Quantcast
Channel: annisast.com | Parenting Blogger Indonesia
Viewing all 727 articles
Browse latest View live

Mulan Inspired Makeup

$
0
0

HAI SEMUANYAAAA!

Jadi dalam rangka belajar makeup, saya lagi seneng makeup karakter karena makeup karakter itu menirukan orang lain. Meniru itu susah!

Kemarin saya udah niruin Princess Jasmine untuk kompetisi Wet n Wild. Nah dalam rangka Imlek saya akhirnya bikin satu-satunya Asian Disney Princess, Mulan!

CUMA NGGAK SEMPET EDIT VIDEONYA! HUHUHUHUHU. Makeup Imlek ini kolaborasi sama temen-temen di Blogger Ceria yeaaayyy!

Bikin Mulan ini dadakan banget. Karena saya kan cuma bisa syuting hari Minggu, terus baru punya ide Sabtu malem! Dipelototin lah itu foto Mulan dan mikir, hmmm apa yang kurang?

Bunga saya punya buat props foto, bandananya ngegunting dari tas bekas goodie bag hahaha. Jilbab item ada, baju ala-ala aja pake jilbab lain yang kebetulan warnanya mirip.

Jadi inilah dia, produk yang aku pake:

- Foundation Revlon Colorstay
- City Color contour Stick and Highlight in Deep
- Concealer The Saem + Corrector Make Over
- Etude House Drawing Brows
- BH Cosmetics Party Girl After Hours Eyeshadow Palette
- Wet n Wild Mega Liner Liquid Eyeliner - Dark Brown
- Wet n Wild Silk Finish Lipstick in Cherry Frost
- Untuk poni berkibar itu aku pakai Wet n Wild Color Icon Brow Pencil - Brunettes Do It Better



Kesulitan yang aku hadapi, mungkin bisa untuk pelajaran ke depannya hahaha:

- Tes make up itu petnting! Gila stres abis nggak tes make up dulu, bingung gitu bikin mata sipit gimana caranya? Mata aku malah jadi gede itu karena aku pake soft lens sih huhu nggak punya soft lens ukuran normal jadi ya matanya jadi gede lol.

- Tes jilbab juga penting, gimana caranya biar bisa top bun? Auk gimana caranya, lamaaaa banget mikir sampai akhirnya thank God bisa juga huhu.

Udah sih itu aja. Semoga bisa secepetnya edit video yaaaa.

See you!

-ast-

Catrice Illuminating Blush in Coral Me Maybe Review

$
0
0
Catrice Illuminating Blush in Coral Me Maybe Review


Haiii!

YEAY WINA REVIEW CATRICE!

Saya udah penasaran banget sama brand ini dari sejak available di Guardian. Cuma mau beli itu mau beli apa bingung hahaha.

Tapi ternyata kata Wina nggak terlalu pigmented, mungkin lebih cocok untuk blush on sehari-hari ya. Simak review Wina yaaa!




💖 Catrice adalah drugstore brand dari Jerman. Harganya terbilang affordable untuk makeup impor.

💖 Blush on dikemas dalam pan berbentuk bulat material plastik transparan.

💖 Blush on berpola chevron yang cantik banget, terdiri dari dua shades: pale coral pink dan versi lebih gelapnya.

💖 Illuminating blush dengan efek shimmery.

💖 Tekstur brush on padat, tidak terlalu powdery.

💖 Efeknya pipi rosy pink yang glowing. Cocok buat yang warna kulitnya pale to medium.

💖 Staying power OK, ngga mudah luntur sekitar 3-5 jam.



💔 Material plastik kemasannya terkesan ringkih. Tulisan nama brand juga mudah menghilang.

💔 Karena efeknya sheer, kurang cocok buat yang suka blush on pigmented. It takes effort to swipe the blush and put it to your cheek.

💔 Tidak dilengkapi brush.

💔 Baru dijual di Guardian mall-mall besar.



Rp63.500 untuk 7gr



Guardian di mall-mall besar



Yes



🌟🌟🌟✰✰

3 out of 5

Sampai jumpa di #SelasaCantik berikutnya!
Follow Wina di social media dan main-main ke blognya ya!

BLOG | IG: @mrswynnz | Twitter: @mswynnz


Tentang Kecanduan Gadget

$
0
0

Halo ibu-ibu millennials semuanya, apa kabar yang di sini yang di sana di mana-mana?

Screen time anak-anak gimana? Masih terjaga sehingga masih bisa bangga?

Kenapa sih pagi-pagi udah nyindir orang aja lol. Nggak kok nggak nyindir. Coba sindirannya sebelah mana, saya kan cuma nyebut fakta. Kalau screen time anak terjaga maka orangtua bangga. Nggak ada yang salah kan? Ehm.

Nggak, hari ini saya nggak akan bagi tips atau apa. Pengen nulis aja karena kemarin sempat merenung tentang kata "kecanduan gadget". Dua kata ini sering banget mampir ke kuping dan terbaca di timeline sampai saya kebanyakan mikir dan memutuskan kalau dua kata itu jadi nggak masuk akal.

Awalnya saya ketemu sodara saya minggu lalu, cucunya tiga. Sebut saja dia eyang, karena dia menyebut dirinya sendiri pun demikian.

"Kenapa ya si A (cucu eyang yang masih TK) tuh kecanduan banget sama gadget, dari pulang sekolah sampai tidur malem itu megang HP terus. Eyang aja nggak gitu-gitu amat sama HP," ujar eyang.

Saya menyahuti, "ya diambil lah HP nya, kalau nggak diambil ya mana bisa berhenti."

Apa jawabannya?

"Ah ngamuk kalau diambil, nangisnya wiihhhh!" kata eyang setengah ngeri. Iya setengah aja, masa 100% ngeri sama cucu sendiri.

Saya diem. Mikir.

(Baca: Mau Dibesarkan Seperti Apa Anak-anak Kita?)

Besok-besoknya tiap denger orangtua ngeluh soal 'anak kecanduan gadget' saya jadinya mau marah. Kesel sendiri. Apa definisi kecanduan gadget? Siapa coba yang memulai kecanduan gadget?

Oke definisi dulu.
can.du
[n] (1) getah kering pahit berwarna cokelat kekuning-kuningan yg diambil dr buah Papaver somniferum, dapat mengurangi rasa nyeri dan merangsang rasa kantuk serta menimbulkan rasa ketagihan bagi yg sering menggunakannya; (2) cairan kental berwarna hitam yg keluar dr rokok yg diisap yg melekat pd pipa; (3) ki sesuatu yg menjadi kegemaran. (sumber)
Nomer 1 digabung nomer 3 dong ya yang jadi penjelasan umum. Sesuatu yang menjadi kegemaran dan menimbulkan rasa ketagihan. Sekarang gini, ketagihan gadget, kalau nggak dikasih apa efeknya? Apa sakau? Kan nggak! Apa sakit gitu demam? Kan nggak!

Oke mungkin bisa bikin demam kalau anaknya udah kecanduan banget sampai kalau diambil gadgetnya maka dia marah sampai stres dan demam. Maka ini berlanjut pada pertanyaan kedua. SIAPA YANG MEMBUAT ANAK KECANDUAN GADGET?

Siapa cobaaaa? Hayo tebaaakkk.

YA KITA SENDIRI LAH.

T_____T

Siapa yang pertama kali ngasih anak gadget? Siapa yang mencontohkan kalau main hp itu santai banget dan menyenangkan sampai anak meniru dan akhirnya kecanduan? Siapa coba? Ya kita-kita ini, orang di sekitarnya. Jadi nggak masuk akal kalau mengeluhkan anak kecanduan gadget.

Itu alasan pertama. Alasan kedua adalah, KENAPA ATUH NGGAK DIAMBIL AJA?

Iya kan intinya gimana caranya biar nggak kecanduan? Nggak bakal kecanduan sih kalau setelah kita rasa cukup untuk main gadget, diambil gadgetnya. Tapi nanti nangis, ngamuk. :(

Iyalah nangis namanya juga hal seru direbut paksa. Tapi nangis berapa lama sih, nggak bakal 2 jam saya jamin. Sejam aja nggak bakalan, karena nangis itu capek. Habis nafas, makanya kalau tahan nangis sejam pasti udahnya ketiduran.

Mending nangis terus ketiduran dong daripada lanjut main gadget?

YA.

Lagi anak kecil nangis mah biar ajalah. Mereka kan butuh nangis untuk mengeluarkan emosi. Mau berargumen atau debat juga belum bisa makanya nangis ajalah paling gampang. Kitanya aja yang jangan menganggap tangisan anak itu mengganggu. Ganggu sebelah mana ah, disiksa juga nggak.

(Baca: 5 Alasan Anak Perlu Menangis)

Kalau anaknya gedean gitu kan udah ngerti waktu, macem-macem kok caranya. Ada yang pakai timer, ada juga yang kaya saya (satu film lagi terus udah yaaa! *kemudian film kedua disetel mulai dari tengah lol*). Ya intinya gimana biar anak nggak kena gadget terus.

Nah kembali ke quote di atas bahwa 'screen time terjaga itu membuat bangga', kalian-kalian yang bisa menjaga screen time anak MEMANG patut bangga, karena apa? Karena kalian tidak kalah! Kalian tidak kalah pada gadget dan pada tangisan anak. Kalian orangtua yang kuat!

*high five*

Ayolah, menghentikan anak dari gadget itu dimulai dari diri kita sendiri. Nanti keburu gede makin repot loh, udah bisa debat, udah bisa argumen "ibu juga main hp terus!" Matilah kita. Jawab apa?

T______T

Oke ini memang murni dari saya dengan anak umur 2,5 tahun. Yang dengan mudah saya matikan laptopnya dan rebut hpnya. Mungkin kalau anaknya makin gede makin complicated? Makin bisa berargumen mungkin? Still, kenapa atuh nggak diambil gadgetnya dari bayi?

YOUR FAULT, PARENTS. DEAL WITH IT.

*ini ga berlaku buat para suami ya lol* *rebut gadget JG* *nangis aja nangis biar* 😂😂😂

-ast-

5 Makanan yang Paling Sulit Ditolak

$
0
0


Jadi kemarin Nahla memberi topik #SassyThursday yang sungguh kontroversial. Nyerempet agama dan kehidupan perempuan lol. Terus gue males lah ngomongin yang serius-serius, capek.

Eh dia menyodorkan topik kedua yaitu "makanan yang paling sulit ditolak". HAHAHAHAHAHAHAHAHA OKE!

Baca punya Nahla:

Tapi kelima makanan (dan minuman) ini gue mikirnya dadakan banget. Jadi mungkin sebenernya ada yang kelewat. Tapi setelah mikir-mikir sih gue kayanya memang paling nggak bisa nolak ini:

Sushi

juzdealz.com

Ini gue sama Nahla dijamin sama. Bahkan sushi favoritnya aja sama kalau di Sushi Tei lol Tuna Salad Crispy Mentai! Ini favorit banyak orang banget sih kenapa enak banget!

Tapi intinya gue suka banget sushi dan sashimi *loh kok jadi dua*. When in doubt, eat sushi. Mentah lebih baik. Bahkan waktu traveling ke Vietnam sama JG, kami malah dua kali mengunjungi restoran sushi karena enak. 😂

Cita-cita ke Jepang bukan karena suka anime atau gundam tapi karena sushi. Sushi my luv. Kalau di Bandung gue dulu suka ke Oishinbo duh kangennyaaaa. Atau Sushi Boon yang murah meriah dan rasanya ya gitu deh. 😂

Pada intinya gue prefer makanan Jepang banget sih dibanding makanan apapun. Dibanding makanan Sunda pun karena aku nggak suka pedes jadi nggak makan lalab sambel gitu. Okirobox, Pepper Lunch, and Marugame Udon ftw! *tapi yang tiga itu masih sanggup nolak sih lol*

Paha atas dan bawah original KFC


Wah ini gila. Bikin sakau loh beneran. Ayam KFC tapi harus paha atas atau paha bawah dan yang terpenting HARUS ORIGINAL BUKAN CRISPY.

Karena apa poinnya makan ayam KFC kalau makannya yang crispy? Sama aja kaya ayam crispy lain pinggir jalan kaya kaannn.

Dan harus KFC. Makan burger silakan di Burger King, minum soda boleh di A&W tapi makan ayam ya di KFC. *KFC if you read this I'm open for endorsement lol*

Kenapa ayam original KFC enak banget drooling gila nulis gini doang jam 1 malem pula ini aaakkk!

Chicken wings Pizza Hut


Well yeah. Hidupku memang sampah, makananku junk food huhu. Chicken wings Pizza Hut ini nggak pernah cukup seporsi. Kenapa enak banget. 😭 Patah hati parah pas porsinya berubah jumlah. 😭

Nggak perlu penjelasan tambahan. Silakan coba sendiri. 😭

Sirloin Steak

omahasteaks.com
... yang tidak murah. HAHAHAHAHAHA. Maaf ya bukannya sombong tapi kalau yang murah aku masih bisa nolak. Kalau kaya Holycow gitu aku nggak bisa nolak. IYA MAHAL.

Padahal Holycow itu termasuk steak murah loh. Kan misi mereka adalah biar steak bisa murah dan dinikmati semua orang bukan cuma di fancy resto atau hotel aja. Tapi ya tetep aja untuk ukuran karyawan di Jakarta mah ya nggak bisa seminggu sekali makan di sana. Bangkrut.

Sebagai gantinya, kami bikin sendiri! Gila sih bikin sendiri ini puasnya kaya apa. Karena murah dan kenyang banget. Ya gimana 180ribu bisa dapet 3 slices segede dua telapak tangan cowok. Tebelnya 1 cm gitulah aaaakkk. Jadi beli daging sirloin di supermarket, beli bumbu barbeque Del Monte, beli sari paya. Udah 3 itu doang modalnya, cuma bikinnya harus sabar.

Karena sari paya itu kan untuk mengempukkan daging, makin tebel dagingnya makin lama empuknya. Sabar adalah kuntji!

Caranya, malem ini daging dilumuri sari paya, diamkan yang lama. Semaleman boleh, taro aja di chiller. Besok paginya lumuri dengan bumbu barbeque, taro lagi di chiller. Terus tinggalin kerja. Malemnya tinggal dipanggang aja enak banget. 😭

Cimory Strawberry


Ini bukan makanan tapi ini minuman, susu strawberry Cimory ini enak banget. Wangi dan enak, nggak ada bau-bau kimia gitu. *naon* Beda sama susu Diamond atau Ultra yang strawberrynya kerasa palsu. Untuk full cream aku #TeamDiamond tapi untuk strawberry Cimory juaranya.

Sialnya, cuma ada di Food Hall dan itu pun stoknya dikit! Tersembunyi pula. Kalau nemu pasti langsung beli dua. Kalau tiga nanti uangnya habis ahhahahahahaha soalnya sebotol seliter itu 23ribuan gitu lah.

Tiap ada temen diceritain gini rata-rata komennya "dih enakan Cimory yang rasa mocca!" Maaf ya tapi aku suka pink aku strawberry aja. #sikap

*

Nah sekarang giliran kalian. Apa 5 makanan yang sulit kalian tolak? Gue yakin pasti banyak yang jawab Indomie. Jawab yang lain ya! 😂

Komen di sini boleh atau bikin blogpost boleh nanti tag gue aja di Facebook atau Twitter nanti gue mampir dan baca! Ini seru banget karena rekomendasi makanan adalah segalanya untukku lol.

See you!

-ast-

Review Kulina, Katering Tanpa Ribet

$
0
0
Review katering Kulina atau @kulinaid, website katering tanpa harus ribet pesen via telepon atau chat!

review kulina id

Hola!

Senin ini saya mau review tempat katering. Yes, karena JG udah nggak sanggup masak buat makan malem, kami sudah lama sekali katering. Kateringnya makan siang, diantar ke kantor tapi dibawa pulang untuk makan malem.

Soalnya gini, kami sampai rumah paling cepat itu jam 7. Kalau harus masak dulu baru makan jam berapa kan lapar. Saya dan JG kalau lapar cranky nanti marah-marah nanti keharmonisan rumah tangga terganggu jadi ya udalah katering aja. 😂

Nah saya udah langganan Kulina ini sejak Oktober 2016 jadi bulan ini bulan ke-4. Cuma galau ini mau lanjut apa nggak, kenapa? Baca sampai selesai hahaha.

Apa itu Kulina?

Kulina.id adalah website katering. Bukan katering sehat karena dia nggak masak. Bukan juga macam Black Garlic gitu yang cuma jual bahan.

Kulina ini website doang, mengumpulkan resto-resto (dan warung/katering rumahan, maybe nggak tau juga sih level kateringnya gimana) terus dikategorikan berdasarkan lokasi pengantaran. CEO nya yang dulu albumnya viral di Facebook itu loh yang bikin bekal makan siang buat anaknya terus jadi di-share ibu-ibu buat ide bekal sekolah.

