dong yah.

Me; "Alah pasti bisa kok, nyanyi doang masa nggak bisa"

JG: "BENER MENURUT KAMU AKU BISA?"

Me: "Iya bisalah pasti!"

JG: "Oke kalau gitu aku ikut. Aku latihan habis ini."


*

#122 MENJAGA PERASAAN

Ruang tamu berantakan sisa unpack dari Bandung yang belum selesai dari minggu lalu. Padahal mau ada montir ke rumah benerin mobil. Siapa tau mau masuk rumah ya kan.

Me: "Menurut kamu kita harus beberes dulu nggak? Kan mau ada Pak Mamat?"

JG: "Nggak usahlah, kenapa sih kita harus menjaga perasaan Pak Mamat?"

WTF

Saya terus ke kamar sama Bebe. JG gedabrak-gedubruk di ruang tamu.

Me: "Lagi apa sih?!"

JG: "Kayanya kita harus menjaga perasaan Pak Mamat deh"

*beres-beres rumah maksudnya*

-______-

*

#123 PAK MAMAT 2

Pembicaraan belum selesai.

JG: "Sayang btw ... Pak Mamat kenapa jadi montir ya?"

Me: "Emang kenapa?"

JG: "Pak Mamat kan harusnya jualan tomat" *kemudian nyanyi Pak Mamat jualan tomat, yang beli harus hormat*

Gue agak nggak yakin lagunya begitu. Kemudian besoknya di kantor browsing. KAN SALAH KAN. Terus gue telepon lah JG.

Me: "Eh kamu tau nggak sih, yang jualan tomat itu bukan Pak Mamat!"

JG: "Masa sih? Siapa?"

Me: "Pak camat"

JG: "Hah? Sejak kapan Pak Camat jadi enterpreneur?"


*

#124 SURPRISE ULANG TAHUN

Jumat siang di kantor, siang-siang, JG telepon.

JG: "Sayang aku punya surprise buat kamu, kasih tahu ga ya?"

Me: "Kasih tau deh"

JG: "Ih berarti selama ini surprise aku selalu gagal gara-gara kamu"

Me: "OKE FINE GA USAH KASIH TAHU!"

*tutup telepon kzl*

(Baca tentang surprise yang selalu gagal di sini)

Malemnya belanja bulanan terus JG beli cumi katanya ingin masak cumi. Oke.

Sabtu pagi gue masih bobo pelukan sama Bebe. Di dapur terdengar suara-suara orang masak. Rajin bener Sabtu pagi masak. Hahaha. Tapi karena JG memang masak setiap hari jadi aku tidak terkejut lol. Terus pintu kamar tiba-tiba dibuka.

JG masuk bawa mangkok yang masih berasap. WAHHH SURPRISE!

JG: "Selamat ulang tahun sayang, ini aku masakin kamu tom yum"

Me: "Wahhhh asikkkk ... tapi kan aku nggak ulang tahun hahaha"

JG: "AAHHH DIAM! POKOKNYA INI SURPRISE ULANG TAHUN!"

*kemudian makan tom yum*

Me: "Ini kok enak? Pake bumbu instan ya?"

JG: "Ya menurut kamu aku mau ulek bumbu?"

Me: "Hmmm"

JG: "Ini baso ikannya mahal loh sayang, tadi pagi aku naik motor ke AlfaMidi beli ini"

Me: "Udangnya mana?"

JG: "Aku ga nemu nih, tadinya semalem mau ke pasar beli udang tapi ngantuk"

Me: "Cuminya mana?"

JG: "Nggak punya kan nggak ke pasar ... SHIT! AKU LUPA! Sebentar ya aku masukin dulu"

HAHAHAHAHA DEYM CUMI SUSULAN MACAM ULANGAN


Cerita JG & AST lainnya bisa dibaca di sini ya!

-ast-
Viewing all 727 articles
Browse latest View live