(Baca: Tips Survive di Jakarta Tanpa ART dan Nanny untuk Ibu Bekerja)

Kembali ke website Kulina, misal saya lokasi Palmerah, saya selalu dapet katering yang sama Oey Catering dan Rose Catering. Nah Kulina kerja sama dengan kurir, pakenya Ninja ... aduh ninja apa sih namanya ninja kurir itu? Ninja Xpress ya kalau nggak salah.

Jadi konsepnya gini:

1. Saya sign up di website Kulina, pilih paket, dan pilih lokasi pengantaran. Menu untuk 2 minggu ke depan akan langsung terlihat (untuk box tidak bisa pilih menu).
2. Saya bayar melalui bank transfer atau kartu kredit.
3. Di hari H, ninja kurir mengambil pesanan saya di tempat katering.
4. Ninja mengantarkan katering saya ke kantor sebelum jam makan siang. Semua sudah pakai box Kulina dan dikasih sendok. Bisa banget buat makan di mobil pas macet.
5. Ada notif via sms saat ninja sudah ambil pesanan dan otw menuju kantor.

Setiap hari Kulina mengirim notifikasi via email untuk pengingat menu hari ini dan besok, tidak sreg dengan menu besok? Klik 'lewati' di email itu sebelum jam 3 sore dan besok kateringnya nggak akan antar. Diganti ke hari berikutnya dengan menu hari berikutnya tentu saja.

Lewati sekaligus banyak juga bisa. Waktu libur Natal dan Tahun Baru saya cuti seminggu tapi masih punya sisa langganan, tinggal masuk ke profile kita di website dan klik lewati di tanggal-tanggal yang ingin kita lewati.

Beres. Simpel ya?

Saya pilihnya katering box basic, well yang paling murah lah. Lagi dulu cuma adanya ini doang, sekarang sih ada yang box deluxe. Untuk berdua itu Rp 25ribu per box. Kalau berlima cuma Rp 20ribu per box. Makin banyak makin murah.


Dia bisa juga untuk pesen prasmanan atau acara besar lain seperti gathering di kantor atau acara keluarga. Tinggal pilih paketnya aja.

Saya langganan nggak pernah sebulan full. Mingguan atau dua mingguan, biar ada alasan makan di luar pulang kantor lol. Ya jadi nggak terus-terusan katering biar nggak bosan. Jeda satu dua hari makan di luar baru lanjut lagi Kulina.

Makanannya gimana?

Nah ini dia yang bikin galau. Waktu awal itu enak banget! Enak banget level terharu bisa katering segampang itu, seenak itu, dengan harga semurah itu. Menunya pun SELALU lengkap nasi, sayur, daging ayam/sapi/seafood, dan satu pelengkap (tahu/tempe/gorengan lain).

review kulina id
menu lama, banyak, nasi dan 3 menu
review kulina id
menu lama: udang dan telor puyuh gaes! kolesterol yang enak!

Dan disimpan sampai waktu makan malem nggak basi lho! Kata mamah mertua, makanan tidak cepat basi artinya makanan diolahnya bersih. Tipsnya pas nyampe kantor, bolong-bolong di kotak Kulinanya dibukain semua dan box dikeluarin dari kereseknya. Soalnya dibungkus pas masih panas jadi kalau bolongnya nggak dibuka mah basi sih, panas dan ketutup kan.

Masalahnya sebulan belakangan menunya berubah 😩 Pelengkap itu sekarang lebih sering hilangnya daripada adanya. Di bawah ini beberapa foto menu baru. Banyak yang lebih sedikit dari ini tapi nggak sempet foto. Lha tiap hari saya makan ini, jadi suka nggak kepikiran lagi untuk foto.

review kulina id
ayamnya keras dan telor pake sayur apalah
review kulina id
daging sedikit sama (ceritanya) salad :(

Komplain nggak? Komplain dong karena di website jelas tertulis apa aja yang didapat (nasi+sayur+daging+pelengkap). Nah CS nya di Twitter ini emang sigap banget, selalu jawab walau cuma sekadar terima kasih.





Apa yang terjadi? Apakah menu kembali seperti semula? Nggak dong. Pelengkap tetap hilang di box makan dan juga JADI HILANG di penjelasan menu di websitenya. Iya jadi sekarang di websitenya udah nggak ada lagi tulisan dapet apa aja. Sedih. 😭

Menu Jumat kemarin malah mau nangis banget deh, nasi goreng nggak ada rasanya dan telor dadar. Saya makan duluan di mobil terus sebel karena nggak ada rasanya dan nasi gorengnya nggak ada apa-apanya polos doang. Ada satu potongan cumi kecil banget. Shock dong ya, saya cek seharusnya nasi goreng seafood dan telor dadar.

Sampai di rumah, buka box punya JG saya sampai videoin untuk barang bukti 😩 dan YES cuma nasi polos dan udang kecil dua biji. Speechless parah. Nggak foto, keburu males.

Saya kecewa satu kali komplain di Twitter, kecewa dua kali komplain di blog lah udah. Sekalian tulis review karena browsing-browsing kayanya belum ada blog yang review.

Kalau saya menulis ini di bulan November, saya pasti akan tulis recommended. 😭 Dulu hampir nulis dan rekomen banget serius. Salah satunya karena mereka tetep nganter pas demo! Pas demo 411 itu kan ribet banget ya jalan macet di mana-mana sampai kantor diliburin, tetep dianter dong malah dianter lebih pagi. Nggak pernah failed sama sekali baik dari segi pengantaran maupun makanan. Demo 212 juga mereka nganter.

Sekarang ya, saya sendiri masih tetap berlangganan, masih punya jatah sampai minggu depan tapi nggak rekomen amat. Kalau kalian masih punya katering langganan lain dan lancar sih nggak usah pindah.

Masalahnya katering langganan saya dulu mbaknya suka sewenang-wenang. Murah sih murah tiga menu kaya Kulina cuma Rp 18ribu non MSG pula. Tapi tiba-tiba sakit lah (ya namanya manusia), mau liburan lah, kan saya bingung jadinya nggak ada katering mendadak. Kalau Kulina ini kan tetep dianter apapun yang terjadi.

Belum lagi kalau katering biasa itu komunikasinya via chat WhatsApp ya ampun ribet. Saya males basa-basi, apalagi kalau dia sakit, ya kasian tapi kan kasian saya juga makan malem gimana duh. Kalau Kulina kan meminimalisir chat sama manusia, lebih sedikit interaksi sama manusia lebih baik lah karena nggak perlu jaga emosi lol.

Mungkin Kulina butuh kompetitor sepadan biar tetep jaga kualitas. Karena sekarang setau saya di Jakarta cuma Kulina doang nih yang business modelnya begini dengan harga yang murah. Rata-rata kan website katering itu katering sehat ya, mahal dan nggak menu rumahan.

Atau bisa juga mungkin Rose Cateringnya sih sebenernya yang error, tetep aja, aku sedih dan kecewa. Soalnya menu kan udah ada fotonya di website duluan jadi ya memang standarnya nggak sama kaya dulu kayanya sih ya.

😭

Yang justru malah penasaran mau coba boleh pake kode promo Kulina aku diskon Rp 50ribu kodenya ANNIS11 ya. Mayan aku dapet diskon juga kalau kalian pake kode promo aku. Biar aku bisa langganan yang deluxe. Huuuu.

Ya begitulah. Pengen berhenti kok ya nggak punya pilihan lain, pengen lanjut kok ya sebel. Mau sebel kok ya udah murah juga. Masa nggak bisa makan murah dan nggak sebel. Problematika ibukota.

😪

Ada yang punya rekomendasi katering Jakarta Barat? Atau ada yang persis Kulina dengan harga sama? Atau ada yang langganan Kulina juga tapi lancar?

Komen yaaa!

-ast-

Bebe dan Toilet Training (1)

$
0
0

Belum apa-apa udah dikasih part (1) karena sungguh postingan toilet training ini akan berseri. Sampai detik ini aja belum berhasil soalnya. 😭

Masuk ke usia 2 tahun, peer saya dari psikolognya Bebe cuma dua: weaning dan toilet training. Untuk yang pertama saya masih belum usaha. Pun sebenernya untuk yang kedua.

Yang pertama, saya memutuskan untuk extended breastfeeding dan tidak menyapih Bebe di umur 2 tahun karena why not. Baca di mana-mana termasuk konsultasi psikolog, tidak ada yang salah dengan extended breastfeeding. Tidak ada hubungannya dengan kemandirian endebrei endebrei.

Intinya tidak ada efek samping apapun kecuali repot di mall ingin nenen. Tapi karena saya juga belum ngerasa direpotin banget jadi ya udah. Nenen ajalah. Nenenin Bebe is lyfe. lol

(Baca: To Wean or Not to Wean)

Nah yang kedua, toilet training. Terakhir ketemu psikolog (saat Bebe 2y1m, ketemu lagi kemarin 2y7m) itu sebenernya udah dikasih peer banget dan ditegaskan, toilet training ya bu! Saya iya iya aja tapi sungguh malas. Sungguh nggak bikin target apa-apa apalagi sampai niat cuti demi potty train. Oh no, ngebayangin repotnya aku nggak kuku.

Sampai Sabtu, 28 Januari, 10 hari yang lalu. Bebe tiba-tiba menolak pakai diapers. "Gatel ibu, Salo pake celana aja," katanya sambil terus menolak pakai diapers.

Saya yang "ok mungkin ini saatnya"

...

terus stres.


Soalnya teori-teori toilet training itu bubar semua di Bebe. Oke judge lah saya kurang tegas apa gimana tapi beneran maksa anak pipis itu susah.

Teori 1: bawa anak rutin ke kamar mandi untuk pipis (misal setengah jam sekali)

Kenyataan 1: Bebe tampak tersinggung karena saya memaksa dia pipis padahal dia merasa tidak ingin pipis. Kadang berhasil saya paksa ke kamar mandi tapi 80% saya gagal dan 10 menit kemudian dia pipis di celana.

Kalaupun dia akhirnya mau ikut ke toilet, dia ngomel "Salo sudah pipis ibuuu! Tuh kan ga keluar!" Padahal ditunggu bentar juga kemudian pipis. 😭

Teori 2: biarkan anak pipis di celana/training pants jadi dia akan tidak nyaman dan akhirnya mau pipis di kamar mandi

Kenyataan 2: Bebe tidak merasa celana basah itu tidak nyaman. Lempeng aja main dengan celana basah.

Ibu: "Be ayo dong pipisnya di kamar mandi aja biar celananya nggak basah"

Bebe: "biar deh di celana aja deh pipisnya"

T________T

Teori 3: beri tahu kalau pipis di lantai itu kotor dan biarkan dia lap sendiri biar kapok dan menyadari pipis di kamar mandi itu lebih mudah.

Kenyataan 3: sudah diberitahu tapi masih aja pipis di lantai dan kalau disuruh pel ya dia pel. Soalnya Bebe mayan sering numpahin sesuatu dan dia pel sendiri jadi ngepel buat dia itu no big deal. Disuruh pel ya pel.

Teori 4: APALAGI TEORINYA SIH? 24 hours toilet training? OH COME ON!

Kenyataan 4: *kibar bendera putih*

*

(Saya cerita soal pertemuan dengan psikolog itu di postingan ini: The War of Toilet Training)

Ya udah intinya saya pasrah. Di hari keenam saya sadar Bebe kalau mau pipis maka dia pegang titit. Tapi ternyata dia melakukan itu cuma 2 hari. Hari berikutnya dia nggak melakukan apa-apa tau-tau weeerrr aja di lantai.

Jadi dia akan pipis dulu dikit, teriak "pipis ibu!" kemudian dia tahan pipis yang tinggal setengah dan pipis di kamar mandi. Every. Single. Time. Dan karena setengah pipis dia lakukan di toilet, dia merasa berhasil, merasa tidak ngompol padahal celana udah basah sama setengah porsi pipis.

😭

Tapi meski demikian saya bersyukur satu hal. Toilet training ini sepenuhnya keputusan Bebe, saya dan JG tidak meminta atau memaksa. Bebe yang ambil keputusan kalau dia nggak mau pake diapers lagi jadi saya nggak ada masalah dengan konsistensi. Maksudnya Bebe konsisten tidak mau pake diapers jadi saya enak maksanya kalau butuh banget pake diapers hahahahahaha.

Kaya kemarin mau nonton konser dongeng Naura, saya minta Bebe pake diapers. Dia nolak tapi saya bilang untuk jaga-jaga aja, kita tetap pipis di toilet. Coba kalau saya yang maksa dia toilet training, nggak mungkin dong maksa pakein lagi diapers? Ibu nggak konsisten amat hahahahaha.

Lucunya pas kemarin di nonton konser Naura itu saya dan Bebe nyampe duluan ke Ciputra World. JG nyusul dari kantornya (karena sebelahan amat persis). Bebe tiba-tiba teriak mau pipis!

Karena udah saya pakein diapers dari daycare jadi saya santai, jalan ke toilet nggak buru-buru, santai ajaaa. Taunya sampai toilet diapersnya kering dong, berhasil Bebe nahan pipis. 😭

Kenapa pas pake diapers justru berhasil nahan pipis? Kenapa pas pake celana dalem justru pasti keluar dulu dikit sampai ganti celana mulu?

Asli weekend kemarin kerjaan saya cuma mengulang kalimat-kalimat ini "salo mau pipis?", "salo pipis yuk", "salo pel dulu pipisnya", "salo pipis dulu lah yuk", "salo jangan lari nanti kepeleset", "salo pipis nggak?", "salo jangan pipis di celana ya". REPEAT 100000 TIMES. SO EXHAUSTING OMG.

Cucian gimana? Numpuk banget yes dan hampir tiap hari nyuci tapi nggak repot soalnya mesin cuci aku canggih GAHAHAHAHAHAHAHHA. Beneran deh Bebe memang pengertian minta lepas diapers saat ibu dan appa udah punya mesin cuci baru lol. Kalau harus kucek oh no nggak tega banget sama diri sendiri. 😂

(Baca: Review Mesin Cuci Front Loading Samsung)

Dan yah, laporan kemarin hari kesepuluh, Selasa 6 Februari kegagalan urusan celana dalem dimulai, diapers dipake lagi seharian soalnya Bebe demam. 😭 Mandi aja nggak, kasian kalau bolak-balik ke toilet duh godaan syetaaannn. 😭 Bebe nolak pake diapers tapi sedikit diberi pengertian karena ya gimana lagi, kasian.

Ya mungkin ini proses. Mungkin 24 hours toilet training itu hanya berhasil di Pinterest. Bukan untuk ibu-ibu kaya saya. Udah 240 jam lebih ini belum ada kemajuan.

*krai*

Saya sendiri apa kabar punya anak 10 hari tanpa diapers? Nervous parah tiap pagi di mobil karena takut Bebe ngompol di mobil. Meskipun so far bangun tidur pasti pipis dulu sebelum naik ke mobil. Baik pipis tepat di toilet, di kasur, atau di lantai. Yang penting nggak di mobil soalnya repot. 😭

Oke itu part 1 dari war saya memerangi diapers. Nantikan part selanjutnya and wish me tons of luck!

-ast-

#SassyThursday: Menikah dalam Satu Kata

$
0
0

Begini, menikah sama sekali bukan hal sederhana. Apalagi harus merangkumnya dalam satu kata.

Tapi bagi saya ada satu kata. Kata ini sungguh selalu membuat saya tersenyum dan kadang menarik napas berat. Ya, menikah itu bukan hal yang ringan. Meskipun juga tidak berat.

Baca Menikah dalam Satu Kata menurut Nahla

Saat masih anak-anak, menikah sesederhana punya keluarga. Menikah adalah datang ke pesta pernikahan om dan tante kemudian tak lama mereka punya anak yang jadi teman bermain kita. Hai para sepupu!

Beranjak remaja, definisi menikah mulai jadi sedikit rumit. Baru kenal dengan jatuh cinta, menikah adalah hidup berkeluarga dengan orang yang kita pilih. Mulai juga menyadari kalau ada yang berhenti menikah karena banyak hal. Ayahnya jahat kabur dari rumah, ibunya tega sekali mau bercerai padahal tidak bekerja, kasihan anak-anak. Ya, kasihan anak-anak. Anak-anak itu, teman-teman kita dulu.

Dulu. Sekarang tentu tidak, saya tidak pernah mau judge orang menikah, belum menikah, tidak menikah, atau berhenti menikah. Belum punya anak atau tidak mau punya anak. Siapa yang jahat siapa yang salah.

Semua orang punya pilihan sendiri tapi ketika pilihanmu menikah, tak bisa dihindari ada sebagian hidup yang berubah. Sebagian menjadi lebih bergairah karena membangun keluarga butuh semangat luar biasa. Sebagian menjadi lebih malas karena untuk apa lebih semangat kalau leyeh-leyeh pun bahagia? Kalau tanpa bergerak dari kasur pun sarapan sudah siap sedia? *MAKASIH LOH SUAMIKU* lol

(Baca: Menikah Bukan #lifegoals)

Jadi di usia saya yang ke-28, sudah tiga tahun menikah, apa satu kata yang bisa merepresentasikan pernikahan?

KOMPROMI. COMPROMISE. COMPROMETTRE.

Yang terakhir bahasa Prancis. Just because. Google translate kok tenang aja. Artinya sama kok.

*skip*

kom.pro.mi
[n] persetujuan dng jalan damai atau saling mengurangi tuntutan (tt persengketaan dsb): kedua kelompok yg berselisih itu diusahakan berdamai dng jalan -- source 

Ya apalagi untuk alpha female seperti saya, konsep pernikahan yang sungguh patriarki itu really, super hard. Oke menikah BISA tidak patriarki tapi para suami naturalnya ingin jadi memimpin. Mungkin karena sejak kecil dibesarkan dengan laki-laki harus kuat (oh well perempuan JUGA), laki-laki harus bisa mengambil keputusan (IYA DAN PEREMPUAN JUGA). Laki-laki harus begini harus begitu yang padahal harus bisa dilakukan semua manusia. Tidak peduli laki-laki atau perempuan.

Padahal saya sudah menikah dengan JG yang well, cukup feminis untuk ukuran suami Indonesia. Kami tidak memakai konsep tugas istri atau tugas suami karena seperti yang JG bilang sendiri, dia mencari istri bukan mencari pembantu.

Jangan tersinggung dulu, kalau kalian istri-istri yang sukarela melayani suami sih ya hebat lah. Dan suami kalian harus appreciate itu, dengan beliin tas baru tiap bulan misalnya 😂 Ya atau beliin apalah yang kalian suka.

Konteks "pembantu" di sini adalah suami-suami yang mau enaknya aja. Misal istrinya kerja, istrinya juga yang harus mengerjakan pekerjaan rumah, diizinkan pake pembantu tapi istrinya yang disuruh bayar gaji karena pekerjaan rumah kan pekerjaan istri! Udah gitu anak mulai usia sekolah istrinya juga yang harus antar jemput. Suami-suami keterlaluan seperti ini loh yang kami maksud dengan "hanya ingin dilayani".

Tapi tetap saja, sudah menikah dengan orang yang saya pilih sendiri pun tetap ada hal-hal yang membuat saya merenung dan berpikir "kenapa menikah sesulit ini? kenapa dulu gue pengen banget nikah sih?"😂

Apalagi saya bekerja. Alpha female senang bekerja dan menikah itu nggak bisa diwakilkan dengan kata selain kata kompromi. Paling sederhana, saya dan JG sama-sama harus lembur. Siapa yang harus jemput Bebe? Saya.

Sungguh saya masih ingin kerja juga! Tapi ya, saya mengalah dengan suka rela dan pulang lebih cepat untuk menjemput Bebe. Kalian bisa bilang "iyalah lo ibunya!" Lha JG juga bapaknya, apa bedanya?

Dan banyak hal lainnya. Yang wajar sebetulnya karena kami dibesarkan dengan cara berbeda, melewati dua puluh sekian tahun dengan cara berbeda, sebelum akhirnya bertemu dan memutuskan berbagi pengalaman bersama. Meski 90% kami melihat masalah dengan cara sama, ada 10% nya yang benar-benar berbeda dan itu sedih.

T________T

Saya dan JG jarang sekali berbeda pendapat. Jaraaaanggg sekali. Kebanyakan obrolan kami "iya ya? iya juga, iya sih, iya emang ya" makanya kalau tiba-tiba ada yang beda atau nggak setuju tapi prinsipil itu ujungnya hampir pasti berantem. Kalau nggak prinsipil paling lewat doang kan "nggak ya? menurut kamu nggak? okay"

Tapi kalau prinsipil. Sedih.

T________T

Saya belajar untuk diam dan menerima. Saya belajar untuk tidak membahas hal-hal kurang penting. Saya belajar untuk menyadari sepenuhnya bahwa diri saya bukan lagi milik saya sendiri. Bahwa tidak semua hal bisa 100% seperti yang saya mau. Pun membesarkan Bebe. Bahwa semua harus berawal dengan diskusi.

And trust me adek-adek yang belum menikah, it's harder than you think.

Awal-awal menikah saya masih berprinsip kuat kalau semua masalah ya harus dibicarakan. Lebih baik bertengkar tapi semua unek-unek keluar daripada diam dan kesal.

Sekarang tidak. Sekarang saya bisa diam dan tidak kesal lama-lama. Sungguh pencapaian luar biasa. Karena berantem itu capek luar biasa. Belum lagi mengatur emosi supaya tetap di tone bicara normal saat bicara dengan Bebe. Wow susah. Maka saya memilih untuk tidak bertengkar.

Saya memilih menunggu beberapa hari dan kemudian bilang baik-baik. Itu pun lebih baik via chat. Chat bisa dibaca berulang, chat bisa dibaca pelan-pelan. Chat penyelamat hidupku lol. Semoga yang bikin WhatsApp masuk surga ya.

Lagi jarang banget sebenernya berantem karena hal besar. Paling sering dan paling kesal itu berantem cuma karena capek. Capek itu sumber amarah luar biasa ya. Padahal cuma ngomong apa gitu yang sebenernya bisa diketawain, tapi karena lagi capek jadinya tersinggung. Jadinya berantem. Aduh.

Hal-hal besar sih nggak akan saya ceritakan di sini ya, hal kecil aja deh. Misal, JG selalu dengerin lagu kapanpun dia mau, sambil masak atau sambil cuci piring. Saya nggak suka dengerin lagu. Saya dengerin lagu kadang doang kalau lagi kerja karena saya nggak konsen! Apalagi kalau di rumah JG setel lagu, Bebe nonton film. Udah gitu dua-duanya ngajak ngobrol. Bisa dipause dulu nggak sih? Nggak suka banget ngobrol teriak karena suaranya ketutup sama lagu dan film.

Tiga tahun berlalu dan ya udah, nggak bisa dipause ternyata gaes jadi ya daripada berantem maka saya diam dan menerima semua playlist dia. Ini hal terkecil dari kompromi karena kalau mau diberantemin bisa banget. Tapi ah udalah, diem aja. Masa gitu doang berantem? Menjaga emosi itu menjaga kesehatan jiwa banget jadi saya sebisa mungkin nggak emosi sama hal-hal kecil.

Paling susah kalau lagi mens. Huhuhu. Saya benci kalah sama hormon tapi nangis ajalah biar kalau lagi mens mah. Daripada berantem lebih baik nangis. Itu prinsip hidup HAHAHAHA.

(Baca: Tips Mengurangi Berantem dengan Suami)

Maka menikahlah setelah melalui proses panjang wawancara! Jangan menikah tanpa kalian tahu bagaimana pola pikirnya terhadap hal prinsipil. Karena jika tidak, kalian akan menghabiskan sisa hidup dengan berusaha menerima perbedaan pendapat. Itu melelahkan dan bikin stres!

Nggak heran banyak istri-istri yang mengeluhkan suaminya di socmed. Kasian, sudah tidak tahu lagi mau cerita pada siapa jadi bikin status biar unek-unek bisa keluar. Sini peluk, huhu.

Banyak juga group Facebook yang berbasis curhat untuk para perempuan. Saya pernah join beberapa hanya karena ingin tahu. Isinya ya gitu, curhat istri-istri suami saya begini suami saya begitu. Kemudian saya left group karena ngapain deh ah.

T________T

Saya percaya menikah dengan orang yang tepat itu less stressful jadi sabar aja yang belum nikah karena merasa belum nemu orangnya. Jangan menikah terburu-buru.

Dan hanya setelah menikah saya baru sadar bahwa tidak ada pernikahan yang sempurna. Kalau ada pasangan yang tampak perfect, maka percayalah itu hanya TAMPAK saja. 😂

Apalagi kalau kami dipuji oleh pasangan belum menikah "wah kalian seru banget ya nikah" IYA SERU BANGEEETT. HAHAHAHAHAH. Pasti berujung dengan JG menasihati "udalah jangan nikah buru-buru, pikir-pikir lagi aja" lol sialan.

Kalian tidak mau menikah? Good for you! Nggak apa-apa banget. Nikmati hidup tanpa harus berkompromi. Saya sendiri sampai sekarang bingung kenapa saya mau nikah hahahahahha.

*

Demikian ngalor ngidul hari ini. Dan seperti biasa saya mau ikut nanya, apa satu kata yang paling mewakilkan pernikahan menurut kalian?

Bahagia? OH COME ON, jangan jawaban lame kaya gitu ya. Karena kalau nggak bahagia pikirkan ulang pernikahannya. Cinta? Yaiyalah kalau nggak cinta aku udah kabur ke ujung dunia sis. Ayo kata yang lain yaaa.

Jawab di kolom komentar atau bikin blogpost dan tag saya ya! :)

-ast-

Review Pensil Alis Just Miss 708A Brown

$
0
0
Just Miss Eyebrow Pencil 708A Brown


Wah ini nih, Just Miss ini dulu sering banget liat di Stroberi gitu kan terus saya suka serem sendiri kenapa murah bangeeett. Tapi ternyata Just Miss ini bukan merek abal-abal, dia merek resmi, ada BPOM dan punya website jadi bisa beli online!

Kali ini Wina me-review pensil alis dengan harga 7ribu aja pemirsa. Murce banget. Gimana review Wina? Simak yaaa!






💖 Made in Indonesia!

💖 Harganya murah dibandingkan dengan pensil alis Viva Cosmetics, Emina, atau brand lokal lainnya.

💖 Pensil alis sudah dilengkapi dengan sikat alis dan rautan pada kedua ujung.

💖 Higienis karena ujung pensil tertutup bagian rautan.

💖 Teksturnya creamy, ngga keras seperti tipikal pensil alis.

💖 Warnanya pigmented banget. Kalau yang suka alis terlihat natural, harus smudge lagi dengan spoolie.

💖 Warna coklatnya beneran coklat, bukan yang coklat-orange sehingga hasilnya lebih natural.

💖 Staying power OK, bisa tahan seharian walau terkena air wudhu (waterproof).

💖 Mudah dibersihkan dengan makeup remover atau micellar water



💔 Ukuran pensil terbilang lebih panjang (karena ada sikat alis dan rautan di ujungnya) dibandingkan pensil alis pada umumnya. Negatifnya, nggak muat di makeup pouch yang rata-rata berukuran 10-15cm.

💔 Sikat bawaannya kaku dan keras, harus pelan-pelan menyikatnya ke alis.

💔 Nggak smudgeproof. Kalau ngga sengaja mengusap alis pakai tisu, akan transfer ke tisu.



Rp 7ribu untuk 1gr



Just Miss website, toko kosmetik



Yes karena harganya terjangkau sekali.



🌟🌟🌟✰✰

3 out of 5

Sampai jumpa di #SelasaCantik berikutnya!
Follow Wina di social media dan main-main ke blognya ya!

BLOG | IG: @mrswynnz | Twitter: @mswynnz



#SassyThursday: Random

$
0
0

Halo halooo,

Gimana libur satu hari di tengah minggu? Semangat kerja lagi atau rasa-rasa ingin cepet weekend? 😂

Saya mah capek hahahaha. Soalnya seharian sama Bebe, nemenin Bebe main sambil jagain quick count (kantor saya live quick count di Twitter dan Facebook fyi), dan JG sakit. Rontok sis.

Ya udah jadi #SassyThursday nya temanya random ajalah. Males mikir huhu. Saya mau life updates aja ala-ala YouTubers ya. Ada hal apa di hidup saya seminggu terakhir ini?

Nahla randomnya mau cerita Macbook baru, ya bolehlah masa nggak boleh hahaha. Soalnya Nahla yang ilustrator dan YouTube seminggu sekali laptopnya lemot banget huhu kasian. Jadi pas dia dibeliin Macbook kami senang sekali!

Baca punya Nahla:

The Knock-out

Saya lagi baca novel ini. Temanya sih seru ya tentang editor in chief majalah fashion level Anna Wintour yang cuti 6 bulan karena kanker. Pas balik kerja majalahnya udah jadi website dan app. Kantornya yang kaku berubah jadi kantor start up dengan bean bag dan makanan berlimpah. 😂😂😂

Bukunya menceritakan perbedaan generasi, dunia start up masa kini, dan gimana para baby boomers menyesuaikan diri satu lingkungan kerja dengan millennials dan gen Z. Cuma lama-lama agak bosen soalnya ceritanya lambaaaattt. Well, tapi akan saya selesaikan lah penasaran soalnya relate banget sama hidup sehari-hari hehehe.

Gagal ketemu Gesi

Iya minggu ini Gesi lagi di Jakarta cuma sampai Jumat. Rencananya mau ke Sea World hari Rabu tapi sayanya sakit mata. 😩

Mata saya nggak belekan atau merah atau bengkak tapi udah 3 hari berair terus. Daripada nularin orang lain kan mending diem ajalah di rumah.

Eh ketambahan JG demam, udalah nyerah nggak bisa ke mana-mana. Kerja aja dari rumah sambil temenin Bebe main.

Speaking of Bebe ...

Threenager comes early!

Bebe baru akan 3 tahun di bulan Juni nanti tapi dia sudah meninggalkan masa Terrible Two dan terlihat sekali sudah menjadi threenager. Sok tau nya nggak ada dua.

Dari artikel-artikel yang saya baca, terrible two itu kan sensitif, gampang tantrum/ngambek sama hal-hal kurang makna (jadi inget ada yang cerita anaknya tantrum gara-gara pupnya disiram ibunya. 😂😂😂). Nah kalau threenager ini kata kuncinya adalah IDGAF alias I don't give a fvck.

Ya jadi dia lempeng aja. Melakukan hal absurd kemudian saya marahin ya dia nggak peduli. Seperti tetap bermain dengan celana basah kena ompol dia tetep cool aja kaya nggak ada apa-apa.

(Baca: Bebe Toilet Training)

Atau misalnya dia ngapain terus saya marah, biasanya dia tertunduk merasa bersalah. Ini lempeng aja seolah saya nggak ngomong apa-apa. Kondisi saya masih marah, dia udah mengalihkan pembicaraan ke hal lain dan ketawa-tawa kaya nggak ada apa-apa.

Wow. 😂

Tapi akhirnya saya berhasil botakin Bebe!

Dulu pas punya cukuran baru itu, sebulan sekali saya potongin rambut Bebe dan JG. Jadi dua-duanya rambutnya selalu pendek 1-3 mm lah. JG masih begitu sampai sekarang tapi Bebe udah sekitar 5-6 bulan nggak mau. Sebabnya didoktrin mbak-mbak daycare kalau rambut panjang = ganteng. 😂

Saya nggak tahan soalnya anaknya pecicilan banget, rambut panjang bisa lepek nempel semua ke kulit kepala saking basah keringet dan bau. Tiap mandi keramas lah udah, ribet. Kalau botak kan nggak bau, keramas pun bilasnya nggak susah. Lagi artis Korea juga bukan ngapain sih panjang-panjang 😂

Kemarin tiba-tiba Bebe bilang mau potong rambut tapi ingin pake gunting aja. Ya pake gunting bisa aja sih, tapi hasilnya jadi kaya tahanan penjara gitu kan nggak rata. Tapi bodo amat saya gunting dulu sampai pendek banget sambil terus dibujukin. Tiap saya liatin alat potong rambut dia jerit keras ngamuk sampai akhirnya saya sadar satu hal: dia ngamuk pas alatnya dinyalain, pas mati mah dia kalem. OH MUNGKIN KARENA SUARANYA!

Ibu: "Be, Bebe tidak suka suaranya ya?"

Bebe: "IYA HUHUHUHU"

Suaranya kan mendengung keras gitu. Akhirnya karena saya jenius saya kasih dia headset, berhasil deh botak. Terima kasih Frozen hahahaha. Iya pake headset nonton Frozen sambil potong rambut. 😂

(Baca: Cukuran Philips Mengubah Hidup)

Belajar Bahasa Inggris

Ya ini minggu kedua saya, JG, dan Bebe jadi bilingual. Psikolognya Bebe udah oke Bebe belajar bahasa lain jadi kami berencana dia mau pre school bahasa Inggris nanti pas 3 tahun. Cuma karena berbagai pertimbangan akhirnya di rumah dulu deh bilingual.

Kami nggak mau sejak bayi dua bahasa soalnya banyak yang kejadian speech delay kan, sementara saya suka anak kecil cerewet hahaha. Jadi bahasa kedua diajarkan setelah bahasa pertama dikuasai dengan baik.

Ini akan saya tulis terpisah karena butuh banyak masukan, apa metode paling efektif untuk mengajarkan bahasa kedua?

Udah sih itu aja?

Btw, neng Karin apa kabar naik kuda pake beha doang? Saya nggak nonton sampai selesai karena nggak mood mengumpat hahahaha. Makin lama jadi males sama Karin hedeh. Seiring prinsip dia sih, nggak peduli banyak haters yang penting banyak duit. Oke oke.

Gitu aja #SassyThursday random pertama kami. See you next week!

-ast-

Agama dan Manusia

$
0
0
Kapan terakhir kali kamu ditanya apa agamamu di dunia ini?

Saya seminggu yang lalu, saat anak saya ke rumah sakit karena demam. Mengisi form isian pasien, ada kolom agama tertera. Suami saya nyeletuk pada petugas rumah sakit "mas, anak saya belum tahu agama dia apa, saya harus isi apa?" Petugas itu terdiam setengah terkejut.

Suami saya tertawa dan petugas menarik napas lega, menganggap suami saya bercanda. Tapi bagaimana bisa bayi ditanya agamanya apa? Bagaimana dengan orang yang tidak beragama? Apa yang harus dia tulis di sana? Mengapa rumah sakit bertanya agama?

Di Indonesia saya tidak tahu jawaban tepatnya. Mungkin sesederhana kalau pasien meninggal, sudah jelas akan diperlakukan bagaimana. Itu satu. Tapi saya masih penasaran dan kembali browsing. Kali ini dengan bahasa Inggris. Ternyata alasannya beberapa, selain bisa minta request pemuka agama untuk menemani berdoa, yang terpenting adalah diet khusus karena agama tertentu tidak makan makanan tertentu.

Ah ya, masuk akal. Setidaknya untuk akal saya.

*


Isu agama ini sedang kencang berhembus maka kami pun jadi agak sensitif kalau ada pertanyaan seputar agama. Apalagi dari institusi kemanusiaan seperti rumah sakit, saya kan jadi membayangkan hal-hal aneh seputar orang dari agama lain tidak diterima masuk rumah sakit. Mungkin nggak?

Jujur, sebagai pemeluk agama mayoritas di negeri ini, saya akhir-akhir jadi sering merasa risih. Hanya karena digoyang isu Pilkada, kaum Muslim (khususnya di social media dan chat group) seperti kehilangan sopan santun.

Belum lagi banyak sekali yang share hoax dan kebencian. Berita nggak jelas awal mulanya di-share dengan kalimat yang sama menggebu-gebunya. Atau justru di-share dan istigfar, padahal isinya entah benar entah tidak.

Dan ini terjadi pada semua lapisan sosial, bukan hanya dari kalangan yang tidak berpendidikan. Tidak masuk dalam nalar saya ada orang yang kuliah master sampai luar negeri tapi share berita dari situs abal-abal yang penulisnya entah siapa, kantornya entah di mana. Bagaimana mungkin mampu lulus kuliah tapi tidak mampu menyaring mana berita yang masuk akal mana yang tidak? Mengapa seperti diliputi kebencian yang amat sangat?

Saya gerah, sungguh. Timeline saya sebetulnya cukup aman dari status-status bernada melecehkan agama lain tapi ada saja yang tidak sengaja terbaca. Biasanya dari kolom komentar orang dan saya bingung maksudnya apa? Mungkin tidak sadar karena terbuai topik "pemimpin kafir"?

Contohnya beberapa hari lalu. Ini mungkin contoh paling sederhana. Di status seorang teman, Muslim, ibu-ibu sedang mengobrol. Topiknya tentang pak mantan. Entah kenapa jadi ada pembicaraan soal babi. Ya, sungguh tidak nyambung bukan?

"Mereka mah babi aja dimakan ..."

???

Duh, memangnya kenapa kalau agama lain membolehkan orang makan babi? Jijik karena haram? Orang lain ada yang menganggap makan ceker ayam juga jijik lho. Makan jeroan juga jijik karena penyakit semua.

Lagian kan bukan cuma Islam yang melarang makan babi. Agama lain malah ada yang melarang makan binatang sama sekali, makanya banyak aliran agama yang mengharuskan atau menyarankan pemeluknya vegetarian. Yahudi aja nggak boleh lho makan babi. Iya, haram.

Atau logika yang lebih pusing lagi, kemarin ada yang komen begini di status teman saya (saya copas):

"Ada orang munafik yg berbuat baik kpd muslim, kemungkinan 1. Menginginkan massa pendukung yg kbtln mayoritas, 2. Mengejar kekuasaan 3. Untuk memecah belah umat (krn ada pihak yg dibikin enak, utang budi) Enggak mungkinlah ahok berbuat baik hanya mengharap pahala dari Alloh azza wa jalla yg jelas2 dia tidak mempercayainya??"

Orang yang tidak percaya Tuhan tidak mungkin berbuat baik?

Terbayang orang-orang yang satu agama dengan pak Ahok mungkin akan geleng-geleng kepala karena mau berbuat baik pun dianggap tidak mungkin? Hanya karena percaya Tuhan yang berbeda?

Apa dia nggak tau banyak sekali orang di dunia ini yang tidak percaya Tuhan itu ada dan mereka tetap berbuat baik demi kemanusiaaan? Berbuat baik dan tidak berharap pahala bisa banget lho. Jadi sukarelawan sana-sini, volunteer sampai ujung Afrika demi bantu orang kelaparan. Dan mereka tidak beragama, tidak terpikir soal pahala.

Saya juga jadi bertanya-tanya, apakah orang-orang ini tidak mengenal orang baik yang beragama lain? Orang baik yang atheist? Orang baik yang agnostic? Orang baik yang deist?

Sindiran "mainnya kurang jauh" itu jadi makin terasa bukan lelucon lagi. Mungkin memang mainnya kurang jauh jadi cuma tau agama sendiri dan agama yang lagi dibenci orang-orang aja. Agama lain itu kan tidak sesederhana Kristen Protestan, Katolik, Buddha, Hindu, dan Kong Hu Cu. Apalagi kalau lihat agama orang-orang sedunia, waduh terlalu sesak kalau agama dan kepercayaan hanya dibatasi oleh enam koridor seperti yang diakui negara kita.

Agama itu banyaaakkk sekali. Alirannya juga banyak. Para pengikutnya tentu merasa agama yang mereka peluk itu benar. Tidak usah saling membantah. :)

*

Sebetulnya, *tarik napas dulu* saya tidak peduli pilihan gubernur kalian siapa. Itu urusan pribadi kalian dengan bilik suara. Pilih gubernur melihat agamanya silakan, pilih gubernur lihat rekam jejak silakan, aliran pemercaya gubernur bukan pemimpin juga silakan.

Yang saya sedih adalah, banyak yang jadi terpancing untuk menghina pemeluk agama lain. Hanya karena satu orang "menghina agama Islam" kemudian jadi pembenaran bagi para pemeluk Islam untuk menghina agama lain. Kan tidak begitu sis dan bro.

Kalian tidak terima ada orang menghina agama yang kalian peluk tapi kalian sendiri JUGA menghina agama lain. Jadi menghina agama lain boleh tapi kalau agama kita dihina kita marah? Itu sama halnya dengan kalian memarahi anak yang merebut mainan dari anak kalian, tapi ketika anak kalian merebut mainan anak lain kalian tidak marahi. Double standard, at its worst!

Seperti pak haji yang teriak akan memberi uang satu miliar untuk yang bisa membunuh Ahok. Kalau an eye for an eye and a tooth for a tooth diambil literal begitu mah banyak orang buta dan ompong di dunia ini, serem dong. Satu orang bunuh orang lain. Keluarga yang dibunuh balas membunuh, balas-balasan membunuh terus sampai manusia punah.

Sungguh agama tidak mendefinisikan manusia.

"Kita bela agama, kalau tidak begini Kristenisasi semakin merajalela!" Oh, bela agama sejak Pilkada kemarin ini bagian dari Islamisasi? Membuat orang ingin masuk Islam kah?

Malah teman-teman non-muslim bertanya:

"Kalau mau jadi ustaz di Islam itu syaratnya apa ya? Kok banyak ustaz share kebencian dan hoax."

...

krik krik

...

NGGAK ADA.

Semua orang bisa jadi ustaz. Self-proclaimed juga bisa, belajar agama dan hafalin ayat biar bisa kutip sana sini maka anda bisa melayakkan diri jadi ustaz. Coba jadi pastor atau pendeta, level yang harus dilalui banyak sekali. Dari sekolah seminari sampai wawancara ini itu. Nggak gampang.

Jadi tolonglah jangan mudah percaya dan mengutip ustaz A ustaz B, pilih ustaz kalian baik-baik karena semua orang juga bisa jadi ustaz.

Eh setelah jadi ustaz malah share hoax. Ceramah di mesjid bawa-bawa partai, bawa-bawa "jangan pilih pemimpin kafir". Suami saya menghitung benar, sejak urusan pilkada ini salat Jumat selalu disisipi unsur politik. Tapi ketika turun ke jalan teriaknya "kami bela agama, ini bukan masalah politik!" Ya gimana, sejak awal urusan agamanya dicampur sama politik kok.

Ibu saya malah terang-terangan diminta memilih satu partai tertentu saat Pilpres lalu! Di pengajian! Saya nggak habis pikir gimana caranya lagi mengkaji Al-Quran terus tiba-tiba pak ustaz bridging ke nama partai.

T______T

Saya tidak bilang semua ustaz seperti itu makanya pilih guru agama kalian baik-baik. Lihat latar belakangnya, belajar agama di mana, sudah belajar berapa lama. Banyak kok ustaz-ustaz yang tidak menyebut diri sendiri dengan sebutan agamis (seperti ustaz, habib, dan lain-lain) tapi justru teduh, damai, dan tentu tidak share hoax apalagi kebencian. :)

*

Kalau sudah begini "pemakluman" saya cuma satu. Umat Islam di negeri ini merasa superior karena agama mayoritas. Jadinya lupa lah pada Pancasila, lupa kalau negara ini bukan negara yang berbasis agama. Bhinneka Tunggal Ika mah lupa, auk ke mana.

Saya jadi khawatir sekali lama-kelamaan isu agama ini melebar dan jadi mengkotak-kotakkan kehidupan sosial lebih parah lagi. Mau belanja ke pasar, nanya dulu agama penjualnya apa? Atau terparah malah dipisahkan pasar muslim dan non-muslim. Install ojek online ditanya agama apa biar sesuai diantarnya sama yang se-agama. Lebay? Kecenderungannya ke sana loh. :(

Padahal hubungan vertikal adalah hubungan yang paling pribadi. Hubungan vertikal itu penting tapi horizontal juga tak kalah pentingnya.

Nggak bisa kita men-judge seseorang taat beragama hanya dari bajunya yang tertutup dan longgar. Nggak bisa juga kita men-judge seseorang kafir hanya karena baju dan celananya ketat. Yang berhak menilai kadar keimanan seorang manusia bukan manusia lain. Ya? Ya.

Apa gunanya pakai atribut agama tapi hati dipenuhi kebencian? Dipenuhi kecurigaan? Merasa paling benar, merasa paling hebat sampai berani menyindir orang yang berbeda kepercayaan.

Ayolah kita hidup damai. Tanpa mengecilkan orang apalagi agama lain. Saling menghargai apapun agamanya, sukunya, rasnya, warna kulitnya. Pisahkan urusan memilih gubernur dengan urusan lain. Karena sungguh, urusan Pilkada ini urusan remeh dibanding perpecahan negara hanya karena kita tak bisa menjaga emosi di dunia maya.

Hidup bersosialiasasi pasti lebih indah kalau saling bahu membahu, saling membantu, saling melihat kebaikan masing-masing dan bukannya terus menerus mencari kejelekan orang lain. Ayo berpegangan tangan kaya di buku PPKN zaman dulu, baju daerah boleh berbeda-beda tapi tangan saling bertaut dan tersenyum mengelilingi bola dunia. :))))

*

Kapan terakhir kali kamu ditanya apa agamamu di dunia ini? Siapa yang bertanya?

-ast-

Drama Threenager

$
0
0
THREEENAGER COMES EARLY!

Bebe bulan ini 2 tahun 8 bulan tapi tiba-tiba perilakunya berubah. Kehebohan terrible two tiba-tiba hilang dan dia seperti menjadi anak lain. Browsing sana sini ternyata dia masuk ke dalam ciri-ciri threenager!

*ibunya pingsan*


Sungguh punya balita itu menguras energi sekali ya. Tapi yang lucu dari fase threenager ini adalah dia jadi sangat sangat bossy. Sampai speechless karena kalau nyuruh mirip banget ketiplek nadanya sama saya!

Kalau di terrible two kan bossy tapi sebenernya manja. Nggak dikasih apa ngamuk. Cuma memang permintaannya nggak masuk akal aja. Nah kalau threenager ini dia merasa dia adalah pusat dari universe jadi ibu, appa, dan semua orang sekitar harus nurut sama apa yang dia mau.

Ini hal-hal yang hanya bisa dirasakan ibu dengan anak tiga tahun. Anak tiga tahun yang udah sok iye banget kaya teenagers lol.

1. Ganti-ganti baju 

Beres mandi, ibu sebagai ibu siaga udah tau dong nggak pilihin baju karena pasti ingin pilih sendiri. Maka disuruh pilih baju sendiri, pilih celana sendiri. Matching atau nggak bukan soal! Yang penting bahagia! Untung baju Bebe warnanya netral semua, suka lucu kalau anak cewek yang pilih baju terus bajunya nggak matching tapi ibunya nggak punya kuasa apa-apa hahahaha

Tapi si Bebe nih ya, lima menit setelah baju terpasang rapi, Bebe kembali manyun. "Nggak mau baju ini, mau baju yang lain aja."

*ulang proses memilih baju dari awal lagi*


2. Bossy

Dulu saya memandang sebelah mata orangtua yang manggil 'bos' ke anaknya. Ternyata memang ada fase anak bossy parah. Level nyuruh-nyuruh mulu astaga "Appa jangan nyanyi!" atau "Ibu jangan duduk di situ!" padahal ibu duduk di kasur doang nggak dudukin mainan atau apa.

T______T

3. Marah lebih lama

Marahnya lebih lama dibanding saat terrible two. T______T Distraksi apapun tidak akan berpengaruh. Dulu lagi ngambek ditawarin beli es krim pasti mau. Sekarang gigih "NGGAK MAU ES KRIM!" dan sogokan apapun nggak ngaruh lagi.

Tapi ternyata kaya gitu cuma karena masih ingin marah. Ketika sudah nggak ingin marah bisa tiba-tiba ceria dan menyapa kaya nggak ada apa-apa. Sungguh!

Detik ini dia ngomong pake nada bicara judes, detik berikutnya dia ngomong pakai nada bicara ceria! Mood swing nya kaya ABG banget emang lol. Sabar ya buibuuu. *puk puk diri sendiri*

(Baca Drama Terrible Two Bebe di sini)

4. Nggak sabaran

Iya ibu dengan anak tiga tahun harus siaga kapan pun di mana pun. Soalnya motto hidup anak 3 tahun itu: I WANT IT AND I WANT IT RIGHT NOW. Selalu kaya gitu kalau minta sesuatu. Tapi kan semua butuh proses ya. Mau makan aja harus ngambil piring dulu, ngambil nasi dulu. Duh bisa berulang-ulang dia ngeluh "ibu lapel".

Ibu beranjak ngambil piring, keluhan kedua nadanya mulai tinggi. "IBU LAPEL!"

Ibu turut diaduk dong emosinya: "IYA IBU AMBIL NASI DULU"

Teriakan ketiga udah makin nggak sabar "IBU SALO LAPEEELLLL!" *jejelin nasi*


5. Slow slow slow

Meskipun nggak sabaran, dia juga lambat huhuhu. Mau pergi aja urusannya lama banget. Ganti baju dua sampai tiga kali. Packing mainan sendiri, isi minum sendiri. Di tengah proses itu ada yang bikin dia nggak happy, manyun dulu 15 menit. Ambil susu sendiri, pakai sepatu sendiri. Marah lagi karena ibu membawakan tas ke mobil, maunya bawa sendiri. Terus aja. Ibu mah nggak apa-apa, ibu sabar. :')

6. Nggak ah capek!

Kalimat andalan banget. Salo baca buku yuk! Nggak ah capek! Salo mandi yuk! Nggak ah capek! Salo makan yuk! Nggak ah capek!


7. Ingin segala sendiri

Ingatlah kalau threenager itu sudah dewasa! Jangan berani-berani bantu kalau tidak diminta atau genderang perang langsung berbunyi!

Kalau nggak minta tolong bukakan minum ya jangan dibukain lah. Kalau minta tolong bukakan, ya bukakan secepat mungkin. Gitu aja sih triknya. Gampang kan. KAN?


8. Sotoy

Ya seperti layaknya remaja lah, pada sotoy kan. Padahal mah tau apa HAHAHAHAHA. Bebe sotoy level ngejawabin mulu kalau dikasih tau.

Ibu: "Be mandi yuk!'

Bebe: "BOLEH!"

atau

Ibu: "Be, buang sampah dong!"

Bebe: "Nggak usah deh ibu!"

*bengong*

Ibu: "Be, jangan simpan situ dong!"

Bebe: "Oooohh!"

OOOHHHHH. Sambil lempeng kaya nggak ada apa-apa gitu loh. Kalau dibilangin apa-apa jawabannya 90% oooohhh, 10% tidak dilakukan.

T_______T

9. Jahil

Iseng banget astagaaa. Ini traits apa lagi iseng aja apa memang fasenya sih. Iseng banget level colek-colek ketek karena dia tau saya geli. Makin saya sebel makin dilakuin. Ini turunan JG sih kayanya. HUHUHUHU.

10. They don't give a fvck

Ini sebenernya kata kuncinya. THEY DON'T GIVE A FVCK! Ya mau marah marah, mau lempeng lempeng, mau nangis nangis. Suka-suka gue.

Mau saya marah atau gimana ya dia nggak peduli, dia kaya nggak ada apa-apa. Dulu kan kalau saya marah dia nunduk terus nggak berani pegang atau ajak ngobrol saya. Sekarang mah saya dalam kondisi nada bicara masih menegur, dia udah ngomong dan ketawa-tawa mengalihkan ke hal lain. Ya ampunnnn.

Ini juga yang menyulitkan toilet training karena dia ngotot pipis di celana aja dan nggak mau ganti. Ngomongnya lempeng aja "nggak apa-apa deh ibu, pipis di celana aja". Kemudian lanjut bermain. Kaya nggak ada apa-apa!

*

TAPI YA GIMANAAAA. Namanya juga fase huhu. Harus dilewati dengan sukacita dong ya. Katanya sabar aja, nanti sampai 6 tahun ada fase nyebelinnya terus kok lol.

HANG IN THERE BUIBU. STAY CALM!

*ngomong sama diri sendiri*

-ast-

#SassyThursday: Pendidikan Seks untuk Anak

$
0
0

Minggu ini timeline dan WhatsApp group diramaikan dengan sebuah foto buku yang dianggap "porno" dan membuat ibu-ibu marah. Buku itu menunjukkan anak kecil laki-laki sedang "masturbasi", dalam tanda kutip loh ya.

Yang jadi masalah adalah halaman buku yang tersebar hanya sepotong. Padahal ternyata di bukunya lengkap tertulis tips untuk orangtua dan kenapa anak-anak tidak boleh melakukan itu.

Tapi ibu-ibu keburu ngamuk! KPAI sampai ikut nimbrung dan bilang buku yang tidak pantas blablablabla. Sampai masuk TV dan portal berita nasional.

Baca punya Nahla:

Saya sendiri, apakah terganggu dengan buku itu? Surprisingly, tidak.

Anak saya laki-laki. Ada fase di mana anak memang senang memegang kemaluannya. Fase ini normal dan tidak apa-apa. Ini adalah fase berikutnya setelah fase oral.

"Tapi itu buku nggak cocok buat anak-anak!"

Duh buibu, buku yang nggak cocok buat anak-anak itu BANYAK. Ya filternya ada di kita lah. Masa beli buku buat anak kita nggak cek dulu isinya? Masa membiarkan anak baca sendirian? Dari pas beli aja udah difilter kali, itu buku apa, isinya bagaimana, layak baca atau nggak. Dan sebagainya.

Jadi ibu-ibu yang panik, marah-marah, dan bilang buku itu harus ditarik dari peredaran, I JUDGE YOU. I REALLY DO. Pasti nggak pernah nemenin anaknya baca buku ya? 😪

Yaiyalah, kita nggak bisa mengatur dunia biar tetep sempurna secara moral. Kita yang harus jadi benteng pertama pertahanan moral anak kita. Bukan orang lain! Apalagi buku!

Gimana kalau anak-anak baca di tempat lain? Di sekolah misalnya, di tempat yang tidak ada orangtua menemani.

Nah ini dia. Pendidikan seks untuk anak-anak seharusnya sudah diberikan jauh, jauh sebelum mereka bisa membaca. Karena memang ketertarikan mereka pada kemaluan, pada lawan jenis, kan sudah terlihat sejak balita kan. Sejak dari belum bisa baca.

Saya sendiri memperkenalkan gender dan lebih spesifik lagi kemaluan pada Bebe sudah lama. Mungkin sejak usianya belum dua tahun. Alasannya sederhana sebenarnya, saya ingin dia jadi laki-laki yang menghormati perempuan.

Soalnya balita itu kan asal seruduk aja, mau cowok atau cewek kalau lagi main ya timpa-timpaan aja. Saya nggak mau seperti itu. Main tabrak-tabrakan, main timpa-timpaan, hanya dengan anak laki-laki. Tidak dengan anak perempuan.

Ngerti nggak Bebe? Ya nggak lah! Hahaha.

Menurut psikolog juga memang belum bisa membedakan laki dan perempuan sampai usia 5-6 tahun. Tapi saya nggak menyerah, saya tetap bilang terus menerus soal konsep "ibu perempuan, appa laki-laki, Bebe laki-laki".

(Penjelasan psikolog lebih lengkap ada di sini: Mengenalkan Gender pada Balita)

Dan itu berjalan baik, sekarang usianya 2 tahun 8 bulan, dia sudah mulai bisa membedakan laki-laki dan perempuan. Dia tahu si A laki atau perempuan, mbaknya laki atau perempuan, aki laki atau perempuan, dan seterusnya.

Lebih spesifik lagi soal pendidikan seks, terutama "masturbasi" seperti di buku itu. Ya Bebe sedang ada di masa dia senang pegang kemaluannya. Dipegang aja, meski tidak sering tapi ada saat-saat di mana tangannya masuk ke celana dan pegang.

Temen saya juga cerita, anaknya perempuan dan suka pegang vaginanya. Malah kadang dimainkan pakai mainan! Wah serem sih ya kalau perempuan. Tapi kan itu memang fasenya, jadi harus dilewati aja. Asal dengan komunikasi. Bukannya dibiarkan atau dimarahi.

Saya sih kasih tahu aja, "jangan dipegang dong Be, nanti lecet". Biasanya dia langsung nurut sih. Dan saya selalu cek, untuk menunjukkan bahwa saya peduli. "Wah ini tidak apa-apa sih, tidak perlu dipegang ya" gitu.

Kuncinya cuma satu, jangan awkward! Kalau anak pegang tit*t aja kita jelasinnya awkward, saya takutnya anak jadi merasa bersalah. Padahal kan nggak perlu begitu. Karena meski merasakan nyaman pegang kemaluan, it's not sexual!

Soal kemaluan dan soal seksual ini, saya mau saya jadi orang pertama yang Bebe tanya, makanya saya nggak boleh malu atau apa.

Lagi masa sama anak sendiri malu ah elah.

Dan jangan beri jawaban yang tidak masuk akal. Beri jawaban secara ilmiah meskipun anak mungkin butuh waktu untuk mencerna.

Mimpi basah, menstruasi, masturbasi, itu menurut saya harus dijelaskan jauh sebelum si anak mengalaminya. Dan jelaskan secara medis, agar dia tahu risiko-risiko yang dia hadapi.

Jawaban-jawaban semacam "jangan gitu nanti Allah marah" itu rawan sih menurut saya. Karena takutnya ada titik di mana anak ingin rebel, anak ingin melanggar aturan, dan jadilah dilakukan diam-diam. Nggak mau begitu dong?

Intinya saling terbuka lah sama anak, jangan sembunyikan sesuatu. Jangan buat anak penasaran dan mencari jawaban di luar.

Satu lagi, dampingi anak-anak baca buku! Mulai edukasi seks sejak balita! Jangan sampai terlambat. :)

See you!

-ast-

Mengajarkan Bahasa Inggris pada Balita, Perlukah?

$
0
0
[SPONSORED POST]


Di blogpost saya minggu lalu, saya sudah sedikit bercerita tentang 2-3 minggu belakangan ini saya sedang mencoba mengajarkan bahasa Inggris pada Bebe.

Eh malah tiba-tiba diundang EF dan MommiesDaily ke talkshow "Multilingual at Early Age, Why Not?" dan saya terharu saking pas banget momennya hahahaha. Iya beneran, pas mulai bilingual sama Bebe kemarin itu saya nggak tau akan diundang ke event ini. :')

Talk show ini digelar di EF fx Sudirman 22 Februari lalu, dipandu oleh Donna Agnesia dan menghadirkan psikolog Roslina Verauli (panggil saja mbak Vera) dan Meta Fadjria, pengajar di EF Indonesia yang sudah berpengalaman menjadi guru bahasa Inggris anak selama 18 tahun.

Saya bagi jadi beberapa part ya! Baca sampai selesai karena membukakan mata dan banyak fakta-fakta yang saya baru tahu tentang pentingkah mengajarkan lebih dari satu bahasa pada balita.

Yuk!

Bilingual dan speech delay


Iya ini sering banget jadi topik kalau lagi ngomongin bilingual: bilingual sebabkan speech delay atau terlambat berbicara. Bahkan saya sendiri kemarin nulis gitu hahahaha deym. Maklum belum tau yaaa.

Nah, dari talk show ini saya jadi yakin kalau bilingual atau bahkan multilingual itu nggak ada hubungannya sama speech delay atau terlambat bicara.

"Tapi ada anak temen gue bilingual dan dia speech delay," sering dong denger kaya gitu?

Ya saya aja sering banget. Padahal menurut psikolog Roslina Verauli (panggil saja mbak Vera) itu nggak ada hubungannya. Anak yang memang ada bakat speech delay, monolingual (satu bahasa) aja dia pasti gagal. Apalagi dua atau lebih. Nangkep nggak?

Intinya gini, misal ada anak yang berpotensi speech delay. Diajarin satu bahasa aja udah nggak mampu sebenernya. Dengan satu bahasa aja udah pasti speech delay. Eh malah diajarin dua bahasa sekaligus. Begituloh gengs, jadi nggak ada hubungannya yaaa! Iyaaaa!

As concerns children, many worries and misconceptions are also widespread. The first is that bilingualism will delay language acquisition in young children. This was a popular myth in the first part of the last century, but there is no research evidence to that effect. Their rate of language acquisition is the same as that of their monolingual counterparts.-- Francois Grosjean, PhD

Dari umur berapa anak sebaiknya diajari beberapa bahasa?

Dari bayi!

Tau nggak sih kalau tangisan bayi di setiap negara itu berbeda? Tangisan adalah bahasa pre-verbal dan sudah menyesuaikan dengan suara dan bahasa orangtuanya. Jadi nangis anak Indonesia sama anak Amerika gitu beda! Canggih ya!

Peak time *halah* anak dalam belajar berbahasa adalah dari 0 sampai 6 tahun. Lewat 6 tahun, belajar bahasa baru tidak akan secepat ketika usia di bawah 6 tahun.

Baru sampai sini saya langsung jadi lebih semangat ngajarin Bebe bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Mumpung baru 2,5 tahun yakan. Eh langsung dikritik sama mbaknya di daycare.

"Ah bu, Salo sih bahasanya udah bisa dua, Indonesia sama Sunda. Kalau dibilang 'ibak yuk' (mandi yuk) ngerti dia," kata mbak daycare yang kebetulan orang Sunda juga.

😂😂😂

Dan kemudian aku bangga HAHAHAHAHAHAHA. Soalnya jadinya Bebe bisa tiga bahasa! Trilingual, how cool is that! Ya zaman sekarang gituloh, anak-anak kecil di mall ngomong bahasa Indonesia aja nggak bisa, saking Inggris terus. Akan super cool kalau Bebe bisa bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Sunda!

Yosh! 

Kenapa anak harus belajar lebih dari satu bahasa?

Kalau saya sih karena ngerasain sendiri orang yang bisa bahasa asing itu lebih punya banyak kesempatan dibanding orang yang hanya bisa satu bahasa. Minimal bisa jadi translator atau kerja di embassy negara yang bersangkutan lah.

Terus iyaaa, saya kompetitif. Dalam artian saya ngeri sendiri melihat anak-anak lain udah pada bisa bahasa Inggris dari bayi. Salut banget sama ibu-ibu yang udah konsisten pake bahasa Inggris dari anaknya lahir. Apalagi yang konsisten ibunya bahasa Inggris dan bapaknya bahasa Indonesia. Soalnya ribeeettt!

Dulu juga pas hamil saya niatnya gitu, tapi pas lahir haaa bubar semua. Duh ngurus anak aja udah ribet apalagi harus memikirkan berkomunikasi pake dua bahasa. Saya masih waras sampai sekarang aja udah bersyukur lol. 


Nah kalau menurut Mbak Vera, ini kelebihan anak yang bisa lebih dari satu bahasa:

- Kognitif: anak bilingual IQ-nya lebih tinggi. Lebih baik dalam tes atensi, penalaran analitikal, pembentukan konsep, kemampuan verbal, dan fleksibilitas berpikir.

- Sosiokultural: anak bilingual lebih handal dalam kesadaran metalinguistik (seperti mendeteksi kesalahan dalam grammar, memahami arti dan aturan dalam percakapan untuk berespon sopan/relevan/informatif). Memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.

- Personal: kemampuan bersaing dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik

Ya kan. Yang bagian personal mungkin spesifik kalau menguasai bahasa asing ya. Kalau bahasa daerah apa bisa disamakan juga?

Bukan merendahkan bahasa daerah tapi seberapa berpengaruh sih kemampuan berbahasa daerah dengan kemampuan bersaing untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik?

Kayanya nggak terlalu ngaruh ya. CMIIW. Tapi mungkin juga karena bahasa daerah itu kurang spesial kalau masih di negara aslinya. 

Tentang Language Mixing

"Ih tapi anak bilingual suka bingung bahasa tau, ngomongnya jadi campur-campur Inggris Indonesia digabung."

Sering juga dong denger kaya gitu? Jadi anak kecil bilang "ibu aku mau yang green!" atau "mommy i want eat nasi" itu namanya language mixing and it's a good thing! Karena itu berarti proses belajar berjalan lancar. Bukan malah berarti anak bingung bahasa.

Iya, menurut Mbak Vera, language mixing adalah salah satu tanda anak sudah menguasai kedua bahasa. Cuma aja dia masih bingung atau lupa kata itu dalam bahasa satunya apa, jadi dia sebut yang duluan keinget.

Here is also the fear that children raised bilingual will always mix their languages. In fact, they adapt to the situation they are in. When they interact in monolingual situations (e.g. with Grandma who doesn't speak their other language), they will respond monolingually; if they are with other bilinguals, then they may well code-switch. -- Francois Grosjean, PhD
Nah semakin dewasa, nanti juga semakin bisa memisahkan bahasa ini. Contohnya kita aja deh, kalau ada yang nanya "how are you?" pasti otomatis kita jawab pake bahasa Inggris. Atau ada yang nanya pakai bahasa Sunda gitu, kita otomatis jawab pake bahasa Sunda kan. Karena kita menguasai semua bahasa itu, jadi kita udah nggak kesulitan lagi switch ke bahasa lain, tergantung pada lawan bicara.

Bolehkah belajar bahasa asing lewat YouTube?

Atau ya lewat gadget/TV lah seperti film atau lainnya?

Buibu, jawaban dari pertanyaan itu akan membuat kita merasa gagal sebagai orangtua HAHAHAAHHAHAHA.

Menurut Mbak Vera, anak sebaiknya tidak dikasih gadget sampai usianya ... 30 bulan atau 2 tahun 6 bulan. Supaya anak tetap dekat dengan ibunya dan tidak kecanduan.

*ayo nangis dan pelukan sama-sama lol*

Intinya gadget bukannya tidak boleh, tapi sebisa mungkin ditunda dan dibatasi. Maksimal 2 jam sehari! Syukurlah, Bebe sehari kayanya nggak pernah sih lebih dari 3 jam. Aku nggak gagal-gagal amat lol.

Belajar bahasa dari gadget juga boleh tapi sebaiknya didampingi. Jadi tetap ada kedekatan anak dan orangtuanya. Lebih bagus lagi membaca buku bahasa Inggris dibanding nonton pakai gadget. YAIYALAAHHH.

Karena bahasa itu perilaku sosial. Dibutuhkan interaksi anak dengan manusia hidup lain di sekitarnya. 

"Ah anak saya bahasa Inggris nya oke kok padahal cuma nonton Disney Channel doang."

Iya iyaaa. Percaya kok hahahaha. Ya namanya juga pilihan kan buibu, mau ngajarin pake media apa. Nggak ada hang paling benar atau paling salah ok!


Tapi soal gadget ini ada omongan Mbak Vera yang nyangkut banget sama saya sampai kepikiran. Kurang lebih gini:

"Anak kecanduan gadget itu bukan inti masalah, tapi akibat dari suatu masalah. Orangtua pasti punya masalah, anaknya melarikan diri dengan gadget. Sama dengan selingkuh, ada masalah dulu yang mengakibatkan selingkuh, bukan selingkuh kemudian jadi masalah."

WOW. Bener juga. Masalahnya ada di orangtua yang males nemenin anak maka anak dikasih gadget dan kemudian dia kecanduan. Gitu kan? 

Apa cara paling efektif untuk mengajari anak bahasa asing?

Saya baca di mana gitu lupa, untuk bahasa kedua, anak bisa dipapar selama 30% sehari. Jadi dari seharian, 70% bahasa pertama yang sudah dia kuasai, 30% bahasa kedua.

Kalau menurut mbak Vera, ini tips mengajarkan bahasa asing pada balita:

- Bantu anak mendengar sebanyak banyaknya
- Belajar diksi lewat nyanyian. Jadi dikasihtahu, artinya apa.
- Kalau anak salah jangan dimarahi. Misal dia salah jawab, tapi udah bener bahasa kedua, itu bagus karena artinya dia mencoba.

Gimana kalau pengen banget belajar bahasa Inggris tapi orangtuanya nggak mampu mengajari? Ya itu tandanya butuh bantuan orang lain. EF ternyata punya lho program untuk balita. Saya baru tau banget karena dipikir untuk anak sekolah dan profesional aja.

EF punya program Small Stars untuk anak berusia 3 sampai 6 tahun. Programnya menggunakan metode EFEKTA System dengan tahapan Learn, Try, Apply, dan Certify.


Lengkapnya bisa dilihat di sini ya: Small Stars EF. Klik!

Tapi tetep lho, meski pendidikan bahasa Inggris di-outsource-kan pada EF, peran orangtua tetap yang utama. Karena menurut mbak Meta yang sudah jadi pengajar EF lama sekali, anak akan lebih berhasil belajar dengan dukungan penuh dari orangtua.

Kalau Bebe gimana?

Nah saya sendiri sengaja mengajarkan satu bahasa dulu (Bahasa Indonesia) ke Bebe sampai dia benar-benar lancar. Sekarang nyesel nggak nyesel sih.

Nyesel karena kaya dari nol lagi ngajarin Bebe ngomong bahasa Inggris. Nggak nyesel karena kalau sampai Bebe speech delay, saya juga pasti nyalahin diri sendiri kenapa bilingual segala. Iya meskipun nggak ada hubungannya, tapi kan paling gampang nyalahin diri sendiri huhu.

Awalnya dia marah lho, karena merasa saya bicara sesuatu yang nggak dia ngerti. Saya pakai metode dua bahasa, jadi saya sebut bahasa Indonesia kemudian bahasa Inggrisnya.

Jadi ngomong apapun, ngomongnya dua kali "Xylo, lapar? Xylo, are you hungry?" atau "Nggak boleh gitu ya! No you can't do that ok!"

Sama ya baca buku sih. Buku-buku bahasa Inggris yang dulu dibacakan pakai bahasa Indonesia mengarang bebas, sekarang dibacakan bahasa Inggrisnya. Nonton juga masih kok, tapi agak nggak yakin dia nangkep sih. Hahaha.

Minggu pertama dia marah-marah. Minggu kedua mulai memperhatikan. Minggu ketiga udah blabbering! Dia udah ngeh beberapa kata meskipun ngomongnya masih malu. Warna dan binatang sederhana juga udah mulai hafal huhu maaf ya muji anak sendiri terus. #shamelessmom

Kalau JG kuat banget ngomong Inggris doang meski Bebe hah hoh. Saya nggak tega jadi aja masih campur. Tapi mulai blabbering aja udah bahagia. Ya kaya bayi aja kan pertama kali belajar ngomong juga blabbering dulu.

Jadi misal kemarin, JG sama Bebe di ruang tamu terus JG bilang ke Bebe "kasih ibu dan bilang 'ibu this is for you'." Terus Bebe ke kamar dan dia mengucapkan kata-kata entah apa "dbhzjsjsbsjznsk" HAHAHAHAHAHA. Mungkin di otaknya bener "this is for you" lol.

*

Jadi ya begitulah. Semoga membantu ya. Ayo ajarkan anak bahasa kedua! Bahasa Korea juga boleh biar bisa bantu ngobrol sama oppa. 😂

See you!

-ast-

Source for the Francois Grosjean, PhD quotes: http://www.francoisgrosjean.ch/bilingualism_is_not_en.html
Kids images:Designed by Freepik

Viva Cosmetics Eye Base Gel Review

$
0
0
Review Viva Cosmetics Eye Base Gel


HOLAAAA!

Ada yang suka mainan eyeshadow kaya saya? Kalau suka, eye base gel ini layak coba banget. Apalagi harganya murah banget! Saya jadi pengen nyoba juga, soalnya selama ini cuma pake andalan NYX Jumbo Eye Pencil yang Milk itu.

Yuk simak review Wina untuk base eyeshadow Viva Cosmetics ini! Harganya nggak nyampe 15ribu loh!







💖 Made in Indonesia dari brand lokal ternama Viva Cosmetics.

💖 Sudah bersertifikasi halal.

💖 Kemasannya berupa tube dengan tutup ulir.

💖 Travel friendly, nggak akan makan tempat di makeup pouch.

💖 Mengandung vitamin E yang melembabkan dan ekstrak Chamomile yang menyejukkan area sekitar mata.

💖 Eye base gel berwarna putih dan cenderung mirip lotion.

💖 Mudah diratakan di kelopak mata.

💖 Warna eyeshadow lebih "keluar" setelah diolesi eye base gel ini.

💖 Kelopak mata nggak terasa lengket atau greasy setelah eye base gel meresap.

💖 Staying power not bad, kalau wajah terkena air saat wudhu, eyeshadow bisa pudar.

💖 Hemat pemakaian karena digunakannya sedikit banget buat kedua kelopak mata.

💖 Harganya sangat terjangkau!



💔 Masih mengandung paraben.

💔 Tidak waterproof.

💔 Nggak cocok buat dandan kilat karena butuh waktu tidak sampai semenit eye base gel meresap.



Rp13.800 untuk 15gr



Viva Cosmetics, toko kosmetik



Yes



🌟🌟🌟✰✰

3 out of 5

Sampai jumpa di #SelasaCantik berikutnya!
Follow Wina di social media dan main-main ke blognya ya!

BLOG | IG: @mrswynnz | Twitter: @mswynnz


Tentang Hidup Sempurna Artis Instagram (a.k.a si Neng A)

$
0
0
Btw ini posting nggak usah dibaca serius-serius banget ... seperti juga 90% postingan lain di blog ini bahahahahaha. Baca sambil bahagia ya!


IYAAAA, kaya saya semalem bahagia ketiduran jam 19.30 (bilang we setengah 8 malem) dan kebangun segar bugar di pukul 00.33, yesss setengah 1. Bahagia karena ketiduran itu nyenyak, meski di kantor ngantuk pasti ini hahaha.

Dan lagi bangun malem-malem itu malah kepikiran si neng A yang baru melahirkan. Duile jadi topik bener di mana-mana. Pada komen-komen, pada bikin blogpost, saya jadi #triggered banget pengen nulis juga nyahahahahaha.

Soalnya si neng hidupnya sempurna banget dan berusaha keras menunjukkan kesempurnaan itu.

Kubu terbelah jadi 4:

1. Cewek-cewek belum nikah atau belum punya anak yang ngetag pacar/suaminya di komentar "sayang, baca ini ya". Kemudian terinspirasi dan menjadikan si neng sebagai #lifegoals 😂

2. Ibu-ibu dengan balita (saya dan teman-teman) yang berkomentar "yaelah lebay amat sisss. nenenin kapan pun di mana pun mah biasa aja keleus"😌

3. Ibu-ibu dengan anak remaja yang ngetawain doang 😂😂😂 "tunggu sampai anak lo ABG" gitu masa, kan saya jadi ikut deg-degan 😂😂😂

4. Yang nggak ngerti dengan segala kehebohan ini "A siapa sihhh? Duh nggak follow!" yes, good for you 😂

Saya sendiri sih ngerasa doi lucu dan jadi bahan becanda banget sama temen-temen karena nulisnya dramatis banget. Jadi sekarang kalau si Bebe maksa gitu ingin sesuatu, pasti bilang ke JG:

"Udalah sayang, biarkan anak memilih jalannya sendiri"


Saking puitisnya nulis caption Instagram, si neng mah kucing aja DISETRAP di halaman belakang. Saya sebagai manusia yang lulus semua jenjang pendidikan belum pernah disetrap. Kalah sama kucing neng huhu. Sungguh, neng hidupnya positif banget dan tidak pernah stress tampaknya. Beda sama kita-kita.

*pats shoulder* *siapin galon mabelas biji* *SIRAM diri sendiri biar waras* lolol

Tapi itu loh, semua percaya kan manusia kan nggak ada yang sempurna? Neng itu berusaha keras tidak menunjukkan ketidaksempurnaannya. Seperti misalnya, sejauh ini kayanya (KAYANYA LOH CMIIW) belum pernah tuh curhat bangun berapa kali tiap malem untuk menyusui, eh sori, untuk direct breastfeeding (beda kan ya lol).

Karena mungkin begadang tidak baik untuk kesehatan. Manusia sempurna tidur 8 jam sehari mungkin, termasuk bayi-bayinya.


HHHHH. Nggak bisa temenan lah kita, nggak bisa lah neng masuk group chat geng saya. Nanti kalau kita mau chat ocip-ocip selebgram di jam 11 malem karena itu me time anak udah bobo, si neng nggak bisa ikutan. Ah kurang seru.

Dan ituloh soal anak kalem.

Logika si neng adalah: tenang dan rajin komunikasi saat hamil -> gentle birth -> ayah ibu tidak baby blues -> anak kalem.

Serius itu ada hubungannya? Soalnya baca di komen-komennya ada yang bilang "ah saya gentle birth water birth + lotus baby anak saya rewel" HAHAHAHAHA. Iyaaa, saya juga mikir emang nggak ada hubungannya anak kalem dengan ini ono segala rupa itu.

Karena apa? Karena anak dan orangtua itu BEDA-BEDA. Nggak bisa ketok palu, jika begini maka begini. Wow, nggak bisa banget. Kondisi ibu hamil dan anak lahir beda-beda.

Contoh sederhana dari pemahaman ibu-ibu: ASI bisa melindungi bayi dari alergi.

WOOYYY, si Bebe anak saya full ASI tapi pas MPASI makan ayam sama nasi merah aja alergi. Dibawa ke dokter katanya "tenang aja bu, pas MPASI ada yang makan wortel sama apel aja alergi". Bubarlah semua harapan anak ASI risiko alerginya rendah. Alergian banget si Bebe hih. Bukan cuma dairy, ikan segala rupa alergi dia. Padahal nenen banget sampai sekarang mau 3 tahun.


Jadi nggak, nggak bisa pukul rata semua bayi ASI nggak akan alergi. Karena alergi itu genetis, penyakit turunan. Mau ASI apa sufor, ya kalau ada turunan alergi ya alergi. CUMA karena ibu-ibu sungguh mudah men-judge orang bahkan yang tidak kenal dekat pun, maka kalau ada anak sufor alergi pasti dibilang "pake sufor sih makanya alergian". Padahal kalau anak ASI alergian komennya "wah kok bisaaa".

YA BISA. Karena apa? Karena nggak bisa pukul rata semua kondisi anak. Ngerti buibu se-nusantara?

Jadi kebetulan aja anak neng memang kalem. Saya sama JG aja kurang monolog apa pas hamil Bebe, diajak ngobrol terus sampai nyiptain lullaby sendiri saking semangatnya. Suami full support, hamil lancar, nggak muntah sekali pun, rajin senam hamil bahkan jalan pagi dan senam hamil SETIAP HARI di rumah 2 minggu sebelum melahirkan.

Pas lahir? Wow Bebe KALEM BANGET sampai berat badan saya minus dari berat badan sebelum hamil. Kalem banget sampai saya nggak tau siang malem, baby blues nangis terus. Jadi ya, ketawa ajalah kalau hal-hal kaya gitu dihubung-hubungkan. Bersyukur aja neng bayinya kalem. :)

Soal gentle birth juga

Si neng mengkampanyekan 'filosofi' gentle birth adalah yang terbaik bagi bayi dan orangtua.

Yaiya yang terbaik dan ideal karena perempuan mana yang nggak mau lahiran dengan lembut? Mau lah semua orang juga, makanya mereka mengusahakan yang terbaik. Belajar sana-sini, senam hamil aja di beberapa tempat biar ada insight dari bidan lain. Semua gerakan dan tips-tips dicatat biar bisa dilakukan sendiri di rumah.

Maunya mah saya pun jalan-jalan dulu ke mall pas bukaan satu kaya rangorang, tapi gimana, ketuban udah ijo dan rembes padahal baru 38 minggu, nggak boleh berdiri sama dokter. Tiduran deh sampai mati gaya. Padahal catetan nafas harus gimana pas gimana udah hafal banget di luar kepala. Bebe di perut diajak ngomong biar kompromi juga udah banget lah.

Tapi kalau kenyataannya nggak bisa ideal kan harus bilang apa? Harus kecewa?

Dan ya, nggak ada paham atau metode terbaik yang bisa cocok untuk semua orang. Iya perempuan sudah melahirkan bayi sejak zaman dahulu kala, tapi seberapa banyak yang ibu dan bayinya selamat?

Nggak bisa dibantah pertolongan medis menekan angka kematian ibu dan bayi. Apa water birth di rumah yang terbaik? Apa melahirkan vaginal di RS yang terbaik? Di RS dengan epidural atau tanpa epidural?

Buat saya, proses melahirkan terbaik adalah yang bisa mengantar ibu dan bayi dengan selamat. Mau water birth, mau sesar, mau vaginal, mau pake epidural. Mau lahiran jerit-jerit, mau lahiran sambil zikir, mau lahiran sambil WhatsApp-an. Yang penting ibu dan bayinya sehat lah plis. Nggak usah merasa yang begini lebih baik atau itu lebih baik.

*tuh kan jadi judes* *huh*

Btw kalian nonton film dokumenter Babies nggak sih? Udah pernah saya ceritain di sini: Tontonan untuk Anak. Bayi Amerika, namanya Hattie nggak diperlihatkan proses lahirannya, tau-tau di rumah sakit aja. Kenapa coba?

Babies, hattie yang kanan bawah sama kucing

Karena orangtua Hattie ingin lahiran di rumah, maka mereka lahiran di rumah, kemudian ternyata ada masalah sama nafasnya. Bawa ke rumah sakit deh, dirawat 3 hari dan langsung kena antibiotik. Ini orangtuanya yang ngomong di sebuah wawancara.

Jadi nggak apa-apa mau melahirkan di rumah. Nggak apa-apa banget minta bantuan tetangga masak air mabelas galon. Tapi sekali lagi, jangan seolah karena neng lancar maka semua orang pasti bisa melakukannya dengan lancar. Kan belum cencu. Melahirkan memang proses natural, tapi banyak faktor yang kita nggak tau, bisa dan mungkin terjadi.

Dan (kalau saya sih) cari yang paling aman aja. :)

Satu lagi pertanyaan, katanya bayi si neng cuma nangis 10 menit sehari.

Itu diitungnya gimana? Karena bayi baru lahir kan baru ngek sedikit aja langsung lep di-direct breastfeeding dong? Apa kalau nangis dibiarin terus dia berhenti nangis sendiri?

Nggak mungkin kan? kan? KAN?

Kalau ngitung bayi bobo di kamar, nangis, ibu lari ke kamar dan nyampe dalam 2 menit. Berarti si bayi nangis hanya 2 menit. Diulang kejadian yang sama 5 kali, ya bayi cuma nangis 10 menit dong? Apalagi kalau sekasur, baru nangis 10 detik juga udah langsung diangkat kan.

Bagaimana itu urusan menangis 10 menit sehari, ada yang bisa menjelaskan logikanya?

Kalau Bebe nangis terus nggak waktu bayi?

Nangis banget karena dia kolik, kolik karena dia alergi dari apa yang saya makan, padahal saya udah jaga makan banget. Untuk menenangkan kolik maka dia nenen, kalau nenen perutnya makin kembung, kalau perut kembung dia kolik lagi. Saya cuma tidur sejam nenenin sejam, tidur sejam nenenin sejam. Begitu aja sampai 4 bulan. Hahahaha. Traumatis abis.

Mungkin harusnya pas melahirkan saya water birth. Sungguh menyesal. *sigh*

Terus urusan pijat.

Pijat katanya biar ayah dan ibu nggak baby blues? Si neng ih tau nggak kalau 3/4 dari populasi papah papah di dunia ini pagi-pagi harus pergi kerja? Kapan atuh mijitnya? Neng mah enak, suaminya ada terus.

Dan bisa pijat bayi sendiri juga biasa aja keleusss. Saya juga sama JG lulus kursus pijat bayi apakah kalian tahu itu? Hahahaha. Sampai sekarang Bebe masih suka tengkurep terus minta dipijit pakai minyak telon. Dan itu biasa aja, temen-temen saya juga melakukan itu.

TAPI SATU HAL YANG MEMBUAT KAMI KECEWA.

Neng kenapa pake popok sekali pakai alias diapers sih?

Padahal kami (alias temen-temen saya) udah tertekan banget karena haqul yaqin 100% si neng akan pake clodi dong yang lebih ramah lingkungan. Malah sebagian dari kami yakin si baby akan self-potty trained di umur 5 bulan gitu kan ya secara sempurna banget. Duh kami kecewa ziz, pake clodi kan nggak nyampah dan sesuai dengan nilai-nilai yang neng selalu tanamkan. Ya ribet-ribet nyuci clodi nggak apa-apalah ...

SAID NO ONE EVER 😂😂😂

Endorsement memang sungguh memikat (?) (?) (?)

Soalnya foto sama susu (oke minuman untuk ibu) hamil pun nongol mulu. Padahal susu hamil kan hoax lol. Nggak deng bukan hoax, tapi udah jarang dokter nyaranin minum 'susu' hamil apalagi kalau hamil sehat dan makan bergizi. Di kotaknya aja tulisannya bukan susu tapi minuman untuk ibu hamil hahahaha.

*KENAPA JUDES BANGET SISSSS? Indikasi iri dengki mulai terasa ini. Oke oke! Roger that!*

*

Ya oke di luar semua itu, saya tetep maklum lah, maklum banget euforia baru punya bayi. :)

Neng sebenernya sama aja kaya ibu-ibu lain yang habis melahirkan terus nggak tau mau posting apa di Instagram jadi posting bayinya terus. Ya kaannn.

Cuma kameranya aja bagusan dan fotonya

...

aes thet ic.

UDAH AAHHH. HAHAHAHA.

Intinya hidup itu pasti penuh suka dan duka. Ada jutaan cerita dan pelajaran yang bisa kita ambil dari kesusahan orang lain. Dari bagaimana orang itu berjuang, dari bagaimana orang itu bertahan dari segala kesulitan, dari bagaimana cara orang keluar dari masalah-masalah yang dihadapi. Itu yang bisa jadi inspirasi. Bukan hidup 'sempurna' yang dibungkus foto bokeh berfilter indah. :)

Btw sungguh saya nggak bakat elegan. Beda banget tulisan saya sama tulisan caption si neng ya. Ah sudahlah kami beda kasta. Dia aliran almond mylk, saya aliran martabak samyang.

@martabakyuk ini enak huhu 160ribu aja gaes plis traktir aku

Ada yang mau beliin?

-ast-


#SassyThursday: 10 Types of Boys I Wouldn't Date

$
0
0

Maap maap ya pakenya kata "boys" karena ya gimana, "boys will be boys" itu benar adanya. Hahahaha.

Iya kali ini saya sama Nahla mau bahas hal-hal yang kami benci dari cowok. Atau cowok seperti ini loh yang kami nggak suka.

Tapi ini sudut pandangnya hari ini lho ya. Di usia saya yang segini. Entah deh, kalau beberapa tahun lalu mungkin list ini akan beda hahahaha.

Baca cowok yang nggak akan dipacarin Nahla di sini:

INI DIA!

1. Bau ketek 

Dan bau mulut. Dan cowok-cowok yang nggak sadar bau badannya PLIS. Sadar bau badan itu kewajiban gaes. Plis untuk selalu aware pada bau badan kalian sendiri karena itu menyebalkan banget. Ilfeel seketika. Apalagi saya anaknya gampang pusing gitu, paling nggak kuat sama bau badan orang.

Nggak perlu wangi parfum sampai kecium dari jarak bermeter-meter sih tapi tolonglah jangan bau badan. Dan kukunya jangan panjang serta item-item. Kecuali kerja di bengkel. Masih termaafkan lol

2. Lebih pendek

MAAF YA FISIK BANGET HAHAHAHAHHAHA. Masalahnya sayanya aja cuma 150 something gitu makanya nggak mau lah cowoknya lebih pendek. Nanti disangka anak SD pacaran gimana hahahaha. Makanya suka banget liat kaki JG soalnya bagus gitu panjang. Mukanya nggak usah diliat ya. LOLOL

3. The bodybuilder

Ngomongin badan, ini juga saya ilfeel hahaha. Maap ya buibu yang suaminya suka selfie topless di Instagram, saya mah turn off banget liatnya. Pamer otot terus, pake hashtag tertentu, terobsesi protein shake, terus badannya dioles minyak (?) Isi feed Instagram foto nggak pake baju semua. Kecuali kamu Justin Bieber, please don't do that. *biased* XD
4. Full of themselves

Cowok-cowok yang kalau kita lagi ngomong, omongan kita dipotong terus bilang "kalau aku sih ..." kita ngomong belum selesai terus dipotong lagi "eh aku juga pernah loh ..." WOY DENGERIN DULU WOY. Nggak semua tentang lo kali.

Saya punya temen kaya gini dan annoying banget. Yang lain lagi seru ngomongin apa, eh dia motong terus cerita dia lagi, cerita keluarganya lagi, cerita kerjaannya dia lagi. KAGA PENTING BOOYYY, NGGAK MAU TAU. T_________T

*unfriend* *di dunia nyata* lol

5. Judgemental

Judgemental itu susah sih pengertian detailnya. Karena kadang bias sama beropini. Tapi maksud saya tipe yang suka mengambil kesimpulan tanpa fakta jelas. Gini loh misalnya "dih bajunya seksi pasti bitchy"

WHAT.

Bitchy itu attitude, bukan cara pake baju. Ada kok cewek-cewek yang pake dress mini tapi elegan dan bukannya bitchy.

Atau "ih apa sih cewek kok main malem-malem, pasti tukang mabok".

NAON AISIAAA.

Ya gitu.

6. Nggak bisa terima perbedaan pendapat

JG paling jago agree to disagree hahaha . Saya masih suka nggak terima tapi kalau cowok nggak boleh HAHAHAHAHA. Ya intinya nggak suka cowok yang suka keukeuh kita harus ikut sama opini dia. Padahal kenapa gitu kalau saya punya opini lain?

7. Bohong

Pembohong itu banyak ya. Saya kenal beberapa orang yang suka bohong hanya karena dia nggak mau kalah. Jadi misal lagi makan siang di kantor, terus semua orang lagi ngomongin Masterchef. Eh dia nyeletuk "iya tuh gue juga pernah ikut masterchef!" krik krik emang iyaaa.

Mencurigakan karena dia selalu "iya tuh, gue pernah ..." saking nggak mau kalahnya! Sampai level "pernah ikut sea games taekwondo" hanya karena kami ngomongin taekwondo, "pernah nyetirin taksi dan supirnya suruh duduk di belakang" hanya karena kami ngomongin supir taksi. Things like that.


8. Yang suka share website abal-abal di Facebook

Nah bisa juga dia nggak bohong tapi nyebarin kebohongan! Sungguh sangat ilfeel! Kaya udah ganteng gitu tapi di Facebook sharenya website entah apa. Huhuhu. Kasian mungkin kelebihan dikasih ke muka semua, otak jadi kurang.

-____-

9. Yang telat

Dan tidak menepati janji. Duh nggak suka banget cowok telat! Sebel! Nggak perlu penjelasan tambahan!

10. Yang pendiam

HAHAHHAHAHAHAHAHHA Soalnya saya senang diskusi. Sebel kalau saya udah panjang lebar cerita sesuatu terus dia cuma "hmmm" atau "oh gitu". Tapi jeleknya, kadang saya nggak butuh pendapat dan cuma mau didengarkan, dan JG benci banget cuma mendengar tanpa boleh komentar lolol. Sorry not sorry.

*

Sebenernya nggak suka juga cowok drama tapi cowok drama ini biasanya baru ketauan kalau udah jadi pacar. Model yang "bunuh ajalah aku". WHAT THE IH! Ada temen saya yang mantannya begitu huhuhu Abusive parah.

ITULAH! BIKIN YUUKKK VERSI KALIAN! Tag aku yaaa! :)

-ast-

Bebe's Story 44 - 46

$
0
0
Bulan lalu nggak nulis Bebe's Story karena nulis Drama Threenager dan Toilet Training. Bulan ini udah lewat tanggal 6 lagi jadi ayolah nulis Bebe's Story lagi!


Bulan ini Bebe masih mood swing, masih nenen, toilet training suka-suka. Iya toilet training yang kemarin itu belum berhasil 100%.

Pertama sayanya memang males-malesan hahaha. Kedua Bebe sempet demam semingguan gitu jadi nggak tega kalau bolak-balik ngompol dan harus basah-basahan di kamar mandi.

Demamnya ternyata tumbuh gigi, gengs. EMPAT GERAHAM SEKALIGUS. Gimana demamnya nggak seminggu lebih coba.

Jadi sekarang dia kalau siang pake celana dalem, tidur dan pergi doang pake diapers. Ngompol makin jarang. Cuma sayanya nggak berani lepas diapers 100%. Apalagi kalau pergi kan, duh males mikirin ngompol di mobil atau di mall gitu.

So far pernah beberapa kali udah pake diapers dan tetep pipis di toilet mall. Pernah juga akhirnya dia kecewa karena pipis di diapers. Toiletnya jauh boy, di Kokas astaga jarak antar toiletnya kejauhan deh ah!

Ya udalah yang penting progress. :)

Nenen juga bikin Bebe stres. Soalnya dulu kan dia ngakunya "anak kecil" sekarang dia ngakunya "anak besar". Dia marah kalau saya panggil "baby" dia jawab "IBU! SALO ANAK BESAL!" Gawatnya, menurut ibu, yang nenen itu bayi bukan anak besar.

Kebetulan ada anak baru di daycare, baru 2,5 bulan. Bayi banget dong. Nah Bebe stres tiap sore karena dia ingin nenen tapi malu ada bayi. Jadi kalau saya dateng kan biasanya langsung ngajak nenen di kamar, ini nggak mau. Begitu bayi dijemput dan pulang, seketika lari ke kamar minta nenen lol.

Ya anggap juga ini progress. HAHAHAHAHAHA.

*

#44

Baca buku, ada gambar ulat.

Bebe: "Ibu itu apa?"

Ibu: "Ini ulat, ada kakinya banyak"

Bebe: "Untuk jalan bisa nggak?"

Ibu: "Bisa dong"

Bebe: "Untuk olahraga bisa nggak?"


#45

Belajar nama jari.

Ibu: "Ini jari apa?"

Bebe: "Jari pentul"

😂😂😂

Ibu: "Yang pentul itu jarum, ini namanya telunjuk"

Bebe: "Ini pentul"

Ibu: "Ini telunjuukkk"

Bebe: "Ini jari jarum pentul"

ASTAGAAAAA!


#46

Di jalan pulang, macet.

Bebe: "APPA JANGAN NGEREM! SALO LAGI NGUPIL!"

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

*

Ya begitulah!

Follow Bebe di Instagram @azxylo ya! See you next month!

-ast-

#SassyThursday: Menikah untuk Siapa?

$
0
0

Minggu ini banyak peristiwa ya, #SassyThursday mau pilih nulis apa? Selma-Haqy? Ah basi, kurang unik lol. Banyak lah orang yang ninggalin pacarnya dan nikah sama orang yang lebih baik lol. Meskipun nggak perlu dijelasin juga sih, she's trying too hard untuk menjelaskan dan jadinya lucu. 😂😂😂

Tapi nggak, bukan itu. Kali ini kami akan membahas pernikahan yang bikin kaget sejuta manusia. Udah bikin kaget, selalu romantis di Instagram, ehhh kemarin gugat cerai. Yes, A dan E.

Maap yah gue sih hampir nggak pernah sebut nama karena nggak enak aja hahahahaha. Untuk nama silakan loh ke blognya Nahla. Dia judulnya aja pake nama HAHAHAHAHAHA. Sia-sia gue rahasiain. lol


Iya jadi A ini laki-laki tapi feminin dan E ini perempuan tapi maskulin. Mereka menikah. Ada yang salah?

Sejak awal pernikahan mereka jadi sorotan banget karena entah kenapa orang begitu yakin nikahnya settingan doang. Karena mereka judge dari looks dong yah namanya juga manusia.

Gue sendiri nggak mikirin amat 😂 Maksudnya ya sempet oh wow dia nikah! Karena gue follow Instagram A dari lama, dari Instagramnya rahasia dan followersnya dikit. Di kesempatan tertentu, dia kadang pake baju cewek. Dia juga ikut #LoveWins rally. E juga sebaliknya kan, dia selalu berperilaku seperti layaknya laki-laki. Sampai katanya suntik hormon or something biar ada jakunnya?

Tapi ya gue nggak mikirin banget karena apa kita bisa judge mereka dengan itu? Kan nggak. Ketertarikan manusia pada manusia lainnya, nggak bisa dinilai dari pakaian atau cara dia bersikap. Lebih jauh, seksualitas itu sangat kompleks, nggak bisa dinilai dengan "jika dia berjenis kelamin laki-laki dan dia tidak suka perempuan, maka dia suka laki-laki" NO, tidak sesimpel itu!

Wah ini bisa jadi panjang, tapi intinya nggak sesederhana itu. Nggak sesederhana kalau laki-laki maskulin nggak suka perempuan, artinya dia sukanya sama laki-laki feminin. Nggak, nggak selalu begitu ya. Tapi mari bahas di lain waktu, sekarang saya mau bahas sisi pernikahannya. Menikah untuk siapa?

Karena kalau menilai dari tingkat rese masyarakat Indonesia, urusan nikah ini jadi urusan bersama banget. Ya masa ada artis umur masih belasan, punya pacar umur belum 20 juga, ditanya infotainment "apa ada rencana menikah?" Astaga, kok heboh?

Belum lagi tetangga "bu, kok si Teteh belum nikah juga?" Tetangga satu RT satu RW nanya semua. Ibunya yang sebelumnya santai jadi mulai kepikiran "iya ya kok anak gue nggak nikah?"


Terus di acara keluarga, di nikahan orang, pertanyaan bagi orang-orang yang udah lulus kuliah adalah "kapan nyusul? kapan nikah?"

WOY!

Bagi orang-orang yang tidak teguh pendirian, lingkungan seperti ini akan jadi urgensi sendiri untuk cepat-cepat menikah. "Wah iya ya, kenapa ya gue nggak nikah?"

Padahal nikah itu apa dan bagaimana aja nggak tau. Ini nih yang harus disodori pertanyaan besar, menikah untuk siapa? Untuk diri sendiri atau untuk memuaskan ego orang-orang di sekitar yang selalu seakan memaksa untuk buru-buru menikah?

T________T

Contoh paling sederhana, adik temen JG ngotot ingin resepsi nikah di gedung dan bikin pesta. Padahal orangtuanya bukan yang berkecukupan. Kalau saya jadi kakaknya saya udah larang dia nikah. Karena dia hanya ingin pestanya, dia nggak mengerti apa esensi menikah.

"Kan sekali seumur hidup, boleh dong pengen gede-gedean." Bolehhh, apa juga boleh. Asal nggak memaksakan aja. Memaksa resepsi besar di luar kemampuan itu hanya menunjukkan dia belum cukup dewasa untuk menikah.

Nah itu contoh betapa lingkungan punya pengaruh yang besar atas keputusan seseorang menikah. Karena ditanya "kapan nikah?" itu annoying! Bikin pengen nanya balik "kapan mati?" karena kan emang nggak tau. Apalagi nggak punya pacar dan memang merasa belum siap untuk menikah

Tanya kek "kapan punya rumah?" atau "kapan kuliah S3?" apalah. Kenapa harus nanya "kapan nikah?" seberapa besar efek jawaban itu sama orang yang nanya? Apa mau sumbang uang buat resepsi? Apa mau bayarin biaya melahirkan kalau punya anak? Apa mau bayarin biaya genteng bocor di rumah? Apa mau bayarin psikolog kalau ternyata nikah malah bikin stres? Kalau nggak kenapa harus nanya kapan nikah coba.

(Baca: Ide Basa-basi yang Nggak Akan Bikin Tersinggung. Nggak ada "kapan nikah?"!)

Intinya, gue sih ngeliatnya A dan E mendobrak itu. Ini imajinasi gue aja tapi mungkin mereka capek ditanya-tanya terus. Semacam: woy lo semua mau gue nikah? Nih gue nikah. Puas lo semua?

Gitu.

Terus kenapa cerai?

Untuk menunjukkan bahwa memaksa orang menikah padahal orangnya tidak mau itu TIDAK BAIK! Gitu loh. Apalagi alasan cerainya nggak terlalu jelas kan.

Di imajinasi paling ngaco gue, ini kaya art performance gitu loh. Di mana karya lo menggebrak nilai moral di masyarakat, mengaduk-aduk perasaan orang dengan nunjukkin berbagai kemesraan, dan akhirnya sad ending gitu untuk nunjukkin bahwa standar moral lo semua nggak berarti apa-apa buat hidup gue. Hidup gue ya hidup gue. Pertunjukkan selesai.

Wow. Antara impresif dan sedih. Impresif karena kalau sekarang mereka ditanya lagi sama orang ngeyel "kapan nikah?" kan bisa jawab "udah pernah!"

YASSSS!

Sedih karena kenapa orang bisa sebegitu ikut campur sama keputusan hidup orang lain. Biar aja sih mereka mau nikah, mau nggak nikah. Mau cerai, mau nggak cerai. Yang penting bahagia dan nggak kriminal. Dan nggak narkoba.

Well itu dia. Jadi menikah untuk siapa?

Yuk yang belum nikah pikirin lagi. Apakah kalian menikah untuk performance belaka? Untuk memuaskan ego? Untuk bikin senang orang lain?

Itu aja. Nggak tau lagi mau nulis apa.

See you next week!

-ast-

Cerita dari Konser Dongeng Naura 2

$
0
0
*Tulisan ini udah mengendap di draft lama banget entah kenapa lupa publish!*

Suatu hari sebulan yang lalu (IYA TELAT CERITA IYAAAA), JG mengirim ke saya poster konser. Namanya pre konser dongeng Naura 2. JG bertanya, mau nonton ini nggak? Saya jawab tanpa pikir panjang, yuk!


Padahal nggak tau Naura itu siapa HAHAHAHAHAHA. Mikirnya oh penyanyi cilik konser, ya udalah ya nonton aja. Sekalian biar Bebe tau suasana konser. Nonton bioskop kan udah tuh.

Konsernya sendiri digelar di Ciputra Artpreneur, Lantai P11 Lotte Shopping Avenue, sebelah kantor JG banget jadi saya yang jemput Bebe dan ketemuan di sana. Di daycare, mbak daycare nanya mau ke mana bu? Saya jawab sambil ngeliatin poster yang dikirim JG. Mbak daycare "WAHHH NAURA! Itu anaknya Nola B3, bu!"

Whoa whoa anaknya Nola B3! Oke kalau AB3 ngerti lah ya lol, siapa coba yang nggak terbuai payung transparan di pantai HAHAHAHA. Mulai agak-agak excited tuh dari situ karena wah minimal emaknya suara bagus masa anaknya nggak.

Sampai Lotte, kami harus naik lift yang ngantri banget karena lift cuma 2. Kami bareng beberapa wartawan TV plus liat Mona Ratuliu juga. Udah mulai ngeh wah ini artis ciliknya tampak ngetop sekali karena wartawan bener-bener banyak.

Tapi tetep, nggak browsing atau apa, we really have no idea mau nonton konser macam apa. Nah pas di lift ngobrol sama mbak-mbak (harap maklum kami random lol). Kata mbaknya "tahun lalu nggak nonton ya? BAGUS BANGET LOHHH! Bener deh aku jadi ekspektasi tinggi sama yang ini."

Kami yang "Oh iyaaaa. Hmmm," karena nggak tau mau jawab apa hahahaha.

Nyampe di lantai 11 WAH GILA KONSER BENERAN HAHAHAHA. Ya maksudnya bukan sekadar konser tapi lengkap dengan booth-booth merchandise, photobooth, dengan anak-anak kecil berbando pink mahkota yang ternyata official merchandise-nya Naura. So cool!

Konser mulai.

Saya sama JG mau nangis.

Karena bagus banget.

T_________T


Lagu pertama Nola muncul di panggung sama anak kecil yang lebih kecil dari Naura. Kami yang blank dan baru ngeh setelah satu lagu mereka bridging dengan ngobrol. OH ITU ADIKNYA! KENAPA LUCU BANGET GEMES!

Detik itu juga langsung search Instagram dan iya emang adiknya dong. Follow Naura, follow Neona, follow Nola HAHAHAHAHA. Neona ini 7 tahun kalau ga salah tapi lucu banget! Dia terobsesi pengen konser sendiri gitu dan celetukannya di panggung itu natural. Kata emaknya itu di luar skrip loh. Gemes banget asli.


Konsernya bagus banget! Mewah tapi ga intimidating. Sederhana meski bajunya Mel Ahyar hahaha. Bajunya mewah tapi nggak intimidating atau terkesan dewasa karena mereka pake sneakers. Anak-anak memang SEHARUSNYA pake sneakers aja meskipun manggung. Soalnya saya suka liat anak-anak manggung di mall gitu pada pake heels huhu. Antara kasian sama pengen toyor emaknya.

T______T

Ada sih di lagu terakhir yang bajunya retro sok dewasa gitu tapi termaafkan lah. Cuma buat closing doang kok.

Suara Naura juga bagusnyaaaaa. Neona juga suaranya bagus. Naura bisa nyanyi sambil main ukulele juga. Bahasa Inggrisnya lancar. Aku sungguh kompetitif dengan anak-anak zaman sekarang. Huft. Karena ini gladi resik konser Naura tahan suara, tiap ada nada tinggi dia berhenti nyanyi, simpan suara buat konser besok dan besoknya katanya. Lagu-lagunya juga lagu anak-anak dengan pesan anak-anak.

Terbikin iri adalah ketika mereka muncul satu keluarga di panggung. Ada ayahnya dan anak tengahnya juga yang cowok. Detik itu juga langsung follow IG ayahnya dan Belvan hahahaha.


Saya enjoy banget nonton ini tapi Bebe bobo lol. Saya terkagum-kagum lihat panggungnya yang sungguh sederhana. Enak banget ya bikin konser zaman sekarang, tinggal bikin panggung 3 dimensi, terus background pake proyektor doang jadinya cantik banget. Kebayang zaman dulu harus bikin properti sendiri duile ribet.

Intinya sampai sekarang belum move on dari konser Naura hahaha masih suka sama satu dancer cowok yang ternyata orang Bandung dan udah di-follow Instagramnya lol. Sebel ya anak kecil zaman sekarang kenapa talented banget! Yang penasaran bisa liat di Instagramnya Naura @aku_naura.

Saya juga vlog sedikit nih buat yang penasaran sama suasana konsernya. Edit apa adanya dari hp nihhhh hahaha.


*

Oiya ini saya nulis ini tulus dari hati loh pengen kasih ide tontonan buat anak-anak. Nggak dibayar hahahaha. Tahun depan kalau ada nonton deh!

Btw semua foto dari Instagramnya @aku_naura ya! LUV!

#SassyThursday: 100 Juta Sehari

$
0
0

Mengkhayal emang paling seru ya. Kali ini gue dan Nahla akan mengkhayal kalau saja kami disuruh menghabiskan 100juta dalam sehari.

BANYAK BANGET?

Nggak juga sih. Tergantung. Kalau mau dibeliin satu Birkin bag juga KURANG. Hahaha. Mau beli tas branded lain juga cuma dapet berapa biji paling. Tapi ya gue ngusahain akan melakukan sesuatu yang menyenangkan hati, tidak mahal sampai bikin keselek, dan berguna bagi kelangsungan hidup. lol

*ngayal aja ribet sis*

Syaratnya gampang;

1. Nggak boleh dikasih ke orang (nggak berkah udah pasti lah soalnya nggak bersedekah -______- sori ngayal doang sis ini ngayal)
2. Harus habis dalam 24 jam (cukup jelas ya)
3. Jam 00.00 harus kembali ke tempat tidur di rumah (yoih jadi nggak bisa kalau mau dipake ke Bahamas)

Nahla mau apa aja? Liat di sini!

Ahem. Pertama gue akan beli ...

KASUR ORTHOPEDIC 
Harga: Rp 8.650.000,-
Sisa budget: 100.000.000 - 8.650.000 = 91.350.000

HJAHAHAHAHAHHA Prioritas bener ini. Usia memang tidak berbohong ya gaes.


Jadi kemarin saya dan JG baru buang kasur. Kasur kami spring bed biasa, beli king size nggak nyampe 3juta 3 tahun yang lalu. Kemudian JG sakit punggung sampai ke dokter dan rontgen segala macem. Tulang punggungnya bengkok dan diduga karena kasur yang nggak rata! Ya gimana mau rata kalau sama Bebe diloncat-loncatin terus huhu. Akhirnya kami buang itu kasur dan kami disarankan beli kasur untuk yoga. Akhirnya custom deh, beli busa rebounded (yang buat alas yoga) tebalnya 6 cm tapi dibungkus pakai bahan spring bed.

Ditaro di bawah aja gitu, cuma dialas karpet karet dan dibungkus sprei biasa. Dan memang iya nyaman banget! Punggung JG sembuh, punggung saya nggak gampang pegel. Anggap aja tidur di lantai kaya orang Jepang yes? YESSSS.

Nah tapi sebenernya kalau punya rumah sendiri sih pengen kasur orthopedic aja sekalian. Tapi nanti kalau Bebe udah besar dan nggak main lompat-lompat lagi. -_________-

Bantal Tempur
Harga: Rp 1.850.000,-
Sisa budget: 91.350.000 - 1.850.000 = 89.500.000


Ini mah udah di ujung tanduk pengen beli banget cuma entah kenapa belum tega lol. Bantal harga segini, mending beli yang lain ya nggak? Tapi kata orang-orang bikin tidur enak banget level nggak mau ganti bantal lain hahahaha. Oke beli lah, cetek! Cuma sepersekian dari 100juta nyahahahahha

Fujifilm XT10
Harga: Rp 11.600.000,-
Sisa budget: 89.500.000 - 11.600.000 = 77.900.000


Selama ini gue pake Sony Nex yang dibeliin ayah dari sebelum nikah tahun 2012 hahahahah Nex 5R. Zaman-zaman mirrorless pilihannya cuma Sony Nex ini atau Nikon J1 lol. Tapi kalau sekarang suruh beli kamera gue pengen jadi geng Fuji biar bisa pake hashtag #terfujilah lolol.

Fujinon Lensa XF 56mm
Harga: Rp 12.349.050,-
Sisa budget: 77.900.000 - 12.349.050 = 65.550.950



MACAM APA LENSA LEBIH MAHAL DARI KAMERA HAAAHHHH. Huh. Dunia memang tidak adil. Ya udah beli lah! Demi feed Instagram yang lebih kece bukan begituuu?

MacBook Pro 13.3"
Harga: Rp 21.699.000,-
Sisa budget: 65.550.950 - 21,699,000 = 43.851.950

Ini gue pengen punya banget tapi nggak butuh HUHUHU. Jadi kalau ada yang mau ngasih duit baru mau beli hahaha. Abis kapan juga gue pake laptop? Semua bisa dilakukan dari HP kan. Selama ini juga laptop di rumah jarang banget disentuh. Karena kapaannn gue harus menyentuhnyaaaa? Jadi ya, beli ajalah namanya juga buang-buang uang lol.

Karena daripada Macbook, gue lebih pengen ini HAHAHAHAHAHA

iPhone 7 128 GB Rose Gold
Harga: Rp 12.050.000,-
Sisa budget: 43.851.950 - 12.050.000 = 31.801.950


Karena iPhone adalah kuntji! Ya gimana gue hampir ngerjain apapun di hp. Dari foto, edit foto, nulis blog, bikin video (kalau males pasang kamera), ngedit video, sampai bikin thumbnail YouTube aja gue di hp. Jarang banget melakukan kegiatan untuk blog atau YouTube di laptop karena kalau nunggu buka laptop mah nggak bakal gue kerjain udahlah. iPhone penyelamat hidupku! Ini iPhone 6 masih oke banget sih udah mau 2 tahun umurnya, tapi kalau dikasih duit ya beli iPhone 7 laaahhh. lol.

Kembali ke umur. Akan sangat indah kalau nulis blogpost di iPhone 7 sambil duduk di sini:

OSIM UDivine Massage Chair
Harga: Rp 20.000.000,-
Sisa budget: 31.801.950 - 20.000.000 = 11.801.950

IYA SECOND AJA SISSS. Soalnya barunya masih di 55juta something omg. Punya kursi pijat adalah cita-cita. Suatu hari gue akan beli ini. Second juga ga apa-apa. LOLOL.

SK-II (IYALAH APALAGI!)
Harga: Rp 2.679.000 + 2.349.000 = 5.028.000
Sisa budget: 11.801.950 - 5.028.000 = 6.773.950

NO EXPLANATION NEEDED.

Duh gila mati gaya harus beli apalagi eerrgghhhh.

Ini aja deh. Huhu. Mengkhayal kok ribet ah elah.

Apple Watch
Harga: Rp 4.499.000
Sisa budget: 6.773.950 - 4.499.000 = 2.274.950


Ini kok lucu beneran gue jadi pengen beli beneran ahahahahahhahahaha.

Sisa 2juta. Beli apa lagi ya?

Voucher MAP: 1juta dan Go-Pay deh 1.274.950 AHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHA

HABIS!


Duh beneran deh Go-Pay itu penyelamat hidup banget! Isinya gampang dan nominalnya terserah kita. Nggak kaya GrabPay yang harus transfer ke Bank Permata. Belum apa-apa udah kepotong 6500 karena beda bank. Aku cinta Go-Pay! LOL

*

Bebe nggak dibeliin apa-apa? NGGAK. Kebahagiaan Bebe adalah kalau ibunya bahagia nemenin dia main. Bahkan jika mainannya sesederhana centong nasi. Jadi ya udah ngapain lah beliin Bebe mainan mahal-mahal, nggak punya uang aja dia gue beliin mainan mulu huuu. Lagi kan di syarat nggak boleh beliin orang lain lolol.

Tapi yah, mengkhayal gini bikin satu hal terbukakan. Bahwa sebenernya kita PASTI mampu kok beli barang-barang itu. Cuma nggak mau aja kan. Coba sekarang, tiap hari udah irit makan siang. Weekend bubar semua. Minimal 500k keluar kalau ngemall Sabtu-Minggu. Kan mending nggak keluar rumah ya terus bobo.

Coba kalau 500k itu ditabung jadi tas Kate Spade dalam waktu tidak lama kan? Cuma ya emang nggak mau aja hahahaha. Soalnya sayang amat tas lucu 2juta terus naik ojek huuu. Gue juga sering sih liat mbak-mbak yang naik ojek dan tasnya ditutup dustbag/kantong kain lain. Pasti karena tasnya mahal, tapi duh ribet banget mbaknyaaa, ribet dan gue itu nggak temenan udalah.

Dan satu lagi, mengkhayal gini kok SUSAH YHA?! Ini #SassyThursday paling mikir sumpah!

Gue consciously memilih barang yang sekiranya 'mampu' gue beli. Aneh banget deh. Gue mikirin banget bahwa kamera 20jutaan itu kemahalan meskipun dikasih uangnya. Kenapa gue sadar uang banget sih? Sadar kemampuan diri padahal ini khayalan. Huh. Gagal.

Mungkin karena nominalnya nanggung. Mau dibeliin mobil kurang, mau beli tas branded langsung abis, mau dipake makan mahal juga gue anaknya nggak terlalu menghargai makanan hahaha. Makan asal enak aja cukup, nggak perlu yang 2juta/orang gitu. Jadi gue memilih makan enak tiap minggu tapi 500k dibanding makan enak sebulan sekali 2juta lol. Mental.

Lagian tadinya gue iseng gitu, browsing top expensive restaurant in Singapore. Tau nggak berapa harganya? DUA JUTA DOLLAR. USD 2 MILLION. Kalau dirupiahin ya Rp 26.726.000.000,00 HAHAHAHAHAHAHAHA DUA PULUH ENAM MILIAR. Selain makan, udah termasuk 45 menit naik helikopter liat Singapur malem-malem, 10ribu tangkai bunga mawar, dan hadiah cincin berlian. LOL All in bener sis?

Ya udah intinya gitu deh. Yuk, siapa sini mau kasih gue fuit untuk dihabiskan sehari! Atau malah mau kasih salah satu barang di atas? :)))))

Kalau kamu, mau dibelikan apa kalau dikasih 100juta dan harus habis dalam 24 jam?

-ast-
Viewing all 727 articles
Browse latest View